RUP (Rational Unified Process)
RUP (Rational Unified Process)
RUP
(Rational Unified Process)
A. PENGERTIAN
RUP (Rational Unified Process) merupakan suatu Software engineering
process hasil kerja awal dari Three Amigos Ivar Jacobson, Grady Booch, dan
James Rumbaugh- yang bertujuan untuk memastikan kualitas yang terbaik pada
suatu produksi software dengan memperkirakan jadwal dan biaya yang harus
dikeluarkan. RUP merupakan process product dari Rational Software dengan
konsep utamanya adalah tentang model, workflow dan workers, serta tentang
phase dan iterasi.
Rational Unified Process (RUP) merupakan suatu metode rekayasa
perangkat lunak yang dikembangkan dengan mengumpulkan berbagai best
practises yang terdapat dalam industri pengembangan perangkat lunak. Ciri utama
metode ini adalah menggunakan use-case driven dan pendekatan iteratif untuk
siklus pengembangan perankat lunak. Use-case driven mendorong terjadinya
pengerjaan pembangunan perangkat lunak, mulai dari pengumpulan awal dan
penentuan kebutuhan sampai proses pembuatan program, hal ini dilakukan karena
use case sangat sesuai untuk menangkap kebutuhan serta mendorong analisa,
desain, dan implementasi. Pendekatan iteratif memungkinkan perekayasa
perangkat lunak mengembangkan versi perangkat lunak yang lebih lengkap
sedikit demi sedikit. Kebutuhan produk dan bisnis kadang-kadang berubah seiring
dengan laju perkembanganya sehingga membutuhkan sebuah model proses yang
sudah dirancang secara eksplisit untuk mengakomodasi perkembangan produk
sepanjang waktu.
RUP juga meliputi pembahasan dari implementasi UML (Unified
Modelling Language) secara luas dan memfokuskan dirinya pada software yang
memiliki metodologi berorientasi objek. Sehingga dapat kita bedakan dengan
UML bahwa RUP merupakan sebuah proses yang dilakukan dalam rekayasa
perangkat lunak sedangkan UML adalah bahasa standar yang digunakan untuk
memvisualisasikan, mendeskripsikan, membangun, dan mendokumentasikan
1
perangkat yang akan digunakan dalam membangun sebuah perangkat lunak. RUP
dibutuhkan sebagai pedoman untuk menggunakan UML secara efektif. Sedangkan
UML berfungsi sebagai standardisasi notasi yang berorientasi objek untuk
mengkomunikasikan kebutuhan/requirement, architectures, dan desain secara jelas
dengan user. Oleh karena itu, hubungan antara RUP dan UML sangatlah dekat.
B. ARSITEKTUR RUP (RATIONAL UNIFIED PROCESS)
RUP menggunakan konsep object oriented, dengan aktifitas yang berfokus
pada pengembangan model dengan menggunakan Unified Model Language
(UML). Melalui gambar dibawah dapat dilihat bahwa RUP memiliki, yaitu:
Dimensi kedua digambarkan secara vertikal. Dimensi ini mewakili aspekaspek statis dari proses pengembangan perangkat lunak yang dikelompokkan
ke dalam beberapa disiplin. Proses pengembangan perangkat lunak yang
dijelaskan kedalam beberapa disiplin terdiri dari empat elemen penting, yakni
who is doing, what, how dan when. Dimensi ini terdiri atas Business
Modeling, Requirement, Analysis and Design, Implementation, Test,
Deployment, Configuration dan Change Manegement, Project Management,
Environtment.
pemeliharaan
dapat
dioptimalkan
atau
lebih
rendah
dengan
Manage Requirements
Rational Unified Process mendeskripsikan bagaimana mendapatkan,
mengorganisasikan, dan mendokumentasikan fungsionalitas dan batasan
yang dibutuhkan. Sehingga akan memudahkan dalam memahami dan
mengkomunikasikan kebutuhan bisnis.
process
workflows
terdapat
Bussiness
modeling
yang
workflows
bertujuan
untuk
menunjukkan
diberikan pada tahapan ini adalah design model sebagai blueprint dari
source code yang akan dibuat dan juga analysis model (optional).
d) Implementation workflow bertujuan untuk mengimplementasikan
classes dan objects dalam hubungannya dengan component, mengetest
component yang dihasilkan sebagai unit, dan untuk mengintegrasikan
hasil yang dibuat oleh masing-masing implementer/teams ke dalam
executable system. RUP menjelaskan bagaimana kita me-reuse exiting
complements atau me-implement new component sehingga membuat
sistem mudah dibangun dan meningkatkan kemungkinan untuk mereusenya.
e) Test workflow bertujuan untuk memeriksa interaksi antar objek,
penggabungan component dari software dengan tepat, dan memeriksa
apakah semua kebutuhan sudah dipenuhi dengan tepat. Selain itu, test
bertujuan untuk mengidentifikasikan dan meyakinkan bahwa kerusakan
yang ada telah diatasi sebelum men-deploy software. RUP menawarkan
pendekatan iterative yang memungkinkan kita mengetest keseluruhan
project dengan menemukan kerusakan sejak dini sehingga mengurangi
cost untuk memperbaikinya. Test menghasilkan tiga macam ukuran
qualitas yaitu reliability, functionality, application dan system
performance.
f) Deployment workflow dilakukan untuk menghasilkan product release
dengan sukses dan aktifitas mengantar software kepada end user seperti
membuat external releases dari software ,packing software, distributing
software, installing software, serta membantu user memahami sistem.
Aktifitas ini dilakukan pada fase transition. Dalam RUP, deployment
workflow berisi paling sedikit detailnya daripada workflow yang lain.
g) Project
management
software-intensive
menyediakan
projects,
panduan
framework
untuk
mengatur
untuk
planning,
staffing,
bertujuan
beserta
menyediakan
software
software
development
development
environment,
yang
b) Elaboration
c) Construction
d) Transistion
perancangan
10