Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI DAN PENURUNAN TIANG PANCANG

PADA PROYEK PENGEMBANGAN GEDUNG PENDIDIKAN DAN


PRASARANA SERTA SARANA PENDUKUNG
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Indra Pardamean Parinduri 1, Ir.Rudi Iskandar,MT 2
1

Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara,Jl. Perpustakaan. 5 Kampus USU Medan
van_ndra@yahoo.com
2
Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan. 5 Kampus USU
Medan
Sipil_S2_USU@yahoo.com
ABSTRAK
Pondasi tiang merupakan salah satu jenis dari pondasi dalam yang umum digunakan, yang berfungsi
untuk menyalurkan beban struktur kelapisan tanah keras yang mempunyai kapasitas daya dukung tinggi
yang letaknya cukup dalam didalam tanah. Untuk menghitung kapasitas tiang, terdapat banyak rumus
yang digunakan. Hasil masing masing rumus tersebut menghasilkan nilai kapasitas yang berbeda
beda. Tujuan dari Tugas Akhir ini untuk menghitung dan menganalisis daya dukung tiang pancang pada
proyek pembangunan gedung pendidikan dan prasarana serta sarana pendukung politeknik negeri medan.
Dimana menghitung daya dukung tiang berdasarkan data lapangan yaitu data sondir, data SPT, dan data
manometer. Menghitung gaya lateral ijin. Menghitung daya dukung kelompok tiang berdasarkan nilai
effisiensi, Serta menghitung penurunan tiang. Hasil perhitungan daya dukung pondasi terdapat perbedaan
nilai, baik dilihat dari penggunaan metode perhitungan Mayerhof Qu= 408,64 ton, metode Aoki De
Alencer Qu = 201,56 ton untuk data sondir, metode Mayerhof Qu = 201,09 ton untuk data SPT dan
manometer Qu = 209,50 ton, pada alat hydraulic jack. Dari hasil perhitungan daya dukung tiang pancang,
lebih aman memakai perhitungan dari hasil data manometer pada alat hydraulic jack karena lebih aktual.
Kata kunci : pondasi tiang, daya dukung tiang
ABSTRACT
Pile foundation is one of a kind commonly used in the foundation, the function for distribute the structure
hard ground have bearing capacity of high lying deep enough in the soil. For calculate the capacity of the
pile, there are many used formulas. Results of each of these formula generating capacity value different.
The purpose of this final duty for calculate and analyzing the bearing capacity of piles in education
building projects and infrastructure and supporting facilities state polytechnic of medan. In where
calculate pile bearing capacity based on field data sondir , data SPT, and data manometer. Calculate
permit lateral force, calculate the bearing capacity of pile groups based on the value efficiency and
calculate settlement the pile. The result calculation foundation bearing capacity there are differences in
value, good views from used calculation method Mayerhof Qu = 408.64 ton, Aoki De Alencer method Qu
= 201.56 ton for data sondir, Mayerhof method Qu = 201.09 ton for data SPT and manometer Qu = 209.50
ton, the tool hydraulic jack. From the result calculation bearing capacity piling , more safed used
calculation from the result data manometer for the tool hydraulic jack because more actual.
Keywords: pile foundations, pile bearing capacity
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembangunan suatu konstruksi, pertama tama sekali yang dilaksanakan dan dikerjakan dilapangan
adalah pekerjaan pondasi ( struktur bawah ) baru kemudian melaksanakan pekerjaan struktur atas.
Pembangunan suatu pondasi sangat besar fungsinya pada suatu konstruksi. Secara umum pondasi
didefinasikan sebagai bangunan bawah tanah yang meneruskan beban yang berasal dari berat bangunan
itu sendiri dan beban luar yang bekerja pada bangunan ke tanah yang disekitarnya.
Bentuk dan struktur tanah merupakan suatu peranan yang penting dalam suatu pekerjaan konstruksi
yang harus dicermati karena kondisi ketidaktentuan dari tanah berbeda-beda. Sebelum melaksanakan
suatu pembangunan konstruksi yang pertama-tama dilaksanakan dan dikerjakan dilapangan adalah
pekerjaan pondasi (struktur bawah). Pondasi merupakan suatu pekerjaan yang sangat penting dalam suatu
pekerjaan teknik sipil, karena pondasi inilah yang memikul dan menahan suatu beban yang bekerja
1

diatasnya yaitu beban konstruksi atas. Pondasi ini akan menyalurkan tegangan-tegangan yang terjadi pada
beban struktur atas kedalam lapisan tanah yang keras yang dapat memikul beban konstruksi tersebut.
Pondasi sebagai struktur bawah secara umum dapat dibagi dalam 2 (dua) jenis, yaitu pondasi dalam
dan pondasi dangkal. Pemilihan jenis pondasi tergantung kepada jenis struktur atas apakah termasuk
konstruksi beban ringan atau beban berat dan juga tergantung pada jenis tanahnya. Untuk konstruksi
beban ringan dan kondisi tanah cukup baik, biasanya dipakai pondasi dangkal, tetapi untuk konstruksi
beban berat biasanya jenis pondasi dalam adalah pilihan yang tepat.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah :
a. Menghitung daya dukung pondasi tiang pancang dari hasil Sondir, SPT (Standart
Penetration Test) dan berdasarkan dari Bacaan Jack Manometer.
b. Membandingkan hasil daya dukung tiang pancang dengan metode penyelidikan dari data
Sondir, SPT (Standart Penetration Test) dan Bacaan Jack Manometer.
c. Menhitung analisa gaya yang bekerja pada kelompok tiang.
d. Menghitung daya dukung horizontal.
e. Menghitung kapasitas kelompok ijin tiang berdasarkan effisiensi.
f. Menghitung penurunan yang terjadi pada pondasi tiang pancang.
1.3. Manfaat
Penulisan Tugas Akhir ini diharapkan bermanfaat bagi :
a. Untuk menambah ilmu pengetahuan, wawasan, dan pembanding kelak jika akan melakukan
suatu pekerjaan yang sama atau sejenis.
b. Terutama bagi penulis sendiri sebagai penambah ilmu pengetahuan dan pengalaman agar
mampu melaksanakan kegiatan yang sama pada saat bekerja atau terjun ke lapangan.
c. Dapat membantu mahasiswa lainnya sebagai referensi atau contoh apabila mengambil topik
bahasan yang sama.
1.4. Pembatasan Masalah
Pada pelaksanaan proyek Pengembangan Gedung Pendidikan dan Prasarana Serta Sarana
Pendukung Politeknik Negeri Medan, terdapat banyak permasalahan yang dapat ditinjau dan dibahas,
maka didalam Penulisan Tugas Akhir ini sangatlah perlu kiranya diadakan suatu pembatasan masalah.
Yang bertujuan menghindari kekaburan serta penyimpangan dari masalah yang dikemukakan sehingga
semua sesuatunya yang dipaparkan tidak menyimpang dari tujuan semula. Walaupun demikian, hal ini
tidaklah berarti akan memperkecil arti dari pokok-pokok masalah yang dibahas disini, melainkan hanya
karena keterbatasan belaka. Namun dalam penulisan laporan ini permasalahan yang ditinjau hanya
dibatasi pada :
a. Perhitungan penurunan hanya pada tiang pancang yang ditinjau.
b. Perhitungan daya dukung horizontal dengan menggunakan Metode Broms dan Brinch
Hansen.
c. Hanya ditinjau pada jenis tiang pancang beton pracetak.
d. Tidak meninjau penurunan konsolidasi primer, karena lapisan tanah pada dasar pondasi di
dominasi oleh pasir.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Menghitungan Daya Dukung Tiang Pancang
a. Menggunakan Data Sondir
Dapat dilakukan dengan menggunakan metode Aoki dan De Alencar
Qu = Qb + Qs = qbAb + f.As. (1)
dimana :
Qu
= Kapasitas daya dukung aksial ultimit tiang pancang.
Qb
= Kapasitas tahanan di ujung tiang.
Qs
= Kapasitas tahanan kulit.
qb
= Kapasitas daya dukung di ujung tiang persatuan luas.
Ab
= Luas di ujung tiang.
f
= Satuan tahanan kulit persatuan luas.
As
= Luas kulit tiang pancang
Dapat dilakukan dengan menggunakan metode Meyerhoff
Qult = (qc x Ap)+(JHL x K11).. (2)
dimana :
Qult
= Kapasitas daya dukung tiang pancang tunggal.
qc
= Tahanan ujung sondir.
2

Ap
= Luas penampang tiang.
JHL
= Jumlah hambatan lekat.
K11
= Keliling tiang.
b. Menggunakan Data SPT
ditentukan dengan menggunakan:
Kekuatan ujung tiang (end bearing), (Meyerhof, 1976).
Untuk tanah pasir dan kerikil
Qp = 40 . N-SPT . L/D . Ap < 400 . N-SPT . Ap.. (3)
Untuk tahanan geser selimut tiang adalah:
Qs = 2 N-SPT . p. L.. (4)
Untuk tanah kohesif plastis
Qp = 9 . Cu . Ap (5)
Untuk tahanan geser selimut tiang adalah:
Qs = . cu . p . Li
Cu = N-SPT . 2/3 . 10
dimana :
= Koefisien adhesi antara tanah dan tiang
Cu
= Kohesi Undrained
p
= keliling tiang
Li
= panjang lapisan tanah
c. Menggunakan Data Dari Hasil Bacaan Jack Manometer
Q = P x A... (6)
dimana :
Q = Daya dukung tiang pada saat pemancangan (Ton)
P = Bacaan manometer (kg/cm2)
A = Total luas efektif penampang piston (cm 2)
2.2. Menghitung Analisa Gaya Yang Bekerja Pada Kelompok Tiang
Untuk menghitung tekanan aksial pada masing-masing tiang adalah sebagai berikut :
V M y .xi M x . yi
Qi

n
x 2
y 2 (7)
dimana :
P1 = Beban yang diterima satu tiang pancang (ton)
= Jumlah beban vertikal (ton)
N = Jumlah tiang pancang
Mx = Momen yang bekerja pada kelompok tiang searah sumbu x (tm)
My = Momen yang bekerja pada kelompok tiang searah sumbu y (tm)
Xi = Jarak tiang pancang terhadap titik berat tiang kelompok pada arah X (m)
Yi = Jarak tiang pancang terhadap titik berat tiang kelompok pada arah Y (m)
= Jumlah kuadrat tiang pancang pada arah x (m2)
= Jumlah kuadrat tiang pancang pada arah y (m2)
2.3. Menghitung Gaya Horizontal Dengan Menggunakan Metode Brinch Hansen dan Metode
Broms
Metode Brinch Hansen
Metode ini berdasarkan teori tekanan tanah dan memiliki keuntungan karena dapat diterapkan baik
pada tanah homogen, tanah dengan c- dan tanah berlapis, tetapi hanya berlaku untuk tiang pendek dan
dalam solusinya membutuhkan cara coba-coba untuk mendapatkan titik rotasi dari tiang.
pu = po Kq + c Kc ... (8)
dengan,
po
= tekanan overburden vertical
c
= kohesi
Ko Kq = faktor yang merupakan fungsi dan z/d
Metode Broms
Metode perhitungan ini menggunakan teori tekanan tanah yang disederhanakan dengan menganggap
bahwa sepanjang kedalaman tiang, tanah mencapai nilai ultimit.
Keuntungan metode Broms :
Dapat digunakan pada tiang panjang maupun tiang pendek.
Dapat digunakan pada kondisi kepala tiang terjepit maupun bebas.
3

Kerugian metode Broms :


Hanya berlaku untuk lapisan tanah yang homogen, yaitu tanah lempung saja atau tanah
pasir saja.
Tidak dapat digunakan pada tanah berlapis. Broms membedakan antara tiang pendek dan
panjang serta membedakan posisi kepala tiang bebas dan terjepit.
Untuk menghitung tahanan tiang ultimit terhadap beban lateral

H u 9cu d L 3d / 2 . (9)

M mak H u L / 2 3d / 4 ... (10)


Untuk menghitung defleksi tiang akibat beban lateral
`1

kd 4
h .. (11)
4E p I p
2.4. Menghitung Kapasitas Kelompok Tiang Berdasarkan Efisiensi
Metode Converse-Labarre Formula
Eg = 1
dimana :

(n'1).m (m 1).n'
.... (12)
90.m.n'

Eg = Efisiensi kelompok tiang.


m
= Jumlah baris tiang.
n'
= Jumlah tiang dalam satu baris.

= Arc tg d/s, dalam derajat.


s
= Jarak pusat ke pusat tiang
d
= Diameter tiang.
Metode Los Angeles Group
D
mn 1 nm 1 2 m 1n1 .. (13)
Eg = 1

s
.
m
.
n
dimana :

Eg
m
n
s
d

= Effisiensi kelompok tiang


= Jumlah baris tiang
= Jumlah tiang dalam satu baris
= Jumlah pusat ke pusat tiang
= Diameter tiang

2.5. Menghitung Penurunan Tiang Pancang


Penurunan Pondasi Tiang Tunggal
S = SS + SP + SPS.. (14)
dengan :
S
= Penurunan total
SP = Penurunan dari ujung tiang
SPS = Penurunan tiang akibat beban yang diahlikan sepanjang tiang
Penurunan Tiang Kelompok
Dengan Menggunakan Metode Vesic
Sg

Bg
d

cm ..................................................................................................... (15)

Dengan :
S = Penurunan fondasi tiang tunggal
Sg = Penurunan fondasi kelompok tiang
Bg = Lebar kelompok tiang
d
= Diameter tiang tunggal
Dengan Menggunakan Metode Mayerhoff
Sg =.

q.B g .I
2.qc

cm .................................................................................................... (16)
4

dengan :

I = 1 L 0,5
8.B g
q = Tekanan pada dasar pondasi
Bg = Lebar kelompok tiang
Qc = Nilai konus pada rata rata kedalaman Bg
Penurunan yang diijinkan (Sijin)
Stotal Sizin
Sizin = 10 % . D ................................................................................................ (17)
dimana :
d = Diameter tiang
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Menghitung kapasitas daya dukung tiang pancang dari data sondir
Kapasitas Tiang dengan Metode Aoki dan De Alencar
Pada titik 1 ( S 1 ) diperoleh data sondir, yaitu :
Data tiang pancang :
Dimensi tiang pancang ( D )
= 50 cm
Keliling tiang pancang (O)
= 157,079 cm
Luas tiang pancang (AP)
= 1963,49 cm2
a. Perhitungan kapasitas dukung ujung tiang (Qb)
Tiang Pancang

Kedalaman
(meter)
7.20
7.40
7.60
7.80
8.00
8.20
8.40
8.60
8.80

Perlawanan konus
(kg/cm2)
97
141
153
162
171
171
171
171
171

Gambar 3.1 Perkiraan nilai qca (base)


Nilai qca diambil rata-rata seperti dalam Gambar 3.1
qca =

97 141 153 162 171 171 171 171 171


9

= 156,44 kg/cm2

kapasitas dukung ujung persatuan luas (qb) :


qb =

b.

qca (base) (Nilai F dari Tabel , beton precast = 1,75)


b
Fb

qb = 89,394 kg/cm2
Kapasitas dukung ujung tiang (Qb) :
Qb = qb x Ap = 175,52 ton.
Perhitungan kapasitas dukung kulit (Qs)
qc (side) = didapat dari nilai rata-rata CR 2070 51,80kg / cm 2
40

Gambar 3.2 Nilai qc (side) pada titik sondir


Untuk lapisan tanah pada titik sondir 1 (S-1), Pasir sedang
kapasitas dukung kulit persatuan luas (f) :
f = qc (side) s (Nilai s dan Fs dari Tabel )
Fs

f = 51,8 . 0,014 = 0,2072 kg/cm2


3,5
Kapasitas dukung kulit (Qs) :
Qs = f . As = 26,04 ton
Kapasitas daya dukung aksial ultimit tiang pancang (Qu) :
Qu = Qb + Qs = 201,56 ton

Kapasitas ijin tiang (Qa) :


Qa = Qu = 80,62 ton
SF
kapasitas daya dukung tiang pancang dengan Metode Meyerhof
Perhitungan pada titik 1 (S-1) :
Data yang diperoleh dari kedalaman 8 meter adalah:
Perlawanan Penetrasi konus ( PPK ), qc
= 171 kg/cm2
Jumlah Hambatan Lekat ( JHL )
= 464 kg/cm
Luas Tiang Pancang ( Ap )
= 1963,49 cm2
Keliling Tiang Pancang
= 157,079 cm
Kapasitas daya dukung tiang pancang tunggal (Qult):
Qult = (qc . Ap) + (JHL . K) = 408,64 ton
Kapasitas daya dukung ijin pondasi (Qijin):
q xA
Qijin = c p JHLxK = 126,50 ton
3
5

3.2. Menghitung kapasitas daya dukung tiang pancang dari data SPT
Pada kedalaman 8,00 m sebagai berikut :
Qp = 40 . N-SPT .

L
. Ap < 400 . N-SPT . Ap
D

= 201,09 ton
3.3. Menghitung kapasitas daya dukung tiang pancang dari data bacaan Manometer dari Alat
hydraulic jack
Pada kedalaman 8,00 m,diambil nilai bacaan rata-rata dari titik 15,16,17 dan 18
Q = P x A = 209,50 ton

3.4. Menghitung analisa gaya yang bekerja pada kelompok tiang

P1

P3

P2

P4

Gambar 3.3 Gaya yang bekerja pada tiang


Data :
V
Mx
My
x1
x2
x3
x4
y1
y2
y3
y4

= 250,49
ton
(diketahui dari perencana)
= - 40,56
tm
(diketahui dari perencana)
=
9,32
tm
(diketahui dari perencana)
= 0,7 m
= 0,7 m
= 0,7 m
= 0,7 m
= 0,7 m
= 0,7 m
= 0,7 m
= 0,7 m
2
= ( 4 x 0,7 ) = 1,96 m
x
= ( 4 x 0,7 ) = 1,96 m
y2
beban maksimum vertikal yang diterima untuk tiang :
M .x
P
= V y i M x . yi
n n y .x 2 nx .y 2
= 71,53 ton

3.5. Menghitung gaya lateral


Menggunakan Metode Broms
Hu

8,35 m

Menghitung gaya lateral ultimit Hu


Dari grafik diperoleh :
2
Hu
17 atau H u 17 73,33 0,5 311,65 kN
2
cu .d
Dengan faktor aman F = 3
H
F u 103,88kN atau 10,38 ton
3
Menggunakan Metode Brinch Hansen
Hu
Lempung lunak
-2,8 m

8,35 m

Tiang beton
D = 50 cm
My = 93,2 kN.m

Lempung kaku

-5,55 m
Data teknis tanah
Ep = 33234,01872 Mpa = 33234018,72 KN / m2
I = 0,0245 m4
Lempung lunak ;
cu = 73,33 KN/m2, = 0
sat = 16,83 KN/m3
lempung kaku ;
cu = 73,33 KN/m2, = 0
sat = 16,83 KN/m3
Modulus subgrade tanah k1 = 25 MN/m3
Dengan metode Brinch Hansen, menentukan gaya horizontal ultimit yang dapat didukung tiang.
Faktor kekakuan untuk modulus tanah konstan
R= (EI / K)1/4
= 2,64 m
Cek tiang panjang atau tiang pendek
Tiang panjang bila L > 3,5 R
3,5 R = 9,24 m > 8,35 m, jadi L < 3,5 R sehingga diasumsikan sebagai tiang pendek
Sehingga nilai Hu = 221,73 kN per meter lebar tiang
Untuk 1 tiang berdiameter 0,5 m, maka Hu = 0,5 221,73 110,87 kN=11,08 ton
3.6. Menghitung kapasitas kelompok tiangberdasarkan efisiensi
Metode Converse Labarre formula
effisiensi kelompok tiang (Eg) :
Eg = 1

(n'1).m (m 1).n'
= 0,781
90.m.n'

kapasitas kelompok ijin tiang (Qg) :


1.Data Sondir
Qa = 80,62 ton ( Metode Aoki De Alecar )
Kapasitas ultimit kelompok tiang (Qg) :
Qg = Eg . n . Qa
= 252,06 ton
Qa = 163,45 ( Metode Mayerhof )
Kapasitas ultimit kelompok tiang (Qg) :
Qg = Eg . n . Qa
= 510,62 ton
2. Data SPT
Qa = 85,44 ton ( Metode Mayerhof )
Kapasitas ultimit kelompok tiang (Qg) :
Qg = Eg . n . Qa
= 266,91 ton
8

3.

Data bacaan manometer


Qa = 83,80 ton dari rata-rata titik 15,16,17 dan 18 pada kedalaman 8 meter
Kapasitas ultimit kelompok tiang (Qg) :
Qg = Eg . n . Qa
= 261,79 ton
Metode Los Angeles Group
effisiensi kelompok tiang (Eg) :
=1

Eg

D
[ m (n-1) + n (m-1) +
s.m.n'

2 (m-1) (n-1)] = 0,52

kapasitas kelompok ijin tiang (Qg) :


Data Sondir
Qa = 80,62 ton ( Metode Aoki De Alecar )
Kapasitas ultimit kelompok tiang (Qg) :
Qg = Eg . n . Qa
= 167,68 ton
Qa = 163,45 ( Metode Mayerhof )
Kapasitas ultimit kelompok tiang (Qg) :
Qg = Eg . n . Qa
= 339,97 ton
2.
Data SPT
Qa = 85,44 ton ( Metode Mayerhof )
Kapasitas ultimit kelompok tiang (Qg) :
Qg = Eg . n . Qa
= 177,72 ton
3.
Data bacaan manometer
Qa = 83,80 ton dari rata-rata titik 15,16,17 dan 18 pada kedalaman 8 meter
Kapasitas ultimit kelompok tiang (Qg) :
Qg = Eg . n . Qa
= 174,30 ton
3.7. Menghitung penurunan tiang
Penurunan tiang tunggal
Penurunan pondasi tiang tunggal dengan menggunakan data sondir :
S = Ss + Sp + Sps = 0,0225 cm
Dimana :
1.

Ss

.Qs .L

= 0,00236 m

Ap .E p
C p .Q p
Sp
d .qp

= 0,0157 m

Pt 0,5

1 2Vs ..Iws
Sps
p.L 155,4

= 0,004532 m

Penurunan kelompok tiang


Dengan menggunakan Metode Mayerhof :
Sg

q.Bg .I
2.qc

= 5,49 cm

Dengan menggunakan Metode Vesic :


Sg

Bg
d

= 5,03 cm

Penurunan yang diijinkan (Sijin) :


Sijin = 10% . D
= 5,00 cm = 50 mm
Penurunan total tiang tunggal < penurunan ijin
2,25 cm < 5,00 cm....maka, perkiraan total tiang tunggal memenuhi syarat aman

4. KESIMPULAN DAN SARAN


4.1. Kesimpulan
1. Hasil perhitungan daya dukung ultimit tiang pada kedalaman 8,00 m berdasarkan data sondir,
data SPT, dan data dari bacaan manometer pada saat pemancangan adalah sebagai berikut :
Dari data sondir Metode Aoki dan De Alenciar, Qult = 201,56 ton
Dari data sondir Metode Mayerhof,
Qult = 408,64 ton
9

2.

3.
4.

5.

4.2.

Dari data SPT Metode Mayerhof,


Qult = 201,09 ton
Dari data bacaan manometer rata-rata,
Qult = 209,50 ton
Hasil perhitungan daya dukung kapasitas ijin kelompok tiang (pile group) berdasarkan effisiensi
dengan menggunakan 4 tiang / kelompok :
Metode Converse Labbare diperoleh kapasitas kelompok ijin tiang (E g= 0,781)
Dari data sondir Metode Aoki dan De Alencar,
Qg = 252,06 ton
Dari data sondir Metode Mayerhof,
Qg = 510,62 ton
Dari data SPT Metode Mayerhof,
Qg = 266,91 ton
Dari data bacaan manometer rata-rata,
Qg = 261,79 ton
Metode Los Angeles Group diperoleh kapasitas kelompok ijin tiang (E g = 0,52)
Dari data sondir Metode Aoki dan De Alencar,
Qg = 167,68 ton
Dari data sondir Metode Mayerhof,
Qg = 339,97 ton
Dari data SPT Metode Mayerhof,
Qg = 177,72 ton
Dari data bacaan manometer rata-rata,
Qg = 174,30 ton
Dari perhitungan analisa gaya yang bekerja pada kelompok tiang, beban maksimum yang
diterima tiang; P = 71,53 ton.
Dari perhitungan dengan Metode Broms dan Metode Brinch Hansen diperoleh gaya horizontal
ijin pada pondasi untuk satu tiang yaitu
Metode Broms
Hijin = 10,38 ton.
Metode Brinch Hansen
Hijin = 11,08 ton.
Hasil perhitungan penurunan tiang tunggal (single pile), penurunan kelompok tiang (pile group)
dan penurunan ijin sebagai berikut :
Penurunan tiang tunggal, S = 0,0225 m atau S = 2,25 cm.
Penurunan kelompok tiang kelompok dengan Metode Mayerhof,
Sg = 5,49 cm.
Penurunan kelompok tiang kelompok dengan Metode Vesic,
Sg = 5,03 cm.
Penurunan yang di ijinkan,
Sijin = 10% . D
= 10%. 50
= 5,00 cm = 50 mm
Penurunan total tiang tunggal < penurunan ijin
2,25 cm < 5,00 cm....maka, perkiraan total tiang tunggal memenuhi syarat aman.

Saran
Dari hasil perhitungan dan kesimpulan diatas penulis memberi saran sebagai berikut :
1. Sebelum melakukan perhitungan hendaknya kita memperoleh data teknis yang lengkap, karena
data tersebut sangat menunjang dalam membuat rencana analisa perhitungan, sesuai dengan
standar dan syarat-syaratnya.
2. Pada saat perencanaan pondasi lebih baik memakai hasil dari data sondir dengan memakai
metode Aoki dan De Alencar, sedangkan hasil dari data SPT lebih baik memakai metode
Meyerhof.
3. Dalam menganalisa daya dukung pondasi penulis menyarankan lebih baik memakai data
manometer pada alat hydraulic jack karena lebih aktual

DAFTAR PUSTAKA
Sosarodarsono, S. dan Nakazawa, K., 1983, Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi, PT Pradnya Paramita,
Jakarta.
Bowlesh, J. E., 1991, Analisa dan Desain Pondasi, Edisi keempat Jilid 1, Erlangga, Jakarta.
Sarjono, H.S., 1988, Pondasi Tiang Pancang, Jilid 1, Penerbit Sinar Jaya Wijaya, Surabaya.
Titi, H. H. and Farsakh, M. A. Y., 1999, Evaluation of Bearing Capacity of Piles from Cone Penetration
Test, Lousiana Transportation Research Center.
Hardiyatmo, H. C., 1996, Teknik Pondasi 1, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Hardiyatmo, H. C., 2002, Teknik Pondasi 2, Edisi Kedua, Beta Offset, Yogyakarta.
Das, M. B., 1984, Principles of Foundation Engineering Fourth Edition, Library of Congress Cataloging
in Publication Data.

10

Anda mungkin juga menyukai