Kelompok D
Assyifa Anindya
Yulia Dewi Asmariati
Istiqlallia
Hilyati Ajrina
Definisi
Epidemiologi
Etiologi
Gram-positive
Staphylococcus
aureus
Beta Hemolytic
Streptococcus
Group B
Streptococcus
faecalis
Staphylococcus
epidermidis
Anaerobes
Peptococcus
Fusobacterium
Clostridium
perfringens
Mycobacteria
Mycobacterium
tuberculosis
Yeasts
Candida albican
Anatomi
Anatomi Penis
Anatomi Skrotum
Patofisiologi
Infeksi lokal berdekatan dengan portal masuk adalah dasar
terjadinya Fournier gangren.
Pada akhirnya, suatu endarteritis obliterative berkembang
menyebabkan kulit, subkutan dan pembuluh darah menjadi
nekrosis kemudian berlanjut iskemia lokal dan proliferasi
bakteri.
Infeksi fasia perineum (fasia colles) dapat menyebar ke penis
dan skrotum melalui fasia buck dan dartos, atau ke dinding
perut anterior melalui fasia scarpa, atau sebaliknya.
Fasia colles melekat pada perineum dan posterior diafragma
urogenitalia dan lateral dari ramus pubis, sehingga membatasi
perkembangan ke arah ini.
Keterlibatan testis jarang, karena arteri testis berasal
langsung dari aorta dan dengan demikian memiliki suplai
darah terpisah dari infeksi local.
Faktor resiko
Manifestasi Klinis
Diagnosis
1. Anamnesis
Gejala prodromal demam dan letargi, yang muncul
dalam 2-7 hari
Rasa sakit dan nyeri tekan yang berhubungan
dengan edema pada kulit di atasnya yang disertai
pruritus
Meningkatkan nyeri genital dengan eritema dikulit
atasnya
Gambaran duski di kulit atasnya (subkutan krepitasi)
Gangren jelas dari bagian alat kelamin disertai
drainase purulen dari luka
2. Pemeriksaan fisik
Palpasi dari alat kelamin, perineum dan pemeriksaan
colok dubur, untuk menilai tanda-tanda penyakit dan
untuk mencari potensi masuknya portal infeksi.
Dapat juga ditemukan krepitasi jaringan lunak, nyeri lokal,
ulkus yang disertai eritem, edema, sianosis, indurasi,
blister, maupun gangren.
Dari inspeksi kulit tersebut dapat menentukan derajat dari
bau amis ditimbulkan akibat infeksi dari bakteri anaerob
dan krepitasi yang disebabkan mikroorganisme
Clostridium yang dapat memproduksi gas.
Gejala sistemik dapat terjadi seperti demam, takikardia
dan hipotensi.
3. Pemeriksaan penunjang
Tes darah lengkap
Foto polos radiologi
Ct-scan (computed tomography)
Histopatologis
USG (ultrasonografi)
Penatalaksanaan
1. Antibiotik
Pengobatan Fournier gangren
melibatkan antibiotik spektrum luas
terapi antibiotik. Spektrum harus
mencakup staphylococci, streptokokus,
Enterobacteriaceae organisme, dan
anaerob. Dimana secara empiris
ciprofloksasin dan klindamisin dapat
digunakan.
2. Debridemen
Tujuan debridemen adalah mengangkat seluruh
jaringan nekrosis (devitalized tissue) sebelum
dilakukan debridement sebaiknya dicari sumber
infeksi dari uretra atau dari kolorektal dengan
melakukan uretroskoi atau proktoskopi.
Ektensif debridemen
dari Fournier gangren
3. Oksigen Hiperbarik
Oksigen hiperbarik (HBO) telah
digunakan sebagai tambahan dalam
pengobatan gangren Fournier. Protokol
yang biasa digunakan antara lain :
ismultiple sesi sebesar 2,5% 90min dan
atmfor 100 oksigen inhalasi setiap 20
menit.
HBO meningkatkan kadar tekanan
oksigen dalam jaringan dan memiliki
efek menguntungkan berbagai
4. Rekonstruksi Bedah
Cacat kecil dapat ditutup oleh penjahitan primer,
terutama dikulit yang lentur seperti pada
skrotum. Kecacatan besar biasa paling sering
timbul saat pencangkokan kulit. Kulit kaki yang
sehat, pantat, dan lengan dapat digunakan untuk
pencangkokan
Transplantasi kulit
pada Fournier gangren
Komplikasi
Prognosis
Daftar Pustaka
Pais, Vernon M. Fournier Gangerene Medication. [online]. 2011. [citied Agustus, 2012].
Available from : http://emedicine.medscape.com/article/2028899-overview
Sjamsuhidajat, Wim De Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi :2. Jakarta : EGC. 2008. 795-800
Morpurgo, Emillio, Susan. Fournier gangrene. [online]. 2006. [citied Agutus 2012]. Available
from : http://www/midcf.org/journlas/4335.pdf
Purnomo, Basuki. Dasar-dasar Urologi. Edisi : 2. Malang : Sagung Seto, 2008. 50-56.
Hohenfellner, Markus, Richard. Emergencies and Urology. London : Springer. 2006. 50-140
Slone, Ethel. Anatomi dan Fisiologi. Jakarta : EGC. 2005. 347-52
Putz, R, Pabst. Sobotta Atlas of Human Anatomy. Volume 2, 14 th edition. Elsevier. 2005. 198
Price, Sylvia A, Lorraine. Patofiiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Edisi : 6, volume :2.
2005. Jakarta : EGC. 1311-22.
Hansen JT, Koeppen BM. Netters Atlas of Human Physiology. Volume 1, 10 th edition. Elsevier.
20010. 365
Stockinger, Zsolt. Fournier Gangrene. [online]. 2011. [citied Agustus, 8 2012]. Available from :
http://www.guttmacher.org/pubs/journals/3116205.pdf
Burch, Draion, Timothy, Vincent. Fourniers Gangrene : Be Alert forThis Medical Emergency.
[online]. 2007. [citied Agustus, 8 2012]. Available from
http://pdf.usaid.gov/pdf_docs/PNACW770.pdf
Thwaini, Khan A, Malik A. Fourniers gangrene and its Emergency Management. [online]. 2005.
[citied Agustus, 8 2012]. Available from
TERIMA KASIH