Anda di halaman 1dari 21

Laporan kasus

Oleh:
NEFRI TIAWARMAN
10101047
Pembimbing :
Dr. Imawan Hardiman. Sp.KK

KKS BAGIAN ILMU KULIT DAN KELAMIN RSUD. BANGKINANG


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ABDURRAB
2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkah
dan pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus yang
berjudul yang diajukan sebagai persyaratan untuk mengikuti KKS Ilmu Kulit
dan Kelamin. Terima kasih penulis ucapkan kepada dokter pembimbing yaitu dr.
Imawan Hardiman, Sp.KK yang telah bersedia membimbing penulis, sehingga
laporan kasus ini dapat selesai pada waktunya.
Penulis memohon maaf jika dalam penulisan laporan kasus ini terdapat
kesalahan, dan penulis memohon kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan
laporan kasus ini. Atas perhatian dan sarannya penulis mengucapkan terima kasih.

Bangkinang,15 Mei 2015

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
2
DAFTAR ISI
3
BAB I

: PENDAHULUAN
4

BAB II

: TINJAUAN PUSTAKA
5

2.1 Definisi
5
2.2 Epidemiologi
5
2.3 Etiologi
6
2.4 Patogenesis
7
2.5 Manifestasi klinis
8
2.6 Diagnosis banding
12
2.7 Penatalaksanaan
13
2.8 Prognosis
15
BAB III

: LAPORAN KASUS
15

DAFTAR PUSTAKA

18

BAB I
PENDAHULUAN
I.I LATAR BELAKANG2
Skabies adalah penyakit kulit menular yang disebabkan oleh infestasi dan
sensitisasi terhadap tungau (mite) Sarcoptes scabei. Penyakit ini dikenal juga
dengan nama the itch, gudik, atau gatal agogo.
Penyebab penyakit ini pertama kali ditemukan oleh Benomo pada tahun
1687 kemudian oleh Mellanby dilakukan percobaan induksi pada sukarelawan
perang dunia II
Skabies menular dengan dua cara yaitu secara kontak langsung dan tidak
langsung. Kontak langsung terjadi ketika adanya kontak dengan kulit penderita
misalnya berjabat tangan, tidur bersama dan hubungan seksual. Sedangkan kontak
tidak langsung melalui benda yang telah dipakai oleh penderita seperti pakaian,
handuk, bantal dan lain-lain (Handoko, 2007)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Scabies1
Scabies merupakan infeksi ektoparasit pada manusia yang disebabkan oleh
kutu Sarcoptes scabiei var hominis. Infeksi ini terjadi akibat kontak langsung dari
kulit ke kulit maupun kontak tidak langsung (melalui benda misalnya pakaian
handuk, sprei, bantal dan lain lain.
2.2 Epidemiologi1
Skabies merupakan penyakit epidemic pada banyak masyarakat, ada
dugaan bahwa setiap siklus 30 tahun terjadi epidemik scabies. Faktor yang
menunjang perkembangan penyakit ini antara lain social ekonomi yang rendah,
hygiene yang buruk, hubungan seksual dan sifatnya promiskuitas (ganti-ganti
pasangan), kesalahan diagnosis dan perkembangan demografi serta ekologi.
Penyakit ini banyak di jumpai pada anak dan orang dewasa muda, tetapi dapat
juga mengenai semua umur, insidensi sama pada pria dan wanita.
2.3 ETIOLOGI1,3,4
Sarcoptes scabei termasuk filum Artropoda, kelas Archnida, ordo
Ackarima, super famili Sarcoptes. Pada manusia disebut Sarcoptes scabei
var.hominis. Selain itu terdapat Sarcoptes scabei yang lain, misalnya pada
kambing dan babi
Secara morfologik merupakan tungau kecil, berbentuk oval, punggungnya
cembung dan pada bagian perut rata. Tungau ini translusen, berwarna putih kotor,
dan tidak bermata. Ukuran betina kira-kira 330-450 mikron x 250-350 mikron,
sedangkan yang jantan lebih kecil yaitu 220-240 mikron x 150-200 mikron.
Bentuk dewasa mempunyai 4 pasang kaki, 2 pasang kaki depan sebagai alat untuk
melekat dan 2 pasang kaki kedua pada betina berakhir dengan rambut, sedangkan
pada jantan pasangan kaki ketiga berakhir dengan rambut dan keempat berakhir
dengan alat perekat (Handoko, 2007)
Menurut Johnston (2005), siklus hidup tungau ini sebagai berikut. Setelah
kopulasi (perkawinan) yang terjadi di atas kulit, jantan akan mati, kadang-kadang

masih dapat hidup beberapa hari dalam terowongan yang digali oleh yang betina.
Tungau betina yang telah dibuahi menggali terowongan dalam stratum korneum,
dengan kecepatan 2-3millimeter sehari dan sambil meletakan telurnya 2 atau 4
butir sehari sampai mencapai jumlah 40 atau 50. bentuk betina yang dibuahi ini
dapat hidup sebulan lamanya. Telur akan menetas, biasanya dalam waktu 3-5 hari,
dan menjadi larva yang mempunyai 3 pasang kaki. Larva ini dapat tinggal
terowongan,tetapi dapat juga keluar. Setelah 2-3 hari larva akan menjadi nimfa
yang mempunyai 2 bentuk, jantan dan betina dengan 4 pasang kaki. Seluruh siklus
hidupnya mulai dari telur sampai bentuk dewasa memerlukan waktu antara 8-12
hari .
Akibat terowongan yang digali Sacroptes scabei betina yang memakan
sel-sel di lapisan kulit, penderita mengalami gatal dan digaruk oleh penderita
sehingga menimbulkan infeksi ektoparasit dan terbentuk kerak berwarna cokelat
keabuan yang berbau anyir.
2.4 PATOGENESIS1
kelainan kulit disebabkan oleh tungau scabies dan juga oleh garukan gatal
penderita sendiri. Hal ini disebabkan oleh sensitisasi terhadap sekreta dan eksreta
tungau yang memerlukan waktu kira-kira sebulan setelah infestasi. Pada saat itu
kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan ditemukannya papul, vesikel, urtika
lain-lain. Dengan garukan dapat timbul erosi, ekskoriasi, kusta dan infeksi
sekunder.

2.5 GEJALA KLINIS1


Ada 4 tanda kardinal pada penyakit skabies yaitu :
1. Pruritus nokturna, artinya gatal pada malam hari yang disebabkan oleh
aktivitas tungau meningkat pada suhu lembab dan panas.
2. Penyakit ini menyerang manusia secara kelompok, misalnya dalam sebuah
keluarga biasanya seluruh anggota keluarga terkena infeksi. Begitu pula
dalam sebuah perkampungan yang padat penduduknya, sebagian besar
tetangga yang terdekatan akan diserang oleh tungau tersebut.
3. Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang
berwarna putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok,
rata-rata panjang 1 cm, pada ujung terowongan itu ditemukan papul atau
vesikel. Jika timbul infeksi sekunder ruam kulitnya menjadi polimorf
(pustul,ekskoriasi, dan lain-lain).tempat predileksinya biasanya merupakan
tempat dengan stratum korneum yang tipis, yaitu : sela-sela jari tangan,
pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar, lipat ketiak bagian
depan, areola marne (wanita), umbilicus, bokong, genitalia eksterna (pria),
dan perut bagian bawah. Pada bayi akan menyerang telapak tangan dan
telapak kaki.
4. Menemukan tungau, dengan membuat kerokan kulit pada daerah yang
berwarna kemerahan dan terasa gatal. Kerokan yang dilakukan agak dalam
hingga kulit mengeluarkan darah karena Sarcoptes betina bermukim agak
dalam dikulit. Menurut Anonim, 2005, untuk melarutkan kerak digunakan
larutan KOH 10 % selanjutnya hasil tersebut dapat diamati dengan
mikroskop perbesaran 10-40 kali.
Diagnosis dapat dibuat dengan menemukan 2 dari 4 tanda Kardinal
tersebut atau dapat juga dengan menggunakan metode tape adhesive
(Katsumata,2006).

2.6 DIAGNOSIS BANDING1


Skabies merupakan the great imitator karena dapat menyerupai banyak
penyakit kulit dengan keluhan gatal. sebagai diagnosis banding ialah pruriugo,
pedikulosis korporis, dermatitis dan lain-lain (Tierney, 2006).
2.7 PENGOBATAN7,6,5
A. Umum
Edukasi pada pasien skabies :
1

Mandi dengan air hangat dan keringkan badan.

Pengobatan yang diberikan dioleskan di kulit dan sebaiknya dilakukan


pada malam hari sebelum tidur.

Ganti pakaian, handuk, sprei, yang digunakan, selalu cuci dengan


teratur dan bila perlu direndam dengan air panas

Pengobatan meliputi seluruh bagian dari kulit tanpa terkecuali baik


yang yang terkena oleh skabies ataupun bagian kulit yang tidak terkena.

Setiap orang di yang tinggal dalam satu rumah sebaiknya mendapatkan


penanganan di waktu yang sama.

Melapor ke dokter anda setelah satu minggu

Khusus :
Ada banyak cara pengobatan secara khusus pada pengobatan skabies dapat
berupa topikal maupun oral antara lain :
a

Permethrin
Permethrin merupakan sintesa dari pyrethtoid, sifat skabisidnya sangat
baik. obat ini merupakan pilihan pertama dalam pengobatan skabies
karena efek toksisitasnya terhadap mamalia sangat rendah dan
kecenderungan keracunan akibat salah dalam penggunaannya sangat
kecil. Hal ini disebabkan karena hanya sedikit yang terabsorbsi dan
cepat dimetabolisme di kulit dan deksresikan di urin. Tersedia dalam
bentuk krim 5 % dosis tunggal digunakan selama 8-12 jam, digunakan
malam hari sekali dalam 1 minggu selama 2 minggu, apabila belum
sembuh bisa dilanjutkan dengan pemberian kedua setelah 1 minggu.
Permethrin tidak dapat diberikan pada bayi yang kurang dari 2 bulan,
wanita hamil, dan ibu menyusui. Efek samping jarang ditemukan
berupa rasa terbakar, perih, dan gatal. Beberapa studi menunjukkan
tingkat keberhasilan permetrin lebih tinggi dari lindane dan
crotamiton. Kelemahannya merupakan obat topikal yang mahal.

b Presipitat Sulfur 2-10%


Presipitat sulfur adalah antiskabietik tertua yang telah lama
digunakan, sejak 25 M. Preparat sulfur yang tersedia dalam bentuk
salep (2% -10%) dan umumnya salep konsentrasi 6% lebih disukai.
Cara aplikasi salep sangat sederhana, yakni mengoleskan salep setelah
mandi ke seluruh kulit tubuh selama 24 jam tiga hari berturut-turut.
Keuntungan penggunaan obat ini adalah harganya yang murah dan
mungkin

merupakan

satu-satunya

pilihan

di

negara

yang

membutuhkan terapi massal.


Bila kontak dengan jaringan hidup, preparat ini akan membentuk
hidrogen sulfida dan pentathionic acid (CH2S5O6) yang bersifat
germisid dan fungisid. Secara umum sulfur bersifat aman bila
digunakan oleh anak-anak, wanita hamil dan menyusui serta efektif

10

dalam konsentrasi 2,5% pada bayi. Kerugian pemakaian obat ini


adalah bau tidak enak, mewarnai pakaian dan kadang-kadang
menimbulkan iritasi.
c

Benzyl benzoate
Benzyl benzoate adalah ester asam benzoat dan alkohol benzil yang
merupakan bahan sintesis balsam peru. Benzyl benzoate bersifat
neurotoksik pada tungau skabies. Digunakan sebagai 25% emulsi
dengan periode kontak 24 jam dan pada usia dewasa muda atau anakanak, dosis dapat dikurangi menjadi 12,5%. Benzyl benzoate sangat
efektif bila digunakan dengan baik dan teratur dan secara kosmetik
bisa diterima. Efek samping dari benzyl benzoate dapat menyebabkan
dermatitis iritan pada wajah dan skrotum, karena itu penderita harus
diingatkan untuk tidak menggunakan secara berlebihan. Penggunaan
berulang

dapat

menyebabkan

dermatitis

alergi.

Terapi

ini

dikontraindikasikan pada wanita hamil dan menyusui, bayi, dan anakanak kurang dari 2 tahun. Tapi benzyl benzoate lebih efektif dalam
pengelolaan resistant crusted scabies. Di negara-negara berkembang
dimana sumber daya yang terbatas, benzyl benzoate digunakan dalam
pengelolaan skabies sebagai alternatif yang lebih murah.
d Lindane (Gamma benzene heksaklorida)
Lindane juga dikenal sebagai hexaklorida gamma benzena, adalah
sebuah insektisida yang bekerja pada sistem saraf pusat tungau.
Lindane diserap masuk ke mukosa paru-paru, mukosa usus, dan
selaput lendir kemudian keseluruh bagian tubuh tungau dengan
konsentrasi tinggi pada jaringan yang kaya lipid dan kulit yang
menyebabkan eksitasi, konvulsi, dan kematian tungau, lindane
dimetabolisme dan diekskresikan melalui urin dan feses.
Lindane tersedia dalam bentuk krim, losion, gel, tidak berbau
dan tidak berwarna. Pemakaian secara tunggal dengan mengoleskan
ke seluruh tubuh dari leher ke bawah selama 12-24 jam dalam bentuk
1% krim atau losion. Setelah pemakaian dicuci bersih dan dapat

11

diaplikasikan lagi setelah 1 minggu. Hal ini untuk memusnahkan


larva-larva yang menetas dan tidak musnah oleh pengobatan
sebelumnya. Beberapa penelitian menunjukkan penggunaan lindane
selama 6 jam sudah efektif. Dianjurkan untuk tidak mengulangi
pengobatan dalam 7 hari, serta tidak menggunakan konsentrasi lain
selain 1%.
Efek samping lindane antara lain menyebabkan toksisitas
sistem saraf pusat, kejang, dan bahkan kematian pada anak atau bayi
walaupun jarang terjadi. Tanda-tanda klinis toksisitas SSP setelah
keracunan lindane yaitu sakit kepala, mual, pusing, muntah, gelisah,
tremor, disorientasi, kelemahan, berkedut dari kelopak mata, kejang,
kegagalan pernapasan, koma, dan kematian. Beberapa bukti
menunjukkan lindane dapat mempengaruhi perjalanan fisiologis
kelainan darah seperti anemia aplastik, trombositopenia, dan
pansitopenia.
e

Crotamiton krim (Crotonyl-N-Ethyl-O-Toluidine)


Crotamion (crotonyl-N-etil-o-toluidin) digunakan sebagai krim 10%
atau losion. Tingkat keberhasilan bervariasi antara 50% dan 70%.
Hasil terbaik telah diperoleh bila diaplikasikan dua kali sehari selama
lima hari berturut-turut setelah mandi dan mengganti pakaian dari
leher ke bawah selama 2 malam, kemudian dicuci setelah aplikasi
kedua. Efek samping yang ditimbulkan berupa iritasi bila digunakan
jangka panjang.
Beberapa ahli beranggapan bahwa krim ini tidak direkomendasikan
terhadap skabies karena kurangnya efikasi dan data penunjang tentang
tingkat keracunan terhadap obat tersebut. Crotamiton 10% dalam krim
atau losion, tidak mempunyai efek sistemik dan aman digunakan pada
wanita hamil, bayi dan anak kecil.

12

Ivermectin
Ivermectin

adalah

bahan

semisintetik

yang

dihasilkan

oleh

Streptomyces avermitilis, anti parasit yang strukturnya mirip antibiotik


makrolid, namun tidak mempunyai aktifitas sebagai antibiotik,
diketahui aktif melawan ekto dan endo parasit. Digunakan secara
meluas pada pengobatan hewan, pada mamalia, pada manusia
digunakan untuk pengobatan penyakit filaria terutama oncocerciasis.
Diberikan secara oral, dosis tunggal, 200 ug/kgBB dan dilaporkan
efektif untuk skabies. Digunakan pada umur lebih dari 5 tahun. Juga
dilaporkan secara khusus tentang formulasi ivermectin topikal efektif
untuk mengobati skabies. Efek samping yang sering adalah kontak
dermatitis dan toxicepidermal necrolysis.
g

Monosulfiran
Tersedia dalam bentuk lotion 25% sebelum digunakan harus
ditambahkan 2-3 bagian air dan digunakan setiap hari selama 2-3 hari.

Malathion
Malathion 0,5% adalah dengan dasar air digunakan selama 24 jam,
pemberian berikutnya beberapa hari kemudian.(10) Namun saat ini
tidak lagi direkomendasikan karena berpotensi memberikan efek
samping yang sangat tinggi.

13

Jenis Obat
Krim

Dosis

Keterangan

Dioleskan selama 8-14 Terapi lini pertama di Amerika

Permethrin jam, diulangi selama 7 Serikat dan kehamilan kategori


5%

hari.

Losion

Dioleskan selama 8 jam Tidak dapat diberikan pada

Lindane

setelah itu dibersihkan, anak umur 2 tahun kebawah,

1%

olesan kedua diberikan 1 wanita selama masa kehamilan


minggu kemudian.

B.

dan laktasi.

Krim

Dioleskan selama 2 hari Memiliki efek anti pruritus

Crotamito

berturut-turut,

n 10%

diulangi dalam 5 hari.

Sulfur

Dioleskan selama 3 hari Aman untuk anak kurang dari

presipitat

lalu dibersihkan.

5-10%

lalu tetapi

efektifitasnya

tidak

sebaik topikal lainnya.

2 bulan dan wanita dalam masa


kehamilan dan laktasi, tetapi
tampak

kotor

pemakaiannya

dalam
dan

data

efisiensi obat ini masih kurang.


Losion

Dioleskan selama 24 jam Efektif

Benzyl

lalu dibersihkan

Benzoat

namun

dapat

menyebabkan dermatitis pada


wajah

10%
Ivermectin

Dosis tunggal oral, bisa Memiliki

200 g/kg

diulangi selama 10-14 tinggi


hari

efektifitas

dan

digunakan
topikal
pada

yang

aman.

Dapat

bersama

bahan

lainnya.
kasus-kasus

Digunakan
skabies

berkrusta dan skabies resisten.


2.8 PROGNOSIS

14

Skabies bukan penyakit yang terlalu membahayakan dan dapat


ditanggulangi dengan mudah melalui pembentukan lingkungan yang higienis
(Handoko,2007)

15

BAB III
ILUSTRASI KASUS
Identitas
Nama

: May Zira Febriani

Usia

: 6 tahun

Agama

: islam

Pendidikan

:-

Pekerjaan

:-

Status

:-

Suku bangsa

: ocu

Alamat

: kuok

Tanggal masuk RS

: 05 Mei - 2015

No. rekam medis

: 013942

Keluhan Utama
Ada gelembung berisi cairan terasa nyeri dan gatal, sejak 2 bulan yang lalau
Riwayat Penyakit Sekarang

Sejak 2 bulan yang lalu pasien merasa ada 1 gelembung berisi cairan,

cairan tersebut pecah.


Pecahnya gelembung mengeluarkan cairan dan tampak kemerahan
Dengan pecahnya 1 gelembung, muncul banyak gelembung lain nya dgn

jumlah lebih dari 1 ( banyak ), pasien merasa sakit dan menangis


Pasien juga merasa demam, namun demam pasien hanya sebentar dan

kemudian demam lagi


Pasien merasa Batuk dan flue

Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien tidak pernah mengalami sakit seperti ini sebelumnya

Riwayat Penyakit Keluarga

Didalam keluarga pasien tidak ada yang mengalami hal yang sama

16

17

Status Generalis

Keadaan umum

: tampak sakit

Kesadaran

: composmentis

Tanda Vital

: dalam batas normal

Nadi

: tidak diperiksa

Nafas

: tidak diperiksa

Suhu

: tidak diperiksa

Keadaan gizi

: cukup

Pemeriksaan thorax

: tidak diperiksa

Pemeriksaan abdomen

: tidak diperiksa

Status dermatologis

Lokasi

: axilla, thoraxs

Distribusi

: regional

Bentuk

: bulat lonjong

Susunan

: soliter

Batas

: sirkumskrip

Ukuran

: milier

Efloresensi

: vesikel sewarna kulit

Pemeriksaan penunjang:
Pemeriksaan penunjang yang dianjurkan
Resume

Pada saat anamnesis : sejak 2 bulan yang lalu pasien mengalami sakit
berupa vesikel sewarna kulit dibagian ketiak dan dada nya

Pasien merasa demam setiap hari namun demam dapat hilang bila
dikompres

Vesikel yang pecah berupa cairan yang agak kental

Awal hanya satu vesikel, namun setelah pecah timbul beberapa vesikel

Pasien ada batuk dan pilek

18

Didalam keluarga tidak ada yang mengalami hal yg sama dengan pasien

19

Diagnosis Kerja
Dermatitis herpetiformis
Diagnosis Banding
Moloskum kontagiosum
Penatalaksanaan (pstka frmklgi ui n bku merh)
Sedian obat : sulfon 25 dan 100 mg

Dimulai dari dosis kecil yaitu 25mg dalam 2 minggu pertama diberikan 1

x seminggu
Dan dilanjutkan dengan dosis 50mg 3x dalam seminggu dalam 1 bulan
50mg/hari

20

DAFTAR PUSTAKA

21

Anda mungkin juga menyukai