Case Scabies Print
Case Scabies Print
Oleh:
NEFRI TIAWARMAN
10101047
Pembimbing :
Dr. Imawan Hardiman. Sp.KK
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkah
dan pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus yang
berjudul yang diajukan sebagai persyaratan untuk mengikuti KKS Ilmu Kulit
dan Kelamin. Terima kasih penulis ucapkan kepada dokter pembimbing yaitu dr.
Imawan Hardiman, Sp.KK yang telah bersedia membimbing penulis, sehingga
laporan kasus ini dapat selesai pada waktunya.
Penulis memohon maaf jika dalam penulisan laporan kasus ini terdapat
kesalahan, dan penulis memohon kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan
laporan kasus ini. Atas perhatian dan sarannya penulis mengucapkan terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
: PENDAHULUAN
4
BAB II
: TINJAUAN PUSTAKA
5
2.1 Definisi
5
2.2 Epidemiologi
5
2.3 Etiologi
6
2.4 Patogenesis
7
2.5 Manifestasi klinis
8
2.6 Diagnosis banding
12
2.7 Penatalaksanaan
13
2.8 Prognosis
15
BAB III
: LAPORAN KASUS
15
DAFTAR PUSTAKA
18
BAB I
PENDAHULUAN
I.I LATAR BELAKANG2
Skabies adalah penyakit kulit menular yang disebabkan oleh infestasi dan
sensitisasi terhadap tungau (mite) Sarcoptes scabei. Penyakit ini dikenal juga
dengan nama the itch, gudik, atau gatal agogo.
Penyebab penyakit ini pertama kali ditemukan oleh Benomo pada tahun
1687 kemudian oleh Mellanby dilakukan percobaan induksi pada sukarelawan
perang dunia II
Skabies menular dengan dua cara yaitu secara kontak langsung dan tidak
langsung. Kontak langsung terjadi ketika adanya kontak dengan kulit penderita
misalnya berjabat tangan, tidur bersama dan hubungan seksual. Sedangkan kontak
tidak langsung melalui benda yang telah dipakai oleh penderita seperti pakaian,
handuk, bantal dan lain-lain (Handoko, 2007)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Scabies1
Scabies merupakan infeksi ektoparasit pada manusia yang disebabkan oleh
kutu Sarcoptes scabiei var hominis. Infeksi ini terjadi akibat kontak langsung dari
kulit ke kulit maupun kontak tidak langsung (melalui benda misalnya pakaian
handuk, sprei, bantal dan lain lain.
2.2 Epidemiologi1
Skabies merupakan penyakit epidemic pada banyak masyarakat, ada
dugaan bahwa setiap siklus 30 tahun terjadi epidemik scabies. Faktor yang
menunjang perkembangan penyakit ini antara lain social ekonomi yang rendah,
hygiene yang buruk, hubungan seksual dan sifatnya promiskuitas (ganti-ganti
pasangan), kesalahan diagnosis dan perkembangan demografi serta ekologi.
Penyakit ini banyak di jumpai pada anak dan orang dewasa muda, tetapi dapat
juga mengenai semua umur, insidensi sama pada pria dan wanita.
2.3 ETIOLOGI1,3,4
Sarcoptes scabei termasuk filum Artropoda, kelas Archnida, ordo
Ackarima, super famili Sarcoptes. Pada manusia disebut Sarcoptes scabei
var.hominis. Selain itu terdapat Sarcoptes scabei yang lain, misalnya pada
kambing dan babi
Secara morfologik merupakan tungau kecil, berbentuk oval, punggungnya
cembung dan pada bagian perut rata. Tungau ini translusen, berwarna putih kotor,
dan tidak bermata. Ukuran betina kira-kira 330-450 mikron x 250-350 mikron,
sedangkan yang jantan lebih kecil yaitu 220-240 mikron x 150-200 mikron.
Bentuk dewasa mempunyai 4 pasang kaki, 2 pasang kaki depan sebagai alat untuk
melekat dan 2 pasang kaki kedua pada betina berakhir dengan rambut, sedangkan
pada jantan pasangan kaki ketiga berakhir dengan rambut dan keempat berakhir
dengan alat perekat (Handoko, 2007)
Menurut Johnston (2005), siklus hidup tungau ini sebagai berikut. Setelah
kopulasi (perkawinan) yang terjadi di atas kulit, jantan akan mati, kadang-kadang
masih dapat hidup beberapa hari dalam terowongan yang digali oleh yang betina.
Tungau betina yang telah dibuahi menggali terowongan dalam stratum korneum,
dengan kecepatan 2-3millimeter sehari dan sambil meletakan telurnya 2 atau 4
butir sehari sampai mencapai jumlah 40 atau 50. bentuk betina yang dibuahi ini
dapat hidup sebulan lamanya. Telur akan menetas, biasanya dalam waktu 3-5 hari,
dan menjadi larva yang mempunyai 3 pasang kaki. Larva ini dapat tinggal
terowongan,tetapi dapat juga keluar. Setelah 2-3 hari larva akan menjadi nimfa
yang mempunyai 2 bentuk, jantan dan betina dengan 4 pasang kaki. Seluruh siklus
hidupnya mulai dari telur sampai bentuk dewasa memerlukan waktu antara 8-12
hari .
Akibat terowongan yang digali Sacroptes scabei betina yang memakan
sel-sel di lapisan kulit, penderita mengalami gatal dan digaruk oleh penderita
sehingga menimbulkan infeksi ektoparasit dan terbentuk kerak berwarna cokelat
keabuan yang berbau anyir.
2.4 PATOGENESIS1
kelainan kulit disebabkan oleh tungau scabies dan juga oleh garukan gatal
penderita sendiri. Hal ini disebabkan oleh sensitisasi terhadap sekreta dan eksreta
tungau yang memerlukan waktu kira-kira sebulan setelah infestasi. Pada saat itu
kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan ditemukannya papul, vesikel, urtika
lain-lain. Dengan garukan dapat timbul erosi, ekskoriasi, kusta dan infeksi
sekunder.
Khusus :
Ada banyak cara pengobatan secara khusus pada pengobatan skabies dapat
berupa topikal maupun oral antara lain :
a
Permethrin
Permethrin merupakan sintesa dari pyrethtoid, sifat skabisidnya sangat
baik. obat ini merupakan pilihan pertama dalam pengobatan skabies
karena efek toksisitasnya terhadap mamalia sangat rendah dan
kecenderungan keracunan akibat salah dalam penggunaannya sangat
kecil. Hal ini disebabkan karena hanya sedikit yang terabsorbsi dan
cepat dimetabolisme di kulit dan deksresikan di urin. Tersedia dalam
bentuk krim 5 % dosis tunggal digunakan selama 8-12 jam, digunakan
malam hari sekali dalam 1 minggu selama 2 minggu, apabila belum
sembuh bisa dilanjutkan dengan pemberian kedua setelah 1 minggu.
Permethrin tidak dapat diberikan pada bayi yang kurang dari 2 bulan,
wanita hamil, dan ibu menyusui. Efek samping jarang ditemukan
berupa rasa terbakar, perih, dan gatal. Beberapa studi menunjukkan
tingkat keberhasilan permetrin lebih tinggi dari lindane dan
crotamiton. Kelemahannya merupakan obat topikal yang mahal.
merupakan
satu-satunya
pilihan
di
negara
yang
10
Benzyl benzoate
Benzyl benzoate adalah ester asam benzoat dan alkohol benzil yang
merupakan bahan sintesis balsam peru. Benzyl benzoate bersifat
neurotoksik pada tungau skabies. Digunakan sebagai 25% emulsi
dengan periode kontak 24 jam dan pada usia dewasa muda atau anakanak, dosis dapat dikurangi menjadi 12,5%. Benzyl benzoate sangat
efektif bila digunakan dengan baik dan teratur dan secara kosmetik
bisa diterima. Efek samping dari benzyl benzoate dapat menyebabkan
dermatitis iritan pada wajah dan skrotum, karena itu penderita harus
diingatkan untuk tidak menggunakan secara berlebihan. Penggunaan
berulang
dapat
menyebabkan
dermatitis
alergi.
Terapi
ini
dikontraindikasikan pada wanita hamil dan menyusui, bayi, dan anakanak kurang dari 2 tahun. Tapi benzyl benzoate lebih efektif dalam
pengelolaan resistant crusted scabies. Di negara-negara berkembang
dimana sumber daya yang terbatas, benzyl benzoate digunakan dalam
pengelolaan skabies sebagai alternatif yang lebih murah.
d Lindane (Gamma benzene heksaklorida)
Lindane juga dikenal sebagai hexaklorida gamma benzena, adalah
sebuah insektisida yang bekerja pada sistem saraf pusat tungau.
Lindane diserap masuk ke mukosa paru-paru, mukosa usus, dan
selaput lendir kemudian keseluruh bagian tubuh tungau dengan
konsentrasi tinggi pada jaringan yang kaya lipid dan kulit yang
menyebabkan eksitasi, konvulsi, dan kematian tungau, lindane
dimetabolisme dan diekskresikan melalui urin dan feses.
Lindane tersedia dalam bentuk krim, losion, gel, tidak berbau
dan tidak berwarna. Pemakaian secara tunggal dengan mengoleskan
ke seluruh tubuh dari leher ke bawah selama 12-24 jam dalam bentuk
1% krim atau losion. Setelah pemakaian dicuci bersih dan dapat
11
12
Ivermectin
Ivermectin
adalah
bahan
semisintetik
yang
dihasilkan
oleh
Monosulfiran
Tersedia dalam bentuk lotion 25% sebelum digunakan harus
ditambahkan 2-3 bagian air dan digunakan setiap hari selama 2-3 hari.
Malathion
Malathion 0,5% adalah dengan dasar air digunakan selama 24 jam,
pemberian berikutnya beberapa hari kemudian.(10) Namun saat ini
tidak lagi direkomendasikan karena berpotensi memberikan efek
samping yang sangat tinggi.
13
Jenis Obat
Krim
Dosis
Keterangan
hari.
Losion
Lindane
1%
B.
dan laktasi.
Krim
Crotamito
berturut-turut,
n 10%
Sulfur
presipitat
lalu dibersihkan.
5-10%
lalu tetapi
efektifitasnya
tidak
kotor
pemakaiannya
dalam
dan
data
Benzyl
lalu dibersihkan
Benzoat
namun
dapat
10%
Ivermectin
200 g/kg
efektifitas
dan
digunakan
topikal
pada
yang
aman.
Dapat
bersama
bahan
lainnya.
kasus-kasus
Digunakan
skabies
14
15
BAB III
ILUSTRASI KASUS
Identitas
Nama
Usia
: 6 tahun
Agama
: islam
Pendidikan
:-
Pekerjaan
:-
Status
:-
Suku bangsa
: ocu
Alamat
: kuok
Tanggal masuk RS
: 05 Mei - 2015
: 013942
Keluhan Utama
Ada gelembung berisi cairan terasa nyeri dan gatal, sejak 2 bulan yang lalau
Riwayat Penyakit Sekarang
Sejak 2 bulan yang lalu pasien merasa ada 1 gelembung berisi cairan,
Didalam keluarga pasien tidak ada yang mengalami hal yang sama
16
17
Status Generalis
Keadaan umum
: tampak sakit
Kesadaran
: composmentis
Tanda Vital
Nadi
: tidak diperiksa
Nafas
: tidak diperiksa
Suhu
: tidak diperiksa
Keadaan gizi
: cukup
Pemeriksaan thorax
: tidak diperiksa
Pemeriksaan abdomen
: tidak diperiksa
Status dermatologis
Lokasi
: axilla, thoraxs
Distribusi
: regional
Bentuk
: bulat lonjong
Susunan
: soliter
Batas
: sirkumskrip
Ukuran
: milier
Efloresensi
Pemeriksaan penunjang:
Pemeriksaan penunjang yang dianjurkan
Resume
Pada saat anamnesis : sejak 2 bulan yang lalu pasien mengalami sakit
berupa vesikel sewarna kulit dibagian ketiak dan dada nya
Pasien merasa demam setiap hari namun demam dapat hilang bila
dikompres
Awal hanya satu vesikel, namun setelah pecah timbul beberapa vesikel
18
Didalam keluarga tidak ada yang mengalami hal yg sama dengan pasien
19
Diagnosis Kerja
Dermatitis herpetiformis
Diagnosis Banding
Moloskum kontagiosum
Penatalaksanaan (pstka frmklgi ui n bku merh)
Sedian obat : sulfon 25 dan 100 mg
Dimulai dari dosis kecil yaitu 25mg dalam 2 minggu pertama diberikan 1
x seminggu
Dan dilanjutkan dengan dosis 50mg 3x dalam seminggu dalam 1 bulan
50mg/hari
20
DAFTAR PUSTAKA
21