II.
bagi
kemajuan
bangsa
dan
negara.
Namun
apabila
pengaplikasiannya tidak pada hal yang benar, bisa jadi akan membawa dapak
yang negatif, tidak hanya bagi personalnya saja, namun juga tidak menutup
kemungkinan bagi bangsa secara umum Disinilah peran seorang birokrat
bagaimana membuat sebuah regulasi yang sifatnya tidak hanya sebagai
tindakan preventif saja, namun juga protektif terhadap budaya-budaya dari luar
yang bisa menghancurkan nilai-nilai ketimuran yang kita junjung tinggi selama
ini. Sementara dalam hal ilmu pengetahuan, birokrat seharusnya lebih jeli dan
mengupayakan pendidikan lanjut bagi para pendidik (Guru) dengan jalan
mengupayakan beasiswa kepada pemerintah (Negara) sehingga dengan makin
mengasah dan mengembangkan kemampuan para tenaga pendidik tersebut,
diharapkan akan mampu menularkannya kepada peserta didiknya, sehingga
pada akhirnya akan lahir generasi penerus bangsa yang memiliki SDM yang
unggul.
NPM : 2015.02.018
Menambahkan penjelasan pada poin 3 (Perilaku dan Karakter Kepemimpinan)
berdasarkan
penjelesan
tentang
Gaya
Kepemimpinan
Transformasional
yang
Pemimpin
menunjukkan
keyakinan
dan
daya
tarik
kepada
lanjut
Bernard
M.
Bass
menyatakan
bahwa
kepemimpinan
motivasi
transformasional
yang
lebih
tinggi.
(mentransformasi
Untuk
memperjelas
nilai-nilai)
ia
posisi
kepemimpian
membedakannya
dengan
menggunakan sistem imbalan dan umpan balik negatif, dalam rangka mencapai
manfaat ekonomik yang sebesar-besarnya.
Pemimpin
transformasional
bisa
berhasil
mengubah
status quo
dalam
organisasinya dengan cara mempraktikkan perilaku yang sesuai pada setiap tahapan
proses transformasi. Apabila cara-cara lama dinilai sudah tidak lagi sesuai, maka sang
pemimpin akan menyusun visi baru mengenai masa depan dengan fokus strategik dan
motivasional. Visi tersebut menyatakan dengan tegas tujuan organisasi dan sekaligus
berfungsi sebagai sumber inspirasi dan komitmen.
Menindaklanjuti idenya Max Weber mengenai masyarakat law bureaucracy, John
Gregorius Burns menggulirkan ide kepemimpinan trnsformasional pada tahun 1978.
Menurut Burns, kepemimpinan transformasional adalah sebuah kepemimpinan yang
melibatkan seluruh elemen anggota organisasi/masyarakat dalam kepemimpinannya.
Oleh karena itu, kepimimpinan bukan hanya terdiri dari orang yang memimpin saja,
akan tetapi juga melibatkan anggota (followers) dalam proses kepemimpinannya. Hal ini
berdasarkan asumsi bahwa pada kondisi masyarakat yang sudah sangat berdaya;
batas kapasitas pribadi antara yang dipimpin dengan pemimpin sudah sangat tipis
(artinya sudah sama-sama pintar). Masyarakat tidak lagi membutuhkan sosok pimpinan
yang serba bisa dan instruksionis, melainkan pemimpin yang bisa menampung aspirasi
bersama untuk bersama-sama diwujudkan dalam tindakan kelembagaan yang
sistematis.
Lebih
lanjut,
kepemimpinan
transformasional
lebih
mengandalkan
NPM : 2015.02.018
Dari hasil pemaparan makalah kelompok penyaji (Kelompok V) yang
membawakan materi MANAJEMEN PERUBAHAN (Edisi Ketiga) dalam pendekatan
organisasional, bahwa perlu dipahami bersama bahwa esensi dari sebuah perubahan
salah satunya adalah Perubahan tersebut hakikatnya mengarah pada keadaan yang
lebih baik. Namun demikian dari hasil uraian kelompok penyaji tidak mencantumkan
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap efektifitas pencapaian tujuan dalam sebuah
organisasi.
Banyak pendapat yang mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi
efektivitas organisasi, namun pada dasarnya pendapat-pendapat tersebut telah
terangkum dalam hasil penelitian Richard M. Steers, seperti teori mengenai pembinaan
organisasi yang menekankan adanya perubahan yang berencana dalam organisasi
yang bertujuan untuk meningkatkan efektivitas organisasi. Jadi keberhasilan pembinaan
organisasi akan mengakibatkan keberhasilan organisasi. Dydiet Hardjito (1997: 65)
mengemukakan bahwa keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya dipengaruhi
oleh komponen-komponen organisasi yang meliputi: (1) struktur; (2) tujuan; (3)
manusia; (4) hukum; (5); prosedur pengoperasian yang berlaku; (6) teknologi; (7)
lingkungan; (8) kompleksitas; (9) spesialisasi; (10) kewenangan; serta (11) pembagian
tugas.
Dalam mencapai efektivitas suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh berbagai
faktor yang berbeda-beda tergantung pada sifat dan bidang kegiatan atau usaha suatu
organisasi. Demikian banyak rangkaian kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi
efektivitas organisasi seperti apa yang dikemukakan diatas, tetapi disini akan dituliskan
empat saja faktor yang berpengaruh terhadap efektivitas. Adapun pengaruh 4 faktor
tersebut terhadap efektivitas organisasi sebagai berikut:
menyusun orang-orangnya untuk menciptakan sebuah organisasi yang meliputi faktorfaktor seperti deentralisasi pengendalian, jumlah spesialisasi pekerjaan, cakupan
perumusan interaksi antar pribadi dan seterusnya. Secara singkat struktur diartikan
sebagai cara bagaimana orang-orang akan dikelompokkan untuk menyelesaikan
pekerjaan..
2). Karakteristik Lingkungan
Karakteristik lingkungan ini mencakup dua aspek yaitu internal dan eksternal.
Lingkungan internal dikenal sebagai iklim organisasi. yang meliputi macam-macam
atribut lingkungan yang mempunyai hubungan dengan segi-segi dan efektivitas
khususnya atribut lingkungan yang mempunyai hubungan dengan segi-segi tertentu
dari efektivitas khususnya atribut diukur pada tingkat individual sedangkan Lingkungan
eksternal adalah kekuatan yang timbul dari luar batas organisasi yang memperngaruhi
keputusan serta tindakan di dalam organisasi seperti kondisi ekonomi, pasar dan
peraturan pemerintah. Hal ini mempengaruhi: derajat kestabilan yang relatif dari
lingkungan, derajat kompleksitas lingkungan dan derajat kestabilan lingkungan.
3). Karakteristik Pekerja
Karakteristik pekerja berhubungan dengan peranan perbedaan individu para
pekerja dalam hubungan dengan efektivitas. Para individu pekerja mempunyai
pandangan yang berlainan, tujuan dan kemampuan yang berbeda-beda pula. Variasi
sifat pekerja ini yang sedang menyebabkan perilaku orang yang berbeda satu sama
lain. Perbedaan tersebut mempunyai pengaruh langsung terhadap efektivitas
organisasi. Dua hal tersebut adalah rasa keterikatan terhadap organisasi dan prestasi
kerja individu.
4). Kebijakan dan praktek manajemen
Karena manajer memainkan peranan sentral dalam keberhasilan suatu
organisasi melalui perencanaan, koordinasi dan memperlancar kegiatan yang ditujuan
ke arah sasaran. Pada intinya manajemen adalah tentang memutuskan apa yang harus
dilakukan kemudian melaksanakannya melalui orang-orang (Amstrong, 1993: 14).
Definisi ini menekankan bahwa dalam organisasi merupakan sumber daya terpenting.