Anda di halaman 1dari 36

Anemia Defisiensi Besi

Kelompok IV A

Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa mampu mengetahui

dan menjelaskan
1. Definisi Anemia Defisiensi besi
2. Gejala gejala Anemia Def. besi
3. Etiologi Anemia Def. besi
4. Patogenesis Anemia Def. besi
5. Klasifikasi Anemia
6. Pemeriksaan Anemia def.besi
7. Pengobatan Anemis Def. besi

Definisi Anemia
Defisiensi Fe.
Anemia yang timbul akibat

berkurang penyediaan besi


untuk eritropoesis, karena
cadangan besi kosong dan
akhirnya mengakibatkan
pembentukan hemoglobin
berkurang.

Batas Kadar Hemoglobin


Kelompok Umur
Anak 6 bulan 6
tahun
Anak 6 tahun 14
tahun
Pria dewasa
Ibu hamil
Wanita dewasa

Batas Nilai
Hb (gr/dl)
11,0
12,0
13,0
11,0
12,0

Apusan Darah Tepi

Gejala Umum Anemia


Gejala

anemia disebut juga sebagai


sindrom
anemia
atau
Anemic
syndrome.
Gejala timbul pada semua jenis Anemia
pada kadar hemoglobin yang sudah
menurun sedemikian rupa di bawah
titik tertentu.
Gejala ini timbul karena anoksia organ
target dan mekanisme kompensasi
tubuh terhadap penurunan hemoglobin.

Gejala Umum Anemia


1. Sistem Kardiovaskuler: lesu, cepat

lelah, palpitasi,sesak napas saat


beraktivitas.
2. Sistem Saraf: sakit kepala, pusing,

kelemahan
otot,
lesu,
perasaan
dingin
ekstremitas.

serta
pada

3. Epitel: warna pucat pada kulit dan

Gejala Khas Defisiensi


Besi
Gejala yang khas dijumpai pada
defisiensi besi, tetapi tidak dijumpai
pada anemia jenis lain adalah
(Bakta, 2006):
a. Koilonychia
b. Atrofi papil lidah
c. Stomatitis angularis (cheilosis)
d. Disfagia

Etiologi Anemia Defisiensi Besi


Kehilangan zat besi sebagai

perdarahan menahun dapat berasal


dari :
-Saluran cerna : infeksi cacing
tambang
-Saluran genitalia perempuan
-Saluran kemih
-Saluran nafas

Faktor nutrisi
Kebutuhan zat besi meningkat
Gangguan absorbsi besi
Diet yang buruk

Patogenesis Anemia Def. Besi


Iron
Replete
(normal)

Stage 1
Iron
Depleted

Serum
Ferritin
(g/L)

> 12

<12

<12

<12

Marrow Iron

23+

01+

TIBC (g/dl)

300-360

360

390

410

Serum Iron
(g/dl)

65-165

115

<60

<40

Transferin
saturation
(%)

20-50

30

<15

<10

RDW

Normal

Normal

Normal

MCV

Normal

Normal

Normal

Hemoglobin

Normal

Normal

Normal

RBC
Morfology

Normal

Normal

Normal

--------------

Iron
Status

Stage 2
Stage 3
Iron
Iron
Deficient deficiency
erythropoi
esis

KLASIFIKASI ANEMIA
Anemia Akibat Kehilangan Darah
Anemia Hemolitik
Anemia karena Penurunan

Eritropoiesis

Hoffbrand AV, Moss PAH. Essential haematology. 6th ed.


Oxford: Blackwell Publishing Limited, 2011. 29-98p

Anemia akibat kehilangan


darah
Perdarahan
Akut : darah berkurang > 20 %

volume darah Hipovolemik syok


bertahan hidup hemodilusi 2-3
hari Normositik Normokromik
Kronik : cadangan zat besi ,
anemia kronik karna eritropoiesis

Hoffbrand AV, Moss PAH. Essential haematology. 6th


ed. Oxford: Blackwell Publishing Limited, 2011. 29-

Anemia Hemolitik dibagi menjadi 5

yaitu :

1. Sferositosis Herediter
2. Anemia Sel Sabit
3. Thalasemia
4. Def.Glukosa-6-fosfat dehidrogenase

(G6PD)
5. Anemia Imunohemolitik

Anemia Hemolitik
Anemia yang terjadi karena pemendekan
masa hidup sel darah merah akibat kerusakan
dan kehancuran sel darah merah.

Sferositosis Herediter :

kelainan autosomal dominan, disebabkan


oleh mutasi yang berpengaruh terhadap
kerangka membran eritrosit
kehilangan kerangka membran
(Sferosit)
mengalami fagositosis dan
disingkirkan di limpa.

Anemia Sel Sabit


Kelainan autosomal resesif,

disebabkan oleh mutasi pada -globin


yang menyebabkan hemoglobin tidak
teroksigenisasi saling bergabung menjadi
polimer panjang yang mengubah bentuk
eritrosit menjadi sel sabit.

Rantai Asam

amino
normal Susun
an
basa
Rantai Susun
sabit an
basa
Asam
amino

Pro

glu

CCT GA
G

glu
GAC

CCT GTG GAC

pro

val

glu

Thalasemia
Kelainan autosom dominan yang

disebabkan oleh mutasi pada - atau globin yang mengurangi sintesis


hemoglobin.
Pada thalasemia , rantai -globin yang
tidak berpasangan membentuk agregrat
yang merusak prekursor eritrosit dan
mengganggu eritropoesis lebih lanjut.

Def. glukosa-6-fosfat dehidrogenase


(Xlinked) disebabkan oleh mutasi G6FD
tidak stabil, membuat eritrosit menjadi
rentan terhadap kerusakan oleh Oksidan.

Kelainan terkait kromosom X

Anemia hemolitik imun


Disebabkan oleh produksi antibody

terhadap eritrosit sendiri.


Ikatan antibodi menghasilkan opsonisasi
eritrosit dan hemolisis ekstravaskular
atau fiksasi komplemen dan hemolisis
ekstravaskular.

Anemia karena Penurunan


Eritropoiesis
Karena nutrien dalam makanan tidak

adekuat (terutama zat besi, asam


folat, vit B12)
Anemia Def. Besi
Anemia Pada Penyakit Kronik
Anemia Megaloblastik
Anemia defisiensi folat
Anemia defisiensi vitamin B 12
Anemia Aplastik
Hoffbrand AV, Moss PAH.
Essential haematology. 6th ed.

Anemia Defsiensi Besi


Etiologi : perdarahan kronik

konsumsi zat nutrien yang


tidak adekuat
infeksi cacing tambang (di
negara tropik)
Patogenesis :
kehilangan zat besi cadangan
zat besi penyediaan zat besi
untuk eritropoiesis gangguan
bentuk eritrosit timbul anemia
AV, Moss
hipokromik mikrositer Hoffbrand
anemia
PAH. Essential

Anemia pada penyakit kronik


Etiologi : terhambatnya eritropoiesis

karena inflamasi sistemik


Infeksi mikroba kronik
Kelainan imun kronik
Neoplasma
Patogenesis : kadar hepsidin dalam
plasma mengurangi feroportin
dalam makrofag menahan
pemindahan zat besi dari makrofag ke
plasma
Inflamasi sistemik menghambat
sintesis eritropoietin pada ginjal,
Hoffbrand AV,
Moss PAH.
menurunkan pembentukan sel darah

Anemia Megaloblastik
Etiologi : defisiensi asam folat

defisiensi vit B12


Patogenesis : cacat pada sintesis
DNA mengganggu pematangan
inti sel dan pembelahan sel
anemia
Sintesis RNA dan elemen
sitoplasma tetap normal inti dan
sitoplasma tidak seimbang
Hoffbrand AV, Moss PAH. Essential
haematology. 6th ed. Oxford:

Anemia defisiensi Asam Folat


Etiologi : gizi rendah
Patogenesis : folat diabsorbsi

beredar di darah sebagai


monoglutamat dimetabolisme
dalam sel dihidrofolat
tetrahidrofolat.
Tetrahidrofolat akseptor dan
donor satu unit C pada sintesis
purin dan timidilat bangunan
dasar DNA
Hoffbrand AV, Moss PAH. Essential
haematology. 6th ed. Oxford:

Anemia defisiensi B12


Etiologi : gizi kurang
Patogenesis : gangguan absorbsi

vit B12 yang kronik pada ileum


gangguan produksi asam lambung
dan pepsin vit B12 tidak terlepas
ikatannya dari makanan
tetrahidrofolat tidak terdaur ulang
cacat DNA anemia
megaloblastik
Hoffbrand AV, Moss PAH. Essential
haematology. 6th ed. Oxford:

Anemia Aplastik
Etiologi : kegagalan sumsum

tulang (hiposeluler)
Patogenesis : kerusakan
pluripotent stemcell kemampuan
berdiferensiasi hilang

Hoffbrand AV, Moss PAH.


Essential haematology. 6th ed.

PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
Kelainan laboratorium pada kasus anemia

defisiensi besi yang dapat dijumpai


adalah:
1.kadar hemoglobin dan indeks eritrosit.
2.konsentrasi besi serum menurun pada

ADB,dan TIBC (total iron binding


capacity)meningkat.
3.kadar reseptor transferin dalam serum
meningkat pada defisiensi besi.

4.studi ferokinetik.
5.diagnosis.

Pengobatan
Mengkonsumsi makanan yang kaya

akan Zat Besi dan asam folat


Pemberian preparat besi secara oral
berupa garam fero (sulfat, glukonat,
fumarat dll)
Pada bayi dan anak, terapi besi
elemental diberikan dengan dosis 36 mg/kg bb/hari
Transfusi darah

Hemopoesis
Pembentukan sel darah dan
stadium awal dan semua sel
darah berasal dari sel
induk
pluripotensial kemudian
berdiferensiasi

Tempat Terjadinya Hemopoesis


Janin
0-2 bulan (kandung kuning
telur)
2-7 bulan (hati, limpa)
5-9 bulan (sumsum tulang)
Bayi
Sumsum tulang
Dewasa Tulang belakang, tulang
rusuk, tulang dada, tulang tengkorak,
sakrum, dan
tulang panggul, ujung

Faktor pertumbuhan hemopoesis


Bekerja pada sel stroma: IL-1 dan TNF

(Tumor nekrosis factor)


Bekerja pd sel induk pluripoten limfoid
dan myeloid dini: stem cel factor dan
ligan Fit
Bekerja pada sel progenitor
multipotensial: IL-3, IL-6, Granulositmakrofag coloni-stimulating factor (GMCSF), Granulosit colonistimulating factor
(GCSF) dan Trombopoetin.
Bekerja pada sel progenitor terikat: GCSF, Makrofag coloni stimulating factor

Anda mungkin juga menyukai