Anda di halaman 1dari 2

Unsur-unsur pembentuk identitas yaitu:

1. Suku bangsa:Di Indonesia terdapat banyak sekali suku bangsa atau kelompok etnis dengan tidak
kurang 300 dialeg bangsa.
2. Agama: bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis. Agama-agama yang tumbuh
dan berkembang di nusantara adalah agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Kong Hu
Cu. Agama Kong Hu Cu pada masa orde baru tidak diakui sebagai agama resmi negara. Namun
sejak pemerintahan presiden Abdurrahman Wahid, istilah agama resmi negara dihapuskan.
3. Kebudayaan: adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang isinya adalah perangkatperangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektif digunakan oleh pendukungpendukungnya untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan sebagi
rujukan dan pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan benda-benda kebudayaan)
sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.
4. Bahasa: merupakan unsur pendukung Identitas Nasonal yang lain. Bahsa dipahami sebagai sistem
perlambangan yang dibentuk atas unsur-unsur ucapan manusia dan yang digunakan sebagai sarana
berinteraksi antar manusia.

Identitas fundamental, yaitu pancasila merupakan falsafah bangsa, dasar, dan ideologi
negara.
Identitas instrumental yang berisi UUD 1945 dan tata perundangannya, bahasa
Indonesia, lambang negara, bendera negara, lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Identitas alamiah, yang meliputi negara kepulauan (Archipelago) dan pluralisme dalam
suku, bahasa, budaya, dan agama, serta kepercayaan.
Faktor genetis (keturunan) : suku bangsa, keluarga, rumpun.
Geografis : iklim, keadaan tanah, kekayaan alam setempat, fauna, flora.
Historis : kejadian-kejadian/peristiwa-peristiwa penting, bencana alam, pergolakan, nasib bersama.
Psikologis : sikap, cara khas bertindak dan bereaksi sehingga menjadi kebiasaan dan watak khas.

Faktor Pembentukan Identitas Bersama


A. Primordial
Meliputi; ikatan kekerabatan (darah dan keluarga), kesamaan suku bangsa, daerah asal
(homeland), bahasa, dan adat istiadat. mrp identitas yg menyatukan masyarakat sehingga mereka
dapat membentuk bangsa-negara.
B. Sakral
ikatan kesamaan idiologi (agama)
Berupa kesamaan agama yg dipeluk oleh masyarakat, ideologi merupakan faktor sakral yg
membentuk nasionalitas baru diikat oleh kesamaan ideologi, contoh Uni Sovyet, Kuba ideologi
komunis.
C. Tokoh
dipersatukan oleh Sosok pemimpin (Mahatma Gandi, Nelson Mandela, Sukarno) Pemimpin di
beberapa negara bisa disebut penyambung lidah rakyat,pemersatu rakyat,dan simbol persatuan bangsa
yg bersangkutan. Bbrp contoh, misalnya mahatma gandhdi india, tito di Yugoslavia, Nelson Mandela,
di Afrika Selatan dan Soekarno di Indonesia.
D. Bhineka Tunggal Ika
Prinsip bersatu dalam perbedaan (Unity in Diversity), kesetiaan pada nasionalisme tanpa ras
Kesediaan warga bangsa untuk bersatu dalam perbedaan (unity in diversity), maksud dari Bersatu
dalam perbedaan adalah kesediaan warga bangsa untuk setia pada lembaga yang disebut negara dan
pemerintahannya tanpa menghilangkan suku bangsa, adat, ras,dan agamanya.
E. Sejarah
Persepsi yang sama tentang pengalaman masa lalu, seperti sama-sama menderita karena
penjajahan, tidak hanya melahirkan solidaritas tetapi juga melahirkan tekad dan tujuan yang sama

antar anggota masyarakat


F. Perkembangan Ekonomi
negara maju, negara berkembang, negara industri, negara minyak bumi dl
Perkembangan ekonomi (industrialisasi) akan melahirkan spesialisasi pekerjaan dan profesi
sesuai aneka kebutuhan masyarakat, dmn adanya ketergantungan anggota masyarakat krn
perkembangan ekonomi, akan semakin besar solidaritas dan persatuan dalam masyarakat. Solidaritas
yang terjadi karena perkembangan ekonomi oleh Emile Dirkhiem disebut solidaritas organis. Berlaku
di masyarakat maju seperti : Amerika Utara, dan Eropa Barat.
G. Lembaga
Lembaga-lembaga dalam pemerintahan dan politik, lembaga-lembaga2 seperti Birokrasi,
angkatan bersenjata, pengadilan, dan partai politik, melayani dan mempertemukan warga
tanpa membeda-bedakan asal-usul dan golongan. Kerja dan prilaku politik dapat mempersatukan
orang sebagai satu bangsa.
Kenapa sebuah bangsa memerlukan Identitas?
Identitas diperlukan dalam interaksi antar bangsa (baik individu maupun kelompok/negara)
Identitas nasional sebuah bangsa menentukan status dan peranan bangsa tersebut di dunia
internasional
Pola interaksi antar identitas dalam suatu masyarakat bangsa menunjukkan struktur sosial
masyarakat tersebut.
Apa yang harus dilakukan?
Membangun konsensus nasional (common platform)
Membangun dialog antar kelompok agama, etnis, dan kelas sosial
Meneguhkan dan mengaktualisasikan kembali nilai-nilai budaya bangsa
Meningkatkan rasa nasionalisme dan patriotisme
Suatu bangsa harus memiliki identitas nasional dalam pergaulan internasional. Tanpa national identity,
maka bangsa tersebut akan terombang-ambing mengikuti ke mana angin membawa. Dalam ulang
tahunnya yang ke-62, bangsa Indonesia dihadapkan pada pentingnya menghidupkan kembali identitas
nasional secara nyata dan operatif.Identitas nasional kita terdiri dari empat elemen yang biasa disebut
sebagai konsensus nasional. Konsensus dimaksud adalah Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945,
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika.
revitalisasi Pancasila harus dikembalikan pada eksistensi Pancasila sebagai ideologi bangsa dan
negara. Karena ideologi adalah belief system, pedoman hidup dan rumusan cita-cita atau nilai-nilai
(Sergent, 1981), Pancasila tidak perlu direduksi menjadi slogan sehingga seolah tampak nyata dan
personalistik. Slogan seperti Membela Pancasila Sampai Mati atau Dengan Pancasila Kita
Tegakkan Keadilan menjadikan Pancasila seolah dikepung ancaman dramatis atau lebih buruk lagi,
hanya dianggap sebatas instrumen tujuan. Akibatnya, kekecewaan bisa mudah mencuat jika sloganslogan itu tidak menjadi pantulan realitas kehidupan masyarakat.
Revitalisasi sebagai manifestasi Identitas Nasional mengandung makna bahwa Pancasila harus
diposisikan sebagai satu keutuhan yang sejalan dengan dimensi-dimensi yang melekat padanya,
seperti realitas, Idealitas, dan Fleksibilitas. Dimensi realitas yang bermakna bahwa nilai-nilai yang
terkandung dalam pancasila merupakan cerminan kondisi obyektif yang sedang terjadi di masyarakat,
dimana seharusnya dimaknai dengan semakin sejalannya jalan hidup kita sesuai dengan Pancasila itu
sendiri, yang memiliki persatuan, penyelesaian dengan bermusyawarah, serta rasa keadilan yang
mempunyai nilai kemanusiaan. Kemudian dimensi Idalitas kita posisikan sebagai salah satu cara
untuk membangkitkan gairah optimisme warga masyarakat yang melihat masa depan secara
prospektif. Selain itu Pancasila bukanlah sesuatu yang kaku dan sakral, namun bersifat fleksibel dan
terbuka dengan hal-hal baru. Dengan demikian tanpa menghilangkan nilai hakikatnya, Pancasila
menjadi tetap aktual, relevan, dan fungsional sebagai tiang-tiang penyangga semangat ber-Bhinneka
Tunggal Ika.

Anda mungkin juga menyukai