Anda di halaman 1dari 9

PENILAIAN BERBASIS KOMPETENSI

By: Muhammad Fathurrohman, M.Pd.I


(Guru Sang Dewo (SMPN 2 Pagerwojo) & Akademisi UIN Maliki Malang)

A.

Latar Belakang

Pada era sekarang ini atau yang lebih dikenal dengan era modernitas, segala sesuatu
telah mengalami perubahan atau yang namanya modernisasi. Hal tersebut mulai dari hal
yang kecil sampai hal yang besar. Hal yang kecil misalnya model atau cara berpakaian,
dan lain-lain.
Merupakan kata modern yang mendapat akhiran isasi yang berarti pemodernan. Secara
etimologis modern berasal dari bahasa latin modo yang berarti masa kini atau mutakhir.
Mutakhir disini punya kedekatan makna dengan cara zaman sekarang ini atau sesuai
dengan masa yang paling baru. Istilah lain yang diperkenalkan oleh Bahtiar Rifai bahwa
modern berasal dari bahasa latin Modernus, modo berarti akhir-akhir ini atau tadi,
sedangkan ernus merupakan akhiran katerangan waktu. Dalam istilah konsep Darwin
(1809-1882) istilah modern punya arti yang sama dengan Up to date , progresif dan maju.
Istilah modern ini dianggap sebagai lawan dari istilah ancient atau tradisional. Dengan
demikian, kedua istilah itu merupakan tipe idela dari dua tatanan masyarakat yang
berbeda. Pada umumnya, dalam pengertian modern, tercakup ciri-ciri masyarakat tertentu
yang ditemui sekarang ini. Istilah modern kemudia berkembang menjadi istilah teknis
akademis. Modernisasi yaitu proses pergeseran sikap dan mentalitas sebagai warga
masyarakat untuk bisa hidup sesuai dengan tuntutan masa kini. Seperti pandangan A.
Scalapino yang memahaminya sebagai suatu proses dimana suatu masyarakat atau
kawasan (region) tertentu menselaraskan diri dengan tuntutan dan kesempatan waktu,
dengan tujuan-tujuan untuk memajukan ekonomi, harmoni sosial dan stabilitas politik.
Salah satu aspek yang paling menonjol dalam modernisasi suatu masyarakat adalah
pergantian tehnik produksi dari carea tradisional ke cara-cara modern, yang tertampung
dalam pengertian revolusi industri. Dalam hal ini terdapat indikator bagaimana modern
diartikan sebagai kekinian. Artinya terdapat dinamika perkembangan yang memberikan
ruang artikulatif bagi manusia untuk secara lebih lanjut terlibat dalam proses pergeseran
nilai dan perspektif yang melahirkan berbagai ragam tehnik yang secara sfesifik
dikhususkan untuk bidang tertentu saja.
Salah satu yang terjadi dalam era modern adalah perubahan tujuan pendidikan. Perubahan
tujuan pendidikan tersebut pastilah melahirkan suatu titik tekan atau kurikulum
pembelajaran yang selalu mengiringi setiap perubahan. Dan suatu kurikulum yang
berbeda pasti melahirkan suatu sistem evaluasi atau penilaian yang berbeda. Penilaian
pada kurikulum KBK ini diharapkan dapat menjadi feetback yang baik dan sepenuhnya
dapat digunakan untuk mengetahu kompetensi yang dicapai oleh peserta didik. Juga

penilaian pada kurikulum ini diharapkan akan dapat menjadi acuan menentukan
keberhasilan peserta didik.
Namun sistem penilaian yang dipakai oleh guru atau pendidik pada masa ini masih
cenderung monoton dan masih terbawa dengan model penilaian pada kurikulum lama.
Disamping itu model penilaian KBK ini belum banyak dipakai, entah apa alasannya, akan
tetapi fakta berkata demikian.
Maka dari itu kami akan mencoba menulis mengenai penilaian yang berbasis kompetensi
yang kami ambil dari berbagai referensi yang ada dan dari pengetahuan yang kami miliki.
Penilaian Berbasis kompetensi (Performance Based Assessment) adalah pegujian yang
meminta peserta test untuk mendemonstrasikan kemampuannya dalam bentuk unjuk
kerja sikap (attitudinal performance), untuk kerja lisan (Verbal performance) dan
perbuatan (Physichal performance), serta mengaplikasikan kemampuannya dalam
berbagai macam konteks sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Sering sekali
performance assessment juga dikaitkan dengan suatu kriteria yang diinginkan dalam
kehidupan sehari-hari yang dikenal authenthic assessment.
Pada intinya siswa dinilai kemampuannya dengan berbagai cara. Tidak hanya dari hasil
ulangan tulis. Prinsip utama penilaian dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi tidak
hanya menilai apa yang diketahui siswa, tetapi juga menilai apa yang dilakukan siswa.
Penilaian itu mengutamakan kualitas hasil kerja siswa dalam menyelesaikan tugas.
B.

Kriteria Penilaian Berbasis Kompetensi (Performance Assessment Criteria)

Ada tujuh kriteria yang harus dipenuhi dalam menyusun tes berbasis kompetensi yang
berkualitas.
1. Generability, apakah kompetensi peserta tes (students performance) dalam tugas
yang diberikan tersebut dapat digeneralisasikan, dalam arti dapat dibandingkan
dengan tugas-tugas yang lainnya dalam kehidupan sehari-hari. Semakin mudah
tugas tersebut digeneralisasikan, semakin mudah tugas tersebut dibandingkan
dengan tugas sehari-hari, tugas tersebut semakin baik.
2. Authentic, apakah tugas yang diberikan tersebut sudah serupa dengan hal yang
sering dihadapinya dalam praktek kehidupan sehari-hari.
3. Multiple fact, apakah tugas yang diberikan kepada peserta tes sudah mengukur
lebih dari satu kemampuan yang diinginkan (more than one instructional
outcomes).
4. Teachability, apakah tugas yang diberikan merupakan tugas yang hasilnya
semakin baik karena adanya usaha mengajar guru dikelas. Jadi tugas yang
diberikan dalam penilaian kompetensi harus relevan dengan materi atau
kecakapan yang diajarkan guru di kelas.
5. Fairnes, apakah tugas yang diberikan sudah adil (fair) untuk semua peserta tes.
Jadi tugas yang diberikan harus dipikirkan agar tidak bias untuk semua jenis
kelamin, suku bangsa, agama, status sosial ekonomi.

6. Feasibility, apakah tugas yang diberikan dalam penilaian ketrampilan memang


relevan untuk dapat dilaksanakan mengingat faktor-faktor seperti: biaya, ruangan
(tempat), waktu atau peralatannya.
7. Seorability, apakah tugas yang diberikan nantinya dapat diskor dengan akurat dan
realibel. Hal ini perlu diperhatikan karena salah satu yang sensitif dari penilaian
ketrampilan adalah penskorannya.
C.

Langkah-langkah Membuat Penilaian Berbasis Kompetensi

Langkah-langkah membuat penilaian berbasis kompetensi dapat dijelaskan sebagai


berikut:
v Identifikasi semua langkah-langkah penting yang diperlukan atau yang akan
mempengaruhi hasil akhir (output) yang terbaik.
v Tuliskan perilaku kemampuan-kemampuan yang sfesifik (operasional) yang penting
dilakukan untuk menyelesaikan tugas dan menghasilkan hasil akhir yang terbaik.
v Usahakan untuk membuat kriteria kemampuan yang diukur tidak terlalu banyak
sehingga semua kriteria tersebut dapat diobservasi selama siswa melaksanakan tugas.
v Definisikan dengan jelas kriteria kemampuan yang akan diukur berdasarkan
kemampuan siswa yang harus dapat diamati (observable) atau karakteristik produk yang
dihasilkan.
v Urutkan kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur berdasarkan urutan yang dapat
diamati.
v Periksa kembali apa yang telah dibuat dan kalau mungkin bandingkan dengan kriteria
kemampuan yang sudah ada, yang telah dibuat sebelumnya oleh orang lain di lapangan.
D.

Cara Menilai Dan Menskor Penilaian Kompetensi

Beberapa cara yang dapat digunakan untuk menilai atau menskor kemampuan
(performance assessment) peserta tes, antara lain dengan menggunakan cheklist dan
rating scale. Penilaian dengan menggunakan cheklist adalah penilaian yang paling
sederhana. Penilaian ini dilakukan dengan mengamati kriteria kemampuan tertentu pada
siswa atau produk yang dihasilkan oleh siswa. Ada beberapa kelemahan penilaian dengan
cara cheklist:

Penilaian atau penskor hanya bisa memilih dua pilihan absolut, yaitu teramati dan
tidak teramati, jadi tidak ada nilai tengahnya (bila misalnya siswa ada pada
kemampuan yang ada ditengahnya).
Sukar untuk menyimpulkan kemampuan seseorang dalam satu skor, misalnya
untuk mengurutkan beberapa siswa.

Sedangkan penilaian dengan menggunakan rating scale adalah cara yang memungkinkan
penilaian atau penskor untuk menilai kemampuan peserta tes secara kontinum. Ada tiga
jenis rating scale, yaitu:
1. Numerical rating scale
2. Graphic rating scale
3. Descriptive rating scale
E.

Klasifikasi Penilaian

Penilaian dapat diklasifikasikan kedalam:


1. Penilaian Kelas
Penilaian kelas dilakukan oleh guru untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar siswa,
mendiagnosa kesulitan belajar, memberikan umpan balik atau perbaikan proses belajar
mengajar dan penentuan kenaikan kelas. Penilaian kelas terdiri atas ulangan harian,
pemberian tugas dan ulangan umum. Bahkan penilaian kelas dikembangkan berdasarkan
pada kurikulum dan dilaksanakan sesuai dengan kalender.
1. Tes Kemampuan Dasar
Tes kemampuan dasar dilakukan untuk mengetahui kemampuan membaca, menulis dan
berhitung yang diperlukan dalam rangka memperbaiki program pembelajaran (program
remidial). Tes kemampuan dasar dilakukan pada setiap tahun.
1. Penilaian Akhir Satuan Pendidikan dan Sertifikasi
Pada setiap akhir semester dan tahun pelajaran diselenggarakan kegiatan penilaian guna
mendapatkan gambaran secara utuh dan menyeluruh mengenai ketuntasan belajar peserta
didik dalam satuan waktu tertentu, untuk keperluan sertifikasi, kinerja dan hasil belajar
yang dicantumkan dalam Surat Tanda Tamat Belajar tidak semata-mata didasarkan atas
hasil penilaian pada akhir jenjang sekolah.
1. Benchmarking
Benchmarking merupakan suatu penilaian terhadap proses dan hasil untuk menuju ke
suatu keunggulan yang memuaskan. Ukuran keunggulan dapat ditentukan di tingkat
sekolah, daerah atau nasional. Penilaian dilaksanakan seacara berkesinambungan
sehingga siswa dapat mencapai suatu tahap keunggulan pembelajaran yang sesuai dengan
kemampuan usaha dan keuletannya.
Untuk dapat memperoleh data dan informasi tentang pencapaian Benchmarking tertentu
dapat dilaksanakan penilaian nasional yang dilaksanakan pada akhir satuan pendidikan.
Hasil dari penilaian tersebut dapat dipakai untuk memberikan peringkat sekolah dan

untuk memberikan nilai akhir siswa. Hal ini dimaksudkan sebagai satu dasar untuk
pembinaan guru dan kinerja sekolah.
1. Penilaian Program
Penilaian program dilakukan secara berkala dan terus menerus oleh Departemen
Pendidikan Nasional dan Dinas Pendidikan. Penilaian program dilakukan untuk
mengetahui kesesuaian kurikulum dengan dasar, fungsi dan tujuan pendidikan nasional,
serta kesesuaiannya dengan tuntutan perkembangan yang terjadi dalam masyarakat.
F.

Penilaian Berbasis Kelas Dan Ragam (Bentuknya)

Penilaian yang dikembangkan dalam KBK adalah penilaian kelas atau penilaian berbasis
kelas. Penilaian kelas adalah proses pengumpulan dan penggunaan informasi oleh guru
untuk memberikan nilai terhadap hasil belajar siswa berdasarkan tahapan kemajuan
belajarnya sehingga didapatkan potret atau profil kemampuan siswa sesuai dengan daftar
kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum.
Diterapkannya standar kompetensi membawa implikasi pada orientasi dan strategi
penilaian di kelas oleh guru yang lebih menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran tuntas.
Penilaian kelas harus bersifat otentik, yakni penilaian yang menggunakan berbagai
metode dan tehnik yang sesuai dengan tujuan dan proses serta pengalaman belajar siswa.
Penilaian kelas harus merupakan bagian integral dari keseluruhan proses belajar
mengajar, agar tujuan dan fungsi penilaian lebih berdaya guna bagi perbaikan belajar
anak, berbagai metode dan tehnik harus digunakan dalam melakukan penilaian kelas.
Adapun ragam dan bentuk penilaian kelas antara lain:
1. Penilaian Portofolio
Porto folio adalah kumpulan berkas atau bahan pilihan yang dapat memberi informasi
bagi suatu penulisan kinerja yang objektif. Berkas tersebut dapat berupa gambar-gambar
atau dokumen-dokumen atau hasil kerja yang menunjukkan apa yang telah dilakukannya
dalam lingkungan dan suasana kerja alamiah yang ilmiah.
Dalam dunia pendidikan portofolio adalah kumpulan hasil kerja siswa yang menunjukkan
hasil pemikiran, minat, usaha, tujuan dan cita-cita mereka dalam berbagai bidang.
Portofolio membantu siswa untuk melihat kembali bagaimana pikiran, perasaan, hasil
kerja dan perkembangan mereka dalam kurun waktu tertentu.
Dalam penilaian protofolio peserta didik memiliki kesempatan yang lebih banyak untuk
menilai diri sendiri dari waktu ke waktu. Pengorganisasian dalam penilaian protofolio
adalah hal yang sangat penting. Terdapat beberapa cara portofolio, tetapi semuanya
mengandung hal yang paling penting dari suatu tugas atau task, yaitu pengumpulan
(storing)m pemilihan (sorting), dan penetapan (dating).

1. Tujuan portofolio
Tujuannya ditetapkan berdasarkan apa yang harus dikerjakan dan siapa yang akan
menggunakan jenis portofolio. Dalam penilaian kelas, portofolio dapat digunakan untuk
mencapai beberapa tujuan, antara lain:
Menghargai perkembangan yang dialami siswa
Mendokumentasikan proses pembelajaran yang berlangsung
Memberi perhatian pada prestasi kerja siswa yang terbaik
Merefeksikan kesanggupan mengambil resiko dan melakukan eksperimentasi
Meningkatkan efektifitas proses pengajaran
Bertukar informasi dengan orang tua atau wali siswa dan guru lain
Membina dan mempercepat pertumbuhan konsep diri positif pada siswa.
Meningkatkan kemampuan melakukan refleksi diri dan membantu siswa dalam
merumuskan tujuan.
1. Prinsip portofolio
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman dalam
menggunakan portofolio di sekolah, antara lain:
Saling percaya
Kerahasiaan bersama
Milik bersama
Kepuasan dan kesesuaian
Penciptaan budaya mengajar
Refeksi bersama
Proses dan hasil
1. Langkah-langkah penilaian dengan portofolio
Langkah-langkah kunci yang perlu diperhatikan oleh guru dalam penggunaan penilaian
portofolio di sekolah adalah sebagai berikut:

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

memastikan bahwa siswa memiliki berkas portofolio.


menentukan bentuk dokumen atau hasil pekerjaan yang perlu dikumpulkan
siswa mengumpulkan dan menyimpan dokumen dan hasil pekerjaannya.
menentukan kriteria penilaian yang digunakan.
mengharuskan siswa menilai hasil pekerjaannya sendiri secara berkelanjutan
menentukan waktu dan menyelenggarakan pertemuan portofolio.
melibatkan orang tua dalam proses penilaian portofolio
Keunggulan dan kelemahan

Sebagai suatu paradigma baru, penilaian portofolio memiliki keunggulan dan tentunya
kelemahan dalam penyelenggaraannya di kelas. Yang pasti, penilaian portofolio
memerlukan waktu yang lebih dibandingkan dengan penilaian yang lain. Ada beberapa
hambatan dalam penilaian portofolio di sekolah. Kelebihan dan hambatan tersebut dapat
terjadi dalam kondisi-kondisi antara lain:
1. keunggulan
Mampu merefleksikan perubahan penting dalam proses kemampuan intelektual peserta
didik dari waktu ke waktu.
Menunjukkan prestasi akademik dan memotret kompetensi peserta didik.
Mampu memfokuskan pada kepentingan dan proses belajar mengajar serta
menginformasikan pengajaran praktis tentang kelebihan dan kekuarangan peserta didik.
1. kelemahan
Memerlukan kerja ekstra dibandingkan dengan penilaian yang lain yang biasa guru
lakukan.
Kurang realibel dan kurang fair dibandingkan dengan penilaian lain.
Guru memiliki kecenderungan untuk memperhatikan hanya pada pencapaian akhir.
Memerlukan tempat penyimpanan evidence yang memadai, apalagi bila jumlah peserta
didik cukup besar.
1. Penilaian Hasil Karya (Product)
Penilaian produk merupakan penilaian yang digunakan untuk menilai kemampuan siswa
dalam menghasilkan suatu karya teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil
karya seni, barang tersebut dari kayu, keramik, plastik dan logam.
Dalam penilaian produk tidak hanya hasil akhir yang dinilai, akan tetapi juga proses
pembuatan suatu karya dari awal hingga menjadi suatu produk hasil karya, seperti
kemampuan siswa dalam menggunakan peralatan dan sebagainya.

Guru harus memahami tujuan penilaian hasil kerja agar tidak terjadi kekeliruan dalam
menyusun kisi-kisi instrumen penilaian. Penilaian hasil kerja biasa digunakan guru untuk:
1. Menilai penguasaan ketrampilan siswa yang diperlukan sebelum mempelajari
ketrampilan berikutnya.
2. Menilai tingkat kompetensi yang sudah dikuasai siswa pada setiap akhir jenjang
atau kelas di sekolah kejuruan.
3. Menilai ketrampilan siswa yang akan memasuki institusi pendidikan kejuruan.
Banyak cara yang dapat dilakukan oleh guru dalam mengelola hasil kerja siswa,
diantaranya adalah sebagai berikut:

Anekdotal, merupakan catatan yang dibuat guru selama melakukan pengamatan


terhadap siswa pada waktu kegiatan belajar mengajar.
Analitis, adalah penilaian pada taraf akhir proses maupun taraf akhir pembuatan
yang dibandingkan dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan.
Holistik, merupakan penilaian terhadap hasil kerja siswa secara keseluruhan,
digunakan untuk penilaian pada tahap akhir seperti penilaian terhadap kualitas
hasil kerja siswa dan penilaian terhadap kemampuan siswa untuk mengevaluasi
hasil kerjanya.

1. Penilaian Kinerja (Performance)


Performance assesment merupakan penilaian dengan berbagai macam tugas dan situasi
dimana peserta tes diminta untuk mendemonstrasikan pemahaman dan pengaplikasian
pengetahuan yang mendalam, serta ketrampilan di dalam berbagai macam konteks. Jadi
boleh dikatakan bahwa Performance assesment adalah suatu penilaian yang meminta
peserta tes untuk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan kedalam
berbagai macam konteks sesuai dengan kriteria yang diinginkan.
Adapun langkah-langkah penilaian kinerja, meliputi:
1. Melakukan identifikasi terhadap langkah-langkah penting yang diperlukan atau
yang akan mempengaruhi hasil akhir (output ) yang terbaik.
2. Menuliskan perilaku kemampuan-kemampuan spesifik yang penting dan
diperlukan untuk menyelesaikan tugas dan menghasilkan hasil akhir (output) yang
terbaik.
3. Membuat kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur, jangan terlalu banyak
sehingga semua kriteria tersebut dapat diobservasi selama siswa melaksanakan
tugas.
4. Mendefinisikan kriteria kemampuan-kemampuan yang akan diukur berdasarkan
kemampuan siswa yang harus dapat diamati (observable) atau karakteristik
produk yang dihasilkan.
5. Urutkan kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur berdasarkan urutan yang
dapat diamati.

6. Kalau ada periksa kembali dan bandingkan dengan kriteria-kriteria yang dibuat
sebelumnya oleh orang lain di lapangan.
7. Tes tertulis
Tes tertulis merupakan tes dalam bentuk bahan tulisan (baik soal maupun jawabannya).
Dalam menjawab soal siswa tidak harus selalu merespon dalam bentuk menulis kalimat
jawaban tetapi dapat juga dalam bentuk mewarnai, memberi tanda, menggambar grafik,
diagram dan sebagainya.
1. Tujuan penggunaan tes
v Mendiagnosa siswa (kekuatan dan kelemahan)
v Menilai kemampuan siswa (ketrampilan dan pengetahuan atau pengalaman).
v Memberikan bukti atas kemampuan siswa yang telah dicapai
v Menyeleksi kemampuan siswa baik secara individu maupun kelompok.
v Monitoring standart pendidikan.
1. Bentuk instrumen tes dan penskorannya:
Objektif
1. pilihan ganda
2. benar salah
3. menjodohkan
Non Objektif
4. jawaban singkat atau isian singkat
Soal uraian
5. uraian objektif
6. uraian bebas
7. pertanyaan lisan

Anda mungkin juga menyukai