Anda di halaman 1dari 10

SINOPSIS JURNAL

SURVEILANS
PEMETAAN DAERAH RAWAN
PANGAN DI KABUPATEN
BANGKALAN
Kelompok 7:
Wanda Vemitta
(145070309111037)
Tri
Anggi
Purnasari
(145070309111038)
Noor
Halidah
Puji
L
(145070309111039)
Rosa Octrianna
(145070309111040)
Anisha
Ayu
Hapsari
(145070309111041)
Farida Rahmawati
(145070309111042)

Latar Belakang
Alasan Penelitian
Kabupaten Bangkalan diidentifikasi
sebagai wilayah yang rentan
terhadap rawan pangan dengan
menggunakan 10 indikator penduduk
rawan pangan (hasil pemetaan
rawan pangan, FIA, 2005).

Metode Penelitian
Waktu

Metode Pelaksanaan

Analisa Data
Metode identifikasi rawan pangan dilakukan
dengan menggunakan indikator FIA (Food
Insecurity Atlas) dengan 14 indikator dan
melalui 3 tahapan.

Analisa Data
Diidentifikasikan
dan
disusun
sejumlah indikator-indikator yang
tepat dalam menentukan kawasan
rawan pangan di Kecamatan Tanah
Merah, dari 14 indikator yang
dianjurkan untuk digunakan hanya 9
indikator
yang
tepat
dapat
digunakan pada 3 dimensi kelompok
indikator, yaitu :

Analisa Data
Ketersediaan

Kesimpulan
Karakteristik wilayah rawan pangan di
Kecamatan Tanah Merah dicirikan oleh
sebaran wilayah lahan pertanian yang
besar. Sarana dan prasarana masih
terbatas dan pola pertanian umumnya
masih dilakukan secara tradisional dan pola
pertanian subsistem masih tinggi.
Penyebab kerawanan pangan di Kecamatan
Tanah Merah berdasarkan atas indikator
kerawanan pangan yang digunakan adalah
penduduk dibawah garis kemiskinan, akses
listrik dan penduduk buta huruf.

Intervensi
Sebagai alternative yang
direkomendasikan kebijakan
pengelolaan daerah rawan pangan
adalah dengan meningkatkan
aksesibilitas terhadap pangan dan
mendorong tumbuhnya aktivitas
perekonomian di tingkat wilayah dan
rumah tangga.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai