Anda di halaman 1dari 26

STRES

DAN GANGGUAN LAMBUNG

dr. Jojor Putrini, SpKJ

Stres
Istilah yang sangat populer dalam
masyarakat.
Awalnya berasal dari kata distress.
Sekarang hanya dipakai istilah stres.
Biasanya dipakai untuk
menggambarkan keadaan yang kurang
menyenangkan ; misalnya gelisah, tidak
dapat tidur, sakit maag, sakit jiwa berat
kadang dikatakan sedang stres.

Awalnya stres dan kecemasan/ anxietas


dianggap hal yang sama.
Anxietas adalah salah satu cara
menghadapi stres.
Stres sering diartikan sebagai suatu
keadaan ketegangan fisik, mental dan
emosional yang disebabkan oleh kondisi
eksternal.
Sampai sekarang defenisi stres masih
banyak dibicarakan.

Defenisi

Suatu kondisi dimana tubuh berada


dalam ancaman homeostasis atau
harmonisasi (johnson et.al ).
Dengan kata lain, stress dianggap
mengganggu equilibrium organisme.

Stres

Stres sering kali dianggap sebagai kuda


perang psikiatri karena diyakini sebagai
penyebab psikopatologi mayor & pencetus
atau presipitator dari penyakit psikiatrik
dan suatu kondisi medis umum.

Jenis stressor secara obyektif :

Faktor organo-biologik : api, dingin, penyakit,


cedera, abortus, gangguan gizi, penyakit metabolik
(DM), kelelahan, tindakan pembedahan, dll.
Faktor psikologik, edukasional, dan perkembangan :
frustrasi, kemarahan, rasa sedih, konflik, rasa
rendah diri, rasa bersalah, rasa kesepian, dll.
Faktor sosio-budaya ; keadaan ekonomi,
kemiskinan, pekerjaan dan persaingan, perubahan
lingkungan hidup (misal transmigrasi, berpindah
tempat tinggal-pekerjaan-sekolah), sikap orang tua,
sikap masyarakat, dll.

Taraf berfat-ringannya stressor, dinilai secara


obyektif berdasarkan ; seberapa berat stressor
yang sama akan menyebabkan penderitaan
pada kebanyakan orang yang mempunyai latar
belakang sosial-budaya yang sama.
Penilaian dijabarkan dengan : tidak ada stres,
stres ringan, sedang, berat, sangat berat,
sampai kepada katastrofik/malapetaka.
Dalam PPDGJ III, ada tabel barat ringannya
stressor.

Stressor yang sama


seringkali memberikan
reaksi yang berbeda pada
individu yang berbeda,
namun ada respon yang
umum dijumpai.

Respons fisiologis terhadap


Stres

Respon neurotransmitter
Beberapa jenis stres pada umumnya
mengaktivasi sistem noradrenergik
(khususnya di LC), dan menyebabkan
pelepasan katekolamin. Stres yang
berkepanjangan menyebabkan sintesis
norepinefrin. Stres dapat memodulasi
sistem dopaminergik, glutamat, GABA.

Respon endokrin
CRF (hipotalamus)
cortex adrenal

hipofisis
ACTH
glukokortikoid.

Respon imunitas
Stres dapat mengaktivasi kekebalan
melalui CRF (LC) norpeinefrin
epinefrin (medula adrenal) aktivasi
sistem saraf simpatis
humoral imune
response (cytokines) , cth : IL-1 dan IL-6.

Stress
Oksitosin
Menekan sistem vagus

Konstriksi gaster

Iskemik mukosa
gaster

Difusi asam
dari lumen
gaster ke
jaringan
mukosa

Bile-acids
and/or other
duodenalpancreatic
secretions
reflects into
gastric lumen

Memudahkan
terjadinya lesi/erosi
mukosa
Dari berbagai sumber

Stress
Oksitosin

Aktivasi katekolamin di LC

Organ yang disarafi


oleh saraf otonom
menjadi aktif
(termasuk otot
polos
gastrointestinal)

Sekresi asam /gastric acid


Memudahkan
terjadinya lesi/erosi
mukosa
Dari berbagai sumber

Respon Psikologis terhadap


stres

Anxietas yang berfungsi sebagai signal


tanda bahaya.
Signal anxietas akan berusaha ditekan
dengan mekanisme represi ke alam
bawah sadar, secara otomatis.

Reaksi terhadap stres berat- penyakit ,


atau anggota keluarga menderita sakit
atau kematian :
terdapat 5 stadium menurut Elisabeth
Kubler Ross
1. Shock and Denial
2. Anger
3. Bargaining
4. Depression
5. Acceptance.

Respon tubuh terhadap stres bertujuan;

Inisiasi sistem fisiologis.


Memberikan respons adaptif.
Mengembalikan homeostasis.

Lambung merupakan salah satu organ


tubuh yang paling sensitif mengalami
perubahan saat timbul stres fisik
maupun psikologis.
Organ yang lain yang sering mengalami
perubahan pembuluh darah, jantung,
paru paru, otak, tulang dan sendi.

85 persen individu yang mengalami


kecemasan, biasanya memiliki keluhan
gastrointestinal , dan sering
disalahdiagnosis dengan sindrom
dispepsia.
Demikian juga pasien yang berkunjung
ke rumah sakit dengan diagnosis
sindrom dispepsia, ternyata 50 % adalah
penderita gangguan cemas umum,
gangguan cemas panik, atau bahkan
penderita gangguan depresi.

Gejala yang dapat terjadi

Mual
Muntah
Diare
Kembung
Nyeri epigastrium
Bising usus meningkat
Rasa panas pada daerah dada dan
epigastrium

Kadang sampai sulit dibedakan dengan


serangan jantung.

Pemeriksaan yang diperlukan


Pemeriksaan bising usus
Bunyi jantung
Palpasi perut

Penunjang
Endoskopi
EKG
Feses / kotoran bila ada simptom diare
berkepanjangan

GEJALA KLINIK DEPRESI

(4)

22

Gangguan vegetatif :

nafsu makan : berkurang / hilang / bertambah


tidur
: insomnia
fungsi seksual : penurunan gairah seksual,
gagal
ereksi, sulit mencapai orgasme

Gangguan somatik :

pusing, sakit kepala


nyeri dada, sesak napas
nyeri pada beberapa bagian tubuh
saluran cerna : kembung, mual, sulit BAB
5/27/15

TUJUAN TERAPI
23

Terapi

Meminimalkan
risiko
relaps/rekurens

Menurunkan/m
enghilangkan
tanda, gejala
Mengembalik
an fungsi
utama

5/27/15

Latihan mengelola stres :

Self-observation
Cognitive-resructuring
Relaxation training
Time management
Problem solving

Terapi

Liat apakah ada simtom gangguan jiwa,


berikan terapi anti psikotik, anti
depresan, anti cemas, anti insomnia,
anti bipolar.
Berikan obat untuk simtom gangguan
pencernaan.

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai