Elektroforesis
Elektroforesis
listrik. Kecepatan molekul yang bergerak pada medan lisrtik tergantung pada muatan,
bentuk dan ukuran. Posisi molekul yang terseparasi pada gel dapat di deteksi dengan
pewarnaan atau autoradiografi, atau pun dilakukan kuantifikasi dengan densitometer.
Banyak molekul biologi bermuatan listrik yang besarnya tergantung pada pH dan
komposisi medium dimana molekul biologi tersebut terlarut. Bila berada dalam suatu
medan listrik, molekul biologi yang bermuatan positif akan bermigrasi keelektroda
negative dan sebaliknya.
Banyak molekul biologis seperti asam amino, peptida, protein, nukleotida dan asamasam nukleat memiliki gugus yang dapat engion sehingga bermuatan listrik, baik
sebagai kation (+) atau anion (-). Bahkan senyawa yang non polar seperti karbohidrat
dapat diberi muatan.
Bila berada dalam suatu medan listrik, molekul biologi yang bermuatan positif akan
bermigrasi keelektroda negative dan sebaliknya. Prinsip inilah yang dipakai dalam
elektroforesis untuk memisahkan molekul-molekul berdasarkan muatanya. Oleh karena
partikel sol bermuatan listrik, maka partikel ini akan bergerak dalam medan listrik.
Pergerakan ini disebut elektroforesis. Jika sistem koloid bermuatan negative, maka
partikel itu akan menuju elektrode positif
Elektroforesis adalah teknik pemisahan komponen atau molekul bermuatan
berdasarkan perbedaan tingkat migrasinya dalam sebuah medan listrik . Medan listrik
dialirkan pada suatu medium yang mengandung sampel yang akan dipisahkan. Teknik ini
digunakan dengan memanfaatkan muatan listrik yang ada pada makromolekul, misalnya
DNA yang bermuatan negatif. Jika molekul yang bermuatan negatif dilewatkan melalui
suatu medium, kemudian dialiri arus listrik dari suatu kutub ke kutub yang berlawanan
muatannya maka molekul tersebut akan bergerak dari kutub negatif ke kutub positif.
Kecepatan gerak molekul tersebut tergantung pada nisbah muatan terhadap massanya
serta tergantung pula pada bentuk molekulnya. Pergerakan ini dapat dijelaskan dengan
gaya Lorentz, yang terkait dengan sifat-sifat dasar elektris bahan yang diamati dan
kondisi elektris lingkungan:
Fe = qE
F= gaya Lorentz, q= muatan yang dibawa oleh objek, E adalah medan listrik.
Secara umum, elektroforesis digunakan untuk memisahkan, mengidentifikasi, dan
memurnikan fragmen DNA.
Pergerakan molekul terutama tergantung di muatan yang ada pada permukaan partikel,
tanda dan besarnya muatan pembawa oleh variasi group ionogenik. Tergantung kepada
kekuatan molekul listrik dan pH dari medium dalam mengkateristik, sehingga pemisahan
molekul dapat terjadi karena efek seleksi dan medium yang sesuai.
Jenis jenis Elektroforesis
1. Elektroforesis kertas adalah jenis elektroforesis yang terdiri dari kertas sebagai fase
diam dan partikel bermuatan yang terlarut sebagai fase gerak, terutama ialah ion-ion
kompleks. Pemisahan ini terjadi akibat adanya gradasi konsentrasi sepanjang sistem
pemisahan. Pergerakan partikel dalam kertas tergantung pada muatan atau valensi zat
terlarut, luas penampang, tegangan yang digunakan, konsentrasi elektrolit, kekuatan
ion, pH, viskositas, dan adsorpsivitas zat terlarut.
2. Elektroforesis gel ialah elektroforesis yang menggunakan gel sebagai fase diam untuk
memisahkan molekul-molekul. Awalnya elektoforesis gel dilakukan dengan medium gel
kanji (sebagai fase diam) untuk memisahkan biomolekul yang lebih besar seperti
protein-protein. Kemudian elektroforesis gel berkembang dengan menjadikan agarosa
dan poliakrilamida sebagai gel media.
Medium Pendukung
Elektroforesis untuk makromolekul memerlukan medium pendukung untuk mencegah
terjadinya difusi karena timbulnya panas dari arus listrik yang digunakan. Gel
poliakrilamid dan agarosa merupakan medium pendukung yang banyak dipakai untuk
separasi protein dan asam nukleat. Efek penguapan juga dapat diturunkan minimal jika
elektroforesis dilakukan di medium pendukung yang dicelupkan dengan larutan buffer.
Pemisahan sempurna suatu campuran dapat terjadi efektif dalam zona tertentu.
Meskipun medium pendukung relatif stabil (inert), komposisinya mungkin akan
menyebabkan penyerapan, migrasi elektron (elektro osmosis) atau penyaringan
berdasarkan ukuran molekulnya, yang kesemuanya mempengaruhi kecepatan gerak
senyawa.
1. Cellulose asetat
2. Larutan Buffer
Larutan buffer (penyangga) ini menstabilkan pH medium pendukung. Buffer juga dapat
mempengaruhi kecepatan gerak senyawa karena beberapa hal, yaitu :
- Komposisi
Buffer harus tidak mengikat senyawa yang dipisahkan karena akan mempengaruhi
kecepatan gerak. Buffer borat dipakai untuk memisahkan karbohidrat, karena dapat
membentuk gabungan yang bermuatan listrik dengan karbohidrat.
- Konsentrasi
Dengan naiknya kekuatan ion buffer, jumlah arus listrik yang terbawa meningkat dan
bagian aliran yang dibawa sampel menurun, sehingga memperlambat geraknya.
Kekuatan ion tinggi dalam buffer akan meningkatkan arus keseluruhan sehingga panas
juga meningkat, biasanya dipilih 0,05 -0,10M.
- pH
Tingkat ionisasi asam-asam organik akan bertambah apabila pH bertambah, sebaliknya
untuk basa-basa organik,oleh sebab itu tingkat kecepatan geraknya juga terpengaruh
oleh pH. Kedua pengaruh dapat terjadi pada senyawa seperti asam aminoyang memiliki
sifat asam dan basa
3. Medan elektrik
Apabila voltase diberikan diantara dua elektroda, arus ditentukan oleh tahanan dalam
medium.
- Voltase
Apabila jarak antara dua elektroda adalah 1 meter dan perbedaan potensial antara
keduanya adalah V volt sehingga gradient potensialnya adalah V/1m. Kenaikan gradient
potensial akan menyebabkan kecepatan gerak ion.
- Aliran listrik
Arus aliran listrik dalam larutan antara dua elektroda disebabkan umumnya oleh ion
buffer dan sedikit oleh ion dalam sampel. Kenaikan voltase akan meningkatkan jumlah
muatan yang dipindahkan setiap detik kearah elektroda. Jarak yang ditempuh ion akan
sebanding dengan waktunya.
- Tahanan
Medium elektroforesa menimbulkan pada aliran ion sebanding dengan jenis medium,
jenis buffer dan konsentrasinya. Tahanan akan meningkat dengan bertambahnya jarak
antara elektroda, namun berkurang dengan bertambahnya luas permukaan elektroda
dan konsentrasi ion dalam buffer
dan teknik kromatografi. Istilah umumnya ini dapat dianggap sebagai pemisahan
elektroforesis dari sejumlah senyawa di dalam tabung sempit. Walaupun
sebagian besar aplikasi telah dilakukan menggunakan cairan sebagai media
pemisah, teknik elektroforesis kapiler dimana kapiler berisi elektroforesis gel,
lapisan kromatografi.
Elektroosmosis
Merupakan proses dasar yang mengendalikan CE, peristiwa ini merupakan hasil
dari terdapatnya muatan pada dinding pipa kapiler. Aliran elektroosmosis
didefenisikan dalam persamaan dibawah:
menarik muatan positif ion dari larutan buffer, menghasilkan dua lapisan
elektrik. Ketika tegangan yang dilibatkan melewati pipa kapiler, kation yang ada
didalam jumlah yang panjang (banyak)pada lapisan ganda (double layer),
berpindah secara langsung kadalam katoda dengan mengikutsertakan air.
Hasilnya adalah jaringan aliran larutan buffer pada elektroda negatif.
Meningkatnya konsentrasi akan mengakibatkan aliran elektroosmosisnya
menjadi menurun.
Dari gambar di atas, ion zwiter seperti peptida telah dipisahkan kedalam dua
kondisi pH, pada pH tinggi EOF besar dan peptida bermuatan negatif sehingga
perpindahan elektroforesis menuju kearah elektroda positif (anoda).
Dari gambar di atas pada saat aliran pada pipa kapiler diberikan suatu
pendorong yaitu tekanan maka akan terlihat perbedaan kecepatan aliran yaitu
pada lintasan tengah pipa lebih cepat dibanding dengan pada dinding, hal ini
terjadi karena ada gaya friksional(gesek) liquid terhadap dinding kapiler (sistem
hidrodinamik). Gambar bagian atas menunjukkan sistem yang dikendalikan
secara elektris, gaya dorong pada EOF terdistribusi secara uniform(merata)
sepanjang pipa tersebut, sehingga tidak ada pengaruh tekanan, distribusi
kecepatan merata kecuali pada bagian yang dekat sekali pada dinding pipa
kapiler.
Dimana L adalah panjang pipa kapiler, A adalah luas area yang dialiri. Apabila
i=VR dan R=L/kA sedangkan k adalah koduktivitas maka:
Gradien temperatur yang melintas pada kolom kapiler merupakan akibat dari
dissipasi panas, temperatur pada aliran tengah kolom kapiler lebih tinggi
dibandingkan dengan temperatur pada dinding kapiler.
Gambar 2.4
Viskositas akan menjadi lebih rendah pada saat temperatur tinggi, dalam kondisi
ini pula EOF dan mobilitas elektroforesis (EPM) juga akan meningkat. Gradien
temperatur sebanding dengan kuadrat diameter dari pipa kapiler, dapat dilihat
melalui persamaan dibawah:
Separasi molekul-molekul kecil dan besar dapat dilakukan dengan baik dengan
metode CZE. Meskipun pada molekul yang lumayan kecil dimana rasio antara
muatan dan massanya tidak begitu bagus.
2. Isoelectric focusing (IEF)
Isoelectrik fokus kapiler (CIEF) belum memberikan dimensi lain untuk
elektroforesis kapiler dengan memperkenalkan mekanisme pemisahan
berdasarkan perbedaan titik isoelectrik (pI) dari biomolekul. Pemisahan protein
dalam CIEF bergantung pada pembentukan gradien pH sepanjang sumbu
longitudinal kapiler dan migrasi analit ke daerah pH, sama dengan pI mereka, di
mana perpindahan titik molekul netral berhenti. Beberapa langkah, baik secara
independen maupun simultan, terlibat dalam melaksanakan analisis yaitu
dengan CIEF. Sampel adalah yang pertama dilarutkan dalam ampholytes
mixturebof carrier, yang akan membentuk dasar dari gradien pH di kapiler
tersebut. Pilihan kisaran pH didapatkan tergantung pada nilai-nilai pI dari analit,
namun kisaran yang cukup sempit akan mencakup hasil PIs dalam kekuatan
menyelesaikan lebih besar. Langkah fokus diperlukan untuk membentuk gradien
pH dan sekaligus fokus analit ke dalam zona diskrit sepanjang gradien pH.
Setelah migrasi dari analit berhenti, arus akan berkurang. Dalam rangka untuk
mendeteksi protein, zona individu harus dimobilisasi, atau dielusi, melewati
detection window. Langkah ini dapat dilakukan elektroforesis dengan
penambahan garam, hidrodinamis atau electroosmotically. Chen dan Wiktorowicz
digunakan mobilisasi hidrodinamik di hadapan medan listrik untuk mendeteksi
protein dan bentuk mutan terkait. Prosedur ini memungkinkan mobilisasi deteksi
analit sementara.
Perpindahan(pergerakan) cairan pada pipa kapiler akan terus berlangsung
sepanjang larutan memiliki muatan atau diberi muatan, apabila kondisi sudah
menjadi netral maka cairan akan berhenti bergerak.
4. Isotachophoresis
Pada metode ini aliran elektroosmosis sama dengan 0, sistem pada buffer adalah
heterogen, pipa kapiler diisi dengan larutan elektrolit yang memiliki mobilitas
tinggi dibandingkan sampel-sampelnya yang akan diteliti sebagai leading ,
kemudian sampel diinjeksi, kemudian larutan elektrolit kembali dimasukkan
kembali sebagai terminating.
5. Micellar Electrokinetic Capillary Chromatography
Konsep dari MEKC ini adalah surfaktan ionik dimasukkan ke dalam larutan buffer
yang mengalir pada konsentrasi micelle kritis. Bagian dalam micelle bersifat
hidrofobik sedangkan bagian luarnya bersifat anionik. Micelle memiliki fase
pseudostation yang dapat memompa secara elektroforesis. Pemisahan
didasarkan pada analisis perbedaan asosiasi dengan micelle. Interaksi antara
analisis dan micelle mengarah pada salah satu atau kombinasi dari interaksi
elektrostatik, ikatan hidrogen, dan atau interaksi hidrofobik. Aplikasi dari MEKC
terbatas pada beberapa kasus untuk molekul-molekul kecil dan peptida-peptida
yang mengarah ke ukuran fisik dari makromolekul dan ketidakmampuan mereka
untuk memenuhi partisi ke bagian dalam dari micelle. Bagaimanapun juga, MEKC
telah berhasil pada pemisahan dari famili antibiotika dekapeptida dengan
menggunakan surfaktan Zwitter ion. Selektifitas MEKC mungkin dimanipulasi
oleh variabe-variabel seperti tipe surfaktan, pH (pada larutan ionik), temperatur,
dan bahan tamabahan lain (organik, pasangan ion, dll). Donato dkk mempelajari
efek pH, konsentrasi surfaktan dan pengaruh pengubah organik pada pemisahan
beberapa obat antiinflamasi non-steroidal. Grup yang sama juga
menbgaplikasikan CE dan MEKC untuk analisis langsung dari obat-obat
antiinflamasi non-steroidal pada beberapa formulasi farmasetika tanpa sampel
pretreatment. Sebuah surfaktan katin (CTAB) efektif pada pemisahan kebalikan
aliran elektroosmotik untuk kedua antibiotik netral dan anionik.
Micellar merupakan agregat molekul yang ampifilik yang dikenal sebagai
surfaktan, micelle berkemampuan untuk menganalisis analit pada level
molekular berdasarkan interaksi hidrofobik dan elektrostatik.
DNA fingerprinting.
2) Genetics
Mendeteksi kelainan genetik.
Membandingkan gen homolog dari spesies yang berbeda, mengetahui
susunan sekuens berbagai genom.
Mengetahui aktivitas gen selama perkembangan berbagai tipe sel organisme
atau percobaan perlakuan gen.
Mengetahui variasi genetik yang ada di alam.
Mengidentifikasi persamaan dan perbedaan genetik antar individu
3) Biochemistry
Menentukan atau mengidentifikasi berat molekul DNA, RNA, dan protein
tertentu.
4) Mycrobiology
Mengetahui jumlah fragmen DNA yang diklon dalam rekombinan DNA plasmid.
5) Molecular Biology
Mempelajari evolusi tingkat molecular.
Menganalisa fragmen DNA yang diamplifikasi lewat PCR
Mendeteksi lokasi dan jumlah mRNA dalam sel atau jaringan tertentu .
Mengetahui ukuran fragmen DNA dari produk PCR
Memisahkan produk DNA dari hasil digesti yang berbeda ukuran, kemudian disequencing,
Pemurnian atau purifikasi DNA.
6) Farmasetika dan Klinik
Analisa formulasi farmasetika dan cairan biologis dengan CE sangat dibutuhkan,
terutama potensial komplementaritas dari metode ini terhadap HPLC. Penerapan
aplikasi dari CE pada farmasetika analisis dan klinik meningkat dibandingkan tiga
tahun lalu. Metodelogi, menggunakan daerah bebas CE atau MEKC, telah
dikembangkan untuk analisa dari beberapa senyawa seperti salisilat (aspirin),
acetaminophen (paracetamol), cimetidine, obat hipoglikemia, obat anti epilepsy,
morfin, kokain pada urin.
Analisa CE sangat sesuai saat diperlukan untuk menentukan persentase dari
obat atau metabolit pada cairan biologis tanpa ketepatan kuantifikasi. Akuisisi
dari keakuratan kuantitatif data membutuhkan sejumlah tindakan pencegahan.
Misalnya, efek dari matriks biologis pada waktu perpindahan dari analit dapat
diperjelas dengan CE, jadi model internal prosedur standar yang cocok sangat
penting saat formulasi atau cairan biologis secara langsung dianalisa dengan
metode ini. Sebagai alternatif, pada kasus untuk metode analisa lain,
membersihkan sampel sebelum analisa CE yang mungkin diinginkan. Pilihan
tepat dari prosedur yang dapat digunakan untuk memperoleh informasi analisa
kuantitatif dari CE.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari makalah ini dapat disimpulkan :
Elektroforesis adalah suatu teknik yang mengukur laju perpindahan atau
pergerakan partikel-partikel bermuatan dalam suatu medan listrik.
Elektroforesis kapiler adalah metode elektroforesis yang digunakan untuk
memisahkan asam amino, protein, lipid, karbohidrat, dan nukleotida dengan
resolusi tinggi yang dilakukan pada pipa kapiler berisi buffer.
Proses elektroforesis dapat dibedakan dengan berbagai metode, antara lain :
- Capillary Zone Electrophoresis atau Zona elektroforesis kapiler
- Isoelectric Focusing atau Pemusatan isoelektrik kapiler
- Capillary Gel Electrophoresis atau Elektroforesis Kapiler Gel
- Isotachophoresis atau Isotakoforesis Kapiler
- Micellar Electrokinetic Capillary Chromatography atau Misel Kapiler
Kromatografi Elektrokinetik
- Elektrokromatografi Kapiler
Aplikasi elektroforesis dapat diterapkan dalam berbagai bidang, seperti
Forensics
Genetics, Biochemistry, Mycrobiology, Molecular Biology, Farmasetika dan Klinik.