Anda di halaman 1dari 63

&Struktur Molekul

Ikatan Kimia

Oleh : Hernandi Sujono & Yenny Febriani

Ikatan Kimia dan Struktur


Molekul
Ikatan Kimia terjadi karena kecenderungan atom mempunyai
konfigurasi elektron seperti gas mulia. Kecenderungan itu
melahirkan berbagai jenis ikatan, terutama IKATAN ION dan
KOVALEN.

1.1 Gas Mulia


Gas mulia (He, Ne, Ar, Kr, Xe, dan Rn) lebih stabil dalam
bentuk monoatom (bebas), sedangkan unsur yang lain
lebih stabil bila berikatan dng atom lain.

unsur

Stabil
Dalam mono
atom

TDK Stabil
Dalam mono
atom

Pada sistim periodik, gas mulia terletak dalam golongan


VIIIA. Jumlah elektron pada masing-masing kulit adalah
seperti tertera pada tabel berikut ini :

He

Ne

Ar

Kr

10

Xe

18

18

Rn

18

32

18

Jumlah elektron
tiap kulit dari
gas mulia

HeFr
BrHeNe

Sebagai pembanding kulit unsur golongan IA dan VIIA dapat


dilihat pada tabel tabel berikut :
Keistimewaan gas mulia mempunyai jumlah
elektron valensi = 8 (kecuali helium = 2).

1
Jumlah elektron
tiap kulit dari
unsur Golongan IA

Li

Na

Rb

18

Cs

18

32

18

HeFr
BrHeNe

Jumlah elektron
tiap kulit dari unsur
Golongan VIIA

FrHe
NeHeBr
F

Cl

Br

18

18

18

At

18

32

18

Kesimpulan:
Suatu atom akan stabil
bila elektron terluarnya
(elektron valensi) terisi
penuh.

FrHe
NeHeBr

Jadi, untuk semua unsur berlaku


ketentuan yang disebut Aturan Oktet :
suatu
atom
cenderung
mempunyai
elektron valensi delapan,seperti gas mulia
(kecuali helium=2).

Kecenderungan Atom
Unsur yang elektron valensinya tidak terisi penuh
cenderung berubah untuk menyamai gas mulia,
yaitu dengan melepas atau menerima elektron.
Unsur selain gas mulia
mulia
cenderung

gas

(golongan IA s/d VIIA)


Kecenderungan
unsur menerima elektron atau
(golongan
VIII)

melepaskan elektron valensinya bergantung


pada besarnya energi yang dilepaskan atau
diperlukan. Unsur yang energi ionisasinya kecil
akan melepaskan elektron, dan yang besar
akan menerima elektron. Jumlah elektron yang
dilepaskan atau diterima bergantung pada
jumlah elektron valensi unsur yang
bersangkutan.

Unsur golongan IA dan IIA cenderung melepaskan


elektron,
sedangkan golongan VIIA dan VIA cenderung
menerima elektron untuk menyamai konfigurasi
elektron gas mulia. Unsur golongan IIIA, IVA, dan VA
sebagian melepas, dan sebagian menerima .

Logam
(cenderung
melepas e)

III

IVA

VA

VIA VIIA

Ne

Al

Si

Cl

Ar

Ga

Ge

As

Se

Br

Kr

Ln

Sn

Sb

Te

Xe

tI

Pb

Sn

Po

Al

Rn

Tabel Pembagian unsur blok


p : logam, metaloid, dan non
logam

VIII

metaloid

Bukan Logam
(cenderung
menerima e)

Unsur golongan transisi, karena


berada sebelah kiri blok p, akan
melepaskan elektron. Jumlah
elektron yang dilepaskan atau
yang diterima, secara umum,
bergantung
pada
golongan
unsurnya. Unsur golongan IA
karena elaktron valensinya satu
akan melepas satu elektron,
kecuali H cenderung menerima
satu elektron supaya menyamai
gas helium.

Perhatikan
Gambar pada
halaman berikut

IA

+ eH

H- (seperti He)

H
Li

+ e-

Na
Li

Li+(seperti He)

Rb
+ e-

Cs
Na

Na+(seperti Ne)

Unsur golongan IA cenderung melepaskan satu elektron menjadi


ion positif, kecuali H yang cenderung menerima satu elektron

Unsur golongan IIA berelektron valensi dua, maka cenderung


melepaskan kedua elektronnya (seperti Mg), dan sebagian unsur
golongan IIIA cenderung melepaskan ketiga elektron valensinya,
seperti Al.

+ 2eMg+ (seperti Ne)

Mg

+ 3eAl

Al3+ (seperti Ne)

Unsur Mg dan Al dapat melepaskan elektron terluarnya sehingga


membentuk Mg2+ dan Al3+

Golongan VIIA dan VIA cenderung menerima masing-masing satu dan dua
elektron (seperti F dan O), serta sebagian golongan VA cenderung
menerima tiga elektron, seperti N.

e-

F- (Seperti Ne)
ee-

O2- (Seperti Ne)


eee-

N3- (Seperti Ne)

Kecenderungan atom F, O, dan N adalah menerima masing-masing 1,2 dan 3


elektron

Aturan Fajans
Jika atom melepaskan atau menerima
elektron akan membentuk partikel
bermuatan yang disebut ion.
Atom yang melepaskan elektron
membentuk ion positif dan yang
menerima elektron menjadi ion
negatif
Tidak semua atom dapat dapat menjadi
ion bebas yang stabil karena harus
memenuhi aturan Fajans, yaitu
sebagai berikut :

1. Struktur atom (konfigurasi elektronnya)


harus stabil seperti gas mulia

Na (2 8 1)
Ca (2 8 8 2)

Cl (2 8 7)
S (2 8 6)

melepaskan
1emelepaskan
2e melepaskan
1emenerima
1e menerima
2e menerima
1e-

Na+ (2 8)

Stabil

Ca2+(2 8 8)

Stabil

Ca+(2 8 8 1) Tidak Stabil


Cl- (2 8 8)

Stabil

S2- (2 8 8)

Stabil

S-(2 8 7)

Tidak Stabil

2. Muatan ion yang terbentuk harus kecil

ClS2-

N3+
Stabil

Na+

C4+

Tidak Stabil

Be3+
3. Jari-jari ion positif lebih kecil dari
atomnya, contohnya :

Na+ < Na

Ca2+ < Ca

4. Jari-jari ion negatif lebih besar dari atomnya,


contohnya

Cl- > Cl

S2- > S

1.2 IKATAN ION


Ikatan ion adalah :
ikatan antara ion positif dan
negatif, karena partikel yang
muatannya berlawanan tarikmenarik. Atom yang melepaskan
elektron akan menjadi ion
positif, dan sebaliknya, yang
menerima elektron menjadi ion
negatif, seperti Na dan Cl.

Secara ringkas dapat Dituliskan

Na
2Cl + 2e-

Na+ + e-

Na + Cl

Na+ + Cl- atau NaCl (senyawa ion)

2 Cl-

x 1/2

Contoh lain adalah atom K dengan S, Ca dengan F,


dan Mg dengan S.

(K
S + 2e-

K+ + e-)x2

2K + S

2K+ + S2- atau K2S

Ca
(2F + 2e-

Ca2+ + 2e-

Ca + 2F

Ca2+ + 2F- atau CaF2

S2-

2F-)

Mg
S + 2eMgS

Mg2+ + 2eS2Mg2+ + S2- atau

MgS

Catatan :
Jumlah elektron yang dilepaskan atau diterima atom
harus sesuai dengan kecenderungan atau golongannya.
Unsur logam ditulis sebagai monoatom, seperti K, Co,
dan Hg.
Unsur bukan logam yang berwujud gas dituliskan sebagai
diatom (H2, O2, N2, F2, Cl2, Br2, dan I2).
Unsur karbon, belerang, dan fosfor dituliskan masingmasing sebagai C, S atau S8, dan P4.

CONTOH SOAL :
Tentukan rumus senyawa antara
unsur :
a. Litium dengan oksigen
b. Barium dengan iod
c. Almunium dengan klor
d. Almunium dengan belerang.

a Rumus Senyawa Unsur Litium dengan oksigen :

(Li
O2 + 4e-

Li + e-) x 4

4Li + O2

4Li+ + 2O2- atau 2Li2O

2O2-

b Rumus Senyawa Barium dengan Iod :

Ba
I2 + 2e-

Ba2+ + 2e-

Ba + I2

Ba2+ + 2I2- atau BaI2

2I-

c Rumus Senyawa Unsur Almunium dengan Klor :

(Al
(Cl2 + 2e-

Al3+ + 3e-) x 4

2Al + 3Cl2

2Al3+ + 6Cl- atau 2AlCl3

2Cl-) x 3

d Rumus Senyawa Unsur Almunium dengan Belerang :

(Al
(S + 2e-

Al3+ + 3e-) x 2

2Al + 3S

2Al3+ + 3S2- atau Al2S3

S2-)

Rumus & Nama Senyawa


Ion
Aturan menuliskan senyawa ion adalah sebagai berikut :
Mengetahui ion positif (kation) dan ion negatif
(anion) serta jumlah muatan masing-masing.
1+

Li
Na

2+

3+

3-

2-

1-

Mg2+ Al3+

N3-

O2-

F-

K+

Ca2+

P3-

S2-

Cl-

Rb+

Sr2+

Se2-

Br-

Cs+

Ba2+

Te2-

I-

Tabel ion positif


(kation) dan ion
negatif (anion)
beberapa unsur
golongan utama

. Aturan Penulisan senyawa ion


Menuliskan ion positif didepan dan ion negatif di
belakang, serta memberi indeks masing-masing ion agar
jumlah muatan positif sama dengan muatan negatif.
Indeks harus sekecil mungkin sehingga didapat rumus
empiris, seperti pada contoh berikut :

Li2O
Bal2
AlCl3

bukan
bukan
bukan

OLi2
I2Ba
Cl3Al

Menuliskan nama senyawa ion dimulai dari ion positif dan


kemudian ion negatifnya serta ditambah akhiran ida
Rumus
NaCl
AlI3

Nama
natrium klorida
alumunium iodida

Unsur golongan transisi juga dapat membentuk ion positif


dengan melepaskan elektron orbital s kulit luar, dan juga
ada yang dikuti oleh elektron orbital d-nya, contoh Zn2+.
Zn

Zn2+ + 2e-

[Ar] 3d10 4s2

[Ar] 3d10

Unsur blok p bagian kiri dan bawah (disebut post transisi)


juga bersifat logam dan dapat melepaskan elektron
orbital p dan jika perlu orbital s kulit terluarnya contoh
Sn.
Sn

Sn2+ + 2e

[Kr] 4d10 5s2 5p2

[Kr] 4d10 5S2

Jadi, elektron kulit terluar ion unsur transisi dan post


transisi tidak sama dengan gas mulia sehingga sulit
menentukan jumlah muatan ionnya.
Krom

Cr2+

Cr3+

Emas

Au+

Au3+

Mangan

Mn2+

Mn3+

Seng

Zn2+

Besi

Fe2+

Fe3+

Kadmium Cd2+

Kobalt

Co2+

Co3+

Raksa

Hg+

Hg2+

Nikel

Ni2+

Timah

Sn2+

Sn4+

Tembaga

Cu+

Cu2+

Timbal

Pb2+

Pb4+

Perak

Ag1+

Bismut

Bi3+

Untuk membedakan satu ion dengan yang lain, dibelakang


nama ion diberi angka sesuai muatannya, atau memberi
akhiran tertentu, seperti contoh berikut :
Fe2+
Fe3+
Cu+
Cu2+
Hg+
Hg2+

ion
ion
ion
ion
ion
ion

besi (II)
atau
besi (III)
atau
tembaga (I) atau
tembaga (II)
raksa (I)
atau
raksa (II)
atau

ion fero
ion feri
ion kupro
atau
ion kupri
ion merkuro
ion merkuri

Tuliskan rumus dan senyawa antara :


a. besi dengan klor
b. emas dengan belerang
c. raksa dengan belerang
d. seng dengan flor
e. perak dengan oksigen

a. FeCl2 fero klorida atau besi (II) klorida


FeCl3 feri klorida atau besi(III) klorida
b. Au2S auro sulfida atau emas(I) sulfida
Au2S3 auri sulfida atau emas(III) sulfida
c. HgBr merkuro bromida atau raksa(I) bromida
HgBr2
merkuri bromida atau raksa(II) bromida
d. ZnF2 seng fluorida atau seng(I) fluorida
e. Ag2O perak oksida atau perak(I) oksida

Ion tidak hanya terbentuk dari satu atom


(monoatom) tetapi juga sekelompok atau
yang disebut ion poliatom, contohnya
ion nitrat bermuatan negatif satu.
Artinya muatan negatif bukan hanya
untuk N atau salah satu O, tetapi milik
keempat atom, dan bisa dituliskan NO3-.
Ion poliatom yang banyak ditemukan
tercantum pada tabel berikut :
Ikuti terus
Ion poliatom yang
umum ditemukan

Ion poliatom yang


umum ditemukan
KATION

NAMA

ANION

NAMA

ANION

NAMA

NH4+

Amonium

SO42-

Sulfat

H2PO4-

dihidrogen fosfat

H3O+

Hidronium

SO32-

Sulfit

CrO4-

Kromat

N2H5+

Hidrozinium

HSO4-

Bisulfat

Cr2O72-

Dikromat

NAMA

HSO3-

Bisulfit

MnO4-

Permanganat

karbonat

ClO4-

Perklorat

CH3COO-

Asetat

HCO3- bikarbonat

ClO3-

Klorat

CNS-

Tiosianat

C2O42-

oksalat

ClO2-

Klorit

S2O32-

Tiosulfat

CN-

sianida

ClO-

Hipoklorat

AlO2-

Aluminat

NO3-

nitrat

PO43-

Pospat

IO3-

Iodat

OH-

hidroksida

HPO42- Hidrogen Fosfat

ANION

CO32-

1.3 Ikatan Kovalen


Unsur elektronegatif adalah suatu unsur
yang cenderung menerima elektron atau

Nilai
2,0 .

keelektronegatifannya

Unsur elektronegatif terletak pada bagian atas


dan kanan blok p dalam sistim periodik dan
ditambahkan
hidrogen.Kecenderungan
unsur
elektronegatif menerima elektron disebabkan
oleh
adanya
dorongan
untuk
mencapai
kestabilan, agar elektron valensinya seperti gas
mulia.
Perhatikan Tabel
pada halaman
berikut

Tabel Keelektronegatifan unsur-unsur elektronegatif

IA

IIIA

IVA

VA

VIA

VIIA

H
2,1

B
2,1

C
2,5

N
3,1

O
3,5

F
4,1

Si
1,8

P
2,1

S
2,5

Cl
3,0

As
2,0

Se
2,4

Br
2,8

Te
3,0

I
2,5
At
2,2

IKATAN KOVALEN adalah ikatan antara dua atom dengan


pemakaian bersama sepasang elektron atau lebih.
Penggabungan orbital berarti menambahkan jumlah elektron valensi
masing-masing atom, sehingga keduanya stabil, seperti H dengan H, F
dengan F, dan H dengan Cl.

H H

H
Cl
Pembentukan ikatan kovalen HCl

Cl

Pembentukan ikatan kovalen dalam O2 dan H2O

O=O

H
O
H

RUMUS
LEWIS

Pada Tahun 1910 Lewis menemukan pembentukan


ikatan kovalen yang praktis yang disebut rumus lewis,
dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Satu elektron dilambangkan dengan satu titik.
b. Elektron yang ditampilkan hanya elektron valensi unsur.
c. Elektron dalam senyawa harus sesuai aturan oktet.
Contohnya Pembentukan Molekul H2 , F2 & HF

H H

HH
HH

Atau

Contoh Pembentukan Molekul F2

F F
Atau

Fr
NeHeBr

FF
FF

Contoh Pembentukan Molekul HF

H F
Atau
Fr
NeHeBr

H F
H F

Contoh Lain : Pembentukan Molekul O2 dan H2O

O
H

O O

Atau

O O

O H
H
O H

Atau

Ikatan Kovalen Dapat


Terjadi Antara :
Atom yang sama, contohnya : H2, F2, O2, dan N2
Atom yang berbeda, contohnya : HF, H2O, NF3 dan CH4

Antara dua atom dapat


terjadi :

1. Sepasang eletron dipakai bersama, disebut


ikatan tunggal, contohnya : H - H, F - F, H
F
2. Dua pasang elektron dipakai bersama, disebut
ikatan rangkap dua, contohnya :
O
=O
3. Tiga pasang elektron dipakai bersama, disebut
ikatan rangkap tiga, contohnya :
N
N

Tentukan Senyawa Kovalen Antara


Unsur :
Oksigen dengan karbon,
Oksigen dengan belerang.
Belerang dengan hidrogen
O H
Karbon dengan fluor.
S C
F Br

Senyawa Kovalen Antara Unsur Oksigen dengan karbon

Atau

CO

Senyawa Kovalen Antara Unsur Oksigen dengan Belerang

Atau

SO

Senyawa Kovalen Antara Unsur Hidrogen dengan Belerang

S
H

S
H

Atau

H2S

Senyawa Kovalen Antara Unsur Karbon dengan Flour

Cl
Cl

C
Cl
FrHe
NeHeBr

Cl
Cl

Cl

Cl

C
Cl
Atau

CCl4

Rumus lewis yang mengunakan titik cukup sulit untuk


senyawa-senyawa beratom banyak (poliatom), tetapi dapat
disederhanakan dengan cara garis. Dalam cara ini, dua
elektron dilambangkan dengan satu garis (-), sehingga atom
dalam senyawa harus mempunyai empat garis, kecuali H satu
garis. Langkah-langkah cara ini adalah sebagai berikut :

1. Jumlah semua elektron valensi atom dalam senyawa.


2. Tentukan jumlah garis dengan membagi dua
jumlah elektron itu.
3. Letakkan atom-atom secara berdekatan sesuai dengan
struktur molekulnya.
4. Beri garis tiap atom sehingga jumlah masing-masing
empat, dan jika perlu diberi dua atau tiga garis antara
dua atom.
5. Jumlah semua garis harus sama dengan yang dihitung
pada no.2.

Tentukan Rumus Lewis senyawa di


bawah ini :

CO2
SO
SO3
NCl

O
S BrCl
Cl

a Rumus Lewis senyawa

CO2

CO2 : C = 4e
2 O = 12e
( 8 Garis )
16e
O

b Rumus Lewis senyawa

SO
FrHe
NeHeBr

SO : S
O
S

= C = O

= 6e
= 6e

( 6 Garis )
12e
= O

c Rumus Lewis senyawa

SO3

SO3 : S = 6e
3 O = 18e
24e ( 12 Garis )
O

S = O
O

d Rumus Lewis senyawa

NCl3
FrHe
NeHeBr

NCl3 : N = 5e
3 Cl = 21e

26e ( 13 Garis )
Cl

N
Cl

Cl

Tentukan Rumus Lewis Senyawa


Berikut :

HNO3

H2SO4
H3PO4
C2H4

H
S PC
F

H = 1e
N = 5e
3 O = 18e
24e ( 12 Garis )

HNO3

Jawaban
Soal 2

O=N

O
b

S bH
a
F
C

2H= 2e
S = 6e
4 O = 24e
32e ( 16 Garis )
O

H2SO4

S
O

3H = 3e
P = 5e
4 O = 24e
32e ( 16 Garis )
O

H3PO4

O
H
d

C 2H 4

2C = 8e
4H = 4e
12e ( 6 Garis )

H
H

C =C

Rumus dan Nama Senyawa Kovalen


Penulisan rumus senyawa kovalen
yang terdiri dari dua unsur disusun menurut nilai
keelektronegatifannya, dimulai dengan yang rendah
dan diakhiri dengan yang tinggi
HCl
bukan
ClH
H2O
bukan
OH2
Nama senyawa kovalen didasarkan nama kedua
unsur secara berurutan dan ditambah akhiran ida

Contoh :

HCl
H2 O

Hidrogen Klorida
Hidrogen Oksida (Air)

ClF
BrCl
H2 S

Klor

Fluorida
Brom Klorida
Hidrogen Sulfida

Struktur
ATOM

Jika kedua unsur membentuk lebih dari satu senyawa, seperti


CO dan CO2, harus mengunakan awalan :
1 = mono
2 = di
3 = tri
4 = tetra
5 = penta

S
H
F C P

6 = heksa
7 = hepta
8 = okta
9 = nona
10 = deka
Aturan pemberian awalan
adalah sebagai berikut :

a. Unsur pertama tidak diberi


awalan mono bila indeknya
satu, sedangkan unsur kedua
diberi akhiran ida, contoh
sebagai berikut :

CO
CO2
PCl3
PCl5
SO2
SO3

Karbon Monoksida
Karbon Dioksida
Fosfort Triklorida
Fosfor Pentaklorida
Belerang Dioksida
Belerang Trioksida

b. Kedua unsur diberi awalan bila indeks


keduanya bervariasi, contoh :
S
F C P

NO2

Nitrogen Dioksida

N2 O3

Dinitrogen Trioksida

N2 O4

Dinitrogen Tetraoksida

P 4O 6

Tetrafosfor Heksaoksida

P4O10

Tetrafosfor Dekaoksida

NH3

Nitrogen trihidrida (amonia )

Senyawa kovalen yang mengandung lebih dari dua jenis


unsur umumnya adalah asam oksi dan senyawa
organik.
Asam oksi adalah senyawa yang mengandung
hidrogen, oksigen, dan unsur lain (yang umumnya non
logam):
Senyawa

H2CO3
H2C2O4
HNO3
HNO2
H2SO4
H2SO3
H2S2O3
HClO4
HClO3

Nama

Asam karbonat
Asam oksalat
Asam nitrat
Asam nitrit
Asam sulfat
Asam sulfit
Asam tiosulfat
Asam perklorat
Asam klorat

Senyawa

Nama

HClO2

Asam klorit
HClO
Asam hipoklorit
H3PO4
Asam fosfat
H3PO3
Asam fosfit
CH3COOH Asam asetat
H2CrO4
Asam kromat
H2CrO4O7
Asam dikromat
HMnO4
Asam pemanganat
HCN
Asam sianida
HCNS
Asam tiosianida

Struktur
ATOM

Penyimpangan Aturan Oktet


Penyimpangan atau pengecualian aturan oktet, yaitu sbb :
Oktet yang tidak sempurna yaitu senyawa yang
mempunyai atom dengan elektron valensi kurang dari
delapan (8), contoh Be dalam BeCl2, dan B dalam BCl3

Cl Be Cl

S
CP

Cl B Cl
Cl

. Penyimpangan Aturan Oktet


Oktet yang Diperluas yaitu senyawa yang
mempunyai atom dengan elektron valensi lebih dari
delapan (8), contoh P dalam PCl 5, dan S dalam SF6

Cl

Cl

Cl
F

S
CP

Cl
Cl

F
F
F

S
F

F
F

. Penyimpangan Aturan Oktet


Elektron Yang Tidak berpasangan yaitu
senyawa yang mempunyai atom dengan elektron
valensi Ganjil (Tidak berpasangan), contoh NO 2

S
CP

N O

Ikatan kovalen koordinasi


Ikatan kovalen koordinasi : ikatan kovalen
yang kedua elektron yang dipakai bersama berasal
dari salah satu atom.

H O + H+
H

H O H

H
H3O+ (Ion Hidronium)
Struktur
ATOM

H
H N + H+
H

H
H N H
H
NH4+ (Ion Amonium)
Struktur
ATOM

2
+

H2O
Cu2+ +
4H2O

H2O Cu OH2
H2O
Cu(H2O)42+

Fe3+ + 6
CN-

CN
CN
CN
Fe
CN

CN
CN

Fe(CN)63-

3
+

Dalam ion hidronium (H3O+) ikatan H+dengan


O adalah ikatan kovalen koordinasi dan
ikatan O H yang lain adalah kovalen.
Partikel H2O, NH3, CN- pada contoh diatas
disebut ligand.
Ligand
adalah
partikel
yang
mempunyai pasangan elektron bebas
yang dapat membentuk ikatan
kovalen koordinasi dengan ion
positif, seperti H+, Cu2+, Fe3+.

S
CP

Struktur
ATOM

Ikatan Hidrogen adalah :


Ikatan tambahan berupa
daya tarik listrik antara
atom hidrogen dengan unsur
elektronegatif, sedangkan
kedua atom ini sedang
berikatan kovalen dengan
atom lain.
F

S
CP

Struktur
ATOM

H
H

O
H

H
H
C

H
O
H

H
C

O
H

Anda mungkin juga menyukai