Anda di halaman 1dari 8

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan pendidikan

: Sekolah Menengah Atas

Mata Pelajaran

: Kimia

Kelas/Semester

: XI/2

Alokasi Waktu

: 2 x 45 menit

Pertemuan

Standar Kompetensi

: Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya


dalam kehidupan sehari-hari

Kompetensi Dasar

:
1. Dapat mengidentifikasi koloid, suspensi dan larutan
sejati
2. Mengelompokkan sifat-sifat koloid dan penerapannnya
dalam kehidupan sehari-hari
3. Dapat menerapkan sistem koloid dalam kehidupan
sehari-hari

I. Indikator
1. Dapat mengidentifikasi koloid, suspensi dan larutan sejati
2. Mengelompokkan sifat-sifat koloid dan penerapannnya dalam kehidupan sehari-hari
3. Dapat menerapkan sistem koloid dalam kehidupan sehari-hari
II. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat membedakan koloid, supensi dan larutan sejati
2. Siswa dapat mengelompokkan jenis koloid berdasarkan fase terdispersi dan fase pendispersi
3. Siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat koloid
4. Siswa dapat menerapkan sistem koloid dalam kehidupan sehari-hari
III.

Materi Pokok Pembelajaran


A. KOLOID
Koloid adalah suatu sistem campuran metastabil (seolah-olah
stabil, tapi akan memisah setelah waktu tertentu). Koloid berbeda dengan
l a r u t a n ; l a r u t a n b e r s i f a t s t a b i l . Sistem disperesi adalah pencampuran secara nyata
antara dua zat atau lebih di mana zat yang jumlahnya lebih sedikit disebut dengan fase
terdispersi dan zat yang jumlahnya lebih banyak disebut medium pendispersi.
Berdasarkan ukuran fase terdispersinya, system dipersi dibedakan menjadi tiga, yaitu
larutan sejati,koloid dan suspensi. Berikut ini merupakn perbedaan antara larutan, koloid dan
suspensi

No.

Larutan

Koloid

Suspensi

1.

Ukuran partikel < 10 cm Ukuran partikel antara


7

10
2. Homogen

Ukuran partikel >10 cm

- 10 cm

Antara homogen dan

Heterogen

heterogen
3. Satu fase

Dua fase

Dua fase

4. Jernih

Keruh

Keruh

5. Tidak memisah jika

Tidak memisah jika

Memisah jika didiamkan

didiamkan

didiamkan

6. Tidak dapat disaring


dengan saringan biasa
7. Tidak dapat disaring
dgn membran perkamen
8. Berbentuk ion, molekul

Tidak dapat disaring

Dapat disaring dengan

dengan saringan biasa

saringan biasa

Dapat disaring dengan

Dapat disaring dengan

membran perkamen

membran perkamen

Molekul besar, partikel

Partikel besar

Kecil
Contoh : larutan gula

Contoh : campuran susu Contoh : campuran tepung

dalam air, larutan

dengan air

dengan air, kopi dalam

alkohol

air

Berdasarkan jenis fase terdispersi dan medium pendispersinya dikenal delapan macam
system koloid, yaitu :
No.

Fase

Medium

Terdispersi

Fase

Pendispersi

Nama Koloid

Contoh

Koloid

1.

Gas

Cair

Cair

Busa / buih

Busa sabun

2.

Gas

Padat

Padat

Busa padat

Karet busa

3.

Cair

Gas

Gas

Aerosol cair

Embun

4.

Cair

Cair

Cair

Emulsi

Susu

5.

Cair

Padat

Padat

Emulsi padat

Mentega

6.

Padat

Gas

Gas

Aerosol padat

Asap

7.

Padat

Cair

Cair

Sol

Cat

8.

Padat

Padat

Padat

Sol padat

Paduanlogam

B. SIFAT KOLOID
a. E f e k Tyn d a l l
Efek Tyndall adalah penghamburan cahaya oleh larutan koloid, peristiwa di
mana jalannya sinar dalam koloid dapat terlihat karena partikel koloid dapat
menghamburkan sinar ke segala jurusan.
Contoh:

sinar

dihamburkan
angkasa,

matahari

partikel

hingga

langit

yang

koloid

di

berwarna

biru pada siang hari dan


jingga pada sore hari ; debu dalam ruangan akan terlihat jika ada
sinar masuk melalui celah
b. Gerak Brown
Gerak Brown adalah gerak partikel koloid dalam medium
pendispersi
karena

secara
adanya

terus

menerus,

tumbukan

antara

partikel zat terdispersi dan zat


pendispersi. Karena gerak aktif
yang terus menerus ini, partikel
koloid

tidak

memisah

jika

didiamkan.

c. Adsorbsi Koloid
Adsorbsi

Koloid

adalah

pen yerapan

zat

atau

ion

pada

permukaan koloid. Sifat adsorbsi digunakan dalam proses:


1. P e m u t i h a n g u l a t e b u .
2.

Norit.

3. P e n j e r n i h a n a i r.
Contoh: koloid antara obat diare dan cairan dalam usus yang akan menyerap kuman
penyebab diare.

Koloid Fe(OH)3 akan mengadsorbsi ion H+ sehingga menjadi bermuatan +.


Adanya muatan senama maka koloid Fe(OH), akan tolak-menolak sesamanya
sehingga

partikel-partikel

koloid

tidak akan saling menggerombol.


Koloid As2S3 akan mengadsorbsi ion OH- dalam
larutan sehingga akan bermuatan - dan
tolak-menolak dengan sesamanya, maka koloid As 2S3
tidak akan menggerombol.
d. Muatan Koloid dan Elektroforesis
Muatan Koloid ditentukan oleh muatan ion yang terserap
permukaan koloid. Elektroforesis adalah gerakan partikel koloid
karena pengaruh medan listrik.
Karena

partikel

koloid

mempunyai

muatan

maka

dapat

bergerak dalam medan listrik. Jika ke dalam koloid dimasukkan


arus searah melalui elektroda, maka koloid bermuatan positif
akan

bergerak

menuju

elektroda

negatif

dan

sesampai

di

elektroda negatif akan terjadi penetralan muatan dan koloid


akan menggumpal (koagulasi).
Contoh: cerobong pabrik yang dipasangi lempeng logam yang
bermuatan listrik dengan tujuan untuk menggumpalkan debun ya.
e. Koagulasi Koloid
Koagulasi

koloid

adalah

penggumpalan

koloid

karena

elektrolit yang muatann ya berlawanan.


Contoh: kotoran pada air yang digumpalkan oleh tawas sehingga air menjadi jernih.
Faktor-faktor yang men yebabkan koagulasi:

Perubahan suhu.

Pengadukan.

Penambahan ion dengan muatan besar (contoh: tawas).

Pencampuran koloid positif dan koloid negatif.

C. PEMURNIAN KOLOID
Untuk memurnikan

koloid yaitu menghilangkan ion-ion

yang mengganggu kestabilan koloid, dapat dilakukan cara dialisis.


Koloid yang akan dimurnikan dimasukkan ke kantong yang terbuat
dari selaput semipermeabel yaitu selaput yang hanya dapat dilewati
partikel ion saja dan tidak dapat dilewati molekul koloid.
Contoh: kertas perkamen, selopan atau kolodion.
Kantong koloid dimasukkan ke dalam bejana yang berisi air
m e n g a l i r, m a k a i o n - i o n d a l a m k o l o i d a k a n k e l u a r d a r i k a n t o n g d a n
keluar dari bejana dan koloid tertinggal dalam kantong. Proses
dialisis akan di percepat jika di dalam bejana diberikan arus listrik
yang disebut elektro dialisis.
Proses pemisahan kotoran hasil metabolisme dari darah
oleh

ginjal

termasuk

proses

dialisis.

Maka

apabila

seseorang

menderita gagal ginjal, orang tersebut harus menjalani cuci darah


dengan

mesin

dialisator

di

rumah

sakit.

Koloid

juga

dapat

dimurnikan dengan pen yaring ultra.


D. PEMBUATAN SISTEM KOLOID
1. Cara Kondensasi
Pembuatan

sistem

koloid

dengan

cara

kondensasi

dilakukan dengan cara penggumpalan partikel yang sangat


kecil. Penggumpalan partikel ini dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut:

Reaksi pengendapan

Reaksi Hidrolisis

Reaksi redoks

Reaksi pergeseran

Reaksi pergantian pelarut

2. Cara Dispersi
Pembuatan

sistem

koloid

dengan

cara

dispersi

dilakukan dengan memperkecil partikel suspensi yang terlalu


besar menjadi partikel koloid, pemecahan partikel-partikel
kasar menjadi koloid. Hal ini dapat dilakukan dengan cara :

Cara Mekanik

Cara peptisasi

Cara Bredig

Cara ultrasonik

IIIKegiatan Pembelajaran
Model

: deduktif -Induktif

Pendekatan

: Konsep

Metode

: diskusi dan ceramah

V. Langkah-langkah Pembelajaran

Kegiatan awal (10 menit)


VI

1 Berdoa dengan tujuan penanaman pembiasaan pada diri siswa bahwa

A
l

pengembangan diri hendaknya selaras antara imtaq dan iptek


2 Guru mengabsen kehadiran siswa

3 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,

4. Guru memberikan apersepsi dan motivasi pada siswa

Kegiatan inti (70 menit)


1 Guru memulai kagiatan pembelajaran dengan membuka halaman web yag berisi

tentang contoh-contoh (gambar) koloid dalam kehidupan sehari-sehari


2 Guru bertanya secara acak pada beberapa siswa untuk mendengar pendapat

mereka mengenai contoh yang ditampilkan


3 Guru menjelaskan mengenai koloid, larutan, suspensi, sifat-sifat koloid dan jenis-

a
a
n
/

jenis koloid
Penutup (10 menit)

1 Guru meninjau kembali materi pelajaran yang telah disampaikan

2 Guru memberikan kesempatan bertanya atau memberikan pertanyaan kepada

m
b

siswa mengenai seluruh materi pelajaran yang telah disampaikan


3 Guru menugaskan siswa untuk membuat ringkasan materi pelajaran yang akan

e
r

dibahas pada pertemuan selanjutnya.


4 Guru mengadakan tes formatif
5 Tugas mandiri (siswa di beri tugas untuk browsing soal-soal mengenai koloid)
6 Tugas mandiri tak berstruktur (siswa di tugaskan untuk menjawab soal-soal yang
telah ia browsing
7 Guru menutup pelajaran dengan doa
Belajar
A

Alat / Bahan
1

Lembar soal test formatif

Format penilaian diskusi

Bahan ajar Power Point tentang memahami koloid, suspensi dan larutan sejati

Sumber belajar
1

Michel Purba, Drs. Soetopo Hidayat, (1997), Ilmu Kimia 3B. Jakarta : Erlangga

Ratna ediati, dkk, (2008), Kimia Untuk Sekolah Menengah Kejuruan jilid 2. Jakarta :
Dirjen Dikdasmen.

VII

Evaluasi
Kognitif
No

Nama

No Soal
1
2

Skor
3

Ket

Ket : Aspek yang dinilai

Skor

Jawaban kelompok yang kurang tepat

0-25

Jawaban kelompok tidak lengkap tapi benar

26-70

Jawaban kelompok lengkap dan benar

81-100

B Afektif
No Pernyatan/ Indikator
1
Kehadiran
2

Bertanya

Membaca buku referensi

Kerjasama dalam kelompok

Ketepatan waktu mengumpulkan

Skor

tugas
Lembar test formatif
1. Jelaskan arti dari senyawa polimer!
2. Berikan contoh polimer alam dan polimer sintetis!
3. Sebutkan dan jelasakn masing-masing reaksi pembentukan polimer!
4. Sebutkan dan jelaskan sifat-sifat polimer!
Bandung,
Agustus 2010
Kepala SMK Negeri 7 Bandung

Guru Mata Pelajaran

Drs. Entis Sutresna

Astrid Puspita Utami, S.Pd

NIP 131 405 741

Anda mungkin juga menyukai