Anda di halaman 1dari 35

Anemia

Ahmad SaifulUmam
205 12 1 0024
Program Pendidikan Dokter
Universitas Islam Malang
RSUD Kanjuruhan Kepanjen

IDENTITAS PENDERITA
Nama
: Ny. Sumiati
Umur
: 40 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Alamat
: Bantur
Pekerjaan
: Petani
Status Perkawinan
: Menikah
Suku
: Jawa
Tanggal periksa
: 24 Oktober 2010

Keluhan Utama
Lemas lemas

Riwayat Penyakit Sekarang


:
Pasien datang ke RSUD dengan keluhan Lemaslemas, terasa lemas sejak 4 hari yang lalu sampai
pasien tidak bisa beraktifitas sehari-hari dan sering
tidur-tidur saja jika di rumah. Pasien juga mengeluh
batuk yang terasa agak berat dan kadang juga sesak
nafas, batuk dirasakan kurang lebih 2 minggu yang
lalu. Pasien merasa kakinya tidak terasa sama sekali
dan terasa berat bila diangkat, pasien sering merasa
sumer-sumer atau demam ringan.

Riwayat Penyakit Dahulu :


Tiga kali merasa lemasdan MRS
HT (disagkal), DM (disangkal)
Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak terdapat anggota keluarga dengan
riwayat penyakit yang sama dengan pasien.
Riwayat Kebiasaan
Jalan Tanpa alas kaki (+)
Riwayat minum alkohol (-)
Riwayat minum jamu-jamuan (-)

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
Tampak lemah, kesadaran compos mentis (GCS 456),
status gizi kesan kurang.
Tanda Vital
Tensi
Nadi
Pernafasan
Suhu

: 100/60 mmHg
: 98 x / menit
: 24 x /menit
: 37 oC

Kulit
Turgor baik, ikterik (-), sianosis (-), venektasi (-),
petechie (-), spider nevi (-).

Kepala
Bentuk mesocephal, luka (-), rambut tidak mudah dicabut,
keriput (-), atrofi m. temporalis (-), makula (-), papula (-), nodula
(-), kelainan mimic wajah / bells palsy (-).
Mata
Conjunctiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-).
Hidung
Nafas cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis (-).
Mulut
Bibir pucat (-), bibir cianosis (-), gusi berdarah (-).
Telinga
Nyeri tekan mastoid (-), sekret (-), pendengaran berkurang (-).

Leher
JVP tidak meningkat, trakea ditengah, pembesaran kelenjar tiroid (-),
pembesaran kelenjar limfe (-), lesi pada kulit (-)
Thoraks
Normochest, simetris, pernapasan thoracoabdominal, retraksi (-),
spider nevi (-), pulsasi infrasternalis (-), sela iga melebar (-).
Cor :
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis tak kuat angkat
Perkusi : batas kiri atas
: SIC II Linea Para Sternalis Sinistra
batas kanan atas
: SIC II Linea Para Sternalis Dextra
batas kiri bawah
: SIC V 1 cm medial Linea Medio
Clavicularis Sinistra
batas kanan bawah: SIC IV Linea Para Sternalis Dextra
pinggang jantung : SIC III Linea Para Sternalis Sinistra
(batas jantung terkesan normal)
Auskultasi: Bunyi jantung III intensitas normal, regular, bising (-)

Pulmo :
Statis (depan dan belakang)
Inspeksi
: pengembangan dada kanan sama
dengan kiri
Palpasi : fremitus raba kiri sama dengan kanan
Perkusi
: sonor/sonor
Auskultasi
: suara dasar vesikuler, suara
tambahan (-)
Dinamis (depan dan belakang)
Inspeksi
: pergerakan dada kanan sama
dengan kiri
Palpasi : fremitus raba kiri sama dengan kanan
Perkusi
: sonor/sonor
Auskultasi
: suara dasar vesikuler, suara
tambahan (ronchi -/-)

Abdomen
Inspeksi
: dinding perut lebih rendah dari
dinding dada
Palpasi
: soefle, nyeri pada epigastrium
Perkusi
: timpani
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Ektremitas: Palmar eritema (-/-)
Sistem genetalia: dalam batas normal.

DIFFERENTIAL DIAGNOSA
Anemia Sideroblastik
Talasemia

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Konsultasi Patologi klinik 26 Oktober 2010


EHD
Anemia berat mikrositik hipokromik anisositosis sedang (dimorfik), sel
Eritrosit

cerutu (++), sel akantosit +, sel polikrom +, 4 sel normoblas.


Jumlah normal batas bawah rendah eosinofilia, diferensiasi sel =

Lekosit

10/-/-/72/11/7,

nukleus

sel

menggumpal

dan

terdapat

netrofil

polisegmen. Sel eosinofil metanukleosit +, tidak terdapat sel blas.


Kesan
Trombosit

trombositosis,

ukuran

berfariasi,

trombosit

besar

+,

hipergranulasigranit platelet -.

Kesimpulan:
Anamia berat / mikrositik hipokromik, anisositosis sedang, sel cerutu ++, normoblas
+, dengan eosinofil netrofil polisegmen +, dan trombositosis.
Kesan:
Anemia defisiensi Fe due to infeksi parasit hasil pemeriksaan FL telur Ancylostoma
duodenale

DIAGNOSIS
Anemia Defisiensi Fe at causa parasit /
cacing Ancylostoma duodenale

PENATALAKSANAAN
Non Medika mentosa
Edukasi tentang penyakitnya
Tirah baring
Medikamentosa
Infus RL 16 tpm
Inj. Ranitidin 2x1IV
Tranfusi PRC 3 Labu jika Hb<8
Drip neurobion 1amp/hari
Combantrin 2x1

FOLLOW UP
Nama : Ny. sumiati
Diagnosis : Anemia Defisiensi Fe at causa parasit /
cacing Ancylostoma duodenale
Tgl
24/1
0/10.

Subyektif

Lemas, batuk,
kadang sesak
pucat, mual, kaki
tidak terasa

Obyektif
T: 100/60
N: 85
RR: 24
Hb. 1,3
Hematokrit 5

Assesment

Therapy

Anemia Gravis Infus RL 16 tpm


Inj. Ranitidin 2x1IV
Tranfusi PRC 3 Labu jika
Hb<8
Drip neurobion 1amp/hari

Tgl
25/1
0/10
.

Subyektif

Lemas,
kadang
pucat,
kaki
terasa

batuk,
sesak
mual,
tidak

Obyektif
T: 110/70
N: 86
RR: 24

Assesment

Anemia
Defisiensi
besi

Therapy
Infus RL 16 tpm
Inj. Ranitidin 2x1IV
Tranfusi PRC 3 Labu
jika Hb<8
Drip neurobion
1amp/hari
EHD, FL

Tgl
26/1
0/10
.

Subyektif

Obyektif

Lemas, batuk T: 100/70


N: 85
, kadang RR: 24
sesak pucat, ,
kaki
tidak Positif
(Ancylostoma
terasa (-)
duodenale)

Assesment

Therapy

Anemia

Infus RL 16 tpm

Defisiensi

Inj. Ranitidin 2x1IV

besi

Tranfusi PRC 3 Labu


jika Hb<8
Drip neurobion
1amp/hari
Combantrin 2 x 1

Definisi
Sindroma Klinik yang disebabkan :
- Penurunan masa eritrosit total dalam tubuh
- Penurunan Hb, Ht, Eritrosit
Definisi lain :
- Menurunnya jumlah hemoglobin dalam sel darah merah
sehingga oksigenasi ke jaringan dan organ terganggu.
Biasanya diikuti dengan penurunan Ht
Kadar Hb dipengaruhi umur, jenis kelamin, geofrafis dan
metode pemeriksaan.

Patogenesis
1. Perdarahan akut / kronik
2. Hemolisis ( intra / ekstra corpusk )
3. Gangguan produksi eritrosit ( bahan <,
infiltrasi sel ganas, an. Sideroblastik, Keln.
Endokrin, Peny hati, Peny. Kronis, GGK )

Gambaran klinik
Pucat
Badan lemah
Sakit kepala
Nausea
Libido menurun
Angina pektoris
Payah jantung
Koma

-nafas sesak
-palpitasi
-letargi/mengantuk
-nafsu makan menurun

Diagnosis Lab :
1. Morfologi eritrosit ( Indeks Eritrosit )
- Mikro-Hipo ( MCV,MCH,MCHC )
- Normo ( MCV,MCH,MCHC N )
-Makro-Hiper ( MCV,MCH,MCHC )
2. Patofisiologi :
- Perdarahan ( Retikulosit > )
- Hemolitik (Retikulosit >, perdarahan - )
- Ggn prod eri (Retikulosit < )
3. Kombinasi

Pemeriksaan lab ;
1. Hb, Ht, Jmlh SDM, MCV, MCH, MCHC
2. SADT
3. Retikulosit
4. Sumsum Tulang

Pemeriksaan Penunjang :
1. Tes Antiglobin (Coombs test direk & indirek)
2. Elektroforesis Hb
3. G6PD
4. Piruvat Kinase
5. Sucrose Water test

6. Ham test
7. Serum Feritin, B12, as folat
8. Hb uri, Uribilinogen uri, Hiperbilirubinemia
direk

Indeks eritrosit
MCV= Ht x 10 (Normal 80-97 fl)
eri
MCH = Hb x 10 (Normal 27-31 pg)
eri
MCHC= Hb x 100 (Normal 32-36 %)
Ht
MCV : Mikro/Makro
MCH , MCHC : Hipo / Hiper

Anemia Menurut morfologi SDM


1. Mikrositik hipokromik (MCH/MCV/MCHC rendah):
anemia def. Besi, thalasemi, keracunan timah,
sideroblastik, peny kronis
2. Normositik normokromik (MCV/MCHC N):
anemia aplastik, anemia hemolitik, anemia hemorragik)
3. Makrositik normokromik (MCV tinggi, MCHC N):
a. Anemia Megaloblastik
- Def vit B12 / as folat

- Efek Kemotherapi
- Synd Mielodisplastik
b. Non Megaloblastik
- Alkoholisme
- Peny.hepar
- Hemolisis, perdarahan
- Hipotiroidisme

Anemia menurut etiologi


Produksi/aktifitas menurun:
kegglan ssm tl : anemia aplastik, an
mielodisplastik
gizi : defis Fe,B12, as folat, toksin
Destruksi meningkat:
anemia hemolitik (bawaan dan akuisita)
Kehilangan darah:
anemia hemorragik(akut dan kronis)

Anemia defisiensi Fe
Anemia o.k cadangan besi berkurang
Mikrositik hipokromik
MCV,MCH,MCHC menurun
Saturasi transferin menurun
Kadar feritin serum menurun
Hemosiderin ssm tulang menurun

Etiologi anemia defisiensi Fe


Kehilangan besi:
uterus : haid banyak
Sal. Cerna:varises oesophagus, ulkus peptikum, carsinoma
lambung/colon, hemorrhoid, Cacingan, Ulcerative
colitis,Hiatus hernia

Kebutuhan meningkat:
kehamilan, menyusui, pertumbuhan
Intake kurang:
diit buruk, malabsorbsi: gasterektomi, coeliac
disease

Pemeriksaan Lab. Anemia def. Fe


DT: mikrositik hipokromik, anisositosis poikilositosis,
sel pensil, target sel.
MCV ,MCH ,MCHC
Ssm tlg: eritroid hiperplasi, cadangan besi
Serum feritin ( N : 10-500 ug/L)
Retikulosit menurun, normal/naik
Serum Fe menurun, TIBC meningkat
Saturasi transferin menurun
Free Eritrosit Protophorpirin

Nilai normal :
Serum Fe 60-180 mg/dl
TIBC 200-410 mg/dl
Serum feritin : 10-500 g/L, <10 g/L cadangan besi
tubuh menurun.
Saturasi transferin = Fe/TIBC x100% =20-45 %

PENATALAKSANAAN
terapiterhadap anemia difesiensi besi dapat berupa :
1. Terapi kausal: tergantung penyebabnya,misalnya : pengobatan
cacing tambang,
2. Pemberian preparat besi :
a. Besi per oral : merupakan obat pilihan pertama karena efektif,
murah, dan aman.preparat yang tersedia, yaitu:
- Ferrous sulphat (sulfas ferosus): preparat pilihan
pertama (murah dan efektif). Dosis: 3 x 200 mg.
- Ferrous gluconate, ferrous fumarat, ferrous
lactate, dan ferrous succinate,harga lebih mahal,
tetepi efektivitas dan efek samping hampir sama.
b. Besi parenteral

Anda mungkin juga menyukai