Oleh:
Harprema Sonia Raj Kaur
102010171
Anamnesis
Nama
: Ny. A
Alamat
: Cipinang
Usia
: 25 tahun
Status
: Menikah
Agama
: Islam
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
Keluhan Utama
Keluhan Tambahan
Os sesak napas sejak 7 hari lalu, disertai mengi pada pagi hari dan berkurang saat
istirahat, batuk berdahak berwarna putih, batuk pada malam hari (-). Bertambah berat
sejak 3 hari lalu, memiliki riwayat asma yang sering kambuh 2x dalam sebulan.
Berjaualan sayur keliling dari subuh hingga siang hari selama 4 tahun, menggunakan
gerobak dorong.Mengkonsumsi OAT (-), kebiasaan merokok (-)
Riwayat Pengobatan
Pernah berobat ke puskesmas tetapi tidak membaik. Keluhan membaik jika di uap.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum: Kompos mentis, tampak sakit berat
Tanda-tanda vital
TD
: 120/70 mmHg
Nadi
: 165 cm
BB
: 50 kg
IMT
: 18,3 kg/m
Lpe
: 52 cm
: 36,50 C
dalam
batas normal
Palpasi
Perkusi
: sonor
Auskultas
Pemeriksaan Penunjang
Analisis hitung darah lengkap dan elektrolit : terjadi peningkatan dari IgE
pada waktu serangan
Spirometri:
1. FEV1 (forced expiratory volume 1 second= volume ekspirasi paksa pada
detik pertama ) 15%
2.Kenaikan 15% pada PFR atau FEV1 setelah pemberian inhalasi
bronkodilator
3. Penurunan 20% pada PFR atau FEV1 setelah provokasi bronkus.
Working Diagnosis
1. Diagnosis klinis (berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang)
2. Pada kasus Ny.A dengan diagnosis klinis asma eksarsebasi akut dipengaruhi
berdasarkan pajanan fisik (suhu panas saat bekerja), pajanan ergonomi
(lama pasien bekerja dengan mendorong gerobak sayur) dan kemungkinan
lain berasal dari pajanan debu.
3. Triger (pemicu) yang berbeda-beda dapat menyebabkan eksaserbasi asma
oleh karena inflamasi saluran napas atau bronkospasme akut atau keduanya.
Beberapa hal di antaranya adalah alergen, polusi udara, infeksi saluran
napas, kecapaian, perubahan cuaca, makanan, obat, atau ekspresi emosi
yang berlebihan
7. Keluhan yang terjadi pada pasien termasuk dalam penyakit yang diperberat
oleh pajanan ditempat kerja karena tidak ada juga keterangan mengenai
rekan seprofesinya yang mengalami hal yang sama, serta pasien sudah
memiliki riwayat asma sebelumnya.
Differential Diagnosis
PPOK
Etiologi
Agen penyebab umum lain termasuk debu penggilingan padi, debu kayu, uap
solder dan las, asam anhidrida, amin dan antibiotika.
Tepung terigu, kacang kedele, biji kopi, debu teh, debu tembakau, kepiting
dan udang.
Epidemiologi
Saat ini, di negara industri misalnya Inggris dan Kanada, asma adalah gangguan
akibat kerja yang paling banyak ditemui, sedangkan di negara berkembang
seperti Cina, silikosis merupakan penyakit paru akibat kerja yang paling
utama.
Apapun yang kita hirup akan selalu melewati sistem respirasi terlebih dahulu dan
pada proses tersebut kontaminan dapat menyebabkan reaksi mendadak pada
saluran udara atau alveoli sehingga menyebabkan inflamasi
Patofisiologi
Gejala Klinis
Penatalaksanaan
Penegakkan diagnosis secara dini dan pemindahan pasien dari pajanan lebih
lanjut penting untuk dilakukan
Pencegahan
Ventilasi umum
Isolasi
Komplikasi
Status asmatikus
Prognosis
Asma harus di tangani dengan baik, dengan penanganan yang baik, asma
bronkial ini dapat dikendalikan. Tetapi jika penanganannya buruk, maka akan
menghasilkan prognosis yang buruk.