Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Penelitian dilatarbelakangi 6 dari 10 pasien false emergency mengatakan perawat berbicara dengan
pasien jika ada yang perlu ditanya saja, tidak memperkenalkan diri, tidak mengucapkan salam saat
bertemu, perawat tidak menatap pasien saat berbicara, pasien cenderung menunggu lama, dan perawat
kurang tanggap terhadap pasien. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan perilaku caring
perawat dengan kepuasan pasien false emergency di Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Cahya
Kawaluyan. Perilaku caring adalah tindakan yang dilakukan dengan tulus dan kepuasan adalah
perasaan senang atau kecewa yang muncul setelah membandingkan antara persepsi dan harapan.
Dampak caring dapat menentukan tingkat asuhan keperawatan yang dapat diterima dan diinginkan
pasien dalam situasi praktik. Jenis penelitian ini adalah analisis korelatif dengan pendekatan crosssectional. Teknik sampel menggunakan accidental sampling dengan jumlah 98 responden. Instrumen
penelitian menggunakan kuesioner. Berdasarkan penelitian diperoleh 60,2% responden mengatakan
perilaku caring perawat baik dan 59,2% mengatakan puas. Uji chi-square menunjukkan ada hubungan
antara perilaku caring perawat dengan kepuasan pasien false emergency, p value = 0,019. Saran
kepada perawat di unit gawat darurat untuk mengikuti pelatihan dan seminar tentang caring secara
berkala.
Kata kunci
: Kepuasan pasien, Perilaku caring
Daftar Pustaka : 25 buku (2003-2012), 7 jurnal (2009-2012), 4 tesis (2002- 2011), dan 5 skripsi (20022012)
PENDAHULUAN
Petugas
kesehatan
seperti
perawat
merupakan kunci utama dalam keberhasilan
pencapaian tujuan pembangunan kesehatan.
Tenaga kesehatan memberikan kontribusi
hingga 80% dalam keberhasilan pembangunan
dan pelayanan kesehatan yang baik (Menkes
RI, 2011). Perawat dalam pelayanan kesehatan
merupakan tenaga kesehatan yang secara
terus-menerus selama 24 jam memberikan
asuhan keperawatan kepada para pasien, oleh
karena itu perawat harus benar-benar dikelola
dengan baik karena pelayanan di unit gawat
darurat yang diberikan oleh perawat kepada
pasien sangat menentukan mutu dan citra
pelayanan tersebut (Kurnia, 2010).
Perawat sebagai tenaga kesehatan yang
pertama kali bertemu dengan pasien akan lebih
dahulu mengetahui keadaan dan perasaan
pasien akan sakit yang dialami. Pasien yang
datang ke unit gawat darurat dengan berbagai
keluhan akan mengalami masalah emosional,
seperti kecemasan akan sakit yang dirasakan,
mudah tersinggung dan marah, dan kurang
konsentrasi. Masalah emosional pasien dapat
terjadi karena rasa sakit akut yang dirasakan,
belum mengetahui diagnosa penyakit, dan
belum mendapatkan terapi. Dalam keadaan
seperti ini pasien sangat membutuhkan
perhatian, kepekaan, dan sikap peduli dari
perawat untuk menanggapi keluhannya,
sehingga perilaku caring sangat dibutuhkan
dalam pelayanan keperawatan di unit gawat
darurat (Nurul, 2012).
Perilaku caring dari perawat dan
pelayanan secara komprehensif serta holistik,
membantu memberikan kenyamanan dan
ketenangan bagi pasien (Kotler, 2008).
Kemampuan perawat dalam memperhatikan
pasien,
keterampilan
intelektual
dan
interpersonal akan tercermin dalam perilaku
caring (Dwidiyanti, 2008). Watson (2004),
berpendapat bahwa seorang perawat harus
memiliki perilaku caring dalam pelayanannya
terhadap pasien, karena hubungan antara
pemberi pelayanan kesehatan dengan pasien
merupakan faktor yang mempengaruhi proses
kepuasan dan kesembuhan pasien tersebut.
Kepuasan pasien telah menjadi isu yang
semakin penting di unit gawat darurat, dimana
TINJAUAN PUSTAKA
A.
3. Perilaku Caring
Perilaku caring adalah suatu tindakan yang
dilakukan dalam memberikan dukungan
individu secara utuh (Waskiyah, 2011).
Perilaku caring adalah fokus utama dalam
praktik keperawatan dan merupakan esensi
dari keperawatan. Caring mengandung
nilai humanistik, menghormati kebebasan
manusia, menekankan pada peningkatan
kemampuan dan kemandirian, peningkatan
pengetahuan dan menghargai setiap orang
(Laila, 2011).
Definisi Perilaku caring menurut peneliti
adalah tindakan seseorang seperti sopan,
ramah, baik, lemah lembut, penuh
perhatian, dan memberikan rasa nyaman
terhadap orang lain dengan tulus.
B. Caring Dan Keperawatan
Keperawatan menurut Campbell dalam
Morrison (2008) adalah sebagai proses
menolong, melayani, problem solving,
sensitif/peka, serta bersifat humanistik dan
altruistik. Caring berkenaan dengan sikap
dan emosi perawat dan aktivitas yang
dilakukan perawat saat melakukan fungsi
2. Definisi Caring
C. Konsep Kepuasan
Kepuasan
pelanggan
(consumer
satisfaction) tergantung pada anggapan
kinerja (percieved performance) produk
dalam memberikan nilai dalam hitungan
relatif terhadap harapan pembeli. Bila
kinerja produk jauh lebih rendah daripada
harapan pelanggan, pembelinya tidak puas.
Bila kinerja produk sesuai dengan harapan
maka pembeli akan merasa sangat puas
(Kotler, 2008). Pasien akan merasa puas
apabila kinerja layanan kesehatan yang
diperolehnya
sama
atau
melebihi
harapannya dan sebaliknya, ketidakpuasan
atau perasaan kecewa pasien akan muncul
apabila kinerja layanan kesehatan yang
diperolehnya itu tidak sesuai dengan
harapannya. Berdasarkan apa yang
disebutkan diatas, pengertian kepuasan
pasien merupakan suatu tingkat perasaan
pasien yang timbul sebagai akibat dari
kinerja
layanan
kesehatan
yang
diperolehnya
setelah
pasien
membandingkannya dengan apa yang
diharapkannya (Laila, 2011).
Berdasarkan uraian dari para ahli diatas,
maka peneliti menyimpulkan bahwa
kepuasan adalah perasaan senang terhadap
pelayanan
yang
diberikan
dimana
pelayanan tersebut dapat sesuai dengan
harapan atau bahkan melebihi harapan
pasien.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini menggunakan metode
kuantitatif dengan penelitian korelasional.
Penelitian
korelasional
(correlational
research) menentukan seberapa besar variasi
pada satu faktor berkaitan dengan variasi pada
satu atau beberapa faktor lain berdasarkan atas
koefisien korelasi (Susan, 2006). Salah satu
ciri penelitian korelasional yaitu satu atau
lebih variabel disebut variabel bebas
(independent variabel) dan satu atau lebih
variabel lain disebut variabel terikat atau
tergantung (dependent variabel) (Danim,
2003).
Penelitian ini menggunakan desain analisis
korelatif dengan pendekatan cross-sectional.
Penelitian cross-sectional digunakan sebagai
penelitian analitik untuk mengetahui adanya
hubungan sebab-akibat atau pengukuran faktor
risiko. Pada desain ini, variabel independen
dan variabel dependen dapat diukur secara
bersamaan dan waktu yang bersamaan
(Budiarto, 2003).
Desain penelitian ini mengidentifikasi
hubungan perilaku caring perawat dengan
kepuasan pasien false emergency di Unit
Cahya
DAN
B. Karakteristik Responden
Prosentase
(%)
47,0
53,0
100%
Jumlah
(Orang)
46
52
98
2.
C. Hasil Penelitian
1.
Analisis Univariat
Pada penelitian ini analisis
univariat
dilakukan
untuk
mendeskripsikan tiap variabel yang
diteliti yaitu perilaku caring perawat
(independen) dan kepuasan pasien
false emergency (dependen) yang
dijelaskan dalam bentuk distribusi
frekuensi dan prosentase.
a. Perilaku Caring Perawat
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi
Perilaku Caring Perawat
Di Unit Gawat Darurat
Rumah Sakit Cahya
Kawaluyan (n = 98)
Katagori
Frekuensi
Prosentase (%)
Baik
Tidak baik
Jumlah
59
39
98
60,2
39,8
100%
Katagori
Frekuensi
Puas
Tidak puas
Jumlah
58
40
98
Prosentase (%)
59,2
40,8
100%
Analisis Bivariat
Pada analisis bivariat ini,
peneliti melihat hubungan antara
perilaku caring perawat (independen)
dengan kepuasan pasien false
emergency
(dependen)
yang
sebelumnya telah diketahui nilai dari
masing-masing variabel melalui
analisis univariat. Analisis hubungan
perilaku caring perawat dengan
kepuasan pasien false emergency di
Unit Gawat darurat Rumah Sakit
Cahya Kawaluyan menggunakan uji
statistik chi-square.
Uji
Chi-square
untuk
menjelaskan
hubungan
antara
perilaku caring perawat dengan
kepuasan pasien false emergency.
Penelitian ini dikatakan memiliki
hubungan apabila H0 ditolak dan Ha
diterima dengan nilai p 0,05. Sebaliknya,
jika penelitian ini tidak memiliki hubungan
maka nilai p > 0,05 dan H0 diterima, Ha
ditolak (Sugiyono, 2009).
B. Saran
Bardasarkan hasil penelitian,
masih ada pasien yang menyatakan
bahwa perilaku caring perawat tidak
baik dan masih menyatakan tidak
puas terhadap perilaku caring
perawat. Saran peneliti:
2.
3.
Anggraini,
Fiona.
(2008).
Hubungan
Komunikasi Terapeutik Perawat
dalam
tindakan Keperawatan
dengan Tingkat Kepuasan Klien di
Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
Umum Daerah Wates Kulon ProgoYogyakarta.
http://skripsistikes.wordpress.com.(Sk
ripsi) diakses tanggal 17 Februari
2013 pukul 12.00 WIB.
1.
Assauri,
Sofyan.
(2004).
Manajemen
Pemasaran (Dasar, Konsep Dan
Strategi). Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Nurul,
Rangkuti,
Morrison,
Paul.
(2008).
Caring
&
Communicating:
Hubungan
Interpersonal Dalam Keperawatan.
Jakarta : EGC.
Freddy.
(2006).
Measuring
Customer Satisfaction. Jakarta:
Gramedia.
Saleh,
Metode
Sunaryo.
(2004).
Psikologi
Keperawatan. Jakarta : EGC.
Qomariah.
(2012).
Hubungan
Kecerdasan
Spiritual
Dengan
Perilaku Caring Perawat Pada
Praktik Keperawatan Di Ruang
Rawat Inap Rumah Sakit Umum
Pusat Haji Adam Malik Medan. http:
//repository
.usu
.ac.id/bitstream/123456789/31552/7/c
Coverr. pdf (Skripsi) diakses tanggal
15 Maret 2013 pukul 04.00 WIB.
Penelitian.
Untuk