Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
SKRIPSI
Oleh :
RODHI NUR WAHID
NIM : 20102000012
NIMKO : 2010.4.106.0020.1.00012
SKRIPSI
Oleh :
RODHI NUR WAHID
NIM : 20102000012
NIMKO : 2010.4.106.0020.1.00012
SKRIPSI
Diajukan Kepada
Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama Pacitan
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh :
RODHI NUR WAHID
NIM : 20102000012
NIMKO : 2010.4.106.0020.1.00012
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Naskah skripsi yang disusun oleh : Rodhi Nur Wahid, NIM : 20102000012,
NIMKO : 2010.4.106.0020.1.00012 dengan judul Problematika Manajemen
Berbasis Sekolah (MBS) Di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I
Kecamatan Tulakan Kabupaten Pacitan Tahun Pelajaran 2013/2014 Telah
diadakan bimbingan, pemeriksaan, maupun perbaikan seperlunya dan dipandang
telah telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam sidang munaqosah/ujian skripsi.
Pembimbing I
Pembimbing II
iii
PENGESAHAN
Skripsi yang disusun oleh : Rodhi Nur Wahid Nim : 2010200012, NIMKO :
2010.4.106.0020.1.00012 dengan judul Problematika Manajemen Berbasis
Sekolah (MBS) Di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I Kecamatan
Tulakan Kabupaten Pacitan Tahun Pelajaran 2013/2014 telah dipertahankan di
depan dewan penguji skripsi Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAI
NU) Pacitan dan diterima untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh
gelar sarjana pendidikan Islam pada tanggal : 07 Juli 2014.
DEWAN PENGUJI
1. Ketua Sidang : Drs. H. Imam Faqih, MSI
2. Sekretaris
3. Penguji I
4. Penguji II
iv
MOTTO
....Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Mujaadilah : 11).*
PERSEMBAHAN
Skripsi ini ku persembahkan kepada :
Ayah dan Ibu yang telah membesarkanku dan membiayai kuliah;
Adikku yang telah banyak memberikan semangat;
Sahabat-sahabat senasib dan seperjuangan;
Keluarga Besar Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I yang telah
memberikan izin sebagai lokasi penelitian;
Almamaterku STAINU Pacitan
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahim.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Tuhan semesta alam.
Dengan berkat, rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan lancar.
Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW. Yang telah membimbing umat manusia menuju kebenaran dan
kejujuran sehingga eksistensi kemanusiaannya tetap senantiasa terpelihara.
Semata penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan judul Problematika
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah
Jatigunung I Kecamatan Tulakan Kabupaten Pacitan Tahun Pelajaran 2013/2014,
sebagai syarat untuk menyelesaikan program studi Manajemen Pendidikan Islam
pada Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama Pacitan (STAI NU Pacitan).
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa
adanya bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak, semoga amal baik
tersebut dibalas oleh Allah SWT. Untuk itu penulis menghaturkan terima kasih
yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Bapak Drs. H. Imam Faqih, MSI., Selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam
Nahdlatul Ulama Pacitan (STAI NU Pacitan) yang telah memberikan izin
kepada penulis untuk mengadakan penelitian terkait dengan judul skripsi ini.
vii
2. Bapak Drs. H. Mukarom, M.Pd.I dan Drs. H. Abdulloh Sajad, MSI selaku
Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran
dalam penulisan skripsi dapat terselesaikan dengan lancar.
3. Bapak Sufyan S.Pd.I., selaku kepala MI Muhammadiyah Jatigunung I dan juga
stafnya yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian,
yang dengan suka rela juga telah banyak membantu penulisan berupa informasi
dan data-data yang penulis perlukan.
4. Sahabat-sahabatku
dan
semua
pihak
yang
telah
membantu
demi
viii
DAFTAR ISI
ii
iii
iv
vi
vii
ix
xiii
xiv
xv
ABSTRAK ........................................................................................
xvi
ix
10
12
14
14
20
21
22
24
24
25
25
27
27
31
32
34
36
36
36
37
38
39
41
42
45
45
45
46
46
C. Pembahasan .........................................................................
50
xi
50
55
56
56
57
58
59
A. Kesimpulan ..................................................................
59
B. Implikasi .......................................................................
60
C. Saran .............................................................................
60
62
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. KURIKULUM MI MUHAMMADIYAH JATIGUNUNG I ............... 40
Tabel 2. KEADAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
MI MUHAMMADIYAH JATIGUNUNG I TAHUN 2013/2014 ........ 41
Tabel 3. KEADAAN SISWA MI MUHAMMADIYAH JATIGUNUNG I ....... 42
Tabel 4. SARANA PRASARANA MI MUHAMMADIYAH
JATIGUNUNG I ............................................................................... 43
Tabel 5. SARANA YANG DIBUTUHKAN DALAM MENINGKATKAN
KUALITAS MUTU PENDIDIKAN DI MI MUHAMMADIYAH
JATIGUNUNG I................................................................................. 54
Tabel 6. PRASARANA YANG DIBUTUHKAN DALAM MENINGKATKAN
KUALITAS MUTU PENDIDIKAN DI MI MUHAMMADIYAH
JATIGUNUNG I ................................................................................ 54
xiii
DAFTAR BAGAN
Bagan 1. STRUKTUR
ORGANISASI
MI
MUHAMMADIYAH
JATIGUNUNG I ........................................................................... 44
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
ABSTRAK
Oleh : Rodhi Nur Wahid, NIM : 20102000012, Nimko : 2010.4.106.0020.1.00012
dengan Judul Problematika Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di Madrasah
Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I Kecamatan Tulakan Kabupaten Pacitan
Tahun Pelajaran 2013/2014. Program Studi Manajemen Pendidikan Islam, Sekolah
Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama Pacitan (STAINU) Pacitan Dosen
Pembimbing I : Drs. H. Mukarom, M.Pd., Pembimbing II : Drs. H. Abdulloh Sajad,
MSI.
Latar Belakang : Perkembangan ilmu pengetahuan sangat ditentukan oleh
perkembangan dunia pendidikan, di mana didalamnya mempunyai peran yang
sangat strategis dalam menentukan arah maju mundurnya kualitas pendidikan. Hal
ini bisa dirasakan ketika sebuah lembaga pendidikan dalam menyelenggarakan
pendidikan yang benar-benar bagus, maka dapat dilihat kualitasnya, berbeda
dengan lembaga pendidikan yang melaksanakan pendidikan hanya dengan
sekedarnya maka hasilnya pun biasa-biasa saja.
Rumusan Penelitian : (1) Bagaimana Proses Pengelolaan Manajemen
Berbasis Sekolah (MBS) di MI Muhammadiyah Jatigunung I Kecamatan Tulakan
Kabupaten Pacitan Tahun Pelajaran 2013/2014?, (2) Adakah Problematika
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Di MI Muhammadiyah Jatigunung I
Kecamatan Tulakan Kabupaten Pacitan Tahun Pelajaran 2013/2014.
Tujuan Penelitian : tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana proses Pengelolaan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan
mengetahui Problematika Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di Madrasah
Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I Kecamatan Tulakan Kabupaten Pacitan
Tahun Pelajaran 2013/2014.
Metode Penelitian : Sesuai dengan tujuan, maka dalam melakukan
penelitian ini metode yang digunakan deskriptif populasi yang dijadikan sasaran
adalah kepala sekolah, pendidik dan tenaga kependidikan MI Muhammadiyah
Jatigunung I sedangkan sampelnya diambil sebanyak 4 orang guru serta 1 Tenaga
kependidikan untuk memperoleh data dilakukan interview/wawancara, dan
dokumentasi.
Hasil Penelitian : (1) Pengelolaan manajemen berbasis sekolah di Madrasah
Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I sudah menerapkan manajemen berbasis
sekolah akan tetapi masih banyak kekurangan dari berbagai faktor guna
meningkatkan mutu pendidikan melalui Manajemen Berbasis Sekolah, (2)
Problematika yang timbul yakni kurangnya sarana prasarana pendidikan,
transparansi keuangan dan profesionalitas seorang pendidik dan tenaga
kependidikan.
Penutup : Sehubungan dengan hasil penelitian tersebut maka disarankan,
adanya supervisi diklat-diklat tentang peningkatan kompetensi guru/pendidik.
Merealisasikan kebutuhan sarana dan prasarana guna faktor penunjang dalam
kegiatan belajar dan mengajar sehingga peningkatan mutu pendidikan melalui
manajemen berbasis sekolah dapat tercapai dengan maksimal.
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hidup tidak dapat lepas dari istilah pendidikan, terciptanya pendidikan yang
berkualitas tidak terlepas dari unsur-unsur dan faktor pendorong berjalanya proses
pendidikan, dilihat dari segi praktisnya bahwasanya faktor pendorong tersebut adalah
pengelolaan yang optimal manajemen yang baik kemudian juga mempunyai pendidik
dan tenaga kependidikan yang profesional serta fasilitas pendidikan yang banyak, dari
segi tersebut kualitas pendidikan bisa dapat berjalan lancar dan dapat mendongkrak
mutu pendidikan di Indonesia.
Administrasi dan Manejemen pendidikan pada setiap sekolah memegang
peranan yang sangat penting, karena kelancaran seluruh kegiatan sekolah sangat
ditentukan oleh Administrasi dan Manajemen sekolah itu, jika Administrasinya bagus
dan manajemen jelas maka segala kegiatan di sekolah itu akan berjalan dengan baik
namun demikian tidak jarang kita temukan di lapangan administrasi pendidikan
kurang diperhatikan dan manajemen tidak jelas, sehingga proses pembelajaran kurang
efektif. Kenyataan ini menimbulkan kehawatiran bagi guru dan kepala sekolah yang
akhirnya memaksa mereka untuk bertindak melanggar etika dan moralitas manajemen
pendidikan.
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Definisi manajemen sendiri berasal dari
bahasa latin yaitu asal kata manus yang berarti tangan, dan agere yang berarti
melakukan kemudian dua kata tersebut digabungkan menjadi managere yang artinya
menangani. Kemudian manager diterjemahkan kedalam bahasa inggris dengan kata
to manage, kata benda management dan manager untuk orang yang melakukan
kegiatan manajemen. Akhirnya management diterjemahkan dalam bahasa Indonesia
menjadi manajemen yang artinya pengelolaan 1.
Selain diatas definisi manajemen banyak dikemukakan oleh para ahli dengan
redaksi yang berbeda-beda, manajemen adalah suatu proses yang terdiri atas
perencanaan, pengorganisasian, pergerakan pelaksanaan dan pengawasan agar dapat
menyelesaikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya 2.
Aminatus Zahroh menuliskan dalam bukunya Mutu pendidikan memang
dititiktekankan pada siswa dan proses didalamnya. Tanpa adanya proses yang baik,
sekolah yang bermutu juga akan mustahil untuk dicapai 3.
Manajemen pendidikan untuk saat ini merupakan hal yang harus diprioritaskan
untuk kelangsungan pendidikan sehingga menghasilkan keluaran yang diinginkan.
Kenyataan yang ada, sekarang ini banyak institusi pendidikan yang belum memiliki
manajemen yang bagus dalam pengelolaan pendidikannya. Manajemen yang
digunakan masih konvensional, sehingga kurang bisa menjawab tantangan zaman dan
terkesan tertinggal dari modernitas.
Hal ini mengakibatkan sasaran-sasaran ideal pendidikan yang seharusnya bisa
dipenuhi ternyata tidak bisa diwujudkan. Parahnya terkadang para pengelola
pendidikan tidak menyadari akan hal tersebut, oleh karena itu, tulisan ini akan sedikit
mengulas tentang problematika, tantangan serta isu-isu yang berkaitan dengan
Manajemen Pendidikan.
Onisimus Amtu, Manajemen Pendidikan di Era Otonomi Daerah Konsep Strategi dan
Implementasi, Bandung, Alfabeta, 2011,1.
2
G.R Terry, Manajemen Teori Strategi dan Implementasi, Bandung, Alfabeta, 2009,1.
3
Aminatus Zahroh, Total Quality Management, Teori Praktik manajemen untuk mendongkrak
mutu pendidikan, Yogyakarta, Arruz Media, 2014,28.
B. Penegasan Istilah
Sebelum penulis melanjutkan penulisan skripsi ini, penulis memandang perlu
untuk memberikan penegasan berupa istilah yang terdapat dalam penulisan skripsi ini.
5
Adapun istilah yang penulis pandang perlu untuk ditegaskan antara lain sebagai
berikut:
1. Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja yang melibatkan bimbingan
Tery & Rue Manajemen Pendidikan di Era Otonomi Daerah Konsep Strategi dan
Implementasi, Bandung, Alfabeta, 2011,2.
8
http://komunitaspenulisjepara.blogspot.com
9
Op. Cit. 3 hlm 33-34
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka masalah penelitian ini dirumuskan
sebagai berikut :
1. Bagaimana Proses Pengelolaan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di
Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I Kecamatan Tulakan
Kabupaten Pacitan Tahun Pelajaran 2013/2014?.
2. Adakah Problematika Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Di Madrasah
Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I Kecamatan Tulakan Kabupaten
Pacitan Tahun Pelajaran 2013/2014.
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana proses Pengelolaan Manajemen Berbasis Sekolah
(MBS) di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I Kecamatan Tulakan
Kabupaten Pacitan Tahun Pelajaran 2013/2014.
2. Untuk mengetahui adakah Problematika Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
pada Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I Kecamatan Tulakan
Kabupaten Pacitan Tahun Pelajaran 2013/2014.
E. Kegunaan Penelitian
Diharapkan Penelitian ini dapat memberikan Kegunaan baik teoritis maupun
praktis, antara lain:
1. Kegunaan Teoritis:
a. Menambah pengetahuan/wawasan bagi penulis khususnya dan bagi para
pembaca umumnya.
2. Kegunaan praktis.
Sebagai bahan literatur/referensi Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah
Jatigunung I untuk melakukan evaluasi madrasah yang dimana letak masalah
itu ada sehingga dapat di atasi secara optimal.
F. Sistematika Pembahasan
Sistematika Pembahasan merupakan suatu urutan yang saling keterkaitan
antara satu dengan yang lain.
BAB I :
BAB II : Landasan Teori berisi pembahasan yang lebih fokus untuk menuju titik
penelitian mengenai Problematika Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di
Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I kecamatan Tulakan
Kabupaten Pacitan tahun Pelajaran 2013/2014, kemudian Konsep
Manajemen Berbasis Sekolah dimana di bagian ini dijelaskan tentang
Pengertian Manajemen, Pengertian manajemen manajemen Berbasis
Sekolah, Tujuan dan manfaat Manajemen Berbasis Sekolah dan
Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah pada poin akhir di BAB ini
adalah Proses Manajemen Berbasis Sekolah di poin pembahasan ini dibagi
menjadi empat bagian yakni, Pertama Faktor-faktor yang menjadi
dari
istilah
BAB
III
kemudian
disini
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Manajemen
Manajemen sering diartikan sebagai ilmu, kiat, dan profesi dikatakan sebagai
ilmu oleh luther gulick karena manajemen dipandang sebagai suatu bidang pengetahuan
yang secara sistematik berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang bekerja
sama1.
Berbeda dengan asumsi diatas bahwa manajemen adalah suatu seni untuk
mengkoordinir sumberdaya organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Sumberdaya
organisasi tersebut meliputi manusia, bahan baku (materials) dan mesin (machines).
Koordinasi dimaksudkan agar tujuan organisasi bisa dicapai dengan efisien sehingga
dapat memenuhi harapan berbagai pihak (stake-holders) yang mempunyai kepentingan
terhadap organisasi.
Manajemen pada hakikatnya dapat dipahami sebagai proses kerja dengan
menggunakan sumber daya yang dimiliki organisasi untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan1.
Pengertian manajemen sebagaimana yang telah diutarakan diatas adalah
manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja yang melibatkan bimbingan atau
pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau
maksud-maksud yang nyata.
Selain itu Penjelasan-penjelasan tentang manajemen diatas bahwa pengertian
manajemen tersebut yang dikemukakan oleh para ahli cenderung berbeda antara yang
10
satu dengan yang lainnya. Karena sangat tergantung dengan sudut pandang masingmasing.
Malayu Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah ,Jakarta, Bumi Aksara, 2001, 1
11
12
pendidikan nasional. Otonomi diberikan agar sekolah leluasa mengelola sumber daya,
sumber dana, sumber belajar dan mengalokasikannya sesuai prioritas kebutuhan, serta
lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat.
kualitas
dan
relevansi
pendidikan,
baik
menyangkut
kualitas
13
14
56-64
Nurkholis, manajemen berbasis sekolah, teori, model dan aplikasi, jakarta, PT Grasindo, 2003,
15
segala sesuatu yang dapat mengganggu jalannya pendidikan sehingga pendidikan tidak
terwujud dengan baik.
1. Faktor Pendukung
a. Peserta Didik
Peserta didik dalam pendidikan Islam adalah setiap manusia yang
sepanjang hayatnya selalu berada dalam perkembangan. Jadi, bukan hanya
anak-anak yang sedang dalam pengasuhan dan pengasihan orang tuanya,
bukan pula hanya anak-anak dalam usia sekolah. Pengertian ini didasarkan
atas tujuan pendidikan yaitu manusia sempurna secara utuh, yang untuk
mencapainya manusia berusaha terus menerus hingga akhir hayatnya 6.
Kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam akan berjalan
dengan lancar, efektif, dan efisien serta dapat mencapai tujuan pendidikan
apabila peserta didik mengikuti pelajaran dengan tenang, memperhatikan
penjelasan
guru
dengan
seksama,
belajar
dengan
rajin,
mampu
Heri Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta, Logos Wacana Ilmu, 1999, 113
16
17
18
19
20
sehingga sarpras tersebut bisa jadi penghambat apabila masih banyak yang
kurangdimiliki.
c. Faktor Alat Pendidikan
Sedangkan alat pendidikan/fasilitas/sarana yang dapat menghambat
Dalam manajemen berbasis sekolah adalah:
1. Gedung sekolah yang kurang terawat
2. Kurangnya
manajemen
sarana
dan
prasarana,
sehingga
kurang
21
7
8
22
memberikan perfomance terbaik didepan publik artinya agar dapat menarik perhatian
simpati kepada mereka sehingga lembaga pendidikan dapat terpercaya dan sukses dalam
mengelola pendidikan.
Hal ini
menumbuhkan rasa tanggung jawab bagi pihak tersebut untuk merasa memiliki terhadap
sebuah madrasah dilingkungannya, sehingga dapat tercapai prestasi sekolah seperti yang
diharapkan. Apabila program tersebut di atas tidak dilaksanakan, maka akan berdampak
pada berkurangnya tingkat kepercayaan orang tua siswa terhadap transparansi kegiatan
Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I Kecamatan Tulakan Kabupaten
Pacitan.
Tindakan kepala sekolah dalam mengimplementasikan program kerja sekolah,
dengan berupaya untuk menciptakan suasana kebersamaan dan kepercayaan antara guru
dan pengurus sekolah, yang selaras dengan prinsip penerapan program Manajemen
Berbasis Sekolah yaitu adanya keterbukaan partisipasi dan akuntabilitas, mempunyai
dampak terhadap peran serta masyarakat, dan beralihnya pandangan masyarakat semula
23
BAB III
METODE PENELITIAN
studies),
studi
kasus
(case
studies),
penelitian
perkembangan
24
25
B. Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian kualitatif kehadiran peneliti mutlak diperlukan. Hal ini
dikarenakan instrumen penelitian dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu
sendiri. Sebagaimana diungkapkan oleh Prof. Dr. Sugiyono dalam penelitian
kualitatif yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri
oleh karena itu peneliti juga harus siap divalidasi seberapa jauh peneliti siap untuk
melakukan kualitatif3.
Pengertian instrumen atau alat penelitian di sini tepat karena ia menjadi
segalanya dari keseluruhan proses penelitian. Ciri-ciri umum manusia sebagai
instrumen mancakup segi responsif, dapat menyesuaikan diri, menekankan
keutuhan, mendasarkan diri atas pengetahuan, memproses data secepatnya, dan
memanfaatkan kesempatan untuk mengklasifikasikan dan mengikhtisarkan, dan
memanfaatkan kesempatan mencari respon yang tidak lazim atau idiosinkratik.
2
3
2013,222.
26
maka sumber datanya bisa berupa benda gerak atau proses sesuatu. Apabila
peneliti menggunakan dokumentasi, maka dokumen atau catatanlah yang menjadi
sumber data. Untuk mempermudah mengidentifikasi sumber data maka sumber
data dalam penelitian ini dapat diklasifikasikan menjadi 3 (Tiga) dengan huruf
depan P, singkatan dari bahasa Inggris, yaitu:
Person : sumber data berupa orang, yaitu sumber data yang dapat
memberikan data berupa jawaban lisan melalui wawancara atau jawaban tertulis
melalui angket. Dalam penelitian ini sumber data yang berupa person adalah;
Kepala Sekolah, Staf TU, KTU dan Guru.
Place : sumber data berupa tempat, yaitu sumber data yang menyajikan
tampilan berupa keadaan diam dan bergerak. Dalam penelitian ini yang berperan
sebagai sumber data berupa place adalah gedung sekolah, kantor kepsek, ruang
guru, kantor staff sekolah, kantor TU, Ruang Administrasi, dan kelas-kelas untuk
pelaksanaan proses belajar mengajar.
Paper : sumber data berupa simbol, yaitu sumber data yang menyajikan
tanda-tanda berupa huruf, angka, gambar, atau simbol-simbol yang lain. Peneliti
mengambil data dari file-file yang berada di dokumentasi sekolah dan dijadikan
sebagai sumber data. Seperti dokumentasi mengenai data para guru dan karyawan,
data siswa, dan data inventaris sarana dan prasarana pendidikan yang ada di
Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I.
Sedangkan Penelitian kualitatif ini peneliti menggunakan penggalian data
melalui wawancara. Yang dengan menggunakan sumber tersebut peneliti sudah
dapat mendapat informasi berupa data yang akurat serta didukung dokumendokumen terkait.
27
D. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di sebuah lembaga pendidikan milik Yayasan
Muhammadiyah yaitu di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I
kecamatan
Tulakan
Kabupaten
Pacitan,
ditingkat
Madrasah
Ibtidaiyah
28
teknik pengumpulan data maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang
memenuhi standar yang diterapkan 4.
Kualitas data ditentukan oleh kualitas alat pengambil data atau alat
pengukurnya. Kalau alat pengambil datanya cukup reliabel dan valid, maka
datanya juga akan cukup reliabel dan valid. Selain itu metode serta cara dalam
pengambilan data juga harus diperhatikan5. Dalam Penelitian ini peneliti
menggunakan 3 metode yang sudah lazim di gunakan dalam penelitian kualitatif
deskriptif, diantaranya adalah :
1. Metode Observasi/Pengamatan
Observasi merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data
dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang
berlangsung. Kegiatan tersebut bisa berkenaan dengan cara guru mengajar,
siswa belajar, kepala sekolah yang sedang memberikan pengarahan, personil
kepegawaian.
Dipandang dari sisi lain observasi atau pengamatan digunakan dalam
rangka mengumpulkan data dalam suatu penelitian, merupakan hasil
perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya
sesuatu rangsangan tertentu yang diinginkan, atau suatu studi yang disengaja
dan sistematis tentang keadaan/fenomena sosial dan gejala-gejala psikis
dengan jalan mengamati dan mencatat.
Yang dilakukan waktu pengamatan adalah mengamati gejala-gejala
sosial atau problematika yang muncul dalam kategori yang tepat,
mengamati berkali-kali dan mencatat segera dengan memakai alat bantu
seperti alat pencatat, formulir dan alat mekanik. Dalam pelaksanaannya
4
5
29
digunakan alat Bantu seperti checklist, skala penilaian atau alat mekanik
seperti tape recorder dan lainnya6.
Metode ini digunakan peneliti untuk mengamati kondisi fisik dan non
fisik yang berupa gedung, sarana dan prasarana penunjang Manajemen
Pengelolaan Madrasah dan kegiatan belajar mengajar Di MI Muhammadiyah
Jatigunung I Kecamatan Tulakan, serta sarana kerja kepala sekolah dan tenaga
edukatif dalam rangka mengembangkan lembaga sekolah selanjutnya.
2. Metode interview/wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan
peneliti untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui bercakapcakap dan berhadapan muka dengan orang yang dapat memberikan
keterangan pada peneliti7. Wawancara ini dapat dipakai untuk
melengkapi data yang diperoleh melalui observasi. Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan metode interview dalam bentuk interview bebas
terpimpin. bahwasannya interview bebas terpimpin yaitu kombinasi dari
interview bebas dan interview terpimpin. Sedangkan Interview dapat
dibagi menjadi 3 yaitu :
a) Interview berstruktur, yaitu interview dimana hal-hal yang
diberikan telah ditentukan terlebih dahulu.
b) Interview non struktur, yaitu belum ada persiapan jawaban
sebelumnya dari responden.
c) Interview terarah, merupakan perpaduan dari dua macam interview
diatas.
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta: Bumi Aksara, 1999,
11
30
31
10
32
dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Tujuan
analisa di dalam penelitian adalah menyempitkan dan membatasi penemuanpenemuan hingga menjadi suatu data yang teratur, serta tersusun dan lebih berarti.
Proses analisis data dianjurkan agar secepatnya dilakukan oleh peneliti,
jangan menunggu sampai data itu menjadi dingin bahkan membeku atau malah
menjadi kadaluwarsa. Pekerjaan menganalisis data memerlukan usaha pemusatan
perhatian dan pengerahan tenaga fisik dan fikiran peneliti. Agar hasil penelitian
dapat tersusun sistematis, maka langkah peneliti dalam menganalisis data adalah;
pertama, dengan mereduksi data yaitu merangkum, memilih hal-hal yang pokok
dan memfokuskan pada hal-hal yang penting. Kedua, mendisplay data yaitu
menyajikan data yang dilakukan dalam bentuk uraian singkat, tabel dan
sejenisnya. Dan ketiga melalui verifikasi/penarikan kesimpulan, yaitu kesimpulan
yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang bersifat kredibel dan dapat
menjawab rumusan masalah yang dikemukakan sejak awal.
33
34
atau sebaliknya
H. Tahap-tahap Penelitian
1.
Tahap Persiapan
a) observasi pendahuluan
b) mengurus surat izin penelitian
c) membuat rancangan/desain penelitian
d) mencari beberapa buku untuk dijadikan sebagai referensi agar penelitian
lebih fokus dan terarah
11
35
Tahap Pelaksanaan
a) Peneliti melaksanakan wawancara kepada para guru guna memperoleh
data awal tentang proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dan
pelayanan manajemen di MI Muhammadiyah Jatigunung I Bersamaan
dengan itu peneliti melaksanakan observasi langsung terhadap tugas-tugas
guru dan staf MI Muhammadiyah Jatigunung I, agar penelitian lebih
efisien maka peneliti hanya mengamati Kepala Madrasah, Guru dan TU
staf. Serta mengadakan pengamatan langsung terhadap dokumen-dokumen
penting yang ada di MI Muhammadiyah Jatigunung I guna mengetahui
tentang hasil Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah.
b) Peneliti melakukan wawancara yang lebih terarah dan mendalam,
wawancara ini ditujukan kepada Kepala Mi Muhammadiyah Jatigunung I,
untuk mengetahui kualitas mutu pendidikan di madrasah tersebut serta
hambatan yang sering dikeluhkan oleh guru TU dan juga Stafnya.
Wawancara dilanjutkan kepada Urusan kebendaharaan, wawancara ini
dilakukan untuk mengetahui upaya yang akan dan sedang dilakukan guna
meningkatkan kualitas realisasi pendanaan yang relevan dan akuntabel.
Wawancara juga dilakukan Kepada Tata Usaha guna mengetahui proses
manajemen pengelolaan teknisi data pendidikan yang ada di MI
Muhammadiyah Jatigunung I. Wawancara yang terakhir ditujukan kepada
guru guna mengetahui problem-problem yang mereka alami dan yang
sangat intens berpengaruh dalam Manajemen Berbasis Sekolah di MI
Muhammadiyah Jatigunung I.
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
36
37
serta Mbah Abdul Hamid para pendiri tersebut dan masyarakat berupaya
memajukan Madrasah tersebut dan membangun kader kader Madrasah.
Di bawah naungan Yayasan Muhammadiyah akhirnya Madrasah
Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung 1 lama kelamaan sekolah subur karena
tidak ada saingan dari sekolah lain. Dan syukur alhamdulillah sampai saat ini
sekolah masih tetap berjalan dengan lancar dan muridnyapun juga tidak kalah
banyaknya dengan sekolah lainnya.
b. Sebelah timur
c. Sebelah selatan
d. Sebelah barat
38
: MI Muhammadiyah Jatigunung I
Lokasi/Alamat
Kabupaten
: Pacitan
Provinsi
: Jawa Timur
NPSN
: 60714231
NSM
: 111235010082
Status Madrasah
: Swasta
Akreditasi
:B
Tahun Berdiri
: 04 Juli 1963
Pimpinan
: SUFYAN, S.Pd.I
NIP
39
40
Tabel. 1
KURIKULUM MI MUHAMMADIYAH JATIGUNUNG I
NO
A
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
B
ALOKASI WAKTU
KELAS
I II III IV V VI
MATA PELAJARAN
Pendidikan Agama Islam
a) Bahasa arab
b) Al-quran hadits
c) SKI
d) Akhidah akhlaq
e) Fiqih
Pendidikan Kewarganegaraan
Bahasa Indonesia
Matematika
Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu Pengetahuan Sosial
Seni Budaya Dan Keterampilan
Pend. Olahraga
Muatan Lokal
a) Bahasa inggris
b) Bahasa daerah
c) Kemuhammadiyahan
d) Pengembangan Diri
Jumlah jam/ Minggu
1
2
1
2
2
2
2
6
6
6
2
2
3
1
2
2
1
2
2
6
6
6
3
2
3
2
2
2
1
2
2
6
6
6
3
2
3
2
2
2
1
2
2
6
6
6
3
2
3
2
2
2
1
2
2
6
6
6
3
2
3
2
2
2
6
6
6
2
2
3
2
1
2
2
1
2
2
2
1
2
2
2
1
2
2
2
1
2
2
2
1
2
39
39
43
44
44
44
41
Nama
L/P
Ijazah
Jabatan
SUFYAN, S.Pd.I
S1
Kepala Sekolah
SUPARLAN
SLTA
GTY
PAERAN, S.Pd.I
S1
GTY
S1
GTY
SURANTO, A.MA
D II
GTY
S1
GTY
S1
GTY
S1
GTY
S1
GTY
10
S1
GTY
11
NOVIYANTI, S.Pd.I
S1
GTY
12
MUAMAR ZAINUDIN
SLTA
TU
42
Kelas
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
13
II
10
15
III
12
IV
12
12
VI
10
14
JUMLAH
39
39
78
Sumber : Arsip Data Siswa MI Muhammadiyah Jatigunung I
Keadaan Sarana dan Prasarana MI Muhammadiyah Jatigunung I
Walaupun berada di lokasi pedesaan, namun sarana prasarana yang
dimiliki MI Muhammadiyah Jatigunung I tidak kalah dengan yang berada di
lokasi kecamatan/kota/kabupaten. Berdiri di atas tanah seluas 1463 M2 dan
luas bangunan 390M2, sarana prasarana yang dimiliki MI Muhammadiyah
Jatigunung I yakni :
43
Tabel. 4
SARANA PRASARANA MI MUHAMMADIYAH JATIGUNUNG I
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16
17.
18.
19.
20.
21.
22.
Nama Sarana/Prasarana
Jumlah
Keterangan
Ruang Kelas
6
Lokal
Ruang Perpustakaan
1
Sudut
Laboratorium IPA
Ruang Kepala Sekolah
1
Ruang
Ruang Guru
1
Ruang
Ruang Komputer
1
Ruang
LCD Proyektor
1
Paket
Ruang Kesehatan (UKS)
1
Sudut
Kamar Mandi/WC Guru
1
Ruang
Kamar Mandi/WC Siswa
1
Ruang
Gudang
1
Ruang
Ruang Administrasi
1
Sudut
Tempat Bermain/Tempat Olahraga 3
Lokal
Komputer
2
Paket
Laptop
1
Buah
Printer
2
Buah
Sumber penerangan
1
Listrik PLN
Papan Tulis
6
Buah
Meja & kursi Guru
12
Paket
Meja & kursi Siswa
45
Paket
TV 21 inchi
1
Buah
Sound Sistem
1
Paket
Sumber : Data Sarpras MI Muhammadiyah Jatigunung I
44
Bagan. 1
STRUKTUR ORGANISASI MI MUHAMMADIYAH JATIGUNUNG I
Kepala Madrasah
SUFYAN, S.Pd.I
KTU
Muamar Zainudin
BK
Suranto
BK
Suranto, A.Ma
WK Kurikulum
PAERAN, ,S.Pd.I
Komite Madrasah
KHOIRUDIN
WK Humas
Endro Riyanto, S.Pd.I
WK Sarpras
Dwi Sucodro, S.Pd.I
WK Kesiswaan
Suranto, A.Ma
WK Bendahara
Rina Ratih, S.Pd.I
Wali Kelas
Kelas 1
Noviyanti
Kelas 2
Enik W, S.Pd.I
Kelas 3
Suparlan
Kelas 4
Reni P, S.Pd
Staf Pengajar
SISWA - SISWI
Kelas 5
Suranto, A.Ma
Kelas 6
Rudy S,S.Pd
45
B. Temuan Penelitian
a. Faktor Pendidik
Dimana lembaga ini memiliki 12 tenaga pendidik dan kependidikan
baik guru dan stafnya hal ini tentunya manajer harus bisa lebih
mengkondisikan personalnya dimana dalam mewujudkan pelayanan
pendidikan yang maksimal harus saling singkron antara staf guru dan
kepala
madrasah,
bertentangan
dengan
hal
tersbut
di
MI
46
bersangkutan.
47
48
pengadaan tempat Ibadah lab. IPA, ruang UKS yang baik, seperti yang
dijelaskan oleh waka Sarpras MI Muhammadiyah Jatigunung I, beliau
mengatakan :
Banyak sekali yang masih kurang di lembaga ini misalnya tempat
ibadah ya meskipun berbentuk musola yang setidaknya ada itu sudah
sangat bermanfaat bagi lingkungan madrasah ini kemudian, ruang UKS
yang masih menyatu dengan ruang administrasi ini perlu diperhatikan,
kemudian perpustakaan juga masih belum tertata dengan rapi akhirnya
siswa menjadi malas untuk membaca buku di perpustakaan dan yang
terpenting adalah alat media informasi dan teknologi, komputer misalnya
di madrasah ini hanya ada 2 buah komputer dimana pada zaman seperti
saat ini hampir semua urusan lewat komputer/berbasis media elektronik,
dan jika ini menjadi penghambat pelayanan dalam mengerjakan tugas ini
tentu berdampak pada ketertinggalan informasi diluar4.
49
50
C. Pembahasan
51
....niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu
dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah
Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. Q.S. al-Mujadalah: 11)7.
MI
Muhammadiyah
Jatigunung
dalam
menjalankan
kegiatan
pembelajaran juga tak lepas dari visi yang telah ditentukan pada awal berdirinya
sekolah ini. Dengan mengedepankan keunggulan dalam hal iman dan taqwa maka
kegiatan pembelajaran di madrasah yang memang lembaga ini sudah menjadi
basis religius meski bukan pondok pesantren tetapi justru harus diperhatikan lebih
serius dalam mengembangkan pendidikan agama Islam yang didukung dengan
fasilitas canggih lengkap dan administrasi yang baik.
6
7
52
Dalam rangka mengatasi berbagai macam persoalan dalam hidup ini maka
pendidikan harus menunjukkan kontribusinya. Dan oleh karenanya para pendidik
masih seringkali mendapat kritik pedas dari para pakar ahli pendidikan, maka dari
itu kualitas pembelajaran PAI harus ditingkatkan. Banyak faktor yang menjadi
pendukung adanya peningkatan kualitas pembelajaran PAI di antaranya adalah
faktor sarana dan prasarana. Karena tanpa adanya sarana dan prasarana yang
memadai maka pembelajaran tidak akan berjalan efektif dan efisien. Tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan pun akan sulit tercapai.
Berdasarkan wawancara dari berbagai bidang khususnya dalam bidang
ketenagapendidikan yang ada di lokasi penelitian kemudian dari sana dapat
dipertegas bahwa pembelajaran perlu dan sangat penting dilakukan diklat-diklat
mata pelajaran peningkatan mutu guru agar guru dapat mempunyai jiwa besar
sebagai guru dan menguasai materi-materi yang diajarkan kemudian disisi lain
dengan adannya bentuk peningkatan mutu guru ini juga harus diberikan oleh
kepala madrasah/manajer berupa supervisi bentuk ini sangat efektif dan mudah
sekali untuk mewujudkan pendidik agar dapat membenahi kekurangankekurangan yang ada disamping itu guru juga lebih berkompeten dalam bidang
ajar.
Dibidang sarana dan prasarana sesuai apa yang dipaparkan oleh wakil kepala
sarara dan prasarana dalam wawancara pada tanggal 18 Juni 2014 beliau
menjelaskan bahwa kekurangan-kekurangan fasilitas di lembaga tersebut banyak
sekali seperti ruang administrasi hanya menggunakan sudut dalam ruang guru
ruang perpustakaan begitu juga hal ini dapat mengurangi fokus kegiatan belajar
53
mengajar sehingga mutu pendidikan juga kurang baik. Tidak hanya itu setelah
kami lakukai penelitian lebih jauh ternyata fasilitas/sarana dan prasarana masih
kurang dalam menciptakan manajemen berbasis sekolah yang baik yakni media
pembelajaran dan pengelolaan masih sangat sederhana seperti jaringan internet
yang belum ada hanya menggunakan modem (Modulator-Demodulator) saluran
Air bersih yang terkadang tidak lancar sehingga toilet dan kamar mandi tidak
terjamin. Selanjutnya di lihat dari bahan habis pakai bahwa kebutuhan kelas juga
banyak sekali lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
54
Tabel 5
SARANA YANG DIBUTUHKAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS
MUTU PENDIDIKAN DI MI MUHAMMADIYAH JATIGUNUNG I
Ditinjau dari habis
Ditinjau dari
tidaknya dipakai
bergerak tidaknya
1 Sarana pendidikan Sarana yang
yang habis dipakai : bergerak:
a. kapur tulis
a. meja
b. buku tulis
b. bangku
c. spidol
c. kursi
d. almari
No
2 Sarana pendidikan
yang tahan lama
No
Contoh
55
Hal senada diungkapkan oleh Bpk Muamar Zainudin selaku Kepala Tata Usaha
MI Muhammadiyah Jatigunung I beliau mengungkapkan :
Sarana yang dibutuhkan guru dalam mengajar adalah seperti kapur tulis,
spidol/Board Marker, papan tulis, penghapu, meja, bangku, kursi, almari,
dan media pendidikan seperti LCD, kaset, CD, VCD, dan TV. MI
Muhammadiyah Jatigunung I Kecamatan Tulakan belum memiliki media
audio visual yang lengkap hanya beberapa saja yang kami punya,
Sedangkan prasarana yang menunjang peningkatan kualitas mutu
pendidikan dan meminimalisir problematika Manajemen berbasis sekolah
adalah masjid, ruang kelas dan perpustakaan ruang administrasi dan
fasilitas administrasi yang lengkap. Karena untuk ruang administrasi kami
belum punya. Selain sudut ruang kantor guru yang kami gunakan untuk
ruang tersebut hal ini sangat sempit dan kami merasa kurang nyaman saat
mengerjakan teknisi data. Di bidang pendidikan kami tambahkan yakni
perpustakaan dan masjid adalah prasarana yang utama dalam peningkatan
mutu pendidikan berbasis sekolah di madrasah ini. Selain itu siswa dan
guru biasanya mengerjakan sholat dhuha pada jam pertama dan
menunaikan jamaah shalat dhuhur pada istirahat kedua atau sepulang
sekolah.8
MI Muhammadiyah Jatigunung I dalam meningkatkan kualitas
Mutu
56
57
Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu
melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, Padahal kamu membaca Al kitab
(Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir? (Q.S. Al-Baqarah: 44). 9
Amat besar kebencian di sisi Allah karena kamu mengatakan apa-apa
yang tiada kamu kerjakan. (Q.S. As-Shaf: 3) 10.
10
58
11
467.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari seluruh pembahasan dan pemaparan terhadap pokok permasalahan yang
diajukan dalam skripsi dengan berdasarkan pada data hasil penelitian beserta proses
penganalisaan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Proses
Pengelolaan
Manajemen
Berbasis
Sekolah
(MBS)
di
MI
B. Saran
Dari hasil kesimpulan pembahasan di atas, maka ada beberapa hal yang perlu
diungkapkan
sebagai
saran
dalam
rangka
meningkatkan
kualitas
mutu
59
60
pelatihan-pelatihan
dibidangnya
sehingga
dapat
lebih
Sarana dan
prasarana yang telah usang dan tidak dipakai lagi dihapus saja, meskipun harus
dengan prosedur yang rumit. Karena dengan penghapusan barang-barang yang
tela usang itu, akan menambah luas sarana dan prasarana yang telah tersedia.
Selain itu sekolah akan mendapatkan dana jika barang-barang itu dilelang dan
dana itu dapat digunakan untuk pengadaan sarana dan prasarana yang belum
tersedia/yang lebih baru.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Al-Quranul dan Terjemahnya Semarang, CV. Alwaah, 1993.
Amtu Onisimus, Manajemen Pendidikan di Era Otonomi Daerah Konsep Strategi
dan Implementasi, Bandung, Alfabeta, 2011.
Arsip/Dok Sejarah Berdiri MI Muhammadiyah Jatigunung I.
Fattah Nanang, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung, PT Remaja Rosdakarya,
2014.
Hasibuan Malayu, Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah, Jakarta, Bumi
Aksara, 2001.
Mardalis, Metode Penelitian: Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta, Bumi Aksara
1999.
Moleong L.J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung,Remaja Rosdakarya, 2002.
Mulyasa Enco, Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam konteks menyukseskan
MBS dan KBK, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2003.
Noer Aly Heri, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta, Logos Wacana Ilmu, 1999.
Nurkholis, manajemen berbasis sekolah, teori, model dan aplikasi, Jakarta PT
Grasindo, 2003.
Pidarta Made, Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta, Bina Aksara,1988.
Siagian Harbangan, Administrasi Pendidikan, Semarang, Setya Wacana, 1989.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif R & D, Bandung, Alfabeta, 2013
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, Jakarta, Rineka Cipta, 1995).
Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam, Tulungagung, Teras, 2009.
Suryabrata Sumadi, Metodologi Penelitian, Jakarta, Rajawali, 1990.
Terry G.R, Manajemen Madrasah Teori Strategi dan Implementasi, Bandung,
Alfabeta, 2009.
Tery & Rue Manajemen Pendidikan di Era Otonomi Daerah Konsep Strategi dan
Implementasi, Bandung, Alfabeta, 2011.
W.J.S.
Poerwadarminta,
Pustaka,1989.
Kamus
Umum
61
Bahasa
Indonesia,
Jakarta,
Balai
62
Lampiran 3
A. PEDOMAN WAWANCARA
Penelitian dan pendekatan kualitatif menggunakan instrumen penelitian
berupa pedoman wawancara karena dalam proses pengumpulan data menekankan
pada wawancara mendalam terhadap narasumber/informan untuk mendapatkan
pemahaman mengenai proses pengelolaan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di
MI
Muhammadiyah
Jatigunung
Tahun
Pelajaran
2013-2014,
Lampiran 3
B. INSTRUMEN WAWANCARA
1. Pengelolaan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di Madrasah Ibtidaiyah
Muhammadiyah Jatigunung I Kecamatan Tulakan Kabupaten Pacitan
Tahun Pelajaran 2013/2014?.
a. Apakan Lembaga ini telah menerapkan MBS.
b. Bagaimana Menurut Anda Prestasi Siswa dalam bidang akademik.
c. Bagaimana Pandangan anda tentang Pengelolaan MBS
d. Bagaimana Proses Pengelolaan MBS di MI Muhammadiyah
Jatigunung I tahun Pelajaran 2013-2014.
e. Selebihnya apa yang bapak/ibu dianggap menjadi kesenjangan di
lembaga ini.
2. Faktor-faktor yang menjadi pendukung, penghambat dan mempengaruhi
dalam Proses Pengelolaan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di
Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I Kecamatan Tulakan
Kabupaten Pacitan Tahun Pelajaran 2013/2014?.
a. Faktor Apa saja yang menjadi pendukung dalam Manajemen Berbasis
Sekolah
b. Faktor Apa saja yang menjadi Penghambat dalam Manajemen Berbasis
Sekolah
c. Faktor Apa saja yang menjadi mempengaruhi dalam Manajemen
Berbasis Sekolah
3. Problematika Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Di Madrasah
Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I Kecamatan Tulakan Kabupaten
Pacitan Tahun Pelajaran 2013/2014.
a. Problematika apa yang timbul pada di MI Muhammadiyah Jatigunung
I tahun Pelajaran 2013-2014.
b. Apa
penyebabnya
timbul
problematika
dalam
MBS
di
MI
Lampiran 4
TRANSKRIP WAWANCARA
DENGAN KEPALA MADRASAH
MI MUHAMMADIYAH JATIGUNUNG I
Nama
: Sufyan, S.Pd.I
Jabatan
: Kepala Madrasah
menerapkan
MBS?.
2. Bagaimana
Menurut
Prestasi
dalam
akademiknya?.
Selebihnya
yang
lembaga
Terkait MBS.
Lampiran 4
dari
segi
eksternal
yaitu
pengaruh
Muhammadiyah
Lampiran 4
Informan
(Kepala Madrasah)
Peneliti
SUFYAN, S.Pd.I
Lampiran 4
TRANSKRIP WAWANCARA
DENGAN
WAKA SARPRAS MADRASAH
Nama
Jabatan
: Waka Sarpras
yang menjadi
pendukung,
Penghambat dan
mempengaruhi
dalam
administrasi
Manajemen
Berbasis
Sekolah?.
Kemudian
dampaknya.
ini
perlu
diperhatikan,
kemudian
menjadi
penghambat
pelayanan
dalam
Informan
(Waka Sarpras Madrasah)
Peneliti
Lampiran 4
TRANSKRIP WAWANCARA
DENGAN
WAKA BENDAHARA MADRASAH
Nama
Jabatan
dan menjabat
penghambat
dalam
keuangan
selebihnya
deskrpsikan
dengan
beserta
sumbernya.
pengeluaran
masih
sering
Informan
(Waka Bendahara Madrasah)
Peneliti
banyak
Lampiran 4
TRANSKRIP WAWANCARA
DENGAN
KTU MI MUHAMMAIDYAH JATIGUNUNG I
Nama
: Muamar Zainudin
Jabatan
: KTU
Informan
(KTU Madrasah)
Peneliti
Muamar Zainudin
1.
2.
3.
4.
Lampiran 6
1.
Lampiran 6
Lampiran 6
2.
Lampiran 6
Lampiran 6
3.
Lampiran 6
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
Tempat dan Tanggal Lahir
Umur
Status Perkawinan
Jenis Kelamin
Agama