Anda di halaman 1dari 33

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI

PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI


KEGIATAN USAHA MIGAS

060808

AGENDA
OVERVIEW KEGIATAN MIGAS
DEFINISI DASAR
PENGELOLAAN LH
CONTOH KASUS PENCEMARAN
LINGKUNGAN HIDUP

060808

OVERVIEW KEGIATAN MINYAK DAN GAS BUMI

060808

DEPARTEMEN

ESDM

KEGIATAN USAHA MINYAK DAN GAS BUMI


(UU NO 22 TAHUN 2001)
Hilir

Hulu
a. Eksplorasi
b. Eksploitasi
DILAKSANAKAN OLEH BU (BADAN USAHA) & BUT
(BENTUK USAHA TETAP) BERDASARKAN KONTRAK
KERJA SAMA DENGAN BADAN PELAKSANA

- PP No. 42 tahun 2002 : BPMIGAS


- PP No. 35 tahun 2004 : Kegiatan usaha Hulu Migas

a.
b.
c.
d.

Pengolahan
Pengangkutan
Penyimpanan
Niaga

DILAKSANAKAN OLEH BADAN USAHA SETELAH


MENDAPAT IZIN USAHA DARI PEMERINTAH
- PP No. 67 tahun 2002 : Badan Pengatur
Penyediaan
dan
Pendistribusian
BBM
dan
Kegiatan Usaha Pengangkutan
gas
bumi
melalui pipa
- PP No. 36 tahun 2004 : Kegiatan Usaha Hilir
Migas

PP No. 31 tahun 2003 : Pengalihan bentuk Pertamina menjadi Perusahaan Perseroan (Persero)

DEPARTEMEN

KEGIATAN USAHA MINYAK DAN GAS


BUMI

ESDM

CO2

O2

Flare

Production Wells
Drilling

CO2
Removal

Gas

Air Emission

Separation
Facilities

FWKO
TANK

WASH
TANK

Oil

Oil Storage Tank

Flare

SHIPPING
TANK

Oil

Refinery
Seismic

Oil Tanker

Liquid and Solid Wastes

Waste Water Treatment Plant

Solid Waste Treatment

Injection Wells

Oil Pollution Control


(oil boom, skimmer)

Monitoring point

Biopile
Discharge to
waters

Regreening

DEFINISI DEFINISI DASAR

060808

1. LINGKUNGAN HIDUP
Kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk
hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu
sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta
makhluk hidup lain.
2. PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi
lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau
kerusakan lingkunganhidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan,
pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum.
3. ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (AMDAL)
Kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau
kegiatan

060808

4. UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA


PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
pengelolaan dan pemantauan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang
tidak berdampak penting terhadap lingkungan hidup yang diperlukan
bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha
dan/atau kegiatan
5. BAKU MUTU LINGKUNGAN HIDUP
ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen
yang ada atau harus ada dan/atau unsur pencemar yang ditenggang
keberadaannya dalam suatu sumber daya tertentu sebagai unsur
lingkungan hidup.
6. PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP
masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau
komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia
sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan
7. LIMBAH
sisa suatu usaha dan/atau kegiatan
060808

8. DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP


Pengaruh perubahan pada lingkungan hidup yang diakibatkan oleh suatu
usaha dan/atau kegiatan
9. BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)
Zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi,
dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat
mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup
manusia dan makhluk lain
10. LIMBAH B3
Sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung B3
11. PENGELOLAAN LIMBAH B3
Kegiatan yang meliputi pengurangan, penyimpanan, pengumpulan,
pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan, dan/atau penimbunan

060808

DEPARTEMEN

ESDM

PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KEGIATAN MIGAS

DEPARTEMEN

ESDM

KEWAJIBAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP


Undang-Undang No. 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan gas Bumi, Pasal
40:
(2) Badan Usaha atau Bentuk Usaha Tetap menjamin keselamatan dan
kesehatan kerja serta pengelolaan lingkungan hidup dan menaati
ketentuan peraturan perundangan-undangan yang berlaku dalam kegiatan
usaha Minyak dan Gas Bumi.
(3) Pengelolaan lingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
berupa kewajiban untuk melakukan pencegahan dan penanggulangan
pencemaran serta pemulihan atas terjadinya kerusakan lingkungan hidup,
termasuk kewajiban pascaoperasi pertambangan.

DEPARTEMEN

ESDM
KEWAJIBAN

PENGELOLAAN LINGKUNGAN
HIDUP

Undang Undang 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan


Pengelolaan Lingkungan Hidup, Pasal 4 :
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup meliputi :
a.Perencanaan
b.Pemanfaatan
c.Pengendalian
d.Pemeliharaan
e.Pengawasan
f.Penegakkan Hukum

DEPARTEMEN

ESDM

KEWAJIBAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP


Undang Undang No. 32 tahun 2009 Pasal 20:
(1) Penentuan terjadinya pencemaran lingkungan hidup diukur melalui
baku mutu lingkungan hidup.
(2) Baku mutu lingkungan hidup meliputi:
a. baku mutu air;
b. baku mutu air limbah;
c. baku mutu air laut;
d. baku mutu udara ambien;
e. baku mutu emisi;
f. baku mutu gangguan; dan
g. baku mutu lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
(3) Setiap orang diperbolehkan untuk membuang limbah ke media
lingkungan hidup dengan persyaratan:
a. memenuhi baku mutu lingkungan hidup; dan
b. mendapat izin dari Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai
dengan kewenangannya.

DEPARTEMEN

ESDM

KEWAJIBAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP


Undang-undang 32 Tahun 2009 Pasal 22:
(1) Setiap usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting
terhadap lingkungan hidup wajib memiliki amdal.
(2) Dampak penting ditentukan berdasarkan kriteria:
a. besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak rencana
usaha dan/atau kegiatan;
b. luas wilayah penyebaran dampak;
c. intensitas dan lamanya dampak berlangsung;
d. banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena
dampak;
e. sifat kumulatif dampak;
f. berbalik atau tidak berbaliknya dampak; dan/atau
g. kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.

DEPARTEMEN

ESDM
KEWAJIBAN

PENGELOLAAN LINGKUNGAN
HIDUP

Undang Undang 32 Tahun 2009


Pasal 34 :
(1)Setiap usaha dan/atau kegiatan yang tidak termasuk dalam kriteria
wajib amdal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat 91) wajib
memiliki UPL-UKL (Upaya Pemantauan Lingkungan-Upaya Kelola
Ligkungan)
Pasal 36 :
(1) Setiap usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki amdal atau UKLUPL wajib memiliki izin lingkungan.
(2) Izin lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan
berdasarkan keputusan kelayakan lingkungan hidup sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 31 atau rekomendasi UKL-UPL.
(3) Izin lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
mencantumkan persyaratan yang dimuat dalam keputusan kelayakan
lingkungan hidup atau rekomendasi UKL-UPL.
(4) Izin lingkungan diterbitkan oleh Menteri, gubernur, atau bupati/walikota
sesuai dengan kewenangannya.

DEPARTEMEN

ESDM

JENIS USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG WAJIB


AMDAL (PERMEN LH NO. 05 TAHUN 2012)
No.
1.

Jenis Kegiatan
Eksploitasi Migas dan
Pengembangan Produksi
a.Di darat :
Lapangan Minyak Bumi
Lapangan Gas Bumi
b. Di laut
Lapangan Minyak Bumi
Lapangan Gas Bumi

2.

Transmisi Migas di laut


- Panjang, atau
- Tekanan

Skala/Besaran

> 5000 BOPD


> 30 MMSCFD
> 15000 BOPD
> 90 MMSCFD
jumlah total lapangan
semua sumur
> 100 km
> 16 bar

DEPARTEMEN

ESDM

JENIS USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG WAJIB


AMDAL (PERMEN LH NO. 05 TAHUN 2012)
No.
3.

Jenis Kegiatan
Pembangunan kilang:
LPG
LNG
Minyak Bumi

Skala/Besaran
> 50 MMSCFD
> 550 MMSCFD
> 10000 BOPD

4.

Terminal regasifikasi LNG (darat/laut) > 550 MMSCFD

5.

Kilang minyak pelumas bekas


(termasuk fasilitas penunjang)

> 10000 ton/tahun

6.

Pengembangan Lapangan Coal Bed


Methane (CBM) / Gas Metana
Batubara pada tahap eksploitasi dan
pengembangan produksi yang
mencakup:
a.Pemboran sumur produksi;
b.Pembangunan fasilitas produksi
dan fasilitas pendukung;
c.Kegiatan operasi produksi; dan
d.Pasca operasi

Semua Besaran

DEPARTEMEN

ESDM

BAKU
BAKUMUTU
MUTULINGKUNGAN
LINGKUNGANHIDUP
HIDUP

Baku Mutu Air


PP No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
Baku Mutu Air Limbah
Permen LH No. 19 Tahun 2010 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Minyak dan gas
serta Panas Bumi
Baku Mutu Air Laut
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran dan atau Perusakan Laut
KepMen LH Nomor 51 Tahun 2004 Tentang Baku Mutu Air Laut
Baku Mutu Udara Ambien
PP 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara
Baku Mutu Emisi
Permen LH Nomor 13 Tahun 2009 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak Bagi Usaha dan/atau
Kegiatan Minyak dan Gas Bumi
Baku Mutu Gangguan
Kepmen LH No. 48 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan
Kepmen LH No. 49 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Getaran
Kepmen LH No. 50 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Kebauan
Baku Mutu Lain

DEPARTEMEN

ESDM

PERATURAN-PERATURAN
PERATURAN-PERATURANLAIN
LAIN
UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
PP 18 jo 85 tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun
PP Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan Hidup
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 18 tahun 2009 tentang
Perizinan Limbah B3
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 13 tahun 2010 tentang
Upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan
hidup dan surat pernyataan kesanggupan pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 5 tahun 2011 tentang
Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 05 tahun 2012 tentang
Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib memiliki Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup

DEPARTEMEN

ESDM

Ketentuan Pidana dalam UU No.32/2009


Jenis
Pelanggaran

Sengaja

Lalai

Pidana

Denda (rupiah)

Pasal

Akibat

Minimum

Maksimum

Minimum

Maksimum

98 ayat (1)

> BM*

3 tahun

10 tahun

3 miliar

10 miliar

98 ayat (2)

Orang Luka

4 tahun

12 tahun

4 miliar

12 miliar

98 ayat (3)

Orang Mati

5 tahun

15 tahun

5 miliar

15 miliar

99 ayat (1)

> BM*

1 tahun

3 tahun

1 miliar

3 miliar

99 ayat (2)

Orang Luka

2 tahun

6 tahun

2 miliar

6 miliar

99 ayat (3)

Orang Mati

3 tahun

9 tahun

3 miliar

9 miliar

* BM : Baku Mutu Udara ambien, Baku Mutu Air, Baku Mutu air Laut, atau kriteria baku kerusakan lingkungan hidup

DEPARTEMEN

ESDM

Ketentuan Pidana dalam UU No.32/2009


Jenis Pelanggaran

Pasal

Pidana

Denda (rupiah)

Minimum

Maksimum

Minimum

Maksimum

> BM Air Limbah,


Emisi, atau
gangguan

100

3 tahun

3 miliar

Melakukan
pengelolaan limbah
B3 tanpa izin

102

1 tahun

3 tahun

1 miliar

3 miliar

Tidak melakukan
pengelolaan limbah
B3

103

1 tahun

3 tahun

1 miliar

3 miliar

Melakukan Dumping
limbah ke media
lingkungan hidup
tanpa izin

104

3 tahun

3 miliar

Melakukan usaha
dan/atau kegiatan
tanpa izin
lingkungan

109

1 tahun

3 tahun

1 miliar

3 miliar

DEPARTEMEN

ESDM

PENGAWASAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

PENGAWASAN RUTIN
PENGAWASAN ADMINISTRATIF
Evaluasi laporan pelaksanaan
Pengelolaan dan Pemantauan
Lingkungan (LPL 1 s.d. 5)
Evaluasi hasil analisis laboratorium
kualitas air, limbah, emisi, dll
Evaluasi realisasi pelaksanaan
reklamasi
Evaluasi pemakaian bahan kimia
Evaluasi peralatan pengelolaan
dan pemantauan lingkungan hidup
yang akan digunakan
Evaluasi kesigapan perusahaan
dalam penanggulangan
pencemaran lingkungan hidup
Evaluasi informasi/laporan
kerusakan dan/atau pencemaran
LH
Evaluasi laporan studi teknis
terkait pengelolaan dan
pemantauan LH
Evaluasi perubahan RKL-RPL
serta UKL-UPL

PENGAWASAN INSIDENTIL

PENGAWASAN TEKNIS
Melakukan inspeksi secara
berkala terkait dengan
pematuhan terhadap
peraturan-perundangan serta
pelaksanaan pengelolaan
dan pemantauan lingkungan
Melakukan inspeksi teknis
peralatan pengelolaan
limbah/ penanggulangan dan
pencegahan pencemaran
yang akan dipergunakan
untuk memantau unjuk
kerjanya

Tumpahan Minyak
Kebocoran Pipa
Blow Out
Keadaan Darurat
(Emergency)
Pencemaran
lingkungan/isu
pencemaran lingkungan

DEPARTEMEN

ESDM

DAFTAR
DAFTARBAHAN
BAHANKIMIA
KIMIAYANG
YANGDISETUJUI
DISETUJUIMIGAS
MIGAS

DEPARTEMEN

ESDM

PROPER
PROPER
PROPER adalah Program Penilaian Peringkat
Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Kinerja

PROPER merupakan kegiatan pengawasan dan program


pemberian insentif dan/atau disinsentif kepada penanggung
jawab usaha dan/atau kegiatan.
perusahaan yang menjadi target peserta PROPER adalah
perusahaan yang menimbulkan dampak penting terhadap
lingkungan, tercatat di pasar bursa, mempunyai produk yang
berorientasi ekspor atau digunakan oleh masyarakat luas.
Penilaian kinerja berdasarkan pada kriteria penilaian PROPER
yang terdiri atas:
a. kriteria ketaatan yang digunakan untuk pemeringkatan biru,
merah, dan hitam
b. kriteria penilaian aspek lebih dari yang dipersyaratkan (beyond
compliance) untuk pemeringkatan Hijau dan Emas.

DEPARTEMEN

ESDM

PERINGKAT KINERJA PROPER


penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang telah secara konsisten
menunjukkan keunggulan lingkungan (environmental excellency) dalam
proses produksi dan/atau jasa, melaksanakan bisnis yang beretika dan
bertanggung jawab terhadap masyarakat
penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang telah melakukan
pengelolaan lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan dalam peraturan (beyond
compliance) melalui pelaksanaan sistem pengelolaan lingkungan, pemanfaatan
sumberdaya secara efisien melalui upaya 4R (Reduce, Reuse, Recycle dan
Recovery), dan melakukan upaya tanggung jawab sosial (CSR/Comdev) dengan
baik
penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang telah melakukan upaya
pengelolaan lingkungan yang dipersyaratkan sesuai dengan ketentuan dan/atau
peraturan perundang-undangan
penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang upaya pengelolaan lingkungan
hidup dilakukannya tidak sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam
peraturan perundang-undangan
penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang sengaja melakukan perbuatan
atau melakukan kelalaian yang mengakibatkan pencemaran dan/atau kerusakan
lingkungan serta pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan atau
tidak melaksanakan sanksi administrasi

DEPARTEMEN

ESDM

STATUS
STATUSPROPER
PROPERKEGIATAN
KEGIATANMIGAS
MIGAS

2010

Peringkat

2010

2011

Emas

Hijau

15

36

Biru

72

85

Merah

15

11

Hitam

Jumlah

103

134

DEPARTEMEN

ESDM

KASUS PENCEMARAN LINGKUNGAN

DEPARTEMEN

ESDM

Lokasi
Tanggal
Penyebab
Operator

EXXON VALDEZ
Prince William
Sound, Alaska
24 Maret 1989
Penyebab
Kandasnya kapal
tanker minyak
Exxon Valdez
Exxon

Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Exxon_Valdez_oil_spill)

Karakteristik Tumpahan
Volume

260,000 barrels (41,000


m3) - 750,000 barrels
(119,000 m3)
Area
11,000 sq mi (28,000
km2)
Shoreline impacted 1,300 mi (2,100 km)

DEPARTEMEN

ESDM

DEEPWATER HORIZON OIL SPILL

Lokasi

Gulf of Mexico
didekat delta sungai
Mississippi , Amerika
Serikat

Tanggal

Tanggal Tumpahan:
20 April 15 Juli
2010
Sumur resmi ditutup:
19 September 2010

Penyebab
Penyebab Wellhead blowout
Korban
11 orang meninggal
Operator Transocean kontrak untuk BP
Karakteristik Tumpahan
Volume hingga 4.9 juta barrels
(210,000,000 US gallons; 780,000
cubic meters)
Area
2,500 - 68,000 sq mi (6,500 - 180,000
km)

Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Deepwater_Horizon_oil_spill dan http://en.wikipedia.org/wiki/Deepwater_Horizon_explosion

DEPARTEMEN

ESDM

www.migas.esdm.go.id

DEPARTEMEN

ESDM

KILANG MINYAK DI INDONESIA


THAILAND

LAOS

NOTES:
Pertamina (sebelum 2001)

Manila

Bangkok
Ban
Mabtapud

CAMBODIA

Phnom
Penh

Songkhla

KAPASITAS TOTAL
1.157,1 MBCD

Jerneh
Guntong

Penang

West
Natuna

WEST KertehDuyong
Mogpu
MALAYSIA
Medan

Port
Klang
Port
Dickson
Dumai

Kota
Kinibalu

BRUNEI

Alpha
Natuna

Bandara Seri
Begawan

Pacific Ocean

MALAYSIA

SINGAPORE

BatamBintan

Manado

Kuchin
g

S
U

PLAJU
KAPASITAS : 127,3 MBCD

KALIMANTAN

Ternate
Bontan
g

Samarinda

Balikpapan

T
R
A

DUMAI
KAPASITAS : 127 MBCD

HALMAHERA

Attaka
Tunu
Bekapai

Sorong

Jambi

Grissik

CEPU
KAPASITAS : 3.8 MBCDBanjarmasin
Palembang

BOJONEGARA
KAPASITAS : 300 MBCD
CILACAP
KAPASITAS : 348 MBCD
BALONGAN
KAPASITAS : 125 MBCD

Jayapura

SULAWESI

SUNGAI PAKNING
KAPASITAS : 50 MBCD

060808

KASIM
KAPASITAS : 10 MBCD

BALIKPAPAN
KAPASITAS : 260 MBCD

MUBA
Bintulu
KAPASITAS : 0,8EAST
MBCD

Kuala
Lumpur

Duri

Padang

Rencana

Sea

Bangkot
Lawit

Lhokseumaw
e

Swasta, konstruksi

China

Ho Chi
Minh
City

Erawan

Khanon

Banda Aceh

VIETNAM

Swasta, operasi

Philipines

South

BURU

IRIAN JAYA

SERAM

TWU
KAPASITAS : 6 MBCD

Ujung
Pandang

Jakarta
Bandung

Semarang

MADURA

Bangkalan
Surabaya
Yogyakarta

JAVA

I Pagerungan
N D O N E S I A
SUMBAWA

BALI

Indian Ocean
BALONGAN EXPANSION
KAPASITAS : 200 MBCD

FLORES

Merauke

LOMBOK

SUMBA

TUBAN
KAPASITAS : 200 MBCD

TIMOR

AUSTRALIA

TUBAN / TPPI
KAPASITAS : 100 MBCD

32

KILANG LPG & LNG DI INDONESIA


PT. ARUN
ARUN
KAPASITAS : 12,85 MMTPA

PT. MARUTA BUMI PRIMA

PT. BADAK

LANGKAT
KAPASITAS : 17 MTPA

PT. PERTAMINA (PERSERO)


UP I PANGKALAN BRANDAN
KAPASITAS : 44 MTPA

CHEVRON

BONTANG
KAPASITAS LNG: 21,64 MMTPA
KAPASITAS LPG: 1 MMTPA

TJ. SANTAN
KAPASITAS : 90 MMTPA

CONOCO PHILLIPS
BELANAK
KAPASITAS : 525 MTPA

PT. PERTAMINA (PERSERO)


UP V BALIKPAPAN
KAPASITAS : 91 MTPA

PT. PERTAMINA (PERSERO)

ARAR
KAPASITAS : 14 MTPA

UP II DUMAI
KAPASITAS : 68 MTPA

PETROCHINA
TJ. JABUNG
KAPASITAS : 600 MTPA

PT. PERTAMINA (PERSERO)


UP III MUSI
KAPASITAS : 131 MTPA

PT. MEDCO LPG KAJI


KAJI
KAPASITAS : 73 MTPA

PT. SURYA ESA PERKASA

HESS

PT. E1 PERTAGAS

LEMBAK
KAPASITAS : 46 MTPA

UJUNG PANGKAH, JATIM


KAPASITAS : 113 MTPA

SUNGAI GERONG
KAPASITAS 259 MTPA

PT. TITS SAMPURNA


PRABUMULIH
KAPASITAS : 73 MTPA

PT. MEDIA KARYA SENTOSA

BP

GRESIK, JATIM
KAPASITAS : 58 MTPA

TANGGUH
KAPASITAS : 7,6 MMTPA

PT. TUBAN LPG INDONESIA


TUBAN
KAPASITAS : 131 MTPA

PT. PERTAMINA (PERSERO)


UP VI BALONGAN DAN MUNDU
KAPASITAS : 584 MTPA

PT. GASUMA FEDERAL INDONESIA


TUBAN
KAPASITAS : 22 MTPA

PT. SUMBER DAYA KELOLA


TUGU BARAT
KAPASITAS : 7 MTPA

PT. PERTAMINA (PERSERO)*


TAMBUN
KAPASITAS : 55 MTPA

* Hak Pengelolaan Sementara

060808

PETROCHINA

PT. WAHANA INSANNUGRAHA


CEMARA, JABAR
KAPASITAS : 37 MTPA

PT. YUDISTIRA ENERGY


PONDOK TENGAH
KAPASITAS 50 MTPA

PT. YUDHISTIRA HAKA P.

PT. PERTAMINA (PERSERO)

CILAMAYA, JABAR
KAPASITAS : 44 MTPA

UP IV CILACAP
KAPASITAS : 318 MTPA

KILANG LNG (42,09 MMTPA)


KILANG LPG (4,12 MMTPA)
RENCANA PEMBANGUNAN

33

Anda mungkin juga menyukai