Anda di halaman 1dari 2

TUMOR PAROTIS

(Kode ICD: C 07)


No. Dokumen
...................
Tanggal terbit
PANDUAN
PRAKTEK
KLINIS
(SMF BEDAH)

Pengertian

Anamnesa

Pemeriksaan
Fisik

No. Revisi
Halaman
..................
1/2
Ditetapkan Tanggal...............
Direktur,

.....................
dr. AGUNG BASUKI, M.Kes
NIP. 19600504 198902 1 002
Tumor Parotis adalah neoplasma yang berasal dari kelenjar liur parotis
yang terletak pada pre / infra / retro aurikuler, sifatnya bisa jinak atau
ganas
1. Benjolan soliter, tidak nyeri, di pre/infra/retro aurikula (tumor
parotis), atau di submandibula (tumor sumandibula), atau intraoral
(tumor kelenjar liur minor)
2. Rasa nyeri sedang sampai hebat (pada keganasan parotis )
3. Paralisis n. fasialis, 2-3% (pada keganasan parotis)
4. Disfagia, sakit tenggorok, gangguan pendengaran (lobus profundus
parotis terlibat)
5. Paralisis n.glosofaringeus, vagus, asesorius, hipoglosus, pleksus
simpatikus (pada karsinoma parotis lanjut)
6. Pembesaran kelenjar getah bening leher (metastase)
7. Selain itu dalam anamnesis perlu ditanyakan bagaimana progresivitas
penyakitnya, adakah factor-faktor resiko yang dimiliki oleh pasien,
dan bagaimana pengobatan yang telah diberikan selama ini.
a. Inspeksi :
- Benjolan pada pre/infra/retro aurikuler
- Perhatikan kulit di atasnya dan mukosa dalam mulut
- Fungsi N.VII dan N.XII
- Inspeksi dari belakang penderita, dilihat apakah asimetris (ada
pengangkatan daun telinga ke atas)
b. Palpasi :
Tentukan dengan pasti lokalisasi dari tumor, ukuran 3 dimensi, bentuk,
konsistensi dan mobilitas, terhadap jaringan sekitar.
Bilamana mungkin harus dilakukan palpasi bimanual. Kelenjar getah
bening regional harus diperiksa adakah pembesaran.

Kriteria
Diagnosis

Benjolan di regio parotis pre / infra / post aurikuler

Diagnosis

Tumor Parotis
1.

Diagnosis
Banding

Pemeriksaan
Penunjang

Diagnosis banding tumor jinak parotis adalah :


Aterom
Limfadenitis kronis spesifik / non spesifik
Lipoma
Hemangioma
2.
Diagnosis banding tumor ganas parotis adalah :
Parotis kronis
Limfoma maligna
Metastase pada lnn.preaurikularis
1. C-foto dengan kontras (sialografi) dilakukan pada kista parotis, untuk
melihat ada batu (sialolit) dan sumbatan saluran kelenjar parotis
(duktus Stenoni).

TUMOR PAROTIS
(Kode ICD: C 07)

Pemeriksaan
Penunjang

Terapi

Edukasi
Prognosis

Kepustakaan

No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
...................
..................
2/2
2. X-foto kepala AP/lateral dilakukan pada karsinom parotis yang
infiltrasi ke tulang mandibula.
3. CT Scan diperlukan pada tumor ganas parotis yang mobilitasnya
terbatas, untuk mengetahui luas infiltrasi serta menentukan
operabilitas. CT Scan ini dapat dikerjakan bersama-sama sialografi
(CT Sialografi)
4. Biopsi
- Fine needle aspiration (FNA)
- Biopsi insisional untuk tumor ganas parotis yang inoperabel
Tumor yang terletak pada lobus superfisialis dilakukan parotidektomi
superfisial. Untuk tumor pada lobus profundus dilakukan lobektomi
(dengan sebelumnya melakukan parotidektomi superfisial terlebih
dahulu).
Preparat tersebut diperiksa potong beku. Bila hasil pemeriksaan potong
beku menunjukkan jinak maka operasi selesai. Bila hasil pemeriksaan
potong beku menunjukkan ganas maka dilakukan parotidektomi total
dengan menyelamatkan N.VII dan dilakukan eksisi lnn.subdigastrikus
untuk diperiksa potong beku. Bila lnn.subdigastrikus menunjukkan
metastasis maka dilakukan diseksi leher radikal (Radical Neck Dissection
/ RND).
Radioterapi pasca bedah diberikan pada tumor parotis ganas yang :
Karsinom derajat keganasan tinggi
Karsinom residif
Karsinom lobus profundus
Masih ada residu makroskopis / mikroskopis
Tumor menempel N.VII
Metastase k.g.b. regional
Ada invasi ke otot, tulang, kulit, syaraf, dsb.
Setiap T3/T4 karsinom parotis
Tumor ganas parotis yang inoperabel dilakukan biopsi (ICOPIM 5-269)
selanjutnya radioterapi
1. Bisa didapatkan parese atau plegi N VII
2. Sering residiv
1.
Tumor jinak baik
2.
Tumor ganas Stadium dini : diharapkan baik
Stadium lanjut : jelek
1. Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia. Pedoman
Pelayanan Medik Edisi Kedua, 2006: 2.
2. Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soetomo Surabaya. Pedoman
Diagnosis dan Terapi Dept/SMF Ilmu Bedah Edisi IV, 2010: 163-168.

Anda mungkin juga menyukai