Anda di halaman 1dari 8

BAB III

PENGAPLIKASIAN NANOTEKNOLOGI

3.1 Penerapan Nanoteknologi dalam Dunia Industri


Teknologi merupakan elemen kunci dalam pengembangan industri suatu
negara yang harus didukung oleh pemerintah dan para penggiat industri di negara
tersebut. Salah satu teknologi penting yang ditemukan adalah penemuan sifat-sifat
dan kinerja material pada skala nanometer yang memiliki keunggulan dan keunikan
tersendiri dibandingkan pada skala mikrometer yang sudah dikenal selama ini.
Teknologi berskala nano yang disebut nanoteknologi ini telah mengubah paradigma
terhadap teknologi. Material didesain dan disusun dalam orde atom per atom atau
molekul per molekul sehingga diperoleh suatu bahan yang memiliki sifat istimewa
yang jauh mengungguli material yang ada sekarang ini.
Penerapan nanoteknologi oleh negara-negara maju saat ini sedang mengarah
pada revolusi nanoteknologi di dunia industri. Teknologi ini mempengaruhi berbagai
aspek kehidupan manusia yang berkaitan dengan dunia kesehatan, informasi dan
komunikasi, otomotif, komputer, kosmetik, farmasi, tekstil, militer, lingkunagan
hidup, dan konservasi energi. Penerapan teknologi nano pada berbagai bidang akan
mengubah kehidupan masyarakat modern. Dengan membuat partikel berskala
nanometer dan menyusupkannya di antara partikel berukuran micron, dihasilkan
jenis material baru bersifat super, antara lain tingkat kekerasan, pengantaran listrik,
dan sifat magnetnya. Kelebihan itu akan menghasilkan produk berkualitas, yaitu

tidak mudah aus, hemat energi karena tahan panas, dan tidak memerlukan
pendinginan sehingga akan menghemat biaya operasional dan pemeliharaan serta
ramah lingkungan.1
Jika ditinjau secara umum, penerapan nanoteknologi dalam industri cukup luas,
antara lain :
1. Industri Aerospace
Nanoteknologi sudah berhasil menyodorkan suatu material hebat yang sangat
ringan, tetapi kekuatannya seratus kali lebih kuat dari baja. Material hebat ini
diberi nama Carbon Nano-Tube (CNT). Material ini hanya tersusun dari atom
karbon (C), seperti grafit dan berlian.
2. Material Tahan Gempa
Nanoteknologi dapat digunakan untuk memproduksi beton yang kokoh dan tahan
gempa. Konstruksi bangunan menjadi dua kali lebih kokoh dan kedap air laut
dengan ditemukannya bahan konstruksi nanosilika (mineral yang melimpah ruah
di Indonesia dan diolah melalui teknologi nano). Dengan mencampurkan beton
dengan sepuluh persen bahan nano-silica, kekuatan menjadi dua kali lipat.
3. Industri Kecantikan
Terobosan nanoteknologi dalam bidang kosmetik dan obat-obatan mampu
menciptakan bahan kosmetika dan obat-obatan dengan efektivitas yang jauh lebih
baik . Kosmetik yang dirancang dengan nanoteknologi akan memiliki kemampuan
penetrasi yang lebih baik ke dalam kulit, efikasi yang lebih baik, dan dapat
tertinggal di lapisan kulit lebih lama. Kosmetik dengan teknologi nanoemulsi akan
bersifat non-sticky dan non-oily, dapat menjaga kelembapan kulit lebih baik, dan
1

Michael Kohler, Nanotechnology (Weinheim: WILEY-VCH, 2007), hlm. 5.

dapat mendistribusikan zat aktif dengan baik pada kulit. Kosmetik dengan
campuran lipid nanopartikel juga memiliki beberapa keuntungan, diantaranya
meningkatkan stabilitas bahan aktif, memperpanjang wangi (parfum), dan
perlindungan kulit yang lebih baik terhadap sinar UV. Oleh sebab itu, kosmetik
seperti bedak dengan teknologi nano dapat membuat kulit pemakainya menjadi
lebih baik karena bersifat lebih netral, melembapkan, tidak menyebabkan kulit
berminyak, dan distribusi zat aktif pada kulit lebih baik daripada kosmetik biasa.

Jika ada permasalahan serius pada kulit seperti jerawat dan bekas luka, maka
proses penyembuhannya lebih cepat karena zat aktif bekerja tepat sasaran pada
kulit yang bermasalah. Pemanfaatan teknologi nano dalam dunia farmasi dapat
berperan

dalam

meningkatkan

kualitas

produk

dan

keamanan

(safety

performance). Produk kosmetik yang menggunakan nanoteknologi akan lebih


cepat diserap oleh kulit sehingga dari segi penggunaannya lebih efisien.
Terkadang, senyawa tertentu dalam obat dan kosmetik mengalami kesulitan untuk
larut dan melakukan penetrasi karena ukuran partikelnya terlalu besar, maka
teknologi nano digunakan untuk mengatasi masalah tersebut. Partikel nano bisa
menyalurkan lebih merata bahan kosmetik yang berfungsi melindungi kulit dari
sinar matahari. Produk kosmetik yang menggunakan teknologi nano aman dan
tidak memiliki efek samping. Partikel nano dalam kosmetik hanya berfungsi
sebagai carrier. Penggunaan nanoteknologi jauh lebih baik dibandingkan produk
konvensional.2

Ibid.

3.2 Keunggulan Nanoteknologi dalam Dunia Industri


Nanoteknologi merupakan teknologi yang ramah lingkungan karena sebuah
produk dapat dibuat dengan bahan yang sedikit, tetapi berkualitas. Dr. Nurul Taufiqu
Rochman memberi contoh bahwa nanopartikel baja diarahkan untuk membentuk
materi baja yang lebih ringan dan hemat. Kualitas baja itu tidak berkurang, bahkan
partikel nano dalam baja mampu menambah kekuatannya. Penelitian nanopartikel
baja ini dapat mengurangi bobot mobil mencapai tiga puluh persen

tanpa

mengurangi kekuatannya. Pengurangan bobot baja tanpa mengurangi kekuatannya


sangat bermanfaat pada konstruksi-konstruksi bangunan yang terus berkembang saat
ini. Di samping itu, bahan dasar baja yang diperlukan dapat dikurangi setengahnya
dan eksplorasinya dapat ditekan.
Sebuah majalah ilmiah American Society of Mechanical Engineering
melaporkan bahwa beberapa ilmuwan telah berhasil menemukan lampu penerang
hasil rekayasa dalam skala nano yang mampu menghemat konsumsi energi lebih dari
sepuluh persen. Lampu penerang ini diperkirakan dapat menghemat sebesar seratus
miliar dollar AS per tahun serta mampu mengurangi emisi karbon sebesar dua ratus
juta ton per tahun.
Dalam buku yang berjudul Gelombang Nanoteknologi, Dr. Kebatomo
menyebutkan bahwa isu lingkungan sangat berkaitan erat dengan polusi. Penguasaan
nanoteknologi akan memberikan jalan keluar untuk mengatasi polusi. Menurut buku
ini, ada delapan keunggulan nanoteknologi:
1. mengurangi penggunaan bahan bakar di bidang transportasi;

2. mengurangi gas buang dan limbah;


3. nano-filter mampu menyaring debu, gas, dan partikel di bawah orde satu
micron;
4. memungkinkan pembuatan barang dengan bahan yang sedikit namun kualitas
baik;
5. penemuan solar sel yang bisa mengurangi sumber energi senyawa karbon;
6. memungkinkan penemuan baterai dengan kapasitas tinggi dan tahan lama;
7. memungkinkan penghematan energi karena jaringan listrik tidak lagi
menggunakan tembaga sebagai konduktor listrik, tapi menggunakan
konduktor dengan tingkatan resistansi nol;
8.

memungkinkan penggunaan hidrogen sebagai sumber energi baru.


Selain itu, nanoteknologi sangat berperan dalam green industry. Green

Industry adalah konsep holistik dari industri yang ramah lingkungan. Green industry
merupakan industri yang didesain secara berkelanjutan (sustainable designed)
dengan tujuan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan.
Konsep sustainable designed pada dasarnya merupakan kemampuan memenuhi
kebutuhan generasi saat ini tanpa mengganggu kemampuan generasi mendatang
untuk melakukan hal yang sama. Hal ini berarti generasi anak cucu kita harus juga
memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhannya akan air dan udara bersih,
energi, dan sumber daya alam lainnya yang sama dengan apa yang dikonsumsi
sekarang. Untuk memenuhi kemampuan tersebut, generasi kita memiliki peran
penting untuk memanfaatkan sumber daya alam dengan semestinya sehingga
generasi mendatang juga memperoleh manfaat yang sama.

Cara yang digunakan dalam green industry adalah dengan mengeliminasi


limbah. Limbah harus dianggap sebagai hasil samping. Pada tahap inilah
nanoteknologi berperan. Nanoteknologi menciptakan produk yang sangat membantu
untuk konsep zero waste, contohnya untuk membersihkan air limbah seperti yang
dihasilkan industri tekstil, yang merupakan salah satu limbah industri yang sulit
teurai. Dengan menggunakan nano-titanium, pengotor dalam limbah cair dapat
diuraikan dan air buangannya dapat digunakan kembali. Dengan nanoteknologi,
bahan alam dapat didesain sedemikian rupa menjadi produk antara yang mencegah
terjadinya pemborosan dalam penggunaan selanjutnya. Dengan menyusun ulang atau
merekayasa struktur material di level nanometer, maka akan diperoleh suatu bahan
baku yang memiliki sifat istimewa jauh mengungguli material asalnya sehingga
limbah yang selama ini dihasilkan dapat dikurangi, contohnya limbah kantong plastik
yang selama ini digunakan untuk kemasan belanja yang mengancam lingkungan
karena masa penguraiannya membutuhkan waktu yang sangat panjang. Dengan
memanfaatkan nanoteknologi, plastik kemasan yang kuat namun mudah terurai
(degradable plastic) dapat dihasilkan. Contoh lainnya, nanoteknologi digunakan
untuk membuat lapisan kaca yang tahan debu sehingga penggunaannya sebagai kaca
otomotif dapat mengurangi fungsi wiper.
Penggunaannya di industri tekstil dapat menghasilkan kain yang tidak mudah
terkena noda, tidak mudah kotor, bau, dan tidak mudah kusut. Penggunaannya di
industri keramik menjadikan produk keramik menjadi gampang dibersihkan dan
kuat. Contoh lainnya adalah penggunaan nano-komposit dalam kemasan makanan
dengan semacam jendela nano yang dapat menjadi indikator batas ambang
kadaluarsa makanan yang dikemas. Selain itu nanoteknologi dapat digunakan untuk

menampung panas matahari secara efektif dalam bentuk solar cell sebagai alternatif
sumber energi selain listrik dan minyak bumi. Keunggulan yang dimilikinya tersebut
menjadikan nanoteknologi menjadi fokus penelitian negara-negara di dunia.
Penerapan nanoteknologi ini akan sangat mendukung penerapan green industry,
bahkan akan menjadi tumpuan daya saing industri di masa yang akan datang .3

3.3 Peluang Nanoteknologi di Indonesia


Nanoteknologi berpeluang untuk dikembangkan lebih lanjut lagi di Indonesia
karena Indonesia memilikisumber daya alam mineral yang bervariasi dan melimpah
sebagai bahan baku nanomaterial dan sumber energi. Selain itu, kekayaan jenis flora
dan fauna juga sangat mendukung dan dapat digunakan untuk pengembangan
pangan, farmasi, kesehatan, dan lain-lain. Letak geografis dan jumlah penduduk
Indonesia merupakan pasar yang sangat potensial bagi perkembangan ekonomi dan
industri dunia. Ada beberapa fakta yang merupakan kabar gembira mengenai masa
depan nanoteknologi di Indonesia, antara lain:

Penelitian ke arah nanoteknologi sudah dilakukan di beberapa lembaga riset


(LIPI, BATAN, BPPT, LAPAN, MRC, dll) atau universitas (ITB, UI, ITS,
Unand, UGM, dll) dan Litbang Departemen

Sarana dan prasarana yang menunjang walaupun terletak terpisah-pisah

SDM mulai merata walaupun masih kekurangan

Alokasi pendanaan mulai terarah

Linkage antara Litbang-PT-Industri berjalan dengan baik.

(http://xa.yimg.com/kq/groups/15515381/1206685828/name/nanoteknologi), 21 April 2013

Arah pengembangan nanoteknologi untuk meningkatkan daya saing industri


nasional sudah dirumuskan4

3.4 Kendala Penerapan Nanoteknologi


Para

ahli

maupun

pengamat-pengamat

industri

mengatakan

bahwa

nanoteknologi adalah salah satu teknologi yang menjanjikan di masa depan namun
sebagaimana layaknya teknologi baru, nanoteknologi tidak lepas dari beberapa
kendala. Salah satunya adalah masih minimnya jumlah orang yang menguasai
teknologi ini. Imbasnya, penyebaran infomasi menjadi tidak merata. Ada satu negara
yang mempunyai tenaga ahli di bidang ini sangat banyak. Di sisi lain, negara lain
hanya memiliki satu-dua orang yang ahli dalam nanoteknologi termasuk pengawasan
dalam penerapan teknologi ini dalam industri, terutama industri kosmetik. Industri
kosmetik sangat diuntungkan dengan hadirnya nanoteknologi karena kosmetik
dengan nanoteknologi cepat menyerap ke epidermis kulit. Ini menyebabkan kosmetik
jenis ini banyak disukai dan laku di pasaran. Meski demikian, karena melibatkan
teknologi partikel nano, jika tidak teliti dan kurang pengawasan, kosmetik dengan
nanoteknologi bisa merusak kulit dan menyebabkan iritasi.5

4
5

Ibid.
Wolfgang Fritzsche, et al., Nanotechnology (New York: WILEY-VCH, 2007, hlm. 20.

Anda mungkin juga menyukai