A. Pendahuluan
Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) adalah diagnostik yang di
gunakan untuk menggambarkan orang yang mengalami penyimpangan pada
tingkat perkembangan perhatian, hiperaktifitas dan impulsifitas. Mereka
mengalami kesulitas dalam mengerjakan dan menyelesaikan tugas rutin atau
berkonsentrasi dalam jangka waktu yang lama. Mereka mempunyai tingkah
laku yang menggelisahkan dan mengganggu orang lain. American Psychiatric
Association (1994) melaporkan sekitar 3 % sampai 5 % dari anak usia sekolah
mengalami ADHD, dan dari jumlah tersebut didominasi oleh anak laki-laki
(Kuffman, 1993; Barkley, 1990).
Anak dengan ADHD selalu bermasalah di sekolah, terutama untuk
menerima perintah agar duduk diam, untuk memperhatikan, dan fokus pada
tugas akademik dan diskusi kelas. Mereka memerlukan bantuan dari guru
yang spesifik dengan kelas yang lebih kecil dengan kemampuan mengatur
tingkah laku anak yang memadai. Akan tetapi kenyataannya, sekitar 85 %
sampai 95 % anak dengan ADHD masih dilayani di sekolah umum (Montague &
Wagner, 1997). Guru kelas reguler terbiasa dengan kelas yang jumlah siswanya
besar dan mereka harus mendapatkan pelatihan khusus untuk dapat
menangani anak dengan kesulitan belajar.
B. Konselor Sekolalah dan Siswa dengan ADHD
Konselor sekolah, sebagai spesialis behavioral and relationship, dapat
memberikan dorongan kepada anak dengan ADHD dan guru mereka. The
American School Counselor Association (ASCA, 1994) telah menerbitkan
dokumen resmi yang menjelaskan posisi dan keterlibatan konselor sekolah
dalam menangani siswa siswa dengan kesulitan ini. Beberapa penulias (Erk,
1995; Lavin, 1997; Schweibert, Sealender & Tollerud, 1995) juga telah
menunjukkan akan kebutuhan itu.
Myrick (2002) telah membuat program bimbingan dan konseling
perkembangan untuk sekolah dengan tujuan membantu siswa agar bisa belajar
dengan efektif dan efisien. Konselor dapat menggunakan intervensi individual,
kelompok kecil atau besar, intervensi kelompok teman sebaya, dan konsultasi
dengan orang tua, guru dan petugas tata usaha. Kadang-kadang kelompok
siswa yang mengalami ADHD mendapat perhatian dan intervensi khusus dari
konselor.
Braswell
dan
Bloomquist
(1991)
merekomendasikan
penggunaan
dengan
anak
yang
lemah
kemampuannya
dan
sulit
untuk
sekali
(Barkley,
1998;
Teetre
&
Semrud-Clikeman,
1995).
Ini
1990). Keadaan ini akan membuat anak penderita ADHD selalu berada di
posisi oposisional yang selalu menentang dan mengacaukan suasana serta
menjadi sumber konflik yang menyusahkan (Biederman, Faraone, & Lapey,
1992).
Keterampilan belajar (learning skills) seperti keterampilan mendengar,
memperhatikan, mengikuti petunjuk dan memperlihatkan kemampuan sosial
mempunyai korelasi yang kuat dengan kesuksesan akademik dan sosial di
sekolah (Cartledge & Milburn, 1978; Eisenberg et al., 1997; Masten &
Coatworth,
1998).
Akan
tetapi
anak
penderita
ADHD
susah
untuk
eksternal.
Metode
cognitive-behavioral
dapat
digunakan
mengubah pemahaman para perawat (guru dan orangtua) terhadap jati diri
anak penderita ADHD.
Teori Dasar Konseling
Rational Emotive Behavior Therapy (REBT; Ellis & MacLaren, 1998) telah
membangun sebuah teori konseling kelompok yang dapat membantu belajar
pada
peningkatan
pemahaman
atas
bentuk
penyimpangan
mempunyai
sasaran
yang
spesifik
terhadap
pemikiran,
perilaku
dan
banyak
peluang
untuk
berkerja
secara
kelompok
yang
pada
karakteristik
pribadi
dalam
mencapai
tujuan
dan
dikumpulkan kembali dengan serapi mungkin dan tidak ada barang yang tertukar. Ini adalah
adegan pembelajaran siswa bagaimana cara mengorganisasikan sesuatu. Sessi ditutup dengan
statemen ringkas: Menyimpan sesuatu secara rapi terorganisir adalah penting. Ini adalah
sebuah jalan yang dapat membantu kamu mengatur dirimu sendiri untuk menuju sukses di
sekolah.
dengan: Kita mengetahui bahwa banyak jalan yang berlubang bagi siswa ADHD. Banyak pula
jalan yang berlubang bagi semua siswa, tapi jika kalian telah menandai peta jalan kalian, maka
kalian akan bisa sampai tujuan. Kalian sedang belajar bejalan dan menemukan rintangan serta
sistuasi sulit, maka lanjutkanlah perjalanan kalian.
F. Kesimpulan
Riset dan teori ini disajikan untuk memberikan pemahaman kepada
konselor tentang ADHD dan mendorong terbangunnya intervensi konseling
kelompok kecil untuk siswa yang mengidap ADHD. Intervensi ini hanya
sebagian dari berbagai bentuk intervensi yang bisa digunakan untuk
normal
vs
ADHD
Kebanyakan anak-anak yang sehat pun susah memusatkan perhatian, hiperaktif, atau
impulsif di saat-saat tertentu. Ini normal untuk anak-anak preschool yang hanya mampu
memperhatikan sesuatu dalam waktu sebentar dan tak mampu mengerjakan sebuah
aktivitas dalam waktu lama. Bahkan pada anak-anak yang umurnya lebih besar dan
remaja, kemampuan berfokus tergantung pada tingkat minat akan suatu hal.
Anak-anak secara alami energik mereka sering merepotkan orang tuanya sebelum
mereka lelah. Beberapa anak-anak secara alami punya tingkat aktivitas lebih daripada
yang lain. Anak-anak tidak bisa serta merta dikategorikan menderita ADHD hanya karena
mereka
lain
dari
saudara
sekandung
atau
teman-temannya.
Anak-anak yang memiliki masalah di sekolah tapi nyaman-nyaman saja saat di rumah
atau dengan teman belum tentu menderita ADHD. Ada juga anak-anak yang hiperaktif
atau susah fokus saat di rumah, tapi sekolah dan pergaulannya tidak terpengaruh.
Banyak orang tua memperhatikan pola pada perilaku anak mereka sebaik respon si anak
pada perilaku mereka sendiri. Baik Anda atau anak Anda mungkin butuh waktu untuk
mengubah perilaku. Tapi menggantikan kebiasaan lama dengan baru bukanlah hal yang
mudah ini perlu kerja keras. Penting untuk memiliki ekspektasi realistis.Tetapkan
tujuan-tujuan kecil untuk Anda dan anak Anda dan jangan berusaha untuk membuat
perubahan
seketika.
Tanda-tanda
dan
gejala
ADHD
Terapi
Perilaku
ADHD
dan
Konseling
Anak-anak dengan ADHD dapat melakukan terapi perilaku dan konseling, yang mungkin
disediakan oleh psikiatris, psikolog, pekerja sosial, dan professional kesehatan mental
lain untuk meringankan gejalanya. Beberapa anak dengan ADHD juga mungkin punya
kondisi lain seperti gangguan kecemasan atau depresi. Pada kasus ini, konseling mungkin
dapat membantu meringankan ADHD dan masalah lain yang menyertai.
Contoh terapinya antara lain:
- Terapi perilaku. Guru dan orang tua dapat mempelajari strategi perubahan perilaku
untuk mengatasi situasi sulit. Strategi ini mungkin termasuk sistem hadiah dan timeout.
- Psikoterapi. Terapi ini dapat diterapkan bagi anak-anak yang sudah lebih dewasa secara
pemikiran, dan dapat membuatnya berbicara dan menganalisa tentang isu yang
mengganggunya dan mengeksplor pola perilaku negatif dan belajar untuk mengatasi
masalah mereka.
- Pelatihan keahlian menjadi orang tua. Ini dapat membantu orang tua mengembangkan
cara untuk memahami dan menuntun perilaku anak mereka.
- Terapi keluarga. Terapi keluarga dapat membantu orang tua dan saudara kandung untuk
mengatasi stres hidup bersama seorang yang menderita ADHD.
- Pelatihan keahlian sosial. Ini dapat membantu anak-anak mempelajari perilaku sosial
yang layak.
Hasil terbaik biasanya terjadi saat pendekatan tim, guru, orang tua, dan terapis, atau
dokter dilakukan secara bersamaan. Pelajari baik-baik tentang ADHD dan kemudian
bekerja samalah dengan guru anak Anda dan menunjukkan sumber-sumber informasi
untuk
mendukung
usaha
mereka
di
kelas.
Karena ADHD bersifat kompleks dan setiap orang yang menderita ADHD adalah unik,
sulit untuk membuat rekomendasi yang cocok bagi setiap anak.Tapi dengan kerjasama
dan dukungan terapi yang baik mungkin dapat membantu menciptakan lingkungan yang
dapat membuat anak Anda agar dapat sukses.