Anda di halaman 1dari 7

PERBEDAAN KADAR HEMOGLOBIN,

UREUM, KREATININ PRE DAN POST


HEMODIALISA SELAMA 3 BULAN
MENJALANI HEMODIALISA DI
RSUD RADEN MATTAHER JAMBI
PERIODE DESEMBER 2012 MARET
2013

Anita Mubarokah, Aywar Zamri, Armaidi


Darmawan
Abstrak
Gagal
ginjal
kronik
adalah
merupakan perkembangan gagal ginjal
yang progresif dan lambat, dimana ginjal
kehilangan
kemampuan
untuk
mempertahankan volume dan komposisi
cairan tubuh dengan nilai GFR 10%-25%
dari nilai normal. Anemia hampir selalu
ditemukan pada penderita Gagal Ginjal
Kronis (80-95%) serta peningkatan kadar
ureum dan kreatinin dalam darah adalah
manifestasi klinis yang paling utama pada
penderita gagal ginjal. Disini hemodialisis
(HD) digunakan sebagai terapi pengganti
untuk menggantikan fungsi ginjal yang
memburuk. Oleh karena itu penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui perbedaan
kadar hemoglobin, ureum, kreatinin pre
dan post hemodialisa pada pasien gagal
ginjal kronik di RSUD Raden Mattaher
Jambi Desember 2012 Maret 2013.
Penelitian ini menggunakan metode
penelitian
Eksperimen
dengan
pendekatan Pre-Eksperimen Design (One
Group Pretest dan Posttest Design) dan
menggunakan data primer dimana data
diambil
secara
langsung
kepada
responden dengan cara mengambil sampel
darah dari 10 pasien yang melakukan
hemodialisa. Berdasarkan uji statistik TPaired pada hemoglobin, ureum, kreatinin
didapatkan nilai P= 0,036 ; 0,000 ; 0,000
( P< 0,05) dan dari t hitung hemoglobin,
ureum, kreatinin nilai t hitung=2,464 ;
5,460 ; 6,092 dan didapatkan t hitung > t
tabel , hal ini
menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan kadar hemoglobin,
ureum, kreatinin antara pre dan post

hemodialisa pada pasien gagal ginjal


kronis.
Kata kunci : Hemodialisa, Hemoglobin,
Ureum, Kreatinin, Gagal Ginjal Kronik.
PENDAHULUAN
Gagal ginjal kronik
merupakan
perkembangan gagal ginjal yang progresif
dan lambat, dimana ginjal kehilangan
kemampuan
untuk
mempertahankan
volume dan komposisi cairan tubuh
dengan nilai GFR 25%-10% dari nilai
normal.1 Hemodialisis merupakan salah
satu dari terapi pengganti ginjal, yang
digunakan pada penderita dengan
penurunan fungsi ginjal, baik akut
maupun kronik. Hemodialisis dapat
dikerjakan untuk sementara waktu
(misalnya pada Gagal Ginjal Akut) atau
dapat pula untuk seumur hidup (misalnya
pada Gagal Ginjal Kronik).2
Komplikasi yang sering terjadi pada
gagal ginjal kronik yaitu anemia.3.5
Menurut National Kidney Foundation
anemia
merupakan
konsentrasi
hemoglobin < 12 g/dl pada wanita dan <
13,5 g/dl pada pria.4 Anemia pada
penderita gagal ginjal sudah dimulai sejak
awal yaitu sejak timbulnya penyakit
sejalan dengan kerusakan jaringan ginjal
yang progresif derajat anemianya akan
meningkat.6.7
Banyak studi yang menunjukkan
hubungan antara kadar hemoglobin
dengan fungsi ginjal, salah satu yang
terbesar The Third National Health and
Nutrition Examination Survey (NHANES
III) memeriksa lebih dari 15,000 orang
penduduk umum di U.S antara 1988 dan
1994 dan ditemukan hubungan terbalik
antara GFR < 60 ml/min/1,73m2 dan
prevalensi dari anemia.4
Anemia hampir selalu ditemukan
pada penderita gagal ginjal kronis (8095%), kecuali pada penderita Gagal
Ginjal Kronis karena ginjal polikistik.7.8
Faktor utama penyebab terjadinya
anemia adalah defisiensi eritropoetin
(EPO) sebagai akibat kerusakan sel-sel

penghasil EPO (sel peritubuler) pada


ginjal.6 9
Disamping itu ada beberapa faktor
yang memperberat terjadinya anemia
antara lain adanya zat inhibitor
eritropoesis,perdarahan
akibat
trombopati, anemia hemolitik akibat
terjadinya
mikroangiopati,kehilangan
darah akibat pengambilan darah untuk
pemeriksaan laboratorium atau darah
yang terperangkap atau tertinggal di alat
hemodialisa,defisiensi zat besi dan zat
nutrisi lainnya,hiperparatiroid sekunder.7
9

Hemodialisa merupakan pengaturan


yang efektif bagi keadaan gagal ginjal,
tetapi sekresi eritropeitin tidak mengalami
perbaikan dan anemia tetap berlanjut.7
Pada
pasien
dengan
terapi
hemodialisa mengalami penurunan kadar
asam folat sebagai salah satu timbulnya
anemia karena kehilangan folat di dalam
dialysis fluid. Dalam buku Clinical
Nephrology
masalah
yang
paling
berpengaruh pada pasien dengan terapi
dyalisis adalah anemia yang menetap,
dengan kadar hemoglobin berkisar antara
4-15 g/dl dan rata-rata 8 g/dl.7
Dilaporkan dari 86 penderita yang
menjalani hemodialisa rutin di RS Hasan
Sadikin Bandung 100% menderita
anemia.7
Menurut study cross sectional yang
dilakukan pada 40 pasien di Department
of Pathology and Nephrology, KIST
Medical Collage ada perbedaan yang
signifikan pada kadar hemoglobin pre dan
post hemodialisa.6
Selain itu, gagal ginjal kronik
menyebabkan fungsi ginjal menyaring
produk-produk sisa dari metabolisme
tubuh terganggu, seperti urea dari
metabolisme protein dan asam urat dari
uraian DNA. Dua produk sisa dalam
darah yang dapat diukur adalah blood
urea nitrogen (BUN) dan kreatinin (Cr).28
Dari uraian diatas maka peneliti
tertarik untuk meneliti perbedaan kadar
hemoglobin, ureum, kreatinin pre dan post
hemodialisa selama 3 bulan menjalani

hemodialisa pada penderita Gagal Ginjal


Kronik di RSUD Raden Mattaher Jambi.
METODE PENELITIAN
Desain penelitian ini menggunakan
jenis penelitian Eksperimen dengan
pendekatan Pre-Eksperimen Design (One
Group Pretest dan Posttest Design).
Yang dilakukan pada pasien gagal
ginjal
kronik
yang
melakukan
hemodialisa di RSUD Raden Mattaher
Jambi. Desain ini dipilih karena sesuai
dengan tujuan penelitian yaitu untuk
mengetahui perbedaan kadar hemoglobin,
ureum, kreatin pre dan post hemodialisa
selama 3 bulan menjalani hemodialisa,
penelitian ini dilaksanakan di RSUD
Raden Mattaher Jambi ( laboratorium
hemodialisa )
Pada penelitian ini digunakkan
total
sampling.
Sampel
diambil
berdasarkan semua pasien gagal ginjal
kronik yang melakukan hemodialisa pada
bulan desember 2012 maret 2013 dan
termasuk ke dalam kriteria inklusi.
Prosedur
pengambilan
data
dengamn
cara
mengukur
kadar
hemoglobin dimana alat dan bahan yang
digunakan adalah hemoglobinometer
(hemometer). Sedangkan pemeriksaan
kadar ureum dan kreatini dilakukan
dilaboratorium RSUD Raden Mattaher
Jambi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Populasi pasien gagal ginjal kronik
yang melakukan hemodialisa pada saat
dilakukan penelitian berjumlah 71 orang.
Karena penelitian ini menggunakan Total
Sampling, maka seluruh populasi yang
ada dijadikan sampel pada penelitian ini.
Setelah dilakukan kriteria inklusi dan
ekslusi, maka jumlah responden yang
masuk dalam penelitian ini sebesar 10
orang, sedangkan 61 orang diekslusi
berdasarkan kriteria eksklusi yang telah
dibuat.
Berdasarkan uraian tabel 4.1
diatas dapat diketahui bahwa kadar

hemoglobin pre hemodialisa pada


penderita Gagal Ginjal Kronik rata-rata
adalah 10.74 g/dl, kadar hemoglobin post
hemodialisa pada penderita Gagal Ginjal
Kronik rata-rata adalah 10.26 g/dl.

Tabel 4.2 Perbedaan Kadar Hemoglobin


Pre dan Post Hemodialisa
(n = 10)
Hemogl
obin

Pre
Post

Mean

Std.
Deviation

Std. Error
Mean

1
0

10.7400

1.52129

.48108

10.2600

1.68816

.53384

1
0

t-hit

2.464

Hasil Analisis Uji-t dua sisi (2tailed) adalah t-hit = 2.464 > t-tabel
(2.262)
yang berarti ada perbedaan
kadar Hb Pre Hemodialisa dengan kadar
Hb Post Hemodialisa pada penderita
Gagal Ginjal Kronik di Rumah Sakit
Umum Daerah Raden Mattaher Jambi.
Berdasarkan uraian tabel 4.1
diatas dapat diketahui bahwa kadar ureum
pre hemodialisa pada penderita Gagal
Ginjal Kronik rata-rata adalah 134.75 mg
%, kadar ureum post hemodialisa pada
penderita Gagal Ginjal Kronik rata-rata
adalah 42.25 mg%

Mean

Std.
Deviation

Std. Error
Mean

Pre

1
0

134.745
0

38.4976
9

12.1740
4

1
0

42.2500

34.0982
0

10.7828
0

Post

Tabel 4.4 Perbedaan Kadar Kreatinin Pre


dan Post Hemodialisa
(n = 10)
Ureum

Mean

Std.
Deviation

Std. Error
Mean

Pre

10

9.1700

2.34949

.74297

Post

10

3.9900

1.34470

.42523

t-hit

8.119

Hasil Analisis Uji-t dua sisi (2tailed) adalah t-hitung = 8.119 > t-tabel
(0.262)
yang berarti ada perbedaan
kadar kreatinin Pre Hemodialis dengan
kadar kreatinin Post Hemodialis pada
penderita Gagal Ginjal Kronikdi Rumah
Sakit Umum Daerah Raden Mattaher
Jambi.

Tabel 4.3 Perbedaan Kadar Ureum Pre


dan Post Hemodialisa
(n = 10)
Ureum

Hasil Analisis Uji-t dua sisi (2tailed) adalah t-hitung = 5.460 > t-tabel
(2.262) yang berarti ada perbedaan kadar
ureum Pre Hemodialisa dengan kadar
ureum Post Hemodialisa pada penderita
Gagal Ginjal Kronikdi Rumah Sakit
Umum Daerah Raden Mattaher Jambi.
Berdasarkan uraian tabel 4.1
diatas dapat diketahui bahwa kadar
kreatinin pre hemodialisa pada penderita
Gagal Ginjal Kronik rata-rata adalah
9.17
mg%, kadar kreatinin post
hemodialisa pada penderita Gagal Ginjal
Kronik rata-rata adalah 3,99 mg%

Tabel 4.5
t-hit

Pasien
5.46
0

Distribusi
Responden
Berdasarkan Lama Menderita
Gagal Ginjal Kronik di RSUD
Raden Mattaher Jambi
Lama
Menderita

frekuensi

Ny. M
Ny. S
Tn. N
Tn. S
Ny. P
Tn. B
Tn. H
Tn. O
Tn. D
Tn. E
Rataan

3 tahun
1 tahun
1 tahun
3 tahun
5 tahun
4 tahun
4 tahun
5 tahun
2 tahun
2 tahun

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

10
10
10
10
10
10
10
10
10
10

3 tahun

Total

1
0

100

Berdasarkan uraian tabel 4.5 di


atas dapat diketahui bahwa semua
responden (100%) menderita gagal ginjal
kronik lebih dari 3 bulan dan tidak ada
responden yang menderita gagal ginjal
kronik yang kurang dari 3 bulan.

Menjalani
Hemodialisa
di
RSUD Raden Mattaher Jambi
Frekuensi Hemodialisa

frekuensi

2 kali
Kurangdari 2 kali

10
0

100
0

Total

Berdasarkan uraian tabel 4.7 di


atas dapat diketahui bahwa semua
responden (100%) penderita gagal ginjal
kronik telah menjalani hemodialisa
sebanyak 2 kali dan tidak ada responden
yang menjalani hemodialisa yang kurang
dari 2 kali.
Tabel

4.8

Tabel4.6 Distribusi
Responden
Berdasarkan Lama Menjalani
Hemodialisa di RSUD Raden
Mattaher Jambi
Pasien
Ny. M
Ny. S
Tn. N
Tn. S
Ny. P
Tn. B
Tn. H
Tn. O
Tn. D
Tn. E
Rataan

Lama
Menjalani

frekuensi

12 bulan
4 bulan
5 bulan
24 bulan
48 bulan
24 bulan
42 bulan
36 bulan
12 bulan
18 bulan

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

%
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10

22 bulan

Total

1
0

100

Berdasarkan uraian tabel 4.6 di


atas dapat diketahui bahwa semua
responden (100%) penderita gagal ginjal
kronik telah menjalani hemodialisa lebih
dari 3 bulan dan tidak ada respondenPair 1
yang menjalani hemodialisa yang kurang
dari 3 bulan.
Tabel 4.7 Distribusi
Berdasarkan

Responden
Frekuensi

100

10

Distribusi
Responden
Berdasarkan
Kepatuhan
Menjalani Hemodialisa di
RSUD
Raden
Mattaher
Jambi

Kepatuhan

frekuensi

Patuh
TidakPatuh

10
0

100
0

Total

100

Berdasarkan uraian tabel 4.8 di


atas dapat diketahui bahwa semua
responden (100%) penderita gagal ginjal
kronik patuh menjalani hemodialisa dan
tidak ada responden yang tidak patuh
menjalani hemodialisa.
Tabel 4.9 Analisis Statistik Hemoglobin
Pre - Post
Paired Differences

HB Pre-HB
Post

Mean

Std.
Deviatio
n

Std.
Error
Mean

.
48000

.61608

.
19482

d
f

Sig.
(2tailed
)

2.46
4

.036

Tabel 4.10 Analisis StatistikUreum Pre Post


Paired Differences

Mean
Pair 1 Ureum
PreUreum
Post

Std.
Deviatio
n

Std.
Error
Mean

Sig.
(2tailed
)

5.460

.000

16.9409

9.24950E

53.57209

d
f

Tabel 4.11 Analisis Statistik Kreatinin Pre


- Post
Paired Differences

Pair 1 Kratinin PreKratinin Post

Mean

Std.
Deviatio
n

Std.
Error
Mean

5.18000

2.01745

.
63797

d
f

Sig.
(2tailed
)

8.11
9

.000

Berdasarkan hasil Uji-t duasisi (2tailed)


yang dilakukan, ditemukan
pengaruh hemodialisa terhadap kadar
hemoglobin, ureum, kreatini, dimana
p < 0,005 ( p = 0,036 ; 0,000 ; 0,000).
Hal ini berarti terdapat perbedaan kadar
hemoglobin, ureum, kreatini pre dan post
hemodialisa.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan di RSUD Raden Mattaher
Jambi dapat disimpulkan bahwa :
1. Terdapat perbedaan kadar hemoglobin
pre dan post hemodialisa, dimana rata
rata kadar hemoglobin pre
hemodialisa yaitu 10,74 dan rata rata
kadar hemoglobin post hemodialisa
yaitu 10,26.
2. Terdapat perbedaan kadar ureum pre
dan post hemodialisa, dimana rata
rata kadar ureum pre hemodialisa yaitu
134,75 dan rata rata kadar ureum
post hemodialisa yaitu 42,25
3. Terdapat perbedaan kadar kreatinin pre
dan post hemodialisa, dimana rata
rata kadar kreatinin pre hemodialisa
yaitu 9,17 dan rata rata kadar
kreatinin post hemodialisa yaitu 3,99
4. Pasien yang menderita gagal ginjal > 3
bulan rata rata 3 tahun
5. Pasien
yang
lama
menjalani
hemodialisa > 3 bulan rata rata 22
bulan 5 hari

6. Frekuensi pasien dalam menjalani


hemodialisa 2x seminggu adalah 100%
7. Kepatuhan jadwal pasien dalam
menjalani hemodialisa adalah 100%
patuh

SARAN
1. Pasien gagal ginjal kronik yang
melakukan hemodialisa hendaknya
diberikan obat EPO atau suplemen
besi/fe untuk meningkatkan kadar
hemoglobin
2. Pada ahli yang berkompetensi dalam
pemasangan
alat
hemodialisa
hendaknya melakukan pembersihan
setelah hemodialisa dengan bersih
sehingga tidak banyak darah yang
tertinggal atau terperangkap dalam
alat hemodialisa
3. Meminimalisir pengambilan darah
untuk pemeriksaan laboratorium
4.

Kadar ureum dan kreatinin pasien


yang akan menjalani hemodilisis
rata-rata mengalami hiperuremik.
Seringnya menjalani hemodilisis
tidak mencerminkan penurunan kadar
ureum dan kreatinin menjadi normal.
Namun situasi dan kepatuhan diit
sehari hari yang memegang peranan
penting dalam pengaturan kadar
ureum dan kreatinin tersebut.

UCAPAN TERIMA KASIH


1. dr. Aywar Zamri, Sp.PD, FINASIM
sebagai dosen pembimbing subtansi
yang ditengah kesibukan beliau
dengan tulus bersedia meluangkan
waktu untuk memberikan saran dan
bimbingan selama penelitian dan
penulisan tugas akhir.
2. dr. Armaidi Darmawan, M.Epid
sebagai
dosen
pembimbing
metodologi yang telah banyak
memberikan arahan, motivasi dan
masukan kepada penulis.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Kepada Rumah Sakit Raden Mattaher


Jambi yang telah memberikan izin
kepada penulis untuk melaksanakan
penelitian ini.
Seluruh staff yang bekerja di bagian
Ruang Hemodialisa di Rumah Sakit
Raden Mattaher Jambi yang dengan
keramahannya
telah
bersedia
membantu
penulis
dalam
melaksanakan penelitian ini.
Seluruh pasien Gagal Ginjal Kronik
di Rumah Sakit Raden Mattaher
Jambi yang telah bersedia menjadi
sampel dalam penelitian ini.
Kepada kedua orang tua, ayah yaitu
Bpk H. Ishak Efendi, SH dan ibu yaitu
Ibu Nurdiana atas cinta, kasih,
dorongan, perhatian dan doa yang
tiada henti hentinya kepada Allah
SWT demi kesuksesan dan kelancaran
penulis dalam menempuh studi di
Program Studi Pendidikan Dokter
Universitas Jambi.
Seluruh keluarga, kakak dan adik
adik yang telah memberikan semangat
dan dukungan kepada penulis dqalam
menyelesaikan penelitian ini.
Sahabat

sahabat,
Andharu
Primayudha I, Zentiya Agustriani dan
Yessi kumala sari atas persahabatan,
kebersamaan,
keceriaan
dan
semangat yang kalian berikan selama
ini.
Untuk senior dan junior yang
membantu dan memberikan motivasi
kepada penulis.

DAFTAR PUSTAKA
1. Price, S.A. Patofisiologi, Konsep
Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi
ke-6. Jakarta: EGC, 2005. Hal. 912918. Vol 2
2. Permadi B.H. Cara Kerja Mesin
Hemodialisis.
Makasar:
Jurusan
Elektro Fakultas Teknik Universitas
Hasanuddin. 2011. Diunduh dari URL:
http://www.scribd.com/doc/86881359/
Cara-Kerja-Mesin-Hemodialisis-2
3. Zadeh, K.K, Aronoff, G.R. Hemoglobin
Variability in Anemia of Chronic

Kidney Disease. J Am Soc Nephrol


( serial online) 2009 (diakses pada
tanggal 12 mei 2012). Diunduh dari
URL:
http://jasn.asnjournals.org/content/20/
3/479.full.pdf
4. OMara, N.H, PharmD, BCPS.
Anemia in Patients With Chronic
Kidney Disease. Diabetes Spectrum
( serial online ) 2008 ( diakses pada
tanggal 12 mei 2012)., vol 21.
Diunduh
dari
URL:http://spectrum.diabetesjournals.
org/content/21/1/12.full.pdf
5. Drueke, M.D. Tilman B. Normalization
of Hemoglobin Level in Patients with
Chronic Kidney Disease and Anemia.
N ENGL J MED ( serial online ) 2006
nov 16 (diakses pada tanggal 12 mei
2012)., vol 355 No 20. Diunduh dari
URL:http://eglobalmed.com/opt/Amed
eoLiteratureGuide/content.nejm.org/cg
i/reprint/355/20/2071.pdf
6. Bhatta S, Aryal G, Kafle RK. Journal
of Pathology of Nepal (2001) Vol 1, 26
29. Diunduh dari URL :
http://nepjol.info/index.php/JPN/articl
e/view/4446/3716
7. --------, 2007. Perbedaan Kadar Hb
Pra dan Post Hemodialisa pada
Penderita Gagal Ginjal Kronis di RS
PKU Muhammadiyah Yogyakarta
http://jurnal.umy.ac.id/index.php/mutia
ramedika/article/viewFile/15/17
8. Pranawa. Anemia Pada Gagal Ginjal
Kronik. Seksi ginjal dan hipertensi
lab-UPH Penyakit Dalam FK UnairRSUD Dr. Sutomo, Surabaya. Diunduh
dari
URL
http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/
191933138.pdf
9. Hanif, H.M. Edial. Resiko Anemia
pada Penyakit Ginjal Kronik. 2009.
Diunduh
dari
URL:http://www.jantunghipertensi.co
m/ginjal/112.pdf
10. Purnomo, B.B. Dasar-dasarUrologi.
Edisi ke-2. Jakarta: SagungSeto; 2009.
Hal. 2 4

11. Snell Richard S. Anatomi Klinik untuk


Mahasiswa Kedokteran. Edisi ke-6.
Jakarta: EGC, 2006, hal. 250 256,
345 347.
12. Guyton AC, Hall JE. Buku Ajar
Fisiologi Kedokteran. Edisi ke-11.
Jakarta: EGC, 2007, hal. 324 343.
13. I. K. Gooneratne, A. K. P. Ranaweera,
N. P. Liyanarachchi, N. Gunawardane,
and R. D. Lanerolle. Epidemiology of
chronic kidney disease in a Sri Lankan
population. Int J Diabetes Dev Ctries.
2008 Apr-Jun; 28(2): 6064. Diunduh
dari
URL:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articl
es/PMC2772012/
14. Suwitra, Ketut. Gagal Ginjal Kronik,
Dalam : Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam FK UI, Edisi 4, Jilid I, Balai
Penerbit FK UI, Jakarta. 2006. Hal :
570 573.
15. Arora, P. MD; Chief Editor: Vcihi
Batuman, MD, FACP, FASN. Diunduh
dari
URL:
http://emedicine.medscape.com/article
/238798-overview#showall
16. The Indonesian Diatrans Kidney
Foundation. Permasalahan Selama
Dialisi.
Diunduh
dari
URL:
http://www.ygdi.org/_kidneydiseases.p
hp?view=_dialisis2
17. National Kidney Foundation. Anemia
and Chronic Kidney Disease. Diunduh
dari
URL:
http://www.kidney.org/atoz/pdf/anemia
.pdf
18. American Kidney fund. Living Well
With Chronic Kidney Disease.
Diunduh
dari
URL:
http://www.kidneyfund.org/assets/pdf/b
rochuredownloads/livingwellbooklet.pdf
19. Damanik.,
R.E.L.
Hubungan
Karakteristik penetahuan dan Sikap
Ibu Hamil dengan Pemeriksaan
Hemoglobin
Sewaktu
Hamil.
Medan:Fakultas
Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatra
Barat. 2008. Diunduh dari URL:

http://repository.usu.ac.id/bitstream/12
3456789/14742/1/09E00548.pdf
20. Januar., A. Dampak Penerapan
Pelatihan
Kompleks
Training
Terhadap Peningkatan Kemampuan
Speed.
Jurusan
Pendidikan
Kepelatihan Olahraga. 2012. Diunduh
dari
URL
:
http://repository.upi.edu/operator/uplo
ad/s_kor_0704022_chapter3.pdf
21. Suparmoko M. metode Penelitian
Praktis. Edisi ke-4. Yogyakarta: BPFE
Yogyakarta, 1999, hal. 7 83.
22. Sastroasmoro S, Ismael S. DasardasarMetodologiPenelitianKlinis.
Jakarta: BinarupaAksara; 1995.
23. Notoatmodjo
S.
MetodologiPenelitianKesehatan.
EdisiRevisi, Jakarta: RinekaCipta;
2005.
24. Bustan
MN,
Arsunan
A.
PengantarEpidemiologi.
Jakarta:
RinekaCipta, 1997, hal. 4-7.
25. Pratiknya
AW.
Dasar-Dasar
Metodologi Penelitian Kedokteran dan
Kesehatan. Jakarta: Rajawali Pers,
2010, hal. 50 76, 164 174.
26. Rahardjo,
P.,
Susatit,
E.,
Suhardjo.Hemodialisis, Dalam : Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam FK UI,
Edisi 4, Jilid I, Balai Penerbit FK UI,
Jakarta. 2006. Hal : 579 580.
27. Dahlan., M.S. Besar Sampel dan Cara
Pengambilan Sampel dalam Penelitian
Kedokteran dan Kesehatan. Edisi ke-3.
Jakarta: Salemba Medika, 2010.
28. Kaliaphan P. Perubahan Kadar Ureum
dan Kreatinin Sebelum dan Sesudah
Hemodialisa pada Pasien Gagal
Ginjal
Di
RSUD
Pringadi.
Medan:Fakultas
Kedokteran
Universitas Sumatra Utara, 2010.

Anda mungkin juga menyukai