Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK I

PERCOBAAN II
KESETIMBANGAN KIMIA

OLEH
NAMA
STAMBUK
KELOMPOK
ASISTEN

:
:
:
:

IRFAN SYAFAAT
A1C4 12 002
I (SATU)
AMIRUL ADNIN

LABORATORIUM PENGEMBANGAN UNIT KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2013

ABSTRAK

Kesetimbangan kimia adalah suatu proses yang terjadi dalam


larutan yang meliputi perubahan fisika seperti dalam peleburan,
penguapan, dan perubahan kimia yang termasuk elektrokimia. Perubahan
konsentrasi dapat mempengaruhi posisi keadaan kesetimbangan, atau lebih
tepatnya jumlah relatif reaktan dan produk. Perubahan tekanan dan volume
kemungkinan memberikan pengaruh yang sama terhadap sistem gas dalam
kesetimbangan. Hanya perubahan suhu yang dapat mengubah nilai konstanta
kesetimbangan. Katalis dapat mempercepat tercapainya keadaaan kesetimbangan
dengan cara mempercepat laju reaksi maju dan laju reaksi balik. Tetapi katalis
tidak dapat mengubah posisi kesetimbangan atau konstanta kesetimbangan.
menentukan tetapan kesetimbangan reaksi antara yod dengan kalium iodida.
Larutan I2 jenuh dalam CHCl3 sebagai larutan nonpolar dimasukkan masingmasing kedalam corong pisah, kemudian dimasukkan masing-masing 200 mL air
dan larutan KI sebagai larutan polar ke dalam masing-masing corong tersebut
,ternyata larutan tersebut tidak bersatu. Setelah didiamkan dan terjadi
kesetimbangan , masing-masing lapisan dipipet kemudian dititrasi menggunakan
larutan baku standar Na-tiosulfat dan indikator amilum mengidentifikasi adanya
yod yang ditandai dengan adanya perubahan warna biru. Yod lebih mudah larut
dalam KI dan nilai tetapan kesetimbangan antara yod dengan KI adalah sebesar
7,115.
Kata kunci : kesetimbangan, polar dan nonpolar.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesetimbangan kimia adalah suatu proses yang terjadi dalam
larutan yang meliputi perubahan fisika seperti dalam peleburan,
penguapan, dan perubahan kimia yang termasuk elektrokimia. Reaksi
kimia yang sering digunakan dalam pemeriksaan kimia yaitu reaksi yang
bergantung pada keadaan luar seperti kadar zat yang bereaksi, suhu,
tekanan dan sebagainya. Reaksi tedadinya kesetimbangan yaitu sampai
tidak terlihat perubahan susunan kimia sistem itu kearah mana suatu
reaksi akan berjalan. Banyak reaksi tidak berlangsung hingga selesai tetapi
mendekati suatu keadaan kesetimbangan, di mana produk dan reaktan yang
tidak terpakai kedua-duanya terdapat dalam jumlah yang relative tertentu
banyaknya. Begitu kesetimbangan tercapai, tak akan ada lagi perubahan
komposisi lebih lanjut yang terjadi. Keadaan kesetimbangan digambarkan
secara kuantitatif melalui tetapan kesetimbangan reaksi yang tergantung pada
suhu di mana reaksi berlangsung.
Berdasarkan hal tersebut maka percobaan kesetimbangan kimia ini
dilakukan.

B. Tujuan praktikum

Tujuan yang ingin dicapai dalam percobaan ini adalah menentukan tetapan
kesetimbangan reaksi antara yod dengan kalium iodida.
C. Rumusan masalah
1. Menjelaskan pengertian kesetimbangan kimia ?
2. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia ?
3. Berapakah harga tetapan kesetimbangan reaksi antara yod dengan kalium
iodida ?
D. Prinsip percobaan
Prinsip percobaan pada praktikum ini adalah didasarkan pada kelarutan
yod dalam air dan KI melalui koefisien distribusi.

BAB II
LANDASAN TEORI
Banyak reaksi tidak berlangsung hingga selesai tetapi mendekati suatu
keadaan kesetimbangan, di mana produk dan reaktan yang tidak terpakai keduaduanya terdapat dalam jumlah yang relative tertentu banyaknya. Begitu
kesetimbangan tercapai, tak akan ada lagi perubahan komposisi lebih lanjut yang

terjadi. Keadaan kesetimbangan digambarkan secara kuantitatif melalui tetapan


kesetimbangan reaksi yang tergantung pada suhu di mana reaksi berlangsung
(Oxtoby, 2001).
Kesetimbangan kimia meliputi perubahan fisika seperti dalam peleburan
dan penguapan dan perubahan kimia, termasuk elektrokimia. Pembahasan ini
adalah mengenai termodinamika, khususnya dalam hal peranan entalpi dan
entropi. Kita akan lihat bahwa pandangan yang sama mengenai kesetimbangan
dan

arah

perubahan

spontanitas

diperoleh

dari

istilah

kimia

zat-zat

(Kartohadiprojo, 1994).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia. Seperti
perubahan konsentrasi.

Perubahan konsentrasi dapat mempengaruhi posisi

keadaan kesetimbangan, atau lebih tepatnya jumlah relatif reaktan dan produk.
Perubahan tekanan dan volume kemungkinan memberikan pengaruh yang sama
terhadap sistem gas dalam kesetimbangan. Hanya perubahan suhu yang dapat
mengubah nilai konstanta kesetimbangan. Katalis dapat mempercepat tercapainya
keadaaan kesetimbangan dengan cara mempercepat laju reaksi maju dan laju
reaksi balik. Tetapi katalis tidak dapat mengubah posisi kesetimbangan atau
konstanta kesetimbangan (Chang, 2003).
Peristiwa adsorpsi merupakan suatu fenomena permukaan, yaitu terjadinya
penambahan konsentrasi komponen tertentu pada permukaan antara dua fase.
Adsorpsi dapat dibedakan menjadi adsorpsi fisis (physical adsorption) dan
adsorpsi kimia (chemical adsoption). Secara umum adsorpsi fisis mempunyai
gaya intermolekular yang relatif lemah, sedangkan pada adsorpsi kimia terjadi

pembentukan ikatan kimia antara molekul adsorbat dengan molekul yang terikat
pada permukaan adsorben. Pertukaran ion adalah suatu fenomena atau suatu
proses yang melibatkan pertukaran dapat balik antara ion-ion dalam larutan
dengan ion yang terikat dalam bahan penukar ion. Pada proses itu, tidak ada
perubahan secara permanen dalam struktur padatan. Mekanisme pertukaran ini
didasarkan pada sifat sorptif dari tempat yang bermuatan negatif dalam adsorben
terhadap ion bermuatan positif yang terjadi karena interaksi gaya Coulomb.
Pertukaran ion dapat dikategorikan juga sebagai proses sorption seperti halnya
adsorpsi, yaitu sejumlah tertentu bahan terlarut (solute) di fase fluida secara
selektif tertransfer ke dalam suatu
partikel yang tak larut. Pertukaran ion kadang disebut juga counterion adsorption
(Kundari, 2008)
Salah satu alat yang digunakan untuk memperoleh data kesetimbangan
antara fase liquida dan fase gas adalah Glass Othmer Still. Adapun hal hal yang
berpengaruh dalam sistem ksetimbangannya yaitu : Tekanan (P), Suhu (T),
konsentrasi komponen A dalam fase liquid (x) dan konsentrasi komponen A dalam
fase uap (y). Pada penelitian ini digunakan bahan baku etanol dari hasil fermentasi
rumput gajah dengan kadar etanol 96% dan etanol Pro Analisis dengan kadar
99,8%. Dari data yang diperoleh,dibuat kurva kesetimbangan uap air sistem
biner etanol air. Analisis bahan baku dan produk menggunakan spektrofotometer
pharo 100, atau Gas Kromatografi (GC). Dari penelitian sistem biner yang telah
dilakukan oleh peneliti terdahulu, dalam penelitian tersebut masih diperlukan
kesetimbangan uap-air sistem biner untuk menghasilkan data yang benar dan

model korelasi yang dapat di aplikasikan untuk memperkirakan kesetimbangan


uap-air sistem multikomponen (Sari, 2012).

BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
a. Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut :
- Corong pisah

2 buah

- Pipettetes

3 buah

- Labu Erlenmeyer

3 buah

- Buret 50 mL

1 buah

- Statif dan Klem

2 pasang

- Gelasukur 25 mL, 100 mL

@1 buah

- Pipetskala 5 mL dan 25 mL

@1 buah

- Botolsemprot

1 buah

- Botol timbang

1 buah

- Spatula

1 buah

- Batang pengaduk

1 buah

- Filler

1 buah

b. Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut :
- Larutan Na-tiosulfat 0,02 M
- Larutan KI 0,1 M
- LarutanAmilum 1%
- Kristal KI
- Larutan Iod jenuh dalam CHCl3

B. Prosedur kerja
30 ml yod jenuh dalam
CHCl3
Dimasukkan ke dalam

Corong pisahA

Corong pisah B

diisi
Diambil masing-masing 5 ml lapisan dietil
eter dan dimasukkan dalam Erlenmeyer
100 mL larutan KI 0,1N
100 mL air
Ditambahkan 2 g padatan KI dan 20 mL air
sambil diguncang
Dititrasi dengan larutan Na-tiosulfat 0,02
M
Ditambahkan
amilum 1%
Reaksi indicator
larutan setimbang
diisi

Warna biru

Corong pisah B
BA

Corong pisah A
Diambil sebanyak 50 mL
lapisan air
Warna
bening
Dititrasi
dengan
larutan NaTiosulfat

BAB IV
HASIL PENGAMATAN

A. Table Data Pengamatan


Botol A
Lapisan
Lapisan air
CHCl3

Volume

Botol B
Lapisan
Lapisan air
CHCl3

Volume yang
dipipet

50 mL

5 mL

50 mL

5 mL

Volume yang
dititrasi

50 mL

25 mL

50 mL

25 mL

Volume
Na2S2O3

14,8 mL

7,8 mL

9 mL

B. Reaksi-reaksi
Reaksi reaksi yang terjad idalampercobaan ini antara lain:
I3- + K+

- I2 + KI
- 2I2 + 2 H2O

- I2 + 2 Na2S2O3

4HI +O2
2 NaI + Na2S4O6

C. Perhitungan
1. Botol A
KD =

7,8mL

KD =

5mL 1,56 5,3


14,8mL
0,29
50mL

2. Botol B
Diketahui mol I2 = 1. 10-5 mol
Konsentrasi I2 dalam CHCl3

mL

[I2]CHCl3 =

5mL
1.10 5
25mL
0,2 10 5 M

Konsentrasi I2 dalam H2O


[I2]H2O bebas =

0,2 10 5 M
5,3

0,0377 10 5 M

x mol I2

9mL
10 5
50mL
0,18 10 5 M

H2O

= (0,18 x 10-5 ) (0,0377 x 10-5)


= 0,1423 x 10-5 M
setimbang = 0,1
= 0,1 (0,1423 x 10-5)

= 0,1 0,000001423
= 0,09999985 M 0,1 M
Tetapan kesetimbangan (Kc)
[I 3 ]
Kc =
[ I 2 ][ I ]

(0,1423 10 5 )
(0,2 10 5 )(0,1)
0,1423 10 5
0,2 10 6
0,7115 10
7,115

D. Pembahasan
Kesetimbangan kimia adalah suatu proses yang terjadi dalam
larutan yang meliputi perubahan fisika seperti dalam peleburan,
penguapan, dan perubahan kimia yang termasuk elektrokimia. Reaksi
kimia yang sering digunakan dalam pemeriksaan kimia yaitu reaksi yang
bergantung pada keadaan luar seperti kadar zat yang bereaksi, suhu,
tekanan dan sebagainya. Reaksi tedadinya kesetimbangan yaitu sampai
tidak terlihat perubahan susunan kimia sistem itu kearah mana suatu
reaksi akan berjalan.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia. Seperti
perubahan konsentrasi. Perubahan konsentrasi dapat mempengaruhi posisi
keadaan kesetimbangan, atau lebih tepatnya jumlah relatif reaktan dan
produk. Perubahan tekanan dan volume kemungkinan memberikan pengaruh
yang sama terhadap sistem gas dalam kesetimbangan. Hanya perubahan suhu
yang dapat mengubah nilai konstanta kesetimbangan. Katalis dapat
mempercepat tercapainya keadaaan kesetimbangan dengan cara mempercepat
laju reaksi maju dan laju reaksi balik. Tetapi katalis tidak dapat mengubah
posisi kesetimbangan atau konstanta kesetimbangan.

Percobaan kesetimbangan kimia ini dilakukan untuk menentukan tetapan


kesetimbangan reaksi I2. Hal ini

ditentukan dengan terlebih dahulu

menentukan kelarutan yod dalam pelarut tertentu. Dalam percobaan ini,


digunakan pelarut air dan KI 0,1 M. Mula-mula larutan I2 jenuh dalam CHC13
dimasukkan ke dalam dua corong pisah A dan B. Pada corong pisah A
dimasukkan air sebanyak 100 mL. Selanjutnya d i g u n c a n g k u a t - k u a t d a n
d i d i a m k a n s e l a m a 1 5 - 2 0 m e n i t . Tujuan pengguncangan agar yod
terdistribusi sempurna ke dalam 2 fasa yaitu fasa polar dan fasa non polar,
sehingga pada suhu tetap angka perbandingan konsentrasinya konstan. Tujuan
yod didiamkan yaitu untuk menstabilkan kembali molekul-molekul yod yang
sudah terganggu pada saat diguncangkan atau biasa disebut dengan pengaturan
diri, sehingga akan mencapai kesetimbangan fasa polar dan fasa non polar.
Dalam pengamatan, terbentuk dua lapisan yaitu lapisan air dan lapisan CHC13.
Ini menunjukkan bahwa air dan CHC13 tidak saling melarutkan. Hal ini
disebabkan karena perbedaan sifat kimia dari air dan CHC13, dimana air
bersifat polar sedangkan CHC13 bersifat nonpolar. Massa jenis senyawa yang
bersifat polar lebih kecil dibandingkan senyawa nonpolar. Kedua senyawa ini
tidak bercampur membentuk suatu larutan melainkan hanya bercampur sesaat
dan kemudian membentuk dua lapisan dimana CHCl3 pada lapisan bawah dan
air berada pada lapisan atas. Pada percobaan ini diperoleh koefisien
distribusinya sebesar 5,3.
Pada percobaan corong pisah B yang telah ditambahkan 100 mL KI 0,1
M. Kemudian diguncang dan didinginkan seperti perlakuan pada corong pisah

A, terlihat bahwa KI larut dalam air. Kelarutan yod dalam KI ini sangatlah
rendah. Dalam pencampurannya dengan KI, yod akan membentuk ion
kompleks triyodida. Kemudian setelah mengetahui perbedaan kelarutan
yod dalam air dan CHCl 3 , dilakukan penambahan kristal KI yang
bertujuan untuk membentuk proses pengeluaran I 2 yang larut dalam
CHC1 3 . larutan KI akan bereaksi dengan air dan membentuk basa kuat
dengan terionisasi secara sempurna. Mengingat bahwa yod mudah
menguap, maka larutannya harus dibakukan dengan bantuan zat baku
utama yaitu Na 2 S 2 O 3 0,02M melalui proses titrasi.

Larutan natrium

tiosulfat berfungsi sebagai larutan standard dan untuk mengetahui adanya


yod dalam larutan maka diadakan penambahan amilum 5% sebelum titrasi
dilangsungkan.

Tujuan

digunakannya

indikator

amilum

yaitu

untuk

mengidentifikasi adanya yod yang ditandai dengan adanya perubahan warna


biru. Titrasi dinyatakan berhasil karena pada labu erlenmeyer A dan B
didapatkan larutan berwarna biru. Dari hasil pengamatan didapatkan bahwa I2
bebas diperoleh sebesar 0,0377 x 10-5 M I2, dan konsentrasi yod tak bebas
sebagai I3- sebesar 0,1423 x 10-5 M I2, sehingga diperoleh konsentrasi Isetimbang sebesar 0,1 M. tetapan kesetimbangan I2 yang diperoleh dari hasil
perhitungan berdasarkan nilai-nilai yang digunakan selama percobaan
khususnya volume yang digunakan saat titrasi, dengan melihat perbandingan
antara I3 dan hasil kali konsentrasi I2 dan I- sebesar 7,115.
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Simpulan yang dapat ditarik dari percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Kesetimbangan kimia adalah suatu proses yang terjadi dalam
larutan yang meliputi perubahan fisika seperti dalam peleburan,
penguapan, dan perubahan kimia yang termasuk elektrokimia
2. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia. Seperti
perubahan konsentrasi. Perubahan konsentrasi dapat mempengaruhi posisi
keadaan kesetimbangan, atau lebih tepatnya jumlah relatif reaktan dan
produk. Perubahan tekanan dan volume

kemungkinan memberikan

pengaruh yang sama terhadap sistem gas dalam kesetimbangan. Hanya


perubahan suhu yang dapat mengubah nilai konstanta kesetimbangan.
Katalis dapat mempercepat tercapainya keadaaan kesetimbangan dengan
cara mempercepat laju reaksi maju dan laju reaksi balik. Tetapi katalis tidak
dapat mengubah posisi kesetimbangan atau konstanta kesetimbangan.
3. Yod lebih mudah larut dalam KI dan nilai tetapan kesetimbangan antara yod
dengan KI adalah sebesar 7,115

B. Saran
Saran yang dapat saya usulkan dalam percobaan ini adalah sebaiknya
praktikum dilakukan secara bergantian atau dengan kata lain praktikan yang

satu memberi kesempatan kepada praktikan lain untuk melakukan percobaan


agar semua praktikan dapat paham dengan apa yang dipraktekkan.

DAFTAR PUSTAKA
Kartohadiprojo, Irma I.1994. Kimia Fisika. Erlangga: Jakarta.
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar Edisi Ketiga Jilid 2. Erlangga : Jakarta.
Oxtoby, David W. 2001. Prinsip-Prinsip Kimia Modern. Erlangga : Jakarta.

Kundari, 2008. Tinjauan Kesetimbangan Adsorpsi Tembaga Dalam Limbah


Pencuci Pcb Dengan Zeolit. Batan : Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir.
Sari, 2012. Data Kesetimbangan Uap-Air Dan Ethanol-Air Dari Hasil
Fermentasi Rumput Gajah. Surabaya : Jurusan Teknik Kimia Fakultas
Teknologi Industry Upn.

Anda mungkin juga menyukai