Anda di halaman 1dari 7

PBL 1 BHL II - BAGAS

1. Permasalahan

etik

pada

kasus

di

atas

adalah

antara

melakukan operasi bedah plastik untuk menghilangkan


deformitas

atau

tidak.

Permasalahan

ini

sebenarnya

merupakan salah satu contoh etik kedokteran (medical


ethics). Medical ethics merupakan studi tentang nilai-nilai,
moral, dan akhlak perilaku dokter. Beberapa situasi dilematis
akan

menyelubungi

dokter

dan

profesinya

selama

ia

menjalani kehidupan sebagai health care provider (Taher,


2003).
Untuk menilai permasalahan etik, kita dapat menggunakan
matriks etik. Matriks etik merupakan sebuah alat yang dapat
digunakan calon pengguna ilmu pengetahuan dan teknologi
untuk menilai apakah terobosan baru tersebut dapat dinilai
dan diterima secara etik (UNSECO, 2008)
Apabila dinilai melalui matriks etik dapat digambarkan
dengan tabel berikut :
Autonomy
Dokter

Justice
harus memberikan
pelayanan
kesehatan
maksimal yang
mampu dijangkau
oleh seluruh
kalangan tanpa
memandang
kemampuan
ekonomi, sosial
dan geografis
pasien

Wellbeing
memberikan yang
terbaik bagi pasien
dan mencegah
sesuatu buruk yang
akan terjadi jika
tindakan tersebut
tidak dilakukan

Pasien

hak untuk
menyetujui
maupun
menolak
tindakan medis
setelah
mendapatkan
informasi yang
jelas

keadilan dan
kesetaraan bagi
pasien
dibandingkan
dengan manusia
lain yang normal,
berhak untuk tidak
dikucilkan dan
memiliki derajat
yang sama

Keluarg
a

memiliki hak
untuk melakukan
"concent"
mengingat anak
belum berusia
cukup secara
hukum untuk
melakukan
"consent"
sehingga
autonomy jatuh
ke tangan
keluarga
(orangtua)
dengan tetap
mempertimbang
kan keputusan
anak
-

mendapatkan
pelayanan yang
terbaik dan setara
dengan orang lain

Masyara
kat

2. Sebagai

Satrio

saya

akan

Wicaksono dengan alasan:

mendapatkan
keuntungan dari
tindakan medis
tersebut sekaligus
menghindari akibat
buruk yang mungkin
terjadi baik jika
tindakan tersebut
tidak dilakukan
maupun jika
dilakukan
memberikan
keuntungan sebesarbesarnya bagi anak
dan lingkungan
sekitarnya, termasuk
keluarga dan
masyarakat
sekitarnya dengan
cara menjauhkan
anaknya dari stigma
buruk dan paradigma
negatif

menjauhkan
masyarakat dari
stigma dan
paradigma negatif
sekaligus memberi
kesempatan bagi
anak untuk
mengembangkan diri
di masyarakat pada
umumnya
menyetujui

saran

dari

dr.

a. menghilangkan perbedaan fisik antara diri Satrio dan


teman-teman sebayanya yang laki-laki dan normal
b. tidak perlu untuk menghindari perkumpulan sosial yang
dapat mengekspos bagian thorax, misalnya berenang, olah
raga, dan kegiatan lainnya seperti berganti baju atau
melepas kaus olahraga
c. tidak perlu canggung lagi saat bergaul bersama temanteman satu kos jika Satrio kuliah di luar kota
d. dapat melanjutkan kuliah ke perguruan tinggi favorit
e. tidak canggung untuk berkenalan dengan lawan jenis dan
menjalin persahabatan hingga nantinya berujung pada
ikatan yang suci
3. Sebagai orang tua Satrio (wali yang sah dalam pengambilan
keputusan)
a. Saya akan menyetujui saran dari dr. Wicaksono dengan
alasan sebagai berikut :
1) memastikan bahwa dokter telah melakukan observasi
secara komprehensif dan holistik pada Satrio mengingat
ginekomastia

memiliki

sumber

primer

yang

harus

diatasi sebelum akhirnya melakukan terapi


2) tidak perlu khawatir akan kondisi mental Satrio yang
nantinya akan jauh lebih berkembang, tidak canggung,
tidak minder, dan tidak merasa terintimidasi oleh
deformitas pada thorax Satrio
3) meyakinkan diri bahwa Satrio dapat berkembang lebih
baik di masyarakat dengan lebih aktif terlibat di
berbagai

kegiatan

kemandirian

keorganisasian,

olahraga,

dan

4) mampu melihat Satrio memiliki kawan yang lebih


banyak dibandingkan sebelumnya serta lebih berani
untuk mengekspresikan diri
5) memastikan Satrio menapak masa depan yang lebih
cerah dengan berani masuk perguruan tinggi favorit di
luar kota dengan beasiswa penuh tanpa kekhawatiran
akan tereksposnya dada yang abnormal saat di dalam
kos
6) memberikan yang terbaik bagi Satrio, walaupun perlu
menggunakan

biaya

yang

besar

tetapi

dapat

diusahakan dengan menggunakan jaminan asuransi


maupun pinjaman bunga ringan/tanpa bunga
4. Sebagai dokter yang memiliki hubungan dekat dengan
keluarga Satrio, dr. Wicaksono dapat melihat kasus Satrio dari
sisi medis. Kasus ini cukup jarang terjadi di masyarakat
Indonesia,

salah

satu

negara

berkembang

di

dunia.

Gynaecomastia disebabkan oleh meningkatnya rasio antara


hormon estrogen dibandingkan hormon androgen pada lakilaki. Ukuran payudara (glandula mammae) yang >4 cm dapat
dikatakan sebagai ginekomastia (Bhasin and Lameson, 2005).
Prevalensi kelainan ini sebanding dengan usia, indeks massa
tubuh, hal tersebut disebabkan peningkatan kinerja hormon
aromatase pada jaringan adiposa. Penderita ginekomastia
bisa jadi menderita sindrom Klinefelter, yaitu kelainan genetik
dimana kombinasi kromosom sex-nya adalah XXY.

Rasio

hormon yang abnormal ini bisa disebabkan oleh beberapa hal


antara lain (Bhasin and Lameson, 2005):
1. Insensitivitas tubuh terhadap androgen

2. Tumor yang memicu produksi estrogen (misalnya tumor


hepar, tumor adrenal, tumor sel Sertoli)
3. Obesitas
4. Peningkatan akitivitas aromatase perifer
5. Obat-obatan
Alur

penegakan

diagnosis

untuk

ginekomastia

dapat

dijelaskan melalui diagram berikut (Bhasin and Lameson,


2005):

Penatalaksanaan

yang

dapat

dilakukan

adalah

mencari

sumber abnormalitas rasio hormon pada pasien. Jika sumber


primer ini berhasil diatasi maka ginekomastia akan berkurang
dan menghilang dalam waktu beberapa bulan saja. Namun

apabila kelainan ini menetap dalam durasi yang lama, operasi


merupakan pilihan terbaik. Indikasi operasi dapat dilakukan
adalah sebagai berikut (Bhasin and Lameson, 2005) :
1. Gangguan psikologi pada pasien
2. Masalah kosmetika
3. Pertumbuhan payudara yang terus menerus
4. Suspek keganasan
Apabila pasien menjumpai rasa nyeri dapat juga diberikan
antiestrogen seperti tamoxifen 20 mg per hari sebagai
analgesik

sekaligus

mengurangi

ukuran

payudara

yang

menunjukkan efek pada 2/3 pasien. Inhibitor aromatase dapat


digunakan

pada

fase-fase awal

proliferatif (Bhasin

and

Lameson, 2005).
Jelas dari indikasi di atas, Satrio memenuhi syarat untuk
dilaksanakannya operasi mengingat gangguan psikologis,
kosmetika, dan pembesaran yang berkelanjutan. Tetapi selain
operasi tetap diberikan palliative care untuk mencegah gejala
muncul kembali. Pasien juga akan disarankan dan dibimbing
untuk

mengurus

ASKES

maupun

JAMKESMAS

maupun

asuransi lain yang sesuai untuk membantu memperringan


biaya operasi.
DAFTAR PUSTAKA
Bhasin, S.; J.L. Jameson. 2005. Disorders of the Testes and
Male Reproductive System. in Kasper, D.L. et al.
Harrisons Principles of Internal Medicine 16th Edition.
New York: Mc Graw and Hill.
Taher, T. 2003. Medical Ethics. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama.
UNESCO. 2008. Bioethics Core Curriculum. Jenewa: UNESCO.

Anda mungkin juga menyukai