Anda di halaman 1dari 2

Kisah Mengharukan 3 Syuhada

Sebuah artikel yang saya copas dari NU Online. Artikel yang inspiratif tentang
bagaimana selayaknya seorang mukmin bersikap terhadap mukmin lainnya.
Seharusnya kecintaan terhadap mukmin lainnya sama seperti kecintaan terhadap diri
kita sendiri.
Oleh karena itu belajar. Saya dan kita semua selayaknya belajar dari kisah dibawah ini.
Ukurlah seberapa besar kecintaan kita terhadap saudara seiman.
Boro-boro mencintai sesama mukmin sebagaimana diri kita sendiri, orang sama
tetangga sebelah aja acuh dan malah musuhan. Ini dilingkungan saya.. hehehe.
Ditempat sobat semua Insya Allah nggak. Bagimana kisahnya? Baca artikel dibawah
ini,
Perang uhud telah berakhir. Tapi belum semua korban yang jatuh ditemukan
jenazahnya. Sehingga petang itu Sahabat Umar bin Khatthab sengaja pergi ke Bukit
Uhud untuk mencari mereka, barangkali masih ada yang bisa diselamatkan.
Ketika itu tiba-tiba Umar mendengar ada suara memanggil-manggil nama Allah sambil
minta seteguk air. Buru-buru Umar melangkah mendatangi tempat suara itu.
Dijumpainya seorang prajurit Muslim yang masih muda umurnya dengan luka parah
yang mengerikan. Pemuda itu minta minum.
Umar segera berjongkok dan mengangkat kepala pemuda itu. Ia sudah mendekatkan
buli-buli airnya ke mulut prajurit tersebut. Sekonyong-konyong dari arah yang lain
terdengar suara seorang menyebut-nyebut nama Allah, yang juga minta minum karena
kehausan. Pemuda tadi memberi isyarat kepada Umar bahwa ia mengurungkan
permintaanya untuk minum dan menyuruh agar Umar memberikan airnya kepadaorang
yang memanggil-manggil barusan, barangkali ia lebih membutuhkan air daripadanya.
Maka pemuda tersebut dibaringkannya kembali, dan Umar bergegas menuju suara
yang kedua. Tiba di sana, dilihatnya seorang pejuang setengah tua, dengan kedua
tangannya telah terkutung, memohon agar Umar bersedia memberinya minum. Bibirnya
pecah-pecah, dan wajahnya penuh darah.
Dengan penuh rasa iba Umar mengangkat kepala orang itu. Ia segera menyodorkan
tempat air ke mulutnya. Namun menjelang air itu menetes ke bibir korban perang yang
kesakitan tadi, di seberang mereka terdengar suara memilukan berseru-seru:
Allah... Allah.... Haus... Haus....
Rupanya pejuang yang kedua ini juga mendengar suara tersebut. Maka ia
menggelengkan kepala, menampik air yang hendak diberikan kepadanya. Dengan
suara yang lirih hampir tidak tertangkap oleh telinga Umar, pejuang itu berujar, Berikan
air ini kepada saudaraku itu. Mungkin ia lebih menderita daripada aku.

Jadi Umar pun bangkit dan meninggalkan tempat itu menuju ke seberang. Di sana
seorang tentara Islam yang usianya sudah lanjut tergolek tanpa daya. Pada waktu
Umar berjongkok cepat-cepat untuk menolong orang ini, ternyata prajurit tua tersebut
sudah keburu menghembuskan napas penghabisan.
Umar sangat sedih. Ia segera meninggalkan prajurit tadi dan tergopoh-gopoh berlari ke
tempat prajurit yang termuda tadi memanggil-manggil Allah dan minta air.Sampai di
sana, pemuda itu pun baru saja melepas nyawanya.
Umar kian sedih. Tapi ia tak membuang waktu. Ia bergegas kembali ke tempat prajurit
kedua yang meminta pertolongan sesudah anak muda itu. Di sana pun pejuang yang
menderita akibat keganasan perang tidak mampu lagi meneguk setetes air pun karena
ia sudah meninggal dunia.
Umar bin Khatthab terpaku di tempatnya berdiri. Begitulah kecintaan sesama Muslim
terhadap saudaranya, hingga ketiga-tiganya tidak ada yang sempat minum lantaran
lebih mementingkan orang lain daripada dirinya sendiri.

Anda mungkin juga menyukai