Anda di halaman 1dari 3

Jeruk (Citrus sp) merupakan tanaman tahunan yang berasal dari Asia Tenggara.

Sejak
ratusan tahun yang lampau, tanaman ini sudah terdapat di Indonesia, baik sebagai tanaman liar
maupun sebagai tanaman budidaya. Di Indonesia, bila dilihat dari luas pertanaman dan jumlah
produksi per tahun jeruk merupakan komoditas buah-buahan yang terpenting ketiga setelah
pisang dan mangga (Hardjadi, 1995).
Genus dari jeruk terdiri dari dua subgenus yaitu subgenus Papeda dan Eucitrus. Buah dari
subgenus Papeda tidak enak dimakan dan salah satu contohnya adalah jeruk purut (Citrus
hystrix). Sementara subgenus Eucitrus mempunyai 10 spesies (Pracaya, 1992). Keragaman
genetik dan fenotif menyebabkan identifikasi dan klasifikasi jeruk sulit dilakukan (Wudianto,
2001). Klasifikasi botani tanaman jeruk adalah sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rutales
Keluarga : Rutaceae
Genus : Citrus
Spesies : Citrus sp.
Ujung akar selalu terdiri dari sel-sel muda yang senantiasa membelah dan merupakan
titik tumbuh akar jeruk.Keadaan sel akar ini sangat lembut, sehingga mudah sekali rusak kalau
menembus tanah yang keras dan padat.Ujung akar terlindungi oleh tudung akar (calyptra), yang
bagian luarnya berlendir, sehingga ujung akar mudah menembus tanah.Bagian luar tudung akar
ini cepat rusak (aus), tetapi di dalamnya selalu ditumbuhi oleh sel-sel baru lagi. Di belakang titik
tumbuh, sel-sel terbagi-bagi di bagian luarnya yang akan menjadi kulit luar. Tepat dibawah kulit
luar ada kulit pertama dan ditengah-tengahnya merupakan pusat yang disebut empulur.Epidermis
(kulit luar) terdiri dari susunan sel-sel dan di antara sel-sel itu tidak terdapat celah-celah, sebab
sel-sel ini saling berhimpit.
Pohon jeruk yang sekarang ditanam di Indonesia berbentuk bulat dan tingginya dapat
mencapai 5-15 meter.Jeruk keprok berbatang rendah tingginya 2-8 meter, tajuk pohon tidak
beraturan, dahan kecil, cabangnya banyak, tajuknya rindang dan letak dahan berpencar.Lingkar
batang 12-36 cm.
Bentuk daun bulat telur (elips), panjangnya lebih kurang 5-15 cm dan lebar 2-8 cm.
Ujungnya runcing sedikit tumpul dan biasanya sedikit berlekuk.Bagian tepi daun kadang-kadang
bergerigi halus, tidak berbulu pada kedua permukaannya.Permukaan atas berwarna hijau tua
mengilat dengan titik-titik kuning muda, permukaan bawah berwarna hijau muda sampai hijau
kekuningan kusam dengan titik-titik hijau tua. Bila daun dimemarkan akan timbul bau harum

khas jeruk. Tulang daun bagian bawah bila dilihat dari permukaan bawah berwarna hijau muda,
mempunyai cabang berjumlah 7-15 pasang.Setelah sampai di tepi, melengkung dan bertemu
menjadi satu dengan tulang daun tepi. Tangkai daun pendek, setengah bulat, bagian bawah
berwarna hijau muda (hijau kekuningan), bagian atas datar dengan alur, berwarna hijau tua,
mempunyai sayap daun yang bentuknya bulat telur terbalik memanjang (obovate-oblong),
panjang 0,5-3,5 cm dan lebar 0,2-1,5 cm.
Tamanan jeruk berbunga majemuk yang keluar dari ketiak daun di ujung cabang.Bunga
kecil dan bertangkai pendek dengan daun pelindung kecil serta berbau harum. Kelopak bunga
bentuknya cawan bulat telur, dan tajuk bunga ada lima lembar dengan bentuk bulat telur panjang
kearah pangkal disertai ujung menyempit. Putik berwarna putih bintik-bintik dan berkelenjar
serta umumnya berbunga diakhir musim kering. Bakal buah bentuknya seperti bola dengan garis
tengahnya 0,15-0,20 cm. Buah yang sudah jadi bentuknya agak besar, beruang antara 9-19
ruangan dengan pangkal buah adalah pendek. Buah yang sudah tua warna kulitnya ada hijau tua,
hijau muda, kuning, orange dengan kulit mengkilap, licin dan penuh pori-pori.
Buah jeruk ada yang berbentuk bulat, oval (hampir bulat), atau lonjong sedikit
memanjang.Tangkai buah rata-rata besar dan pendek.Kulit buah ada yang tebal dan ulet, tetapi
ada juga yang tipis tidak ulet, sehingga kulit mudah dilepas.Dinding kulit buah jeruk berporipori.Terdapat kelenjar-kelenjar yang berisi pectin. Kadar pectin yang paling tinggi terdapat pada
jeruk garut, yakni 3-3,5%, lebih tinggi jika dibandingkan engan jeruk siam dan jeruk bali.
Kandungan pectin terbanyak ada di lapisan dalam kulit jeruk yang sering disebut albedo.
Biji jeruk harus segera disemaikan dalam keadaan masih segar. Biji jeruk tidak
mengalami masa dormansi, bila kekeringanakan rusak.Temperatur optimal lebih kurang
32C.Dalam beberapa hari setelah disemai, biji jeruk kelihatan menggembung karena
mengabsorpsi air.
Jenis jeruk lokal yang dibudidayakan di Indonesia adalah jeruk Keprok (Citrus
reticulata/nobilis L.), jeruk Siem (C. microcarpa L. dan C.sinensis. L) yang terdiri atasSiem
Pontianak, Siem Garut, Siem Lumajang, jeruk manis (C. auranticum L. danC.sinensis L.), jeruk
sitrun/lemon (C. medica), jeruk besar (C.maxima Herr.) yangterdiri atas jeruk NambanganMadium dan Bali. Jeruk untuk bumbu masakan yangterdiri atas jeruk nipis (C. aurantifolia),
jeruk Purut (C. hystrix) dan jeruk sambal (C.hystix ABC).Jeruk varietas introduksi yang banyak
ditanam adalah varitas Lemon dan Grapefruit.Sedangkan varitas lokal adalah jeruk siem, jeruk
baby, keprok medan, bali, nipis dan purut.
Setyati Hardjadi, 1995. Pengantar agronomi, PT. Gramedia, Jakarta.
Pracaya, 2009. Cet. XV. Jeruk Manis Varietas, Budidaya, dan Pascapanen. Penebar Swadaya,
Jakarta.

Wudianto, R., 2001. Membuat Setek, Cangkok, dan Okulasi. Cet. XV. Penebar Swadaya, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai