PENDAHULUAN
Shock
merupakan
keadaan
penurunan
perfusi
jaringan
yang
Jika septic shock tidak cepat ditangani, keadaan akan kian memburuk,
aliran darah ke organ-organ vital berkurang, penderita akhirnya dapat
meninggal.
Tulisan ini menitikberatkan pada bagaimana penanganan semestinya pada
pasien mengingat septic shock bertanggung jawab atas tingkat mortalitas
yang tinggi, yaitu sekitar 20% dari penyebab kematian ibu.1
BAB II
PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA KEHAMILAN
Volume Darah
Volume darah ibu meningkat sebanyak 25-52% hingga akhir kehamilan.
Sementara volume plasma meningkat sebanyak 45-50% dibandingkan
dengan jumlah sel darah merah yaitu 20%. Peningkatan yang tidak
proporsional pada volume plasma berpengaruh pada hemodilusi atau
anemia pada kehamilan, yang mencapai maksimum pada usia kehamilan
32 minggu. 2,3
Tekanan Darah
perifer
dan
keberadaan
sirkulasi
plasenta.
Keadaan
vaskularisasi
placental bed mempunyai SVR yang rendah. Selama masa gestasi vena
uterus membesar dan bertambah dan SVR uterus menurun drastis.3,4,5
Hemodinamik intrapartum
kehamilan,
kehilangan
30%
dari
volume
darah
tidak
BAB III
SEPTIC SHOCK
Pathogenesis
Bakteri Gram Positif dan jamur begitu juga dengan Bakteri Gram Negatif
dapat menyebabkan sepsis. Organisme ini dapat menginvasi aliran darah
secara langsung atau masuk dari infeksi lokal, dan mengeluarkan
bermacam-macam substansi dalam aliran darah yang pada akhirnya
menstimulasi pelepasan prekursor plasma atau sel (monosit atau
makrofag, sel endotelial, neutrofil) sebagai mediator endogen dari sepsis.
endotoksin
dalam
darah.
Endotoksin
adalah
adanya substansi-subtansi
Septic shock biasanya diawali dengan nidus infeksi yang masuk ke aliran
darah. Bakteri gram positif akan menghasilkan eksotoksin seperti
Pseudomonas aeruginosa yang dapat menimbulkan
nekrosis dan
kebocoran
pada
kapiler
dan
penambahan
cairan
interstisial , hasil ahir dari mekanisme ini adalah septic shock syndrome. 6
Pada fase awal dari septic shock, curah jantung dan denyut jantung
meningkat, tekanan darah arteri menurun. Keadaan ini akan menjadi
progresif dengan penurunan curah jantung karena darah balik berkurang,
ditandai dengan turunnya tekanan vena sentral.
Hipertensi
paru-paru
akibat
tahanan
pembuluh
darah
meningkat
Pada pasien dengan shock sepsis, nilai endotoksin dapat dinilai dari kultur
darah, kadar asam laktat darah, dan rendahnya resisten sistemik vaskular.
Pada pasien dengan shock sepsis dan kultur darah yang positif,
endotoksemia berhubungan dengan peningkatan kematian (39%) jika
dibandingkan dengan pasien tanpa endotoksemia.
Gejala Klinis
Shock sepsis dapat dibagi menjadi tiga tingkatan, presyok, syok awal atau
fase hangat, dan shock lanjut atau fase dingin. Pada keadaan preshock,
pasien mengalami takipnea dan alkalosis respiratoris. Kondisi ini lebih
tepat dideskripsikan sebagai hiperdinamik sedang dengan peningkatan
cardiac ouput, penurunan resisten sistemik vaskular, dan tekanan darah
yang normal.
10
Respon terbaik terapi ada pada tingkatan ini. Pada fase hangat tekanan
darah menurun (sistolik kurang dari 60 mmHg) dan penurunan resistensi
sistemik vaskular secara drastis, perubahan status kesadaran, serta
temperatur yang tidak stabil.
Seiring keadaan ini berlanjut pada fase dingin aktifasi dari sistem saraf
simpatis dengan pelepasan katekolamin akan mengarah ke vasokonstriksi
berat, yang akan menghentikan aliran darah dari jaringan perifer ke atas
jantung
dan
otak.
Kompensasi
vasokonstriksi
ini
menghasilkan
11
Lactate acidosism, perfusi jaringan yang kurang dan pengaruh dari faktor
depresan miokardial dapat juga menyebabkan penurunan kerja jantung. Janin
lebih resisten terhadap efek endotoksin dibandingkan ibu. Namun perubahan
pada aliran uteroplasenta dapat menyebabkan hipoksia, asidosis, solusio
plasenta, perdarahan intrakranial, dan kematian janin dalam kandungan.
Manifestasi klinis dari septic shock tergantung dari organ yang terganggu.
Penyebab utama kematian pada pasien dengan kondisi ini adalah insufisiensi
pernapasan akibat ARDS.
Pulmonary
tachycardia, hypotension
Tachypnea, arteriovenous
Gastroitestinal
Hepatic
Kidneys
Hematologic
hypoxemia
Vomitting, diarrhea
Increased AST (SGOT) and billirubin
Oliguria, renal failure
Hemoconcentration, thrombocytopenia,
shunting,
leukocytosis, coagulopathy
Penyebab dari septic shock adalah abortus septik, korioamnionitis dan infeksi
postpartum, pielonefritis, dan infeksi saluran pernapasan. Walaupun septic shock
12
tetap menjadi salah satu penyebab kematian terbesar pada pasien obstetrik,
insidensi kematiannya lebih rendah dibanding dengan pasien nonobstetrik. Sisa
konsepsi dan infeksi genitourinaria merupakan faktor yang cukup berpengaruh
pada terjadinya sepsis.
DIAGNOSIS
Tiap saat infeksi bakterial dijumpai, tekanan darah dan jumlah urin harus
dimonitor secara intensif. Septic shock, sebagaimana dengan shock
13
cairan
intravena
untuk
memperbaiki
sirkulasi
volume,
14
15
16
BAB IV
MANAJEMEN SEPTIC SHOCK
Prinsip Penanganan
Pada pasien obstetrik pada keadaan sepsis yang kritis, memerlukan
pendekatan yang agresif untuk memaksimalkan hasil luaran ibu dan janin.
Penatalaksanaan septic shock mempunyai tiga komponen utama.
Pertama,
penyebab
menggunakan
infeksi
diidentifikasi
dan
dieliminasi
pembedahan,
pengobatan
antibiotik,
atau
dengan
bahkan
organ
harus
dipertahankan
dengan
bantuan
alat
monitor
tindakan
pembedahan
dan
keseluruhan
mengelami
17
cairan
septic
shock
sebelum
termasuk
shock
dapat
untuk
menyeimbangkan
menyebabkan
kerusakan
18
19
Cairan
Tujuan pemberian terapi cairan adalah untuk penyebaran cairan
secepatnya yang akan meningkatkan cardiac output dan asupan oksigen.
Karena terjadi vasodilatasi dan kebocoran kapiler yang muncul akibat
septic shock, kebanyakan pasien membutuhkan 1 sampai 2 liter cairan
koloid atau 4 sampai 8 liter kristaloid untuk memperbaiki sirkulasi volume
secara adekuat. Tujuannya adalah menaikkan mean arterial pressure
menjadi 65 sampai 75 mmHg dan memperbaiki perfusi jaringan dalam 1
jam setelah hipotensi terjadi.
20
Jenis cairan yang digunakan tidak bermakna secara klinis pada hasil
luaran selama penggunaanya efektif. Penggunaan kristaloid dapat
diberikan cepat sebanyak 500 sampai 1000 ml dalam 5 sampai 10 menit
hingga mean arterial pressure dan perfusi jaringan adekuat. Karena koloid
lebih lama bertahan dalam intravaskular, mereka dapat menyebabkan
oedem pulmonum. Sel darah merah dapat diberikan pada pasien dengan
kadar Hb kurang dari 10 g/dl. Komplikasi utama dari resusitasi cairan ini
adalah oedem jaringan. Oedem paru merupakan komplikasi yang sering
dan diawali dengan takipnea dan hipoksemia. 5,14
21
Vasoactive agents
Pasien yang tidak bereaksi terhadap terapi cairan harus mendapatkan
vasoactive agents seperti dopamine hydrochloride, norepinephrine,
dobutamine, epinephrin, dan phenylephrine hydrochloride.
Dosis
CO
Dopamine Hcl
Norephinephrine
Dobutamin
Epinephrine
Phenylephrine
5-20 g/kg/min
0,05-5 g/kg/min
5-20 g/kg/min
0,05-2 g/kg/min
2-10 g/kg/min
2+
-/0/+
2+
2+
-/0
Efek
MAP
1+
2+
-/0/2+
2+
2+
SVR
1+
2+
2+
2+
Catatan :
CO : cardiac output; MAP: mean arterial pressure; SVR: systemic vascular
resistance
Efektivitas paling rendah minus (-) dan nilai efektif yang paling tinggi 2+
16
Antibiotik
Antibiotik tetap merupakan salah satu pengobatan yang menurunkan
mortalitas dalam septic shock. Pemberian antibiotik dapat diberikan dalam
2
jam
setelah
sepsis
ditegakkan.
Karena
lokasi
infeksi
dan
Peningkatan prevalensi dari jamur, bakteri gram positif, basili gram negatif,
Staphylococcus aureus, enterococcus, pneumococcus merupakan
pertimbangan pemilihan antibiotik. 1,4,13
23
gram negatif dan positif harus dilakukan. Pada sepsis puerperium juga
dibutuhkan antibiotik anaerobik. Kombinasi yang sering digunakan adalah
penisilin, aminoglikosida, dan clindamisin atau metronidazole. Kombinasi
alternatif adalah pemakaian generasi kedua atau ketiga dari cepalosporin
dengan metronidazole. Piperacillin-tazobactam merupakan kombinasi
yang cukup memadai untuk sepsis yang berasal dari intraabdominal.4,15,16
DAFTAR PUSTAKA
24
obstetrics.
21st
Ed,
McGraw-Hill
Company,
2001,
Philadelphia. 43:1159-71
25
The
coutcomes
of
septic
shock.
Available
at
http://www.studyhealth.com
15. Bridges E, Dukes MS. Cardiovascular aspects of septic shock :
pathophysiology, monitoring, and treatment. Critical Care Nurse,
2005.25:14-42
16. Schrier RW, Wang W. Mechanism of disease: acute renal failure
abd sepsis. N Engl J Med 2004;351:159-69
26
27