Anda di halaman 1dari 20

IDENTIFIKASI PSEUDOMONAS

Pseudomonas berasal dari bahasa yunani yaitu pseudo berarti palsu


dan monas berarti
satu
unit. Pseudomonas
sp merupakan bakteri
hidrokarbonoklastik yang mampu mendegradasi berbagai jenis hidrokarbon.
Keberhasilan
penggunaan
bakteri
Pseudomonas
dalam
upaya
bioremediasi lingkungan akibat pencemaran hidrokarbonmembutuhkan
pemahaman tentang mekanisme interaksi antara bakteri Pseudomonas sp.
dengan senyawa hidrokarbon.
Kemampuan bakteri Pseudomonas sp. dalam mendegradasi hidrokarbon
dan
dalam
menghasilkan biosurfaktan menunjukkan
bahwa
isolat
bakteri Pseudomonas sp. berpotensi untuk digunakan dalam upaya
bioremediasi lingkungan akibat pencemaran hidrokarbon.
Genus pseudomonas terdiri dari sejumlah kuman batang gram negatif
yang tidak meragi karbohidrat, hidup aerob di tanah dan di air.
Dalam habitat alam tersebar luas dan memegang peranan penting dalam
pembusukan zat organik. Bergerak dengan flagel polar, satu atau lebih.
Beberapa diantaranya adalah fakultatif khemoliotrof, dapat memakai H2
atau CO sebagai sumber karbon katalase positif.
Ada yang patogen bagi binatang atau tanaman dan ada yang patogen
bagi kedua-duanya. Kebanyakan spesies pseudomonas tidak menyebabkan
infeksi pada manusia, tetapi kuman ini penting karena bersifat oportunis
patogen, dapat menyebabkan infeksi pada individu dengan ketahanan tubuh
yang menurun.
Infeksi biasanya gawat, sulit diobati dan biasanya merupakan infeksi
nosokomial. Genus pseudomonas mempunyai spesies paling sedikit 10-12
yang penting dalam klinik. Klasifikasi pseudomonas berdasar pada homologi
rRNA atau DNA dan sifat pertumbuhannya.
Spesies-spesies pseudomonas :
Pseudomonas aeruginosa
Pseudomonas flouresen
Pseudomonas putida
Pseudomonas stutzeri
Pseudomonas mendocina

Pseudomonas aeruginosa
A.

Gambaran umum

Pseudomonas aeruginosa merupakan patogen utama bagi manusia.


Bakteri ini kadang-kadang mengkoloni pada manusia dan menimbulkan
infeksi apabila fungsi pertahanan inang abnormal. Oleh karena
itu, P.aeruginosa disebut
patogen
oportunistik,
yaitu
memanfaatkan
kerusakan pada mekanisme pertahanan inang untuk memulai suatu infeksi.
Bakteri ini dapat juga tinggal pada manusia yang normal dan berlaku
sebagai saprofit pada usus normal dan pada kulit manusia. Tetapi,
infeksi P.aeruginosa menjadi problema serius pada pasien rumah sakit yang
menderita kanker, fibrosis kistik dan luka bakar. Angka fatalitas pasienpasien tersebut mencapai 50 %. P. aeruginosatermasuk dalam genus
Pseudomonas, bakteri gram negatif, berbentuk tangkai, polar dan berflagel.
B.

Klasifikasi Ilmiah

Kingdom
Phylum
Class
Order
Family
Genus

:
:
:
:
:
:

Species

C.

Bacteria
Proteobacteria
Gamma Proteobacteria
Pseudomonadales
Pseudomonadaceae
Pseudomonas
Pseudomonas aeruginosa

Morfologi dan Identifikasi

Pseudomonas aeruginosa berbentuk batang dengan ukuran sekitar 0,6


x 2 m. Bakteri ini terlihat sebagai bakteri tunggal, berpasangan, dan
terkadang membentuk rantai yang pendek. P. aeruginosa termasuk bakteri
gram negatif. Bakteri ini bersifat aerob, katalase positif, oksidase positif,
tidak mampu memfermentasi tetapi dapat mengoksidasi glukosa/karbohidrat
lain, tidak berspora, tidak mempunyai selubung (sheat) dan mempunyai
flagel monotrika (flagel tunggal pada kutub) sehingga selalu bergerak.
Bakteri ini dapat tumbuh di air suling dan akan tumbuh dengan baik
dengan adanya unsur N dan C. Suhu optimum untuk pertumbuhan P.
aeruginosa adalah 42o C. P. aeruginosa mudah tumbuh pada berbagai media
pembiakan karena kebutuhan nutrisinya sangat sederhana. Di laboratorium,
medium paling sederhana untuk pertumbuhannya digunakan asetat (untuk
karbon) dan ammonium sulfat (untuk nitrogen).
Pembiakan dari spesimen klinik biasanya menghasilkan satu atau dua tipe
koloni yang halus :

a. Koloni besar dan halus dengan permukaan rata dan meninggi.


b. Koloni halus dan mukoid sebagai hasil produksi berbahan dari alignat. Tipe
ini sering didapat dari sekresi saluran pernafasan dan saluran kemih.
Alignat merupakan suatu eksopolisakarida yang merupakan polimer
dari glucoronic acid dan mannuronic acid, berbentuk gel kental disekeliling
bakteri. Alignat ini memungkinkan bakteri untuk membentuk biofilm, yaitu
kumpulan koloni sel-sel mikroba yang menempel pada suatu permukaan
misalnya kateter intravena atau jaringan paru. Alignat dapat melindungi
bakteri dari pertahanan tubuh inang, seperti limfosit, fagosit, silia, di saluran
pernafasan, antibodi, dan komplemen. P. aeruginosa membentuk biofilm
untuk membantu kelangsungan hidupnya saat membentuk koloni pada paruparu manusia.
Terkadang menghasilkan bau yang manis dan menyerupai anggur.
Koloni yang dibentuk halus bulat dengan warna fluoresensi yang kehijauhijauan. Bakteri ini menghasilkan pigmen yang tak berfluoresensi kehijauan
(plosianin). Strain P. aeruginosa menghasilkan pigmen yang berfluoresensi
antara lain: piooverdin (warna hijau), piorubin (warna merah gelap),
piomelanin (hitam). P. aeruginosa yang berasal dari koloni yang berbeda
mempunyai aktivitas biokimia, enzimatik dan kepekaan antimikroba yang
berbeda.
Pili (fimbriae) menjulur dari permukaan sel dan membantu pelekatan
pada sel epitel inang. Lipopolisakarida yang terdapat dalam banyak
imunotipe merupakan salah satu faktor virulensi dan juga melindungi sel dari
pertahanan tubuh inang. P. aeruginosadapat digolongkan berdasarkan
imunotipe lipopolisakarida dan kepekaannya terhadap piosin (bakteriosin).
Produk ekstraseluler yang dihasilkan berupa enzim-enzim, yaitu elastase
protease dan dua hemolisin, fosfolipase C yang tidak tahan panas dan
rhamnolipid.
P. aeruginosa resisten terhadap konsentrasi tinggi garam dan zat
pewarna, antiseptik, dan banyak antibodi yang sering digunakan. Suatu studi
intensif menyatakan bakteri ini mempunyai gen untuk resistensi terhadap
merkuri, disebut gen mer yang berada dalam plasmid.
Kemampuan P. aeruginosa menyerang jaringan bergantung pada
reproduksi enzim-enzim dan toksin-toksin, yang merusak barier tubuh dan
sel-sel inang. P. aeruginosa seperti yang dihasilkan bakteri Gram-negatif lain,
misalnya endotoksin menyebabkan gejala sepsis dan syok septik, eksotoksin

A menyebabkan nekrosis jaringan, enzim-enzim ekstra seluler bersifat


histotoksik dan mempermudah infasi kedalam pembuluh darah.

D. Siklus Hidup
Adanya rangsangan dari lingkungan (luar tubuh) akan memicu
pengaturan yang memberikan sinyal kepada system penginderaan berupa
sinyal mikroba. Kemudian bakteri ini akan membenrtuk sel planktonik yang
kemudian membuat formasi biofilm. Pembentukan biofilm dimulai dengan
terangkatnya mikroorganisme bebas-mengambang ke permukaan. Koloni
pertama menuju ke permukaan secara perlahan (gaya van der Waals yang
reversible). Jika koloni tidak segera dipisahkan dari permukaan, mereka
dapat membuat diri mereka lebih permanen dengan menggunakan struktur

sel adhesi seperti pili. Koloni pertama memfasilitasi kedatangan sel lain
dengan menyediakan situs adhesi lebih beragam dan mulai membangun
matriks yang memegang biofilm bersama-sama. Tahap akhir pembentukan
biofilm dikenal sebagai pembangunan, dan tahap di mana biofilm didirikan
dan hanya dapat berubah dalam bentuk dan ukuran. Perkembangan biofilm
memungkinkan untuk koloni sel agregat (ies) menjadi semakin resisten
antibiotik. Formasi biofilm ini akan mengirimkan sinyal ke sel inang. Setelah
proses pembentukkan biofilm, sel inang mengirimkan sinyal sitokinesis
kepada bakteri ini yang kemudian menghasilkan sinyal adanya molekul
metabolit sekunder.
Pseudomonas aeruginosa akan keluar dari sumbernya, mengalami
penyebaran dan mempunyai gerbang masuk bagi inang yang
rentan. Pseudomonas aeruginosa akan keluar dari saluran yang telah
diinfeksinya. Apabila menginfeksi pada saluran pernapasan maka akan
meninggalkan saluran tersebut dan berpindah pada inang rentan yang lain.
Mengingat Pseudomonas aeruginosa merupakan patogen nosokomial, cara
pemindahsebarannya dapat melalui penanganan dan penggunaan alat yang
tidak steril. Kemudian akan menginfeksi inang lain yang rentan pada bagian
tertentu misalnya saluran kencing. Inang rentan ini biasanya pasien bedah,
pasien yang terluka atau luka bakar, pasien yang menjalani pengobatan
radiasi, juga pasien dengan peralatan yang menembus tubuh.
E. Reaksi biokimia
Kuman ini dapat mencairkan gelatin dan tidak membentuk H2S. Indol (-)
dan kadang-kadang terjadi false indol (+). Hal ini, terjadi bila dipakai
reagensia Erlich dan sebaiknya memakai reagensia dari Kovac. Tidak
memecah
urea.
P. aerugonisa merupakan organisme yang sangat mudah beradaptasi dan
dapat memakai 80 gugus organik yang berbeda untuk pertumbuhannya dan
amonia sebagai sumber nitrogen.
Dapat tumbuh pada perbenihan yang dipakai untuk isolasi kuman
Enterobacteriaceae dan mempunyai kemampuan untuk menolerir keadaan
alkalis, jiuga dapat tumbuh pada perbenihan untuk kuman fibrio. Meskipun,
pseudomonas merupakan organisme aerob, tetapi ia dapat mempergunakan
nitrat dan arginin sebagai aseptor elektron dan tumbuh secara an aerob.
Suhu pertumbuhan optimum ialah 35C tetapi dapat juga tumbuh 42C.
Hasil isolasi bahan klinik sering memberikan beta hemolisis pada agar darah.
P. aerugonisa adalah satu-satunya spesies yang menghasilkan:

1. piosianin, suatu pigmen yang larut dalam kloroform. Strain lainnya


menghasilkan pigmen fenazin.
2. fluorezen, suatu pigmen yang larut dalam air. Beberapa strain
menghasilkan pigmen darah.
F. Epidemiologi
P. aerugonisa terdapat di tanah dan air, dan pada 10% orang merupakan
flora normal di kolon (usus besar). Dapat dijumpai pada daerah lembab di
kulit dan dapat membentuk koloni pada saluran pernapasan bagian atas
pasien-pasien rumah sakit.
P. aerugonisa dapat dijumpai di banyak tempat di rumah sakit,
disinfektan, alat bantu pernapasan, makanan, saluran pembuangan air, dan
kain pel merupakan beberapa contoh resevoir. Selain itu, dapat juga lewat
hewan
(lalat,
nyamuk,
dsb)
yang
telah
tercemar. Pseudomonas
aeruginosa menyebabkan kontaminasi pada perlengkapan anestesi dan
terapi pernafasan, cairan intravena, bahkan air hasil proses penyulingan.
Suatu penelitian di unit perawatan intensif neonatus menyatakan
bahwa P. aerugonisa paling
sering
membentuk
koloni
di
saluran
pernapasan dan saluran cerna. Hal ini terutama dijumpai pada bayi prematur
oleh karena pH lambung sering tinggi sehingga mendukung pertumbuhan
bakteri. Penyebaran terjadi dari pasien ke pasien lewat tangan karyawan
rumah sakit, melalui kontak langsung dengan reservoir, atau lewat
pencernaan makanan dan minuman yang terkontaminasi.
P. aerugonisa menyebabkan kontaminasi pada perlengkapan anestesi
dan terapi pernapasan , cairan intravena, bahkan air hasil proses
penyulingan. Endoskopi, termasuk bronkoskopi adalah alat-alat medik yang
paling sering dihubungkan dengan berjangkitnya infeksi nosokomial. Suatu
penelitian di AS membuktikan bawa dari 414 pasien yang menjalani prosedur
bronkoskopi didapati 9,4% infeksi saluran napas atas dan bawah serta infeksi
lewat aliran darah, dan pada 66,7% dari infeksi tersebut didapati P.
aerugonisa sesudah dilakukan kultur.
Karena merupakan patogen nosokomial maka metode untuk
mengendalikan infeksi ini mirip dengan metode untuk patogen nosokomial
lainnya. Kemampuannya untuk tumbuh subur dalam lingkungan yang basah
menuntut perhatian khusus pada bak cuci, bak air, pancuran, bak air panas,
dan daerah basah yang lain. Untuk mencegah terkontaminasinya kolam
renang umum, dilakukan klorinasi terhadap air kolam renang, menghindari
lantai kolam renang yang kasar untuk mengurangi gesekan pada kulit, dan

membersihkan lantai kolam renang beserta saluran air menggunakan


senyawa ammonium quaternium diikuti penggunaanozone untuk memecah
biofilm.
Untuk tujuan epidemiologi, strain dapat ditentukan tipenya berdasarkan
kepekaan terhadap piosin dan imunotipe lipopolisakaridanya. Vaksin dari
jenis yang tepat yang diberikan pada penderita dengan risiko tinggi akan
memberikan perlindungan sebagian terhadap spesies Pseudomonas. Terapi
semacam itu telah digunakan secara ekperimental pada penderita leukimia,
luka bakar, fibrosis kistik, dan imunosupresi.
G. Patogenesis
Faktor sifat yang memungkinkan organisme mengatasi pertahanan tubuh
normal dan menimbulkan penyakit ialah : pili, yang melekat dan merusak
membran basalis sel; polisakarida simpai, yang meningkatkan perlekatan
pada jaringan tetapi tidak menekan fagositosis; suatu hemolisin yang
memiliki aktivitas fosfolipasa; kolagenasa dan elastasa dan flagel untuk
membantu pergerakan.
Sedangkan faktor yang menentukan daya patogen adalah LPS mirip
dengan yang ada pada Enterobacteriaceae; eksotoksin A, suatu transferasa
ADP-ribosa mirip dengan toksin difteri yang menghentikan sintesis protein
dan menyebabkan nekrosis di dalam hati; eksotoksin S yang juga merupakan
transferasa ADP-ribosa yang mampu menghambat sintesis protein eukariota.
Produksi enzim-enzim dan toksin-toksin yang merusak barrier tubuh dan
sel-sel inang menentukan kemampuan Pseudomonas aeruginosa menyerang
jaringan. Endotoksin P. aeruginosa seperti yang dihasilkan bakteri Gramnegatif lain menyebabkan gejala sepsis dan syok septik. Eksotoksin A
menghambat sintesis protein eukariotik dengan cara kerja yang sama
dengan cara kerja toksin difteria (walaupun struktur kedua toksin ini tidak
sama) yaitu katalisis pemindahan sebagian ADP-ribosil dari NAD kepada EF2. Hasil dari kompleks ADP-ribosil-EF-2 adalah inaktivasi sintesis protein
sehingga mengacaukan fungsi fisiologik sel normal. Enzim-enzim
ekstraseluler, seperti elastase dan protease mempunyai efek hidrotoksik dan
mempermudah invasi organisme ini ke dalam pembuluh darah.
Antitoksin terhadap eksotoksin A ditemukan dalam beberapa serum
manusia, termasuk serum penderita yang telah sembuh dari infeksi yang
berat. Psiosianin merusak silia dan sel mukosa pada saluran pernafasan.
Lipopolisakarida mempunyai peranan penting sebagai penyebab timbulnya
demam, syok, oliguria, leukositosis, dan leukopenia, koagulasi intravaskular

diseminata, dan sindroma gagal pernafasan pada orang dewasa.


Strain Pseudomonasaeruginosa yang punya sistem sekresi tipe III, secara
signifikan lebih virulen dibandingkan dengan yang tidak punya sistem sekresi
tersebut. Sistem sekresi tipe III adalah sistem yang dijumpai pada bakteri
gram negatif, terdiri dari sekitar 30 protein yang terbentang dari bagian
dalam hingga luar membran sel bakteri, berfungsi seperti jarum suntik yang
menginjeksi toksin-toksin secara langsung ke dalam sel inang sehingga
memungkinkan toksin mencegah netralisasi antibodi.
Pseudomonas aeruginosa menimbulkan berbagai penyakit diantaranya
yaitu :

Infeksi pada luka dan luka bakar menimbulkan nanah hijau kebiruan

Infeksi saluran kemih.

Infeksi pada saluran napas mengakibatkan pneumonia yang disertai


nekrosis.

Otitis eksterna ringan pada perenang.

Infeksi mata.
H. Gejala Klinik
Gejalanya tergantung bagian tubuh yang terkena, tetapi infeksi ini
cenderung berat:
a. Infeksi pada luka atau luka bakar, ditandai dengan nanah biru-hijau dan bau
manis seperti anggur. Infeksi ini sering menyebabkan daerah ruam berwarna
hitam keunguan dengan diameter sekitar 1 cm, dengan koreng di tengahnya
yang dikelilingi daerah kemerahan dan pembengkakan. Ruam ini sering
timbul di ketiak dan lipat paha. Hal ini dapat juga dialami oleh penderita
kanker.
b. Infeksi saluran kemih, biasanya kronis dan terjadi pada orang yang sudah
tua.
c. Pneumonia, pada fibrosis kistik mungkin terjadi kolonisasi kuman strain yang
berlendir pada paru-paru. Infeksi paru-paru pada penderita bila
menghirup Pseudomonas aeruginosa dalam jumlah besar pada alat bantu
pernafasan yang tercemar. Sering menyebabkan gangguan mental, renjatan
septik gram negatif dan sianosis yang semakin berat.
d. Otitis eksterna maligna, suatu infeksi telinga, bisa menyebabkan nyeri telinga
hebat dan kerusakan saraf dan sering terjadi pada penderita kencing manis.
e. Infeksi mata, Pseudomonas aeruginosa bisa menyebabkan koreng pada
mata, mencemari lensa mata dan cairan lensa.

I. Diagnosis
Biakan merupakan tes spesifik untuk diagnosis infeksi Pseudomonas
aeruginosa. Bakteri batang gram negatif nonfermenter mudah tumbuh pada
media isolasi primer rutin dan mudah diisolasidari spesimen klinik atau
lingkungan rumah sakit. Biasanya diisolasi pada media agar pepton dengan
atau tanpa penambahan 5% darah domba atau kelinci, meskipun media
yang diperkaya darah tidak menjadi dasar untuk isolasi bakteri ini. Selain
agar darah, untuk isolasi primer digunakan salah satu media diferensial,
misalnya agar MacConkey atau eosinmetlrylene blue. Pada media diferensial
tersebut Pseudomonas aeruginosa tumbuh sebagai koloni yang tidak
memfermentasi laktosa (tidak berwarna). Media isolasi primer biasanya
diinkubasi pada 35 C atau 37C. Media mengandungcetrimide, irgasan, C390, sodium lauroyl sarcosine, atau senyawa yang sama, digunakan untuk
isolasi selektif.
Prosedur skrining untuk membedakan Pseudomonas aeruginosa dari
genus yang sama dan spesies nonfermenter lainnya adalah bau, pigmentasi,
morfologi koloni, reaksi pada pewarnaan Gram,morfologi fagel, bentuk
penggunaan glukosa, produksihidrogen sulfida, arginin dihidrolase clan
indofenol oksidase, pertumbuhan pada 42C, clan proses oksidasi glukosa,
xylosa, laktosa, dan maltosa pada media basal oxidative fermentative (OF).
Lebih kurang 15% dari seluruh gram negatif yang diisolasi dari spesimen
klinik adalah nonfermenter, dan lebih kurang 70% dari isolat tersebut
adalah Pseudomonas aeruginosa piosianogenik. Untuk membedakan dari
isolat
lainnya,
diperlukan
metode
identifikasi
tambahan.
Uji
serologik, bactertophage, pola bakteriosin, profil plasmid, dan profil enzim
telah digunakan sebagai penanda epidemiologik atau sarana penelitisn
untuk
identifikasi Pseudomonas
aeruginosa. Antibodi
monoklonaldan
hibridisasi DNA juga telah digunakan untuk identifikasi.
I. Pengobatan dan Pencegahan
Pseudomonas aeruginosa meningkat secara klinik karena resisten
terhadap berbagai antimikroba dan memiliki kemampuan untuk
mengembangkan tingkat Multi Drug Resistance (MDR) yang tinggi. Definisi
dari MDR-PA (Multi Drug Resistance- Pseudomonas aeruginosa) adalah
resisten paling tidak terhadap 3-antimikroba yaitu kelas -laktam,
carbapenem,
aminoglikosida,
dan
fluoroquinon. Pseudomonas
aeruginosa tidak boleh diobati dengan terapi obat tunggal karena tingkat
keberhasilan rendah dan bakteri dengan cepat jadi resisten. Pola kepekaan
bakteri ini bervariasi secara geografik. Maka, diperlukan tes kepekaan

sebagai pedoman untuk pemilihan terapi antimikroba. Penisillin bekerja aktif


terhadapPseudomonas aeruginosa antara lain: tikarsilin, mezlosilin, dan
pipeasilin digunakan dengan dikombinasikan bersama aminoglikosida
biasanya gentamisin, tobramisin/ amikasin. Obat lain yang aktif
terhadap Pseudomonas aeruginosa antara lain aztreonam; imipinem;
kuinolon baru, termasuk siprofloksasin.
Sefalosporin generasi baru, seftazidim dan sefoperakson aktif
melawan Pseudomonas aeruginosa. Seftazidim digunakan secara primer
pada terapi infeksi Pseudomonas aeruginosa.
Pseudomonas aeruginosa sering kali merupakan flora normal yang
melekat pada tubuh kita dan tidak akan menimbulkan penyakit selama
pertahanan tubuh normal. Karena itu, upaya pencegahan yang paling baik
adalah dengan menjaga daya tahan tubuh agar tetap tinggi. Upaya
pencegahan penularan penyakit pada pasien yang dirawat di rumah sakit
dilakukan dengan cara kerja steril atau aseptis yang dilakukan oleh setiap
personil rumah sakit (medis dan paramedis) dengan penuh rasa tanggung
jawab.
Sumber:
Dwidjoseputro,D. 1998. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan. Dan dari
berbagai sumber lain.
Salmonella merupakan bakteri batang gram negatif yang bersifat motil, tidak
membentuk spora, dan tidak berkapsul. Kebanyakkan strain meragikan glukosa,
manosa dan manitol untuk menghasilkan asam dan gas, tetapi tidak meragikan laktosa
dan sukrosa. Organisme salmonella tumbuh secara aerob dan mampu tumbuh secara
anaerob fakultatif. Kebanyakan spesies resistent terhadap agen fisik namun dapat
dibunuh dengan pemanasan sampai 54,4 C (130 F) selama 1 jam atau 60 C (140 F)
selama 15 menit.
Salmonella tetap dapat hidup pada suhu ruang dan suhu yang
rendah selama beberapa hari dan dapat bertahan hidup selama berminggu-minggu
dalam sampah, bahan makanan kering, agfen farmakeutikadan bahan
tinja.
Salmonella memiliki antigen somatik O dan antigen flagella
HH. Antigen O adalah komponen lipopolisakarida dinding sel yang stabil terhadap
panas sedangkan antigen H adalah protein labil panas.
1.Coovadia HM, Loening WEK. Typhoid. Bactrial infections. In: Coovadia HM, Loening WEK,
eds. Pediatric and child health. Oxford University Press, 1984;147-51.

A. Patogenesis
Salmonella typhi adalah bakteri gram negatif, termasuk keluarga Enterobacteriaceae.
Bakteri ini memiliki antigen O9 dan O12 LPS, antigen protein flagelar Hd dan antigen
kapsular Vi. Di Indonesia beberapa isolate memiliki jenis flagella yang unik yaitu Hj (2).
Seseorang terinfeksi Salmonella typhi melalui makanan atau minuman yang
terkontaminasi bakteri tersebut. Waktu inkubasi sangat tergantung pada kuantitas
bakteri dan juga host factors. Waktu inkubasi umumnya berkisar antara 3 hari sampai >
60
hari
.
Organisme
yang masuk ke dalam tubuh akan melewati pilorus dan mencapai usus kecil. Organisme
secara cepat berpenetrasi ke dalam epitel mukosa melalui sel-sel microfold atau
enterocytes dan mencapai lamina propria, di mana secara cepat ditelan oleh makrofag.
Beberapa bakteri masih berada di dalam makrofag jaringan limfoid usus kecil. Beberapa
mikroorganisme melewati sel-sel retikuloendotelial hati dan limpa. Salmonella typhi
dapat bertahan dan bermultiplikasi dalam sel-sel fagosit mononuclear folikel-folikel
limfoid, hati dan limpa.
Pada fase
bakteremia, organisme menyebar ke seluruh bagian tubuh. Tempat yang paling banyak
untuk infeksi sekunder adalah hati, limpa, sumsum tulang, empedu dan Peyers Patches
dari terminal ileum. Invasi empedu terjadi secara langsung dari darah atau oleh
penyebaran retrograde dari bile. Organisme diekskresikan ke dalam empedu (melalui
reinvasi dinding intestinal) atau ke dalam feses. Banyak faktor yang mempengaruhi
tingkat keparahan dan outcome klinis demam tifoid. Faktor-faktor tersebut adalah
lamanya sakit sebelum memperoleh terapi yang sesuai, pilihan antimikroba yang
digunakan, paparan sebelumnya/riwayat vaksinasi, virulensi strain bakteri,kuantitas
inokulum yang tertelan, host factors (tipe HLA, keadaan imunosupresi, dan pengobatan
lain seperti H2blockers atau antasida yang mengurangi asam lambung). 3.Feigin RD.
Typhoid fever (enteric fever). In: BehrmanRE, Kliegman RM, Nelson WE, Vaughan VC III,
eds. Nelson textbook of pediatrics; 14th ed. Philadelphia: Saunders,1990; 7311-34.

Salmonella adalah
suatu
genus bakteri enterobakteria gram-negatif
berbentuk
tongkat/batang yang menyebabkan tifus, paratifus, dan penyakit foodborne. Spesiesspesies Salmonella dapat bergerak bebas dan menghasilkan hidrogen sulfida. Salmonella dinamai
dari Daniel Edward Salmon, ahli patologi Amerika, walaupun sebenarnya, rekannya Theobald
Smith (yang terkenal akan hasilnya pada anafilaksis) yang pertama kali menemukan bakterium
tahun 1885 pada tubuh babi. Habitat Inang bagi Salmonella adalah usus halus manusia dan
hewan. Makanan dan minuman terkontaminasi merupakan mekanisme transmisi
kuman Salmonella dan carrier adalah sumber infeksi. Salmonella typhi bisa berada dalam air, es,

debu, sampah kering yang bila organisme ini masuk ke dalam vehicle yang cocok (daging,
kerang dan sebagainya) akan berkembang biak mencapai dosis infekti.
Dimensi Bakteri berbentuk batang, tidak berspora dan tidak bersimpai tetapi mempunyai
flagel feritrik (fimbrae), pada pewarnaan gram bersifat gram negatif, ukuran 2- 4 mikrometer x
0.5-0.8 mikrometer dan bergerak.
Adapun bakteri salmonella dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Kelas
:Psilopsida.
Ordo
:Psilotales.
Family
:Psilotaceae.
Genus
:Salmonella.
Species
:salmonella typhi.

Habitat Inang bagi Salmonella adalah usus halus manusia dan hewan. Makanan dan
minuman terkontaminasi merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah
sumber infeksi. Salmonella typhi bisa berada dalam air, es, debu, sampah kering yang bila
organisme ini masuk ke dalam vehicle yang cocok (daging, kerang dan sebagainya) akan
berkembang biak mencapai dosis infekti.
Dimensi Bakteri berbentuk batang, tidak berspora dan tidak bersimpai tetapi mempunyai
flagel feritrik (fimbrae), pada pewarnaan gram bersifat gram negatif.
Salmonella typhy masuk kedalam tubuh manusia melalui makanan dan minuman yang
terkontaminasi. Bakteri masuk kesaluran cerna, usus selanjutnya melalui aliran darah masuk
kehati, limfa, sumsum tulang dan empedu.
Sacara bertahap dalam waktu 8 14 hari setelah terinfeksi bakteri Salmonella biasa
menimbulkan gejala demam tifoid berupa : demam, sakit kepala, lemah dan lelah, sakit
tenggorokan, nyeri perut dan diare (terutama anak-anak) atau konstipasi atau sembelit (terutama
orang dewasa) memasuki minggu kedua, pada penderita biasa timbul bercak kecil
kemerahan (rose sport) dibagian bawah dada atau bagian atas perut, yang biasanya hilang dalam
3-4 hari.
Penyakit ini biasanya berlangsung 3 5 minggu, diikuti komplikasi utama berupa
perdarahan pada saluran pencernaan dan perporasi usus disertai peritonitis.
Defenisi
Salmonella typhi merupakan salah satu spesies bakteri salmonella yang berbentuk
basil, gram negatif, fakultatif aerob, bergerak dengan flagel pertrich, mudah tumbuh pada
perbenihan biasa dan tumbuh baik pada perbenihan yang mengandung empedu yang apabila
masuk kedalam tubuh manusia akan dapat menyebabkan penyakit infeksi S. typhi dan
mengarah kepengembangan tifus,atau demam enterik.

Salmonella typhi menyebabkan penyakit demam tifus (Typhoid fever), karena invasi bakteri
ke dalam pembuluh darah dan gastroenteritis, yang disebabkan oleh keracunan
makanan/intoksikasi. Gejala demam tifus meliputi demam, mual-mual, muntah dan kematian S.
typhi memiliki keunikan hanya menyerang manusia, dan tidak ada inang lain.
Infeksi Salmonella dapat berakibat fatal kepada bayi, balita, ibu hamil dan kandungannya
serta orang lanjut usia. Hal ini disebabkan karena kekebalan tubuh mereka yang menurun.
Kontaminasi Salmonella dapat dicegah dengan mencuci tangan dan menjaga kebersihan
makanan yang dikonsumsi.
Sifat Bakteri Salmonella Typhi
Adapun sifat dari bakteri diatas adalah sabagai berikut :
bentuk batang, gram negatif, fakultatif aerob, bergerak dengan flagel pertrich, mudah tumbuh
pada perbenihan biasa dan tumbuh baik pada perbenihan yang menganddung empedu.
sebagian besar salmonella typhi bersifat patogen pada binatang dan merupakan sumber infeksi
pada manusia, binatang-binatang itu antara lain tikus, unggas, anjing, dan kucing.
dialam bebas salmonella typhi dapat tahan hidup lama dalam air , tanah atau pada bahan
makanan. di dalam feses diluar tubuh manusia tahan hidup 1-2 bulan.
Struktur antigen
a. Antigen O
Antigen O merupakan somatic yang terletak dilapisan luar tubuh kuman. Struktur kimianya
terdiri dari lipopolisakarida. Antigen ini tahan terhadap pemenasan 100 oC selama 2-5 jam,
alcohol dan asam yang encer.
b. Antigen H
Antigen H merupakan antigen yang terletak di plagella, pibriae atau fili Salmonella typhi dan
berstruktur kimia protein. Antigen ini tidak aktif pada pemanasan di atas suhu 60 oC, dan
pemberian alcohol atau asam.
c. Antigen Vi
Antigen Vi terletak dilapisan terluar Salmonella typhi (kapsul) yang melindungi kuman dari
pagositas dengan struktur kimia glikolitid. Akan rusak bila dipanaskan selama 1 jam pada suhu
60oC, dengan pemberian asam dan fenol. Antigen inidigunakan untuk mengetahui adanya karier.
d. Outer Membrane Protein (OMP)
Antigen OMP Salmonella Typhi merupakan bagian dinding sel yang terletak diluar membrane
plasma dan lapisan peptidoglikan yang membatasi sel terhadap ingkungan sekitarnya. OMP ini
terdiri dari 2 bagian yaitu proteinnonporin.

IDENTIFIKASI PROTEUS

Proteus sp.
1. Morfologi
Proteus spp. termasuk dalam famili enterobakteriaceae, bakteri bentuk batang,
gram negatif, tidak berspora, tidak berkapsul, flagel peritrik, ada yang cocobacilli,
polymorph, berpasangan atau membentuk rantai, kuman ini berukuran 0,4-0,8 x 1.0-0,3
mm. Bakteri proteus sp. Termasuk dalam bakteri non fruktosa fermenter, bersifat
fakultatif aerobe/anaerob.

2. Sifat biakan
Merupakan bakteri aerob/anaerob fakultatif. Mengeluarkan bau khas dan
swarming pada media BAP. Proteus sp. Menunjukan pertumbuhan yang menyebar
pada susu 37o c. Proteus sp. membentuk asam dan gas dari glukosa, sifatnya khas
antara lain mengubah fenil alanin menjadi asam fenil alanin pirufat atau PAD dan
menghidrolisa urea dangan cepat karena adanya enzim urase pada TSIA bersifat alkali
asam dengan membentuk H2s. Proteus sp. disebut juga bakteri proteolitik karena
bakteri ini ini dapat menguraikan dan dapat memecah protein secara aerob / anaerob
sehingga menghasilkan komponen berbau busuk seperti hidrogen, sulfid, amin, indol,
dan asam lemak. Proteus dapat menghidrolisis urea menjado CO 3 dan NH3 serta
melepas amoniak.
3. Culturil dan Biokimia
tumbuh mudah pada media biasa tanpa bahan penghambat,
dalam situasi aerob atau anaerob pada suhu 10 -43 oC.
SSA (salmonella shigella agar), koloni trasparan warna
abu-abu kehitaman ditengah.
BAP (Blood Agar Plate), koloni kecil-sedang, abu-abu,
smooth, keping, ada yang menjalar dan ada yang tidak
menjalar, anhaemolisis.

Mac Conkey Agar Plate, koloni sedang besar, tidak berwarna atau merah muda, non
lactose fermented, smoot menjalar atu tidak, kalau menjalar permukaan koloni
rought(kasar).

Sifat sifat umum genus proteus:


Tes positif
: Motility, phenilanine atau trypthopan deaminase, methyl red tes.
Tes negatif
: ONPG, fermentasi laktose, Voges-proskauer, lysin, dekarboxylase,
arginine, dihidrolisa, malonate broth.
Tes kepekaan terhadap polymixin atau colistin: Resisten
4. Patogenitas
Proteus sp. termasuk kuman patogen, menyebabkan infeksi saluran kemih atau
kelainan bernanah seperta abses, infeksi luka.Proteus sp. Ditemukan sebagai
penyebab diare pada anak anak dan menimbulkan infeksi pada manusia.
5. Penularan penyakit oleh proteus sp.

Penyebaran penyakit oleh Proteus sp. melalui air sumur yang digunakan
penduduk untuk mandi, mencuci, makan dan minum yang kemungkinan bakteri ini
untuk masuk ke tubuh dan masuk melalui luka yang menyebabkan infeksi pada saluran
kemih serta dapat menyebabkan diare.
A. Proteus mirabilis

Aspek Biologi
1. Morfologi

Setelah tumbuh selama 24-48 jam pada media padat, kebanyakan


selberbentuk seperti tongkat, panjang 1-3 m dan lebar 0,4-0,6 m, walaupun
pendek dan gemuk bentuknya kokus biasa. Dalam kultur muda yang mengerumun
di media padat, kebanyakan sel panjang, bengkok, dan seperti filamen, mencapai
10, 20, bahkan sampai panjang 80 m. dalam kultur dewasa, organisme ini tidak
memiliki pengaturan karakteristik : mereka mungkin terdistribusi tunggal,
berpasangan atau rantai pendek. Akan tetapi, dalam kultur muda yang
mengerumun, sel-sel filamen membentang dan diatur konsentris seperti isobar
dalam diagram angin puyuh. Kecuali untuk varian tidak berflagella dan flagella yang
melumpuhkan, semua jenis dalam kultur muda aktif bergerak dengan flagella
peritrik. Flagella tersebut terdapat dalam banyak bentuk dibanding kebanyakan
enterobakter lain, normal dan bentuk bergelombang kadang-kadang ditemukan
bersama dalam organisme sama dan bahkan dalam flagellum yang sama. Bentuk
flagellum juga dipengaruhi pH media.

2. Klasifikasi
Kingdom : Bacteria
Phylum
: Proteobacteria
Class
: Gamma Proteobacteria
Order
: Enterobacteriales
Family
: Enterobacteriaceae
Genus
: Proteus
Species
: Proteus mirabilis
3. Siklus hidup
Sebenarnya Proteus mirabilis merupakan flora normal dari saluran cerna
manusia. Bakteri ini dapat juga ditemukan bebas di air atau tanah. Jika bakteri ini
memasuki saluran kencing, luka terbuka, atau paru-paru akan menjadi bersifat patogen.
Perempuan muda lebih beresiko terkena daripada laki-laki muda, akan tetapi pria
dewasa lebih beresiko terkena daripada wanita dewasa karena berhubungan pula
dengan penyakit prostat. Proteus sering juga terdapat dalam daging busuk dan sampah
serta feses manusia dan hewan. Juga bisa ditemukan di tanah kebun atau pada
tanaman.

Penyakit yang ditimbulkan


Bakteri ini mampu memproduksi enzim urease dalam jumlah besar. Enzim
urease yang menghidrolisis urea menjadi ammonia (NH 3) menyebabkan urin bertambah
basa. Jika tidak ditanggulangi, pertambahan kebasaan dapat memicu pembentukan
kristal sitruvit (magnesium amonium fosfat), kalsium karbonat, dan atau apatit. Bakteri
ini dapat ditemukan pada batu/kristal tersebut, bersembunyi dalam kristal dan dapat
kembali menginfeksi setelah pengobatan dengan antibiotik. Semakin banyak
batu/kristal terbentuk, pertumbuhan makin cepat dan dapat menyebabkan gagal
ginjal. Proteus mirabilis memproduksi endotoksin yang memudahkan induksi ke sistem
respon inflamasi dan membentuk hemolisin. Bakteri ini dapat pula menyebabkan
pneumonia dan juga prostatitis pada pria. P. mirabilis menyebabkan 90% dari 'semua'
Proteus infeksi pada manusia.
1. Gejala
Gejala uretritis tidak terlalu nampak, termasuk frekuensi kencing dan
adanya sel darah putih pada urin. Sistitis (infeksi berat) dapat dengan mudah
diketahui dan termasuk sakit punggung, nampak terkonsentrasi, urgensi, hematuria
(adanya darah merah pada urin), sakit akibat pembengkakan bagian paha atas.
Pneumonia akibat infeksi bakteri ini memiliki gejala demam, sakit pada dada, flu,
sesak napas. Prostatitis dapat diakibatkan oleh infeksi bakteri ini, gejalanya demam,
pembengkakan prostat.

2. Penularan
Infeksi saluran kencing yang disebabkan oleh P. mirabilis juga seringkali
terjadi pada pria dan wanita yang melakukan hubungan seksual tanpa pengaman.
3. Penyebaran
Kebanyakan kasus infeksi Proteus mirabilis terjadi pada pasien di rumah
sakit. Infeksi ini biasanya terjadi karena peralatan media yang tidak steril, seperti
catheters, nebulizers (untuk inhalasi), dan sarung tangan untuk pemeriksaan luka.

Obat yang digunakan

Infeksi Proteus mirabilis dapat diobati dengan sebagian besar jenis penisilin
atau sefalosporin kecuali untuk kasus tertentu. Tidak cocok bila digunakan nitrofurantoin
atau tetrasiklin karena dapat meningkatkan resistensi terhadap ampisilin, trimetoprim,
dan siprofloksin. Jika terbentuk batu/kristal, dokter bedah harus menghilangkan blokade
ini dahulu.

B. Proteus vulgaris
Aspek Biologi
1. Morfologi

Proteus vulgaris adalah berbentuk batang Gram-negatif,chemoheterotroph bakteri.


Ukuran sel individu bervariasi dari0,4 ~ 1,2 ~ 0.6m oleh 2.5m. proteus vulgaris
memiliki flagela dan bergerak aktif.
2. Klasifikasi
Kingdom : Bacteria
Phylum
: Proteobacteria
Class
: Gamma Proteobacteria
Order
: Enterobacteriales
Family
: Enterobacteriaceae
Genus
: Proteus
Species
: Proteus vulgaris
3. Siklus hidup
Sebenarnya Proteus merupakan flora normal dari saluran cerna manusia.
Bakteri ini dapat juga ditemukan bebas di air atau tanah. Jika bakteri ini memasuki
saluran kencing, luka terbuka, atau paru-paru akan menjadi bersifat patogen.
Perempuan muda lebih beresiko terkena daripada laki-laki muda, akan tetapi pria
dewasa lebih beresiko terkena daripada wanita dewasa karena berhubungan pula
dengan penyakit prostat. Proteus sering juga terdapat dalam daging busuk dan sampah
serta feses manusia dan hewan. Juga bisa ditemukan di tanah kebun atau pada
tanaman.

Etiologi dan Epidemiologi

Proteus mirabilis menyebabkan 90% dari infeksi Proteus.


Proteus vulgaris dan Proteus penneri mudah diisolasi dari individu di fasilitas
perawatan jangka panjang dan rumah sakit dan dari pasien dengan penyakit yang
mendasari atau sistem kekebalan tubuh dikompromikan.
Pasien dengan infeksi berulang, orang-orang dengan kelainan struktural saluran
kemih, mereka yang telah instrumentasi uretra, dan mereka yang infeksi diperoleh di
rumah sakit memiliki peningkatan frekuensi infeksi yang disebabkan oleh Proteus dan
organisme lain (misalnya, Klebsiella, Enterobacter, Pseudomonas , enterococci,
staphylococci)

Obat yang digunakan

Diketahui P. vulgaris antibiotik yang sensitif terhadap:


Ciprofloxacin

Seftazidim

Netilmicin

Sulbaktam atau Cefoperazo

Meropenem

Piperasilin / tazobactam

Unasyn Unasyn
Antibiotik harus diperkenalkan dalam dosis yang jauh lebih tinggi daripada
"normal" ketika P. vulgaris telah terinfeksi jaringan sinus atau pernapasanIECiprofloxacin harus diperkenalkan pada tingkat minimal 2000 mg per hari secara
lisan dalam situasi seperti ini, daripada mg "standar" 1000 per hari.

Pemeriksaan klinik

Bakteremia & sepsis - Enterobacteriaceae (yang Proteus adalah anggota)


dan Pseudomonas spesies adalah mikroorganisme yang paling sering bertanggung
jawab atas bakteremia gram-negatif.
Kehadiran dari sindrom sepsis berhubungan dengan ISK harus meningkatkan
kemungkinan penyumbatan saluran kemih. Hal ini benar terutama pasien yang
tinggal di fasilitas perawatan jangka panjang, yang memiliki kateter jangka panjang
saluran kencing, atau yang memiliki sejarah yang telah diketahui kelainan anatomis
uretra.
ISK obstruksi - urease produksi menyebabkan pengendapan senyawa
organik dan anorganik, yang mengarah ke struvite pembentukan batu. Struvite batu
terdiri dari kombinasi magnesium amonium fosfat (struvite) dan kalsium karbonatapatit.

Struvite pembentukan batu dapat dipertahankan hanya bila produksi

amoniak meningkat dan pH urin tinggi untuk mengurangi kelarutan fosfat. Kedua
persyaratan ini dapat terjadi hanya bila urin terinfeksi dengan organisme yang
memproduksi urease-seperti Proteus. Urease memetabolisme urea menjadi amonia
dan karbon dioksida: Urea 2NH3 + CO2. Amonia/amonium pasangan buffer memiliki
pK dari 9,0, sehingga kombinasi air kencing yang sangat kaya alkali dalam amonia.
Gejala yang timbul struvite batu jarang terjadi. Lebih sering, perempuan hadir
dengan ISK, nyeri panggul, atau hematuria dan ditemukan untuk memiliki pH urin
terus basa (> 7.0).

Anda mungkin juga menyukai