Pseudomonas aeruginosa
A.
Gambaran umum
Klasifikasi Ilmiah
Kingdom
Phylum
Class
Order
Family
Genus
:
:
:
:
:
:
Species
C.
Bacteria
Proteobacteria
Gamma Proteobacteria
Pseudomonadales
Pseudomonadaceae
Pseudomonas
Pseudomonas aeruginosa
D. Siklus Hidup
Adanya rangsangan dari lingkungan (luar tubuh) akan memicu
pengaturan yang memberikan sinyal kepada system penginderaan berupa
sinyal mikroba. Kemudian bakteri ini akan membenrtuk sel planktonik yang
kemudian membuat formasi biofilm. Pembentukan biofilm dimulai dengan
terangkatnya mikroorganisme bebas-mengambang ke permukaan. Koloni
pertama menuju ke permukaan secara perlahan (gaya van der Waals yang
reversible). Jika koloni tidak segera dipisahkan dari permukaan, mereka
dapat membuat diri mereka lebih permanen dengan menggunakan struktur
sel adhesi seperti pili. Koloni pertama memfasilitasi kedatangan sel lain
dengan menyediakan situs adhesi lebih beragam dan mulai membangun
matriks yang memegang biofilm bersama-sama. Tahap akhir pembentukan
biofilm dikenal sebagai pembangunan, dan tahap di mana biofilm didirikan
dan hanya dapat berubah dalam bentuk dan ukuran. Perkembangan biofilm
memungkinkan untuk koloni sel agregat (ies) menjadi semakin resisten
antibiotik. Formasi biofilm ini akan mengirimkan sinyal ke sel inang. Setelah
proses pembentukkan biofilm, sel inang mengirimkan sinyal sitokinesis
kepada bakteri ini yang kemudian menghasilkan sinyal adanya molekul
metabolit sekunder.
Pseudomonas aeruginosa akan keluar dari sumbernya, mengalami
penyebaran dan mempunyai gerbang masuk bagi inang yang
rentan. Pseudomonas aeruginosa akan keluar dari saluran yang telah
diinfeksinya. Apabila menginfeksi pada saluran pernapasan maka akan
meninggalkan saluran tersebut dan berpindah pada inang rentan yang lain.
Mengingat Pseudomonas aeruginosa merupakan patogen nosokomial, cara
pemindahsebarannya dapat melalui penanganan dan penggunaan alat yang
tidak steril. Kemudian akan menginfeksi inang lain yang rentan pada bagian
tertentu misalnya saluran kencing. Inang rentan ini biasanya pasien bedah,
pasien yang terluka atau luka bakar, pasien yang menjalani pengobatan
radiasi, juga pasien dengan peralatan yang menembus tubuh.
E. Reaksi biokimia
Kuman ini dapat mencairkan gelatin dan tidak membentuk H2S. Indol (-)
dan kadang-kadang terjadi false indol (+). Hal ini, terjadi bila dipakai
reagensia Erlich dan sebaiknya memakai reagensia dari Kovac. Tidak
memecah
urea.
P. aerugonisa merupakan organisme yang sangat mudah beradaptasi dan
dapat memakai 80 gugus organik yang berbeda untuk pertumbuhannya dan
amonia sebagai sumber nitrogen.
Dapat tumbuh pada perbenihan yang dipakai untuk isolasi kuman
Enterobacteriaceae dan mempunyai kemampuan untuk menolerir keadaan
alkalis, jiuga dapat tumbuh pada perbenihan untuk kuman fibrio. Meskipun,
pseudomonas merupakan organisme aerob, tetapi ia dapat mempergunakan
nitrat dan arginin sebagai aseptor elektron dan tumbuh secara an aerob.
Suhu pertumbuhan optimum ialah 35C tetapi dapat juga tumbuh 42C.
Hasil isolasi bahan klinik sering memberikan beta hemolisis pada agar darah.
P. aerugonisa adalah satu-satunya spesies yang menghasilkan:
Infeksi pada luka dan luka bakar menimbulkan nanah hijau kebiruan
Infeksi mata.
H. Gejala Klinik
Gejalanya tergantung bagian tubuh yang terkena, tetapi infeksi ini
cenderung berat:
a. Infeksi pada luka atau luka bakar, ditandai dengan nanah biru-hijau dan bau
manis seperti anggur. Infeksi ini sering menyebabkan daerah ruam berwarna
hitam keunguan dengan diameter sekitar 1 cm, dengan koreng di tengahnya
yang dikelilingi daerah kemerahan dan pembengkakan. Ruam ini sering
timbul di ketiak dan lipat paha. Hal ini dapat juga dialami oleh penderita
kanker.
b. Infeksi saluran kemih, biasanya kronis dan terjadi pada orang yang sudah
tua.
c. Pneumonia, pada fibrosis kistik mungkin terjadi kolonisasi kuman strain yang
berlendir pada paru-paru. Infeksi paru-paru pada penderita bila
menghirup Pseudomonas aeruginosa dalam jumlah besar pada alat bantu
pernafasan yang tercemar. Sering menyebabkan gangguan mental, renjatan
septik gram negatif dan sianosis yang semakin berat.
d. Otitis eksterna maligna, suatu infeksi telinga, bisa menyebabkan nyeri telinga
hebat dan kerusakan saraf dan sering terjadi pada penderita kencing manis.
e. Infeksi mata, Pseudomonas aeruginosa bisa menyebabkan koreng pada
mata, mencemari lensa mata dan cairan lensa.
I. Diagnosis
Biakan merupakan tes spesifik untuk diagnosis infeksi Pseudomonas
aeruginosa. Bakteri batang gram negatif nonfermenter mudah tumbuh pada
media isolasi primer rutin dan mudah diisolasidari spesimen klinik atau
lingkungan rumah sakit. Biasanya diisolasi pada media agar pepton dengan
atau tanpa penambahan 5% darah domba atau kelinci, meskipun media
yang diperkaya darah tidak menjadi dasar untuk isolasi bakteri ini. Selain
agar darah, untuk isolasi primer digunakan salah satu media diferensial,
misalnya agar MacConkey atau eosinmetlrylene blue. Pada media diferensial
tersebut Pseudomonas aeruginosa tumbuh sebagai koloni yang tidak
memfermentasi laktosa (tidak berwarna). Media isolasi primer biasanya
diinkubasi pada 35 C atau 37C. Media mengandungcetrimide, irgasan, C390, sodium lauroyl sarcosine, atau senyawa yang sama, digunakan untuk
isolasi selektif.
Prosedur skrining untuk membedakan Pseudomonas aeruginosa dari
genus yang sama dan spesies nonfermenter lainnya adalah bau, pigmentasi,
morfologi koloni, reaksi pada pewarnaan Gram,morfologi fagel, bentuk
penggunaan glukosa, produksihidrogen sulfida, arginin dihidrolase clan
indofenol oksidase, pertumbuhan pada 42C, clan proses oksidasi glukosa,
xylosa, laktosa, dan maltosa pada media basal oxidative fermentative (OF).
Lebih kurang 15% dari seluruh gram negatif yang diisolasi dari spesimen
klinik adalah nonfermenter, dan lebih kurang 70% dari isolat tersebut
adalah Pseudomonas aeruginosa piosianogenik. Untuk membedakan dari
isolat
lainnya,
diperlukan
metode
identifikasi
tambahan.
Uji
serologik, bactertophage, pola bakteriosin, profil plasmid, dan profil enzim
telah digunakan sebagai penanda epidemiologik atau sarana penelitisn
untuk
identifikasi Pseudomonas
aeruginosa. Antibodi
monoklonaldan
hibridisasi DNA juga telah digunakan untuk identifikasi.
I. Pengobatan dan Pencegahan
Pseudomonas aeruginosa meningkat secara klinik karena resisten
terhadap berbagai antimikroba dan memiliki kemampuan untuk
mengembangkan tingkat Multi Drug Resistance (MDR) yang tinggi. Definisi
dari MDR-PA (Multi Drug Resistance- Pseudomonas aeruginosa) adalah
resisten paling tidak terhadap 3-antimikroba yaitu kelas -laktam,
carbapenem,
aminoglikosida,
dan
fluoroquinon. Pseudomonas
aeruginosa tidak boleh diobati dengan terapi obat tunggal karena tingkat
keberhasilan rendah dan bakteri dengan cepat jadi resisten. Pola kepekaan
bakteri ini bervariasi secara geografik. Maka, diperlukan tes kepekaan
A. Patogenesis
Salmonella typhi adalah bakteri gram negatif, termasuk keluarga Enterobacteriaceae.
Bakteri ini memiliki antigen O9 dan O12 LPS, antigen protein flagelar Hd dan antigen
kapsular Vi. Di Indonesia beberapa isolate memiliki jenis flagella yang unik yaitu Hj (2).
Seseorang terinfeksi Salmonella typhi melalui makanan atau minuman yang
terkontaminasi bakteri tersebut. Waktu inkubasi sangat tergantung pada kuantitas
bakteri dan juga host factors. Waktu inkubasi umumnya berkisar antara 3 hari sampai >
60
hari
.
Organisme
yang masuk ke dalam tubuh akan melewati pilorus dan mencapai usus kecil. Organisme
secara cepat berpenetrasi ke dalam epitel mukosa melalui sel-sel microfold atau
enterocytes dan mencapai lamina propria, di mana secara cepat ditelan oleh makrofag.
Beberapa bakteri masih berada di dalam makrofag jaringan limfoid usus kecil. Beberapa
mikroorganisme melewati sel-sel retikuloendotelial hati dan limpa. Salmonella typhi
dapat bertahan dan bermultiplikasi dalam sel-sel fagosit mononuclear folikel-folikel
limfoid, hati dan limpa.
Pada fase
bakteremia, organisme menyebar ke seluruh bagian tubuh. Tempat yang paling banyak
untuk infeksi sekunder adalah hati, limpa, sumsum tulang, empedu dan Peyers Patches
dari terminal ileum. Invasi empedu terjadi secara langsung dari darah atau oleh
penyebaran retrograde dari bile. Organisme diekskresikan ke dalam empedu (melalui
reinvasi dinding intestinal) atau ke dalam feses. Banyak faktor yang mempengaruhi
tingkat keparahan dan outcome klinis demam tifoid. Faktor-faktor tersebut adalah
lamanya sakit sebelum memperoleh terapi yang sesuai, pilihan antimikroba yang
digunakan, paparan sebelumnya/riwayat vaksinasi, virulensi strain bakteri,kuantitas
inokulum yang tertelan, host factors (tipe HLA, keadaan imunosupresi, dan pengobatan
lain seperti H2blockers atau antasida yang mengurangi asam lambung). 3.Feigin RD.
Typhoid fever (enteric fever). In: BehrmanRE, Kliegman RM, Nelson WE, Vaughan VC III,
eds. Nelson textbook of pediatrics; 14th ed. Philadelphia: Saunders,1990; 7311-34.
Salmonella adalah
suatu
genus bakteri enterobakteria gram-negatif
berbentuk
tongkat/batang yang menyebabkan tifus, paratifus, dan penyakit foodborne. Spesiesspesies Salmonella dapat bergerak bebas dan menghasilkan hidrogen sulfida. Salmonella dinamai
dari Daniel Edward Salmon, ahli patologi Amerika, walaupun sebenarnya, rekannya Theobald
Smith (yang terkenal akan hasilnya pada anafilaksis) yang pertama kali menemukan bakterium
tahun 1885 pada tubuh babi. Habitat Inang bagi Salmonella adalah usus halus manusia dan
hewan. Makanan dan minuman terkontaminasi merupakan mekanisme transmisi
kuman Salmonella dan carrier adalah sumber infeksi. Salmonella typhi bisa berada dalam air, es,
debu, sampah kering yang bila organisme ini masuk ke dalam vehicle yang cocok (daging,
kerang dan sebagainya) akan berkembang biak mencapai dosis infekti.
Dimensi Bakteri berbentuk batang, tidak berspora dan tidak bersimpai tetapi mempunyai
flagel feritrik (fimbrae), pada pewarnaan gram bersifat gram negatif, ukuran 2- 4 mikrometer x
0.5-0.8 mikrometer dan bergerak.
Adapun bakteri salmonella dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Kelas
:Psilopsida.
Ordo
:Psilotales.
Family
:Psilotaceae.
Genus
:Salmonella.
Species
:salmonella typhi.
Habitat Inang bagi Salmonella adalah usus halus manusia dan hewan. Makanan dan
minuman terkontaminasi merupakan mekanisme transmisi kuman Salmonella dan carrier adalah
sumber infeksi. Salmonella typhi bisa berada dalam air, es, debu, sampah kering yang bila
organisme ini masuk ke dalam vehicle yang cocok (daging, kerang dan sebagainya) akan
berkembang biak mencapai dosis infekti.
Dimensi Bakteri berbentuk batang, tidak berspora dan tidak bersimpai tetapi mempunyai
flagel feritrik (fimbrae), pada pewarnaan gram bersifat gram negatif.
Salmonella typhy masuk kedalam tubuh manusia melalui makanan dan minuman yang
terkontaminasi. Bakteri masuk kesaluran cerna, usus selanjutnya melalui aliran darah masuk
kehati, limfa, sumsum tulang dan empedu.
Sacara bertahap dalam waktu 8 14 hari setelah terinfeksi bakteri Salmonella biasa
menimbulkan gejala demam tifoid berupa : demam, sakit kepala, lemah dan lelah, sakit
tenggorokan, nyeri perut dan diare (terutama anak-anak) atau konstipasi atau sembelit (terutama
orang dewasa) memasuki minggu kedua, pada penderita biasa timbul bercak kecil
kemerahan (rose sport) dibagian bawah dada atau bagian atas perut, yang biasanya hilang dalam
3-4 hari.
Penyakit ini biasanya berlangsung 3 5 minggu, diikuti komplikasi utama berupa
perdarahan pada saluran pencernaan dan perporasi usus disertai peritonitis.
Defenisi
Salmonella typhi merupakan salah satu spesies bakteri salmonella yang berbentuk
basil, gram negatif, fakultatif aerob, bergerak dengan flagel pertrich, mudah tumbuh pada
perbenihan biasa dan tumbuh baik pada perbenihan yang mengandung empedu yang apabila
masuk kedalam tubuh manusia akan dapat menyebabkan penyakit infeksi S. typhi dan
mengarah kepengembangan tifus,atau demam enterik.
Salmonella typhi menyebabkan penyakit demam tifus (Typhoid fever), karena invasi bakteri
ke dalam pembuluh darah dan gastroenteritis, yang disebabkan oleh keracunan
makanan/intoksikasi. Gejala demam tifus meliputi demam, mual-mual, muntah dan kematian S.
typhi memiliki keunikan hanya menyerang manusia, dan tidak ada inang lain.
Infeksi Salmonella dapat berakibat fatal kepada bayi, balita, ibu hamil dan kandungannya
serta orang lanjut usia. Hal ini disebabkan karena kekebalan tubuh mereka yang menurun.
Kontaminasi Salmonella dapat dicegah dengan mencuci tangan dan menjaga kebersihan
makanan yang dikonsumsi.
Sifat Bakteri Salmonella Typhi
Adapun sifat dari bakteri diatas adalah sabagai berikut :
bentuk batang, gram negatif, fakultatif aerob, bergerak dengan flagel pertrich, mudah tumbuh
pada perbenihan biasa dan tumbuh baik pada perbenihan yang menganddung empedu.
sebagian besar salmonella typhi bersifat patogen pada binatang dan merupakan sumber infeksi
pada manusia, binatang-binatang itu antara lain tikus, unggas, anjing, dan kucing.
dialam bebas salmonella typhi dapat tahan hidup lama dalam air , tanah atau pada bahan
makanan. di dalam feses diluar tubuh manusia tahan hidup 1-2 bulan.
Struktur antigen
a. Antigen O
Antigen O merupakan somatic yang terletak dilapisan luar tubuh kuman. Struktur kimianya
terdiri dari lipopolisakarida. Antigen ini tahan terhadap pemenasan 100 oC selama 2-5 jam,
alcohol dan asam yang encer.
b. Antigen H
Antigen H merupakan antigen yang terletak di plagella, pibriae atau fili Salmonella typhi dan
berstruktur kimia protein. Antigen ini tidak aktif pada pemanasan di atas suhu 60 oC, dan
pemberian alcohol atau asam.
c. Antigen Vi
Antigen Vi terletak dilapisan terluar Salmonella typhi (kapsul) yang melindungi kuman dari
pagositas dengan struktur kimia glikolitid. Akan rusak bila dipanaskan selama 1 jam pada suhu
60oC, dengan pemberian asam dan fenol. Antigen inidigunakan untuk mengetahui adanya karier.
d. Outer Membrane Protein (OMP)
Antigen OMP Salmonella Typhi merupakan bagian dinding sel yang terletak diluar membrane
plasma dan lapisan peptidoglikan yang membatasi sel terhadap ingkungan sekitarnya. OMP ini
terdiri dari 2 bagian yaitu proteinnonporin.
IDENTIFIKASI PROTEUS
Proteus sp.
1. Morfologi
Proteus spp. termasuk dalam famili enterobakteriaceae, bakteri bentuk batang,
gram negatif, tidak berspora, tidak berkapsul, flagel peritrik, ada yang cocobacilli,
polymorph, berpasangan atau membentuk rantai, kuman ini berukuran 0,4-0,8 x 1.0-0,3
mm. Bakteri proteus sp. Termasuk dalam bakteri non fruktosa fermenter, bersifat
fakultatif aerobe/anaerob.
2. Sifat biakan
Merupakan bakteri aerob/anaerob fakultatif. Mengeluarkan bau khas dan
swarming pada media BAP. Proteus sp. Menunjukan pertumbuhan yang menyebar
pada susu 37o c. Proteus sp. membentuk asam dan gas dari glukosa, sifatnya khas
antara lain mengubah fenil alanin menjadi asam fenil alanin pirufat atau PAD dan
menghidrolisa urea dangan cepat karena adanya enzim urase pada TSIA bersifat alkali
asam dengan membentuk H2s. Proteus sp. disebut juga bakteri proteolitik karena
bakteri ini ini dapat menguraikan dan dapat memecah protein secara aerob / anaerob
sehingga menghasilkan komponen berbau busuk seperti hidrogen, sulfid, amin, indol,
dan asam lemak. Proteus dapat menghidrolisis urea menjado CO 3 dan NH3 serta
melepas amoniak.
3. Culturil dan Biokimia
tumbuh mudah pada media biasa tanpa bahan penghambat,
dalam situasi aerob atau anaerob pada suhu 10 -43 oC.
SSA (salmonella shigella agar), koloni trasparan warna
abu-abu kehitaman ditengah.
BAP (Blood Agar Plate), koloni kecil-sedang, abu-abu,
smooth, keping, ada yang menjalar dan ada yang tidak
menjalar, anhaemolisis.
Mac Conkey Agar Plate, koloni sedang besar, tidak berwarna atau merah muda, non
lactose fermented, smoot menjalar atu tidak, kalau menjalar permukaan koloni
rought(kasar).
Penyebaran penyakit oleh Proteus sp. melalui air sumur yang digunakan
penduduk untuk mandi, mencuci, makan dan minum yang kemungkinan bakteri ini
untuk masuk ke tubuh dan masuk melalui luka yang menyebabkan infeksi pada saluran
kemih serta dapat menyebabkan diare.
A. Proteus mirabilis
Aspek Biologi
1. Morfologi
2. Klasifikasi
Kingdom : Bacteria
Phylum
: Proteobacteria
Class
: Gamma Proteobacteria
Order
: Enterobacteriales
Family
: Enterobacteriaceae
Genus
: Proteus
Species
: Proteus mirabilis
3. Siklus hidup
Sebenarnya Proteus mirabilis merupakan flora normal dari saluran cerna
manusia. Bakteri ini dapat juga ditemukan bebas di air atau tanah. Jika bakteri ini
memasuki saluran kencing, luka terbuka, atau paru-paru akan menjadi bersifat patogen.
Perempuan muda lebih beresiko terkena daripada laki-laki muda, akan tetapi pria
dewasa lebih beresiko terkena daripada wanita dewasa karena berhubungan pula
dengan penyakit prostat. Proteus sering juga terdapat dalam daging busuk dan sampah
serta feses manusia dan hewan. Juga bisa ditemukan di tanah kebun atau pada
tanaman.
2. Penularan
Infeksi saluran kencing yang disebabkan oleh P. mirabilis juga seringkali
terjadi pada pria dan wanita yang melakukan hubungan seksual tanpa pengaman.
3. Penyebaran
Kebanyakan kasus infeksi Proteus mirabilis terjadi pada pasien di rumah
sakit. Infeksi ini biasanya terjadi karena peralatan media yang tidak steril, seperti
catheters, nebulizers (untuk inhalasi), dan sarung tangan untuk pemeriksaan luka.
Infeksi Proteus mirabilis dapat diobati dengan sebagian besar jenis penisilin
atau sefalosporin kecuali untuk kasus tertentu. Tidak cocok bila digunakan nitrofurantoin
atau tetrasiklin karena dapat meningkatkan resistensi terhadap ampisilin, trimetoprim,
dan siprofloksin. Jika terbentuk batu/kristal, dokter bedah harus menghilangkan blokade
ini dahulu.
B. Proteus vulgaris
Aspek Biologi
1. Morfologi
Seftazidim
Netilmicin
Meropenem
Piperasilin / tazobactam
Unasyn Unasyn
Antibiotik harus diperkenalkan dalam dosis yang jauh lebih tinggi daripada
"normal" ketika P. vulgaris telah terinfeksi jaringan sinus atau pernapasanIECiprofloxacin harus diperkenalkan pada tingkat minimal 2000 mg per hari secara
lisan dalam situasi seperti ini, daripada mg "standar" 1000 per hari.
Pemeriksaan klinik
amoniak meningkat dan pH urin tinggi untuk mengurangi kelarutan fosfat. Kedua
persyaratan ini dapat terjadi hanya bila urin terinfeksi dengan organisme yang
memproduksi urease-seperti Proteus. Urease memetabolisme urea menjadi amonia
dan karbon dioksida: Urea 2NH3 + CO2. Amonia/amonium pasangan buffer memiliki
pK dari 9,0, sehingga kombinasi air kencing yang sangat kaya alkali dalam amonia.
Gejala yang timbul struvite batu jarang terjadi. Lebih sering, perempuan hadir
dengan ISK, nyeri panggul, atau hematuria dan ditemukan untuk memiliki pH urin
terus basa (> 7.0).