Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Antibiotika adalah golongan senyawa, baik alami maupun sintetik, yang
1.3 Tujuan
Secara terperinci,
berikut.
1.
2.
3.
4.
of choice
5. Mengetahui administrasi obat golongan antibiotika.
6. Mengetahui peranan antibiotika dalam bidang kedokteran gigi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi Antibiotika
Antibiotik atau antimikroba dapat didefinisikan sebagai substansi kimia
yang dihasilkan oleh fungi (dan bakteri) dan berkhasiat mematikan atau
menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain.2 Antibiotika dapat berupa
segolongan senyawa, baik alami maupun sintetik, yang mempunyai efek menekan
atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme, khususnya dalam
proses infeksi oleh bakteri.
2.2 Mekanisme Kerja Antibiotika
Suatu zat antimikroba yang ideal memiliki toksisitas selektif. Istilah ini
berarti bahwa suatu obat berbahaya bagi parasit tetapi tidak membahayakan inang.
Seringkali, toksisitas selektif lebih bersifat relatif dan bukan absolut. Hal ini
berarti bahwa suatu obat dapat merusak parasit dalam konsentrasi yang dapat
ditoleransi oleh inang.3
Toksisitas selektif dapat berupa fungsi dari suatu reseptor khusus yang
dibutuhkan untuk perlekatan obat atau dapat bergantung pada penghambatan
proses biokimia yang penting untuk parasit tetapi tidak untuk inang.3
Berdasarkan sifat toksisitas selektif, ada antibiotika yang bersifat
menghambat pertumbuhan mikroba yang dikenal sebagai aktivitas bakteriostatik
dan ada yang bersifat membunuh mikroba yang dikenal sebagai aktivitas
bakterisida. Yang termasuk bakteriostatik di sini misalnya sulfonamida,
tetrasiklin, kloramfenikol, eritromisin, trimetoprim, linkomisin, klindamisin, asam
paraaminosalisilat, dan lain-lain. Obat-obat bakteriostatik bekerja dengan
mencegah pertumbuhan kuman, tidak membunuhnya sehingga pembasmian
kuman sangat tergantung pada daya tahan tubuh. Sementara itu, antibiotika yang
bersifat bakterisida yang secara aktif membasmi kuman meliputi misalnya
penisilin, sefalosporin, aminoglikosida (dosis besar), kotrimoksazol, rifampisin,
isoniazid dan lain-lain.3
Sifat antimikroba dapat berbeda satu dengan yang lainnya. Misalnya,
penicillin G bersifat aktif terutama terhadap bakteri gram-positif , sedangkan
bakteri gram-negatif pada umumnya tidak peka (resisten) terhadap penisilin G,
streptomisin memiliki sifat yang sebaliknya, tetrasiklin aktif terhadap beberapa
bakteri gram-positif maupun bakteri gram-negatif dan juga terhadap Rickettsia
dan Chlamydia. Berdasarkan perbedaan sifat ini, antimikroba dibagi menjadi dua
kelompok yaitu berspektrum sempit (misalnya: benzyl penisilin dan streptomisin)
dan berspektrum luas (sepeti: tetrasiklin dan kloramfenikol).3
Berdasarkan mekanisme kerjanya, antimikroba dibagi ke dalam empat
kelompok yaitu :3
(1) Penghambat sintesis dinding sel mikroba, terdiri dari: basitrasin, sefalosporin,
sikloserin, penisilin, ristosetin dan lain-lain.
(2) Penghambat fungsi membran sel atau mekanisme transport aktif sel mikroba,
terdiri dari: amfoterisin, kolistin, imidazol, nistatin dan polimiksin.
(3)
(4) Penghambat sintesis atau yang merusak asam nukleat mikroba, contohnya
yakni asam nalidiksat, novobiosin, pirimetamin, rifampisin, sulfanomida dan
trimetoprim.
Tempat infeksi,
Keamanan antibiotik
Biaya.
Pemberian antibiotik :
Dosis : kadar obat di tempat infeksi harus melampaui MIC kuman. Untuk
mencapai kadar puncak obat dlm darah, kalau perlu dengan loading dose
(ganda) dan dimulai dengan injeksi kemudian diteruskan obat oral.
Lama terapi : harus cukup panjang untuk menjamin semua kuman telah
mati & menghindari kekambuhan. Lazimnya terapi diteruskan 2-3 hari
setelah gejala penyakit lenyap.
Celephalosporins bukan obat pilihan yang tepat untuk infeksi yang berasal
dental. Sebenarnya obat ini memiliki spectrum yang sama seperti penisilin.
Ciprofloxacin juga tidak direkomendasikan pemberiannya untuk usia di bawah 18
tahun.
Pilihan antibiotik lain yang dapat digunakan:
Clindamycin dapat digunakan pada beberapa pasien yang allergi terhadap
penisilin tetapi bukan menjadi pilihan pertama secara rutin. Obat ini tergolong
mahal sehingga tidak ekonomis. Jika penggunaan obat ini menyebabkan diare
maka pasien disarankan untuk mengehentikan pemakaian obat serta berkonsultasi
ke dokter. Dosis yang biasa digunakan adalah clindamycin 150 mg atau untuk
infeksi berat clindamycin 300 mg.
Tabel 2. Tipe-tipe infeksi dan pengobatannya
Type Infeksi
Localized
Localized ; alergi penicillin
Antibiotik
Amoxicillin 500 mg
Doxycycline 100 mg
Comments
Baik
Dapat digunakan bersamaan
Spreading
Spreading; alergi penicillin
Augmentin 875 mg
Azithromycin 200-400 mg
dengan makanan
Diare
Spectrum luas dan anaerob
Ceftin 250-500 mg
Clyndamycin 150-300 mg
Penisilin2
1. Penisilin G
Indikasinya dapat dilihat pada diagram berikut ini.1
10
2. Ampisilin
Pemberian:
Interaksi Obat
penicilin G
anticoagulant atau heparin atau trombolitik agent --- dosis tinggi dari
11
Spectrum antimikroba:
Indikasi:
Antibiotika lini kedua bila resisten terhadap golongan penisilin dan
untuk infeksi berat.
Farmakokinetik:
Absorbsi:
Sebagian besar absorbsi oralnya jelek, sehingga diberikan secara
parenteral. Yang dapat diberikan peroral adalah sefaleksin, sefadroksil,
sefaklor, sefuroksim aksetil, dan sefiksim. Sefalosporin lainnya (Sefalotin ,
sefapirin, dll) IV or IM
Distribusi:
Diditribusikan luas ke tubuh dan mencapai konsentrasi terapeutik pada
banyak jaringan & cairan tubuh. Beberapa sefalosporin generasi ketiga
misalnya sefuroksin, moksalaktan, sefotaksim dan seftizoksim dicapai
kadar yang tinggi dicairan serebrospinal,
Metabolisme:
Metabolisme sefalosporin dilakukan oleh hati
Ekresi:
12
Inhibitor -laktamase
Bakteri mempunyai mekanisme pertahanan diri melawan antibiotik
dengan membentuk enzim -laktamase sehingga terjadi inaktivasi AB laktam.
Untuk memproteksi penisilin/sefalosporin terhadap hidrolisis
cincin -laktam oleh enzim -laktamase. Mekanisme kerja berikatan dan
mengaktifkan -laktamase.
Tersedia dalam kombinasi tetap :
-
b. Non -laktam2
Terdiri dari :
1. Polipeptida (basitrasin)
-
2. Glikopeptida (vankomisin)
-
13
Aminoglikosid2
dalam
Melewati sawar plasenta, terakumulasi di plasma dan amnion fetus.
Kloramfenikol2
Diklasifikasikan menjadi kloramfenikol dan tiamfenikol. Antibiotika
terhadap S.pneumoniae, N.
Makrolid2
Makrolid merupakan obat alternatif utama yang digunakan pada pasien
yang alergi penisilin dan golongan beta laktam lain. Golongan makrolid ini
14
bersifat bakteriostatik dengan indikasi yang dapat dilihat melalui diagram berikut
ini.
itu,
linkomisin
dan
clindamycin
sama-sama
bersifat
bakteriostatik melawan bakteri gram (+) dan anaerob, hanya saja clindamycin
memiliki khasiat 4x jauh lebih kuat dibandingkan linkomisin. Clindamycin inilah
yang sering digunakan pada kedokteran gigi.7
Clindamycin (cleocin) merupakan salah satu antibiotika linkoamida yang
muncul kembali sebagai obat yang umum digunakan untuk infeksi odontogenik
15
Tetrasiklin2
Tetrasiklin merupakan golongan antibiotik yang memiliki resistensi yang
Kuinolon2
Bersifat bakterisid untuk bakteri gram negatif. Indikasinya sebagai berikut.
16
Rifampisin2
Drug of choice untuk penyakit lepra (kombinasi dengan Dapson atau
klofazimin).
Trimetoprim
Digunakan sebagai obat tunggal (lini kedua) untuk ISK akut dan
prostatitis.
Kotrimoksazol
Digunakan untuk ISPA, infeksi genital dan ISK, infeksi gastrointestinal,
pneumonia (komplikasi pada AIDS).
Polimiksin
a. Polimiksin B : - bersifat nefrotoksik dan ototoksik.
- untuk penggunaan topical (salep)
b. Kolistin
terapinya
telah
ditentukan,
maka
antibiotika
tersebut
harus
Penicillin G
Penicillin V
Rute
Dosis
Gambaran
(h
Level
Efek
peng
dewasa
khusus
r)
serum
sampi
guna
(g) dan
ng
an
IM/I
600.000-
utama
Alergi
1.200.000
PO
U q 4h
500 mg q
Alergi
ld
0,5
dosis
7,0
3,0
2,0
(250 mg
PO)
18
Oxacillin
Dicloxacillin
Ampicillin
IM/I
500-1000
Resistensi
0,5
mg q4-6
penicillin
(500 mg
PO
h
250-500
Resistensi
PO)
14,0
mg q6h
penicillin
(500 mg
PO)
2,4
0,5
0,7
11,0
PO,I
250-500
Penggunaan
mg q6h
yang
(250 mg
berlawanan
PO)
Alergi
Alergi
Alergi
proteus
(indole
Amoxicillin
PO
250-500
negatif)
-
Cefazoline
IM,I
mg q6-8h
250-1000
Farmakokin
mg q8h
etik baik
(500 mg
500-1000
Sefalosforin
IM)
8
mg q6h
oral
(250 mg
PO)
24
Cefalexine
Cefoxitin
PO
IM/I
500-2000
Penggunaan
mg q6h
untuk
1,0
4,7 (250
Alergi
1,8
mg PO)
38
Alergi
0,7
0,7
Cefaclor
PO
250-1000
Erythromycin
PO/I
mg q6h
500 mg
oral
Infeksi
q6h
positif
250 mg
gram+
PO)
Clindamycin
Metronidazol
PO/I
150-450
M/
mg q6h
IV
PO
Alergi
(1000 mg
anaerob
Sefalosforin
ringan
Antibiotika
Alergi
IM)
0,7 18(500mg
Alergi
PO)
5
1,0
GI
2,5
Diare
anaerob
(150 mg
(20%)
1000mg ,
Antibiotika
PO)
11,5 (500
Nausea
250-500
anaerob
mg PO)
19
Vancomycin
IV
mg tid
500 mg
Infeksi gram
(PO)
q6h
+ yang berat
(500 mg
(PO
IV)
30
Plebitis
untukClostri
dium
Tetracycline
PO,I
500 mg
q6h
PO,I
100 mg
q12h x2,
Chloramphen
PO,I
50 mg bid
250-750
icol
Doxycycline
Trimethoprim
PO
Sulfamethoxa
PO
GI
(250 mg
18,
PO)
2,4
(100 mg
2,5
PO)
4
Anemi
mg q6h
(500 mg
PO
PO)
aplasti
TMP 2
k
Alergi
400 mg
Spektrum lu
SMX
1 tab bid
as
Bakterisidal
SMX 60
Antibiotik
(1 tab)
zole
Ciprofloxacin
difficile)
-
250 mg
oral
Spektrum
q12h
1,0
3,3
GI
1,5
Infeksi
luas
(250 mg
sekund
Bakterisidal
PO)
er
obat untuk menghasilkan efek yang diinginkan tanpa menyebabkan cedera bagi
host. Prosedur laboratorium sangat membantu seorang dokter dalam menghitung
dosis obat yang tepat. Dari laboratorium dapat diperoleh informasi yang tepat
mengenai penentuan konsentrasi penghambat minimum (minimum inhibitory
concentration = MIC) dari suatu antibiotika untuk bakteri spesifik. Antibiotika
yang telah umum digunakan MIC-nya telah ditentukan. Untuk penggunaan
20
setengah dari dosis obat yang diabsorbsi telah diekskresikan. Interval dosis yang
umum untuk penggunaan terapeutik yaitu empat kali dari t1/2.5
administrasi
parenteral
yang
dapat
menghasilkan level serum yang adekuat bagi antibiotika. Telah terbukti bahwa
konsentrasi plasma tertinggi antibiotika lebih cepat diperoleh
melalui
merupakan metode yang paling tepat digunakan. Hal yang cukup penting agar
menjaga level plasma tertinggi antibiotika selama periode tertentu untuk mencapai
penetrasi jaringan maksimum dan efek menghancurkan bakteri yang efektif.
Bakteri biasanya belum musnah seluruhnya hingga antibiotika diberikan selama 5
hingga 6 hari. Jika infeksi yang terjadi cukup ringan dan tidak membutuhkan
terapi parenteral, maka pencapaian level plasma teringgi melalui terapi oral dapat
dianggap cukup.6
yang luas yang dapat menekan flora normal host dan meningkatkan kemungkinan
timbulnya resistensi bakteri. Meski demikian, terdapat beberapa situasi di mana
penggunaan kombinasi antibiotika diindikasikan. Situasi yang utama yaitu ketika
spektrum antibiotika perlu ditingkatkan pada pasien dengan sepsis akibat
penyebab yang tidak diketahui. Situasi yang kedua yaitu jika diperlukan
peningkatan efek bakterisida untuk melawan organisme spesifik. 6
21
Penicillin
Dengan
Dosis
Dosis
Gram
Gram+
Gram-
makana
dewasa
untuk
anaero
anaero
250/500
anak
25-50
aerob
Ya
b
Ya
b
ya/tida
mg qid
mg/kg/hr
n
ya
Dibagi 3
Amoxicillin
ya
250/600
dosis
25-50
mg tid
mg/kg/hr
Ya
Ya
Ya/tida
k
Dibagi 3
Augmentin
Cefaclor
ya
ya
875mg
dosis
90
bid/ 500
mg/kg/hr
tid
Dibagi 2
250 mg
dosis
20-40
tid
mg/kg/hr
Ya
Ya
ya
Ya
Tidak
Ya/tida
k
Dibagi 3
Cefuroxime
ya
250-500
dosis
20-30
mg bid
mg/kg/hr
Ya
Ya
ya
Ya
Tidak
tidak
Ya
Ya/tida
Tidak
Dibagi 2
Erythromyci
tidak
n stearate
400 mg
dosis
20-40
qid
mg/kg/hr
Dibagi 2
Azithromyci
n
ya
500 mg
dosis
10
diikuti
mg/kg/hr
250 mg
diikuti 5
22
Clindamycin
ya
pada
mg/kg/hr
hari ke
pada hari
2-5
150-450
ke 2-5
10-30
mg q 6h
mg/kg/hr
Ya
Ya
Ya
Tidak
Ya
Ya
Tidak
Ya
Ya
Tidak
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya/tida
Ya/tida
Dibagi 3Metronidazol
e
Doxycyline
Minocycline
ya
250-500
4 dosis
34-50
ya
mg tid
200 mg
mg/kg/hr
> 8 th, 4
dibagi 2
mg/kg/hr
dosis
dibagi 2
pada
dosis
hari
diberikan
pertama
per oral
kemudia
pada hari
n 100
pertama
mg/hr
kemudian
200 mg
2mg/kg/hr
> 8th, 4
diikuti
mg/kg/hr
100 mg
per oral/
q 12 h
IV
tidak
kemudian
2
mg/kg/hr
Vancomycin
Clarythomyci
n
ya
ya
125 mg
q 12 h
40mg/kg/
q 6h
hr dibagi
250-500
4 dosis
7,5
mg q 8-
mg/kg/ 12
12 hr
jam
23
Cefalexin
ya
250-500
Ya
tidak
tidak
mg qid
2.5 Peranan Antibiotika dalam Kedokteran Gigi
Sebagian besar infeksi odontogenik disebabkan oleh mikroorganisme
seperti streptococci yang tidak memiliki banyak variasi pada pola sensitivitas
terhadap antibiotik. Streptococcus viridans yang telah terekspos antibiotik blactam dapat menjadi resisten dalam waktu singkat (2 hingga 4 hari). Resistensi
Streptococcus viridans dapat menyebabkan infeksi serius pada beberapa pasien.6
Beberapa perbedaan kerentanan terhadap antibiotik merupakan hal yang
penting. Penicillin tepat digunakan untuk menangani infeksi Streptococcus dan
cukup baik untuk menangani infeksi odontogenik yang diakibatkan oleh sebagian
besar
bakteri
anaerob.
Erythromycin
efektif
melawan
Streptococcus,
24
dalam
yang
mempunyai
kemampuan
untuk
menghambat
3.2 Saran
25
tepat indikasi
tepat penderita
tepat obat
DAFTAR PUSTAKA
diakses
27