Sejarah
Sindrom Kleine-Levin (Kleine-Levin Syndrome disingkat KLS)
adalah penyakit syaraf yang langka dimana penderita tidak bisa
mengontrol rasa kantuknya. Penderita bisa tertidur selama
berjam-jam, berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan bisa
berbulan-bulan, tergantung pada berapa lama penyakit itu
muncul dan kambuh. Kleine-Levin sindrom ini pertama kali diberi
nama dan dilaporkan secara ilmiah oleh Willi Kleine dan Max
Levin pada tahun 1925. Sindrom ini pertama kali ditemukan oleh
dokter Prancis Pierre Edm Chauvot de Beauchmoda pada
tahun 1786.
Penderita bisa bangun hanya untuk makan atau pergi ke
kamar mandi. Penderita bisa dibangunkan oleh orang lain, tetapi
penderita selalu mengeluh merasa capek dan letih. Ketika
penderita bangun penderita bertingkah seperti anak kecil karena
sebagian memorinya ingatannya terhapus pada saat penderita
tertidur, banyaknya ingatan yang terhapus tergantung dari
seberapa lama penderita tidur. Dan penderita sensitif terhadap
suara dan cahaya ketika bangun. Penyakit ini kambuh tanpa
peringatan. Sebagian penelitian di Amerika Serikat mempercayai
penyebab penyakit KLS adalah mutasi gen atau DNA yang dibawa
oleh orang tua penderita. Tetapi penyebab pasti KLS masih belum
diketahui.
Sementara beberapa peneliti berspekulasi bahwa mungkin
ada
kecenderungan
turunan atau
gangguan
autoimun .
Penelitian
terbaru
juga
menunjukkan
bahwa
mungkin
ada kaitannya
dengan defisiensi dopamin karena
adanya
kepadatan transporter di bawah striatum susunan saraf pusat di
otak.
Penelitian yang telah dilakukan pada 108 penderita
KLS didapatkan lebih sering pada jenis kelamin laki-laki
dibandingkan perempuan dengan rasio 3:1. Rata-rata usia
penderita adalah 15,7 tahun, dengan 81,7% mengalami episode
pertama mereka antara 10 dan 20 tahun. Usia berkisar antara 6
sampai 59 tahun ketika pasien mengalami episode pertama
mereka. Penderita perempuan cenderung menjadi sedikit lebih
tua dari laki-laki saat onset pertama, meskipun mereka