6. Arahkan bubuk kecairan dengan spatula sedikit demi sedikit, kemudian aduk
bubuk dan cairan ini dengan gerakan memutar sampai didapatkan konsistensi
dempul yang cukup kental.
7. Semen dimasukkan kedalam kavitas dengan sonde, kemudian dan dimampatkan
dengan semen stopper.
8. Kelebihan semen bila belum mengeras diambil dengan excavator
9. Bagian tepi enamel harus bersih dari semen agar daerah retensi amalgam tidak
tertutup.
Tahap penumpatan:
1. Ambil bubuk dan Hg sesuai dengan anjuran pabrik, kemudian dimasukkan ke
dalam mortal kemudian diaduk dengan pastle kurang lebih 60 kali putaran. Bubuk
dan cairan yang telah ditimbang dengan perbandingan yang sesuai sengan anjuran
pabrik dapat pula dicampur dengan alat amalgamator selama 5-10 detik.
2. Campuran yang telah homogen akan tampak kelihatan mengkilat, diambil dengan
spatula semen, kemudian kelebihan Hg nya diperas dengan kain putih ukuran 10 x
10 cm, dibuang pada tempat yang disediakan
3. Campuran amalgam kemudian dimasukkan kedalam pistol amalgam dan
dimasukkan pada dasar kavitas dengan tekanan. Lapisan amalgam yang pertama
sangat penting dan membutuhkan perhatian yang lebih. Kemudian dilakukan
kondensasi (pemampatan) dengan amalgam pluger atau amalgam stopper.
4. Kelebihan bahan dibersihkan dengan kapas kecil (cotton pellet) dan permukan
oklusal dibentuk anatominya dengan carver.
5.
Tahap pemolesan:
1. Pemolesan dapat dilakukan 24 jam setelah penumpatan.
2. Permukaan yang kasar diasah dan dibentuk anatominya dengan finishing stone.
3. Dengan rubber cups merah dengan pasta poles (sengoksida dan alcohol)
permukaan amalgam dipoles sampai tampak mengkilap kemudian dibersihkan
dengan brush dalam keadaan basah.
4. Pemolesan harus dalam keadaan basah untuk mencegah panas yang timbul
diteruskan ke dentin, dengan tekanan ringan dan merata.
REFERENSI
1. Summits James B, Robbins J William, Schwartz Richars S. 2001. Fundamental of
Operative Dentistry. 308-360. Texas: Quintessence Publishing Co.