Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh:
Ade Hariyono Putro
07/252447/TK/32897
PERSEMBAHAN
Tugas Akhir ini kupersembahkan untuk:
Allah SWT yang memberikan nikmat kesehatan dan kesempatan kepadaku.
Bapak dan Ibu yang selalu mendorong, menyemangati, mendoakan, dan
mengarahkan hidupku.
Semua Keluarga dan Teman-Teman yang selalu ada untukku.
INTISARI
Kata Kunci : conical bubbling fluidized bed, sudut cone, pressure drop, kecepatan
minimum fludisasi, diameter rata-rata partikel, CFD, fluidisasi.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang
telah melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul Studi Numerik Pengaruh Sudut Cone
terhadap Karakteristik Fluidisasi pada Conical Bubbling Fluidized Bed.
Begitu banyak pelajaran dan pengalaman baru dan sangat berharga yang
Penulis peroleh selama proses pengerjaan tugas akhir ini. Penulis menyadari
bahwa keberhasilan dalam penyusunan tugas akhir ini bukanlah merupakan hasil
dari Penulis seorang, melainkan tidak terlepas dari bantuan, dorongan, dan
bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini Penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
vii
Mesin
untuk
semangat
dan
solidaritasnya.
9.
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Hal.
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN PERNYATAAN
NASKAH SOAL TUGAS AKHIR
HALAMAN PERSEMBAHAN
INTISARI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR NOTASI
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
ix
xi
xiv
xv
xvi
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Asumsi dan Batasan Masalah
1.4. Tujuan Penelitian
1.5. Manfaat Penelitian
1
1
2
3
3
3
11
11
12
18
19
21
29
29
31
32
32
32
43
46
47
48
57
ix
Hal.
BAB VI. PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
69
69
70
DAFTAR PUSTAKA
71
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 2.1. Gambar 2.1. Skema penelitian (Arromdee et all, 2011)
Gambar 2.6. Visualisasi hasil simulasi kontur fraksi volume untuk partikel
glassbeads pada ketinggian bed = 5,6 cm setelah 5 sec.
(Moharana, 2011)
Gambar 2.7. Visualisasi hasil simulasi kontur fraksi volume untuk partikel
batubara pada ketinggian bed = 7,3 cm setelah 15 sec.
(Moharana, 2011)
Gambar 2.8. Visualisasi hasil simulasi kontur fraksi volume untuk partikel
besi pada ketinggian bed = 7,1 cm setelah 10 sec.
(Moharana, 2011)
10
11
xi
13
16
19
29
44
47
48
48
49
50
50
51
Gambar 5.8. Grafik hasil penelitian simulasi fluidized bed pressure drop
(Pa) vs kecepatan (m/s) menggunakan sudut 400
52
Gambar 5.9. Grafik hasil penelitian simulasi fluidized bed pressure drop
(Pa) vs kecepatan (m/s) menggunakan sudut 450
53
Gambar 5.10. Grafik hasil penelitian simulasi fluidized bed pressure drop
(Pa) vs kecepatan (m/s) menggunakan sudut 500
54
Gambar 5.11. Grafik hasil penelitian simulasi fluidized bed pressure drop
(Pa) vs kecepatan (m/s) menggunakan diameter 350 m
55
Gambar 5.12. Grafik hasil penelitian simulasi fluidized bed pressure drop
xii
56
Gambar 5.13. Hasil simulasi pada sudut cone 400 , diameter partikel
350 m, dan kecepatan udara 1,6 m/s
57
Gambar 5.14. Hasil simulasi pada sudut cone 400 ,diameter partikel
350 m, dan kecepatan udara 2 m/s
58
Gambar 5.15. Hasil simulasi pada sudut cone 450, diameter partikel
350 m, dan kecepatan udara 1,6 m/s
59
Gambar 5.16. Hasil simulasi pada sudut cone 450, diameter partikel
350 m, dan kecepatan udara 2 m/s
60
Gambar 5.17. Hasil simulasi pada sudut cone 500, diameter partikel
350 m, dan kecepatan udara 1,6 m/s
61
Gambar 5.18. Hasil simulasi pada sudut cone 500 ,diameter partikel
350 m, dan kecepatan udara 2 m/s
62
Gambar 5.19. Hasil simulasi pada sudut cone 400, diameter partikel
700 m, dan kecepatan udara 1,6 m/s
63
Gambar 5.20. Hasil simulasi pada sudut cone 400, diameter partikel
700 m, dan kecepatan udara 2 m/s
64
Gambar 5.21. Hasil simulasi pada sudut cone 450 ,diameter partikel
700 m, dan kecepatan udara 1,6 m/s
65
Gambar 5.22. Hasil simulasi pada sudut cone 450, diameter partikel
700 m, dan kecepatan udara 2 m/s
66
Gambar 5.23. Hasil simulasi pada sudut cone 500, diameter partikel
700 m, dan kecepatan udara 1,6 m/s
67
Gambar 5.24. Hasil simulasi pada sudut cone 500 ,diameter partikel
700 m, dan kecepatan udara 2 m/s
68
xiii
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 3.1 Bulk Density untuk Beberapa Partikel Padat (Oka, 2004)
15
Tabel 3.2 Perhitungan Kecepatan Terminal pada Partikel Bulat (Oka, 2004) 17
Tabel 3.3 Perhitungan Diameter Gelembung ( Oka,2004)
20
30
33
34
35
36
39
43
45
45
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
Lampiran 1. Report Models Hasil Program Fluent pada Simulasi Conical
Bubbling Fluidized Bed Menggunakan Drag Model Syamlal
dan OBrien Kecepatan Udara Uniform 0,4 m/s dan
ketinggian bed 420 mm.
72
73
77
80
xv
DAFTAR NOTASI
(m )
(m )
(-)
(-)
(m)
(m)
diameter bed
(m)
FA
gaya Archimedes
(N)
FD
gaya hambat
(N)
Fg
gaya gravitasi
(N)
percepatan gravitasi
(m/s )
ketinggian
(m)
hp
(mm)
(kg/m .s)
massa bed
(kg)
(kg)
(-)
(-)
kecepatan bubble
(m/s)
(m/s)
(m/s)
(m/s)
(m/s)
mb
(m/s)
mf
(m/s)
mf
(m/s)
ms
(m/s)
(m/s)
(m/s)
e f
tr
xvi
volume bed
(m )
(m )
(-)
(-)
(-)
void fraction
(-)
densitas bulk
(kg/m )
densitas fluid
(kg/m )
(kg/m )
(kg/m )
viskositas fluid
(kg/m.s)
(kg/m.s)
(kg/m.s)
(-)
3
3
3
3
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Teknologi fluidized bed combustion (FBC) adalah salah satu teknologi
terbaik untuk menkonversi bahan bakar padat menjadi listrik karena
mempunyai keunggulan mengkonversi berbagai jenis bahan bakar baik
sampah, limbah, biomasa ataupun bahan bakar fosil berkalori rendah.
Teknologi ini telah diperkenalkan sejak abad ke duapuluh dan telah
diaplikasikan dalam banyak sektor industri dan pada tahun-tahun belakangan
ini telah diaplikasikan untuk mengkonversi biomasa menjadi energi. Efisiensi
pembakaran yang lebih tinggi bisa diperoleh dari teknologi fluidized bed
combustion dibandingkan dengan sistem pembakaran konvensional karena
perpindahan panas yang sangat bagus di dalam sistem. Salah satu fenomena
yang terjadi dalam fluidized bed combustion yaitu fluidisasi.
Fueyo (1995) mendefinisikan fluidisasi adalah sebuah kejadian
dimana bed partikel padat berubah berperilaku seperti fluida dengan
menggunakan kontak dengan partikel gas atau cairan.
Dalam permodelan bubbling fluidized bed, jika salah satu parameter
diubah dan divariasikan maka akan memberikan hasil fluidisasi yang berbeda.
Bentuk hasil fluidisasi yang berbeda-beda merupakan salah satu fenomena
yang terjadi akibat perubahan parameter operasi. Fluidisasi dengan
menggunakan partikel dengan jenis dan ukuran partikel yang berbeda akan
memberikan hasil fluidisasi yang berbeda pula, mulai dari kecepatan
fluidisasi minimumnya dan pressure drop yang dihasilkan. Sudut cone
merupakan parameter yang dapat digunakan agar dapat memberikan
kesamaan dengan hasil fluidisasi secara eksperimental.
Penelitian yang tentang Fludized Bed Combustion juga dilakukan oleh
Arromdee et all (2011). Penelitian ini mengenai studi komparasi pembakaran
kulit kacang dan kulit buah asam pada conical bubbling fluidized bed.
Penelitian tersebut menggunakan conical fluidized bed combustor dengan
sudut cone 400 dan dengan tiga variasi ketinggian bed yaitu 20 cm, 30 cm,
1
dan 40 cm. Penelitian ini dilakukan untuk mencari ketinggian bed optimal
yang diperlukan untuk mencapai proses fluidisasi.
Moharana dan Malik (2011) meneliti fluidisasi pada conical bed
dengan menggunakan dua cara. Penelitian ini dilakukan dengan cara simulasi
numerik Computational Fluid Dynamic (CFD) ANSYS dan eksperimental.
Penelitian menggunakan CFD juga dimaksudkan agar dapat membandingkan
distribusi fase bed tiga jenis partikel yatu batubara, glassbeads, dan besi.
Penelitian secara empirik menggunakan alat percobaan conical fluidized bed
dengan sudut cone 10,370 dan menggunakan material partikel glassbeads.
Tujuannya adalah mengetahui bagaimana pengaruh ketinggian bed,
kecepatan superfisial, dan diameter rata-rata partikel terhadap kararakteristik
kurva pressure drop vs kecepatan minimum fluidisasi.
Sementara itu sebuah tim peneliti di Jurusan Teknik Mesin dan
Industri, FT-UGM sejak tahun 2012 melakukan penelitian co-firing dalam
sebuah bubbling fluidized bed combustor berbentuk cone dalam skema
Penelitian Strategi Nasional. Untuk turut serta memberikan informasi yang
komprehensif, maka penelitian mengenai pengaruh sudut cone menjadi
penting. Penelitian ini awal mulanya menggunakan simulasi conical
bubbling fluidized bed untuk memodelkan penelitian tersebut agar kemudian
dapat dibuat bentuk penelitian empirisnya dengan membuat alat percobaan
conical fluidized bed combustor. Tujuan simulasi ini adalah agar dapat
mengetahui sudut dan diameter partikel optimal yang dapat digunakan dalam
percobaan nantinya kelak. Dari simulasi percobaan dengan menggunakan
beberapa sudut dan diameter, akan didapatkan hubungan pressure drop (Pa)
dan kecepatan minimum fluidisasi, serta akan didapatkan visualisasi yang
dapat digunakan sebagai gambaran situasi yang mendekati situasi aktual.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan
dikaji pada penelitian ini adalah bagaimana pengaruh sudut cone terhadap
karakteristik bubble pada bubbling fluidized bed. Penelitian ini menggunakan
parameter kecepatan superficial udara masuk serta geometri distributor udara.
Sudut cone yang digunakan adalah sudut 400, sudut 450,dan sudut 500.
2.
3.
drop
dan
kecepatan
minimum
fluidisasi
dalam
2.
3.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Fueyo (1995) mendefinisikan fluidisasi adalah sebuah kejadian dimana bed
partikel padat berubah berperilaku seperti fluida dengan menggunakan kontak
dengan partikel gas atau cairan. Dalam proses fluidisasi, parameter sudut cone
memiliki peran yang dominan dalam karakter hasil dari fluidized bed combustion
diantaranya adalah
fluidisasi.
Penelitian yang tentang Fludized Bed juga dilakukan oleh Arromdee et all
(2011). Penelitian ini mengenai studi komparasi pembakaran kulit kacang dan
kulit buah asam pada conical bubbling fluidized bed. Penelitian tersebut
menggunakan conical fluidized bed combustor dengan sudut cone 400 dan
menggunakan bed yaitu pasir alumina dengan ukuran partikel 0,3-0,5mm dengan
tiga variasi ketinggian bed yaitu 20 cm, 30 cm, dan 40 cm. Bahan yang digunakan
untuk dibakar adalah kacang dan kulit buah asam dengan variasi fraksi massa
yang berbeda-beda yaitu 0%, 2.5%, 5%, 7.5%, dan 10%. Kecepatan superfisial
divariasikan mulai dari 0 m/s hingga 4-5 m/s. Sebuah alat dipasang pada bagian
bawah dan atas cone untuk mengukur besarnya pressure drop yang dihasilkan
setiap kecepatan superfisial yang digunakan.
Gambar 2.2. Pressure drop vs superficial velocity dengan beberapa variabel kulit
kacang (PN) dan kulit asam (TM) pada ketinggian bed (a) 20 cm dan (B) 30 cm
(Arromdee et all, 2011)
Grafik ketinggian bed 40 cm tidak ditampilkan karena hasil grafiknya
hampir sama dengan hasil grafik penelitian dengan ketinggian bed 30 cm. Dari
grafik tersebut,
tersebut masih sesuai dengan level yang diharapkan, yaiu dibawah 0,8 m/s dengan
faktor massa kurang dari 5%. Dapat disimpulkan bahwa dengan kenaikan tinggi
bed pada sudut cone yang sama, pressure drop dan kecepatan minimum
fluidisasinya menunjukkan kecenderungan meningkat.
Moharana dan Malik (2011) meneliti fluidisasi pada conical bed dengan
menggunakan dua cara. Penelitian ini dilakukan dengan cara simulasi numerik
Computational Fluid Dynamic (CFD) ANSYS dan eksperimental. Penelitian
menggunakan CFD juga dimaksudkan agar dapat membandingkan distribusi fase
bed tiga jenis partikel yatu batubara, glassbeads, dan besi. Penelitian secara
empirik menggunakan alat percobaan conical fluidized bed dengan sudut cone
10,370 dan menggunakan material partikel glassbeads. Tujuannya adalah
mengetahui bagaimana pengaruh ketinggian bed, kecepatan superfisial, dan
diameter rata-rata partikel terhadap kararakteristik kurva pressure drop vs
kecepatan minimum fluidisasi.
Gambar 2.6. Visualisasi hasil simulasi kontur fraksi volume untuk partikel
glassbeads pada ketinggian bed = 5,6 cm setelah 5 sec. (Moharana et all, 2011)
Gambar 2.7. Visualisasi hasil simulasi kontur fraksi volume untuk partikel
batubara pada ketinggian bed = 7,3 cm setelah 15 sec. (Moharana, 2011)
Gambar 2.8. Visualisasi hasil simulasi kontur fraksi volume untuk partikel
besi pada ketinggian bed = 7,1 cm setelah 10 sec. (Moharana, 2011)
mengetahui
pengaruh
parameter-parameter
tersebut
terhadap
10
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1 Fluidisasi
11
12
13
bubbles
yang kecil.
Kualitas
fluidisasinya bagus,
yang
<
500 m, dan densitas partikel 1400 kg/m < s < 4000 kg/m3.
fluidisasi
dan
kualitas
fluidisasi
jelek
karena
14
ukuran yang sangat besar dan berat dengan ukuran d s > 500 m
dan densitas partikel s > 1400 kg/m3.
B. Densitas Partikel
(1 )
(3.5)
15
Material
Sand
Limestone
Coal
Ash
Iron ore (pulverized)
Table salt
Cement
White grain
1200 1400
1200 1400
600 800
1200 1500
2800 3000
800 900
1300 1900
770
=1
(3.1)
16
(3.2)
(3.3)
3. Gaya Hambat
=
2
4
(3.4)
kecepatan partikel, dan akan selalu konstan selama gerak jatuh jika
fluidanya inkompresible. Pada detik ke nol, gaya hambat F D bernilai nol
dan partikel mulai bergerak dikarenakan ketidakseimbangan dari gaya:
> untuk > s
(3.5)
(3.6)
Dalam keadaan seperti ini maka partikel terus bergerak turun hanya
karena inersia partikel itu sendiri. Resultan gaya yang ada bernilai nol,
17
4
3
Ar
(3.7)
18
(3.8)
(3.9)
Dengan :
(3.10)
= Kecepatan fluidisasi minimum (m/s)
19
20
d t < 20 cm
2.
100 d s 350 m
3.
1u
4.
5 u f u mf
mf
8 cm/s
(3.11)
Dimana :
< 0,125
(3.12)
21
Hasil kadang
tidak
bisa mendekati
dengan
hasil
keadaan
22
fase
dinyatakan
+ = =1
(3.13)
Dengan:
: massa jenis fase q
: kecepatan fase q
: karakteristik transfer massa dari fase p ke fase q
: karakteristik transfer massa dari fase q ke fase
R
+ = + . + +
=1 + + + , + ,
(3.14)
Dengan :
: tekanan statis
: external body force dari fase q
: tegangan dari q
c. Formulasi Solver
Di dalam menyelesaikan sebuah kasus permodelan simulasi,
Fluent menyediakan dua formulasi solver yaitu formulasi solver
berdasarkan tekanan (Pressure Based)
berdasarkan densitas (Density Based).
23
24
solver
pressure
based
banyak
diaplikasikan
termampatkan
(incompressible)
maupun
termampatkan
non-linear yang
25
26
yang telah
ditentukan. Apabila
hasil
iterasi
dapat
dikatakan
telah
konvergen.
berdasarkan
3
4 2
Dimana = 0,63 +
4,8
(3.15)
2
(3.16)
27
Dimana :
= 4,14 dan = 0,8 1,28 untuk 0,85
(3.18)
(3.19)
Drag model ini cocok untuk partikel solid dengan bentuk yang
sphere atau bulat dan pada kondisi yang multipartikel.
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
B. Domain Komputasi
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah sebuah domain
komputasi berupa model fluidized bed dalam bentuk tiga dimensi seperti
terlihat pada gambar di bawah ini:
28
29
Sudut (0)
h(m)
40
66
45
58
50
52
30
31
: 0,416
2. Densitas udara
: 1,225 kg/m3
: 2200 kg/m3
4. Viskositas udara
32
2.
Volume
Create Real
Data
Height
66
Radius 1
7,5
Radius 2
7,5
Radius 3
31,5
Axis Location
Positive Y
Label
Cone
2. Pembuatan tabung
Geometri
Volume
33
3.
Data
Height
180
Radius 1
31,5
Radius 2
31,5
Axis Location
Positive Y
Label
Tabung
Penggabungan objek
Penggabungan ini dimaksudkan agar posisi tabung tepat
diatas permukaan cone-nya.
Geometri
Volume
Move/copy volumes
Volume
Mesh
4.1 Mesh Dinding Combustor
Mesh
Volume
Mesh volumes
34
range dipilih dan pada submenu show worst element juga dipilih.
Nilai dari worst element menunjukkan kualitas mesh, nilainya
berkisar antara 0 (terbaik) s/d 1 (terburuk).
6.
7.
No
Nama Zone
Entity-Face
Type
Inlet
Velocity Inlet
Dinding
2,5
Wall
Outlet
Pressure Outlet
9.
10.
35
Sudut Cone
1
2
3
4
5
6
(cm)
40
40
45
45
50
50
Diameter partikel
Tinggi Bed (cm)
66
66
58
58
52
52
rata-rata (m)
350
700
350
700
350
700
43
43
40
40
38
38
Setelah itu
akan muncul
File
Case
Read
bed.msh
Grid
Check
Grid
Check
ini
akan
diperlihatkan
nilai
ada atau
Grid
Scale
Scale
Close
36
6.
Pendefinisian
model
simulasi
untuk
penelitian
ini,
Define
Models
Solver
Based
dipilih
Define
Models
Multiphase
Materials
37
a.
Define
Phase
Menu Define diklik kemudian submenu Phases dipilih.
Setelah muncul jendela Phases maka pendefinisian
kondisi untuk fase pertama atau fase udara penghembus
diatur dengan cara phase-1 pada kolom Phase dipilih lalu
tombol Set diklik. Setelah jendela Primary Phase
muncul, maka nama gas dimasukkan pada kolom Name
dan mixture gas dipilih pada Phase Material. Setelah
itu tombol OK diklik.
b.
38
c.
Nilai
Diameter (m)
152e-06
Syamlal-obrien
Lun-et-al
schaeffer
30
Based-ktgf
0.5
Syamlal-obrien
Lun-et-al
Radial Distribution
Lun-et-al
Packing Limit
0.65
9.
O p e r a t i n g Conditions
OK
diklik
untuk
menutup
jendela
Operating
Conditions.
10.
39
sebagai berikut:
Define
a.
Boundary Conditions
dipilih,
dan
Method,
pada
Components
tab
kolom
menu
Velocity
dipilih
untuk
memberikan nilai kecepatan hembus udara pada kolom YVelocity sesuai dengan parameter simulasi, yaitu 0,2 m/s,
0,4 m/s, 0,6 m/s, 0,6 m/s 0,8 m/s, 1 m/s, 1,2 m/s, 1,4 m/s,
1,6 m/s, 1,8 m/s dan 2 m/s.
b.
muncul
jendela
Velocity
Inlet
maka
tab
Adapt
Region
40
Solve
Initialize
Initialize
Solve
Initialize
Patch
Solve
Control
Solution
41
e.
Solve
Monitors
Residual
File
Write
Autosave
Solve
Iterate
File
Write
Plane
42
Parameter
400
450
500
X0(m)
-0.315
-0.315
-0.315
X1(m)
0.315
0.315
0.315
X2(m)
0.315
0.315
0.315
Y0(m)
Y1(m)
2.46
2.38
2.32
Y2(m)
2.46
2.38
2.32
Z1(m)
Z2(m)
Z3(m)
Contours
Pada pilihan contours of, pilih phase. Pada pilihan Phase, pilih fase
phase
(gas)
pilih
dua-dimensi.
Kemudian
Autorange
Hardcopy
Pada pilihan format pilih .jpeg. Pada coloring pilh color. Kemudian
klik save. Gambar kontur fraksi volume fase solid akan di save
dalam format .jpeg.
43
Points
44
Sudut
40
45
50
X0(m)
0.075
0.075
0.075
Y0(m)
Z0(m)
b. Titik Atas
Tabel 4.9 Data Surface-Points pengambilan data titik atas
Parameter
Sudut
40
45
50
X0(m)
0.315
0.315
0.315
Y0(m)
2.46
2.38
2.32
Z0(m)
Surface Integral
Read
Data
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
45
46
1500
1000
500
0
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1,2
1,4
1,6
1,8
Kecepatan (m/s)
Gambar 5.1. Hubungan pressure drop (Pa) dan kecepatan (m/s) (sudut
400 dan diameter 350 m)
Dari grafik tersebut menunjukkan hasil penelitian simulasi
fluidized bed menggunakan sudut 400 dan diameter 350 m. Dari grafik
tersebut dapat dilihat bahwa terjadi fluidisasi. Pressure drop dihitung
dari selisih tekanan pada bagian tepat diatas distributor dengan tekanan
yang berada di bagian atas fluidized bed. Pressure drop maksimumnya
adalah 1762,63Pa. Kecepatan minimum fluidisasinya adalah 0,4 m/s.
Kecepatan minimum fluidisasi didapatkan melalui grafik tersebut dari
data setelah mengalami pressure drop maksimum, kemudian pressure
drop turun dan mulai konstan. Ketika tekanan sudah mulai steady, tarik
garis ke kiri dan diambil perpotongan dengan grafik tersebut. Kecepatan
pada perpotongan tersebut adalah kecepatan minimum fluidisasi.
47
2500
2000
1500
1000
500
0
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1
1,2
Kecepatan (m/s)
1,4
1,6
1,8
maksimumnya
adalah
2007,34Pa.
Kecepatan
minimum
fluidisasinya terjadi sebelum 0,2 m/s. Pada grafik ini fluidisasi sudah
terjadi sebelum kecepatan 0,2 m/s, hal ini terlihat dari pressure drop
yang sudah mulai steady sejak tekanan pada kecepatan 0,2 m/s hingga
kecepatan 2 m/s.
48
3. Sudut 500
2500
2000
1500
1000
500
0
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1,2
1,4
1,6
1,8
Kecepatan (m/s)
Gambar 5.4. Hubungan pressure drop (Pa) dan kecepatan (m/s) (sudut
500 dan diameter 350 m)
Dari grafik tersebut menunjukkan hasil penelitian simulasi
fluidized bed menggunakan sudut 500 dan diameter 350 m. Dari grafik
tersebut dapat dilihat bahwa terjadi fluidisasi. Pressure drop dihitung
dari selisih tekanan pada bagian tepat diatas distributor dengan tekanan
yang berada di bagian atas fluidized bed. Pressure drop maksimumnya
adalah 2097,19 Pa. Kecepatan minimum fluidisasinya terjadi sebelum
0,2 m/s. Pada grafik ini fluidisasi sudah terjadi sebelum kecepatan 0,2
m/s, hal ini terlihat dari pressure drop yang sudah mulai steady sejak
tekanan pada kecepatan 0,2 m/s hingga kecepatan 2 m/s.
49
B. Diameter 700 m
1. Sudut 400
2500
Pressure Drop (Pa)
2000
1500
1000
500
0
0
0,2
0,4
1,4
1,6
1,8
Gambar 5.5. Hubungan pressure drop (Pa) dan kecepatan (m/s) (sudut
400 dan diameter 700 m)
Dari grafik tersebut menunjukkan hasil penelitian simulasi
fluidized bed menggunakan sudut 400 dan diameter 700 m. Dari grafik
tersebut dapat dilihat bahwa terjadi fluidisasi. Pressure drop dihitung
dari selisih tekanan pada bagian tepat diatas distributor dengan tekanan
yang berada di bagian atas fluidized bed. Pressure drop maksimumnya
adalah 2103,60 Pa. Kecepatan minimum fluidisasinya adalah 0,8 m/s.
2. Sudut 450
2500
2000
1500
1000
500
0
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1,2
1,4
1,6
1,8
Kecepatan (m/s)
50
2500
2000
1500
1000
500
0
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1,2
1,4
1,6
1,8
Kecepatan (m/s)
Gambar 5.7. Hubungan pressure drop (Pa) dan kecepatan (m/s) (sudut
500 dan diameter 700 m)
Dari grafik tersebut menunjukkan hasil penelitian simulasi
fluidized bed menggunakan sudut 500 dan diameter 700 m. Dari grafik
tersebut dapat dilihat bahwa terjadi fluidisasi. Pressure drop dihitung
dari selisih tekanan pada bagian tepat diatas distributor dengan tekanan
yang berada di bagian atas fluidized bed. Pressure drop maksimumnya
adalah 2228,69 Pa. Kecepatan minimum fluidisasinya adalah 1 m/s.
51
2000
1500
Diameter 700 nm
1000
Diameter 350 nm
500
0
0
Kecepatan (m/s)
52
2. Sudut 450
2500
2000
1500
Diameter 700 nm
1000
Diameter 350 nm
500
0
0
Kecepatan (m/s)
53
3. Sudut 500
2500
2000
1500
Diameter 700 nm
1000
Diameter 350 nm
500
0
0
Kecepatan (m/s)
54
2000
1500
Sudut 45
1000
Sudut 50
Sudut 40
500
0
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1,2
1,4
1,6
1,8
Kecepatan (m/s)
55
2. Diameter 700 m
2500
2000
1500
Sudut 45
1000
Sudut 50
Sudut 40
500
0
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1,2
1,4
1,6
1,8
Kecepatan (m/s)
sudut
cone
semakin
besar
kecepaan
mnimum
56
Gambar 5.13. Hasil simulasi pada sudut cone 400 ,diameter partikel
350 m, dan kecepatan udara 1,6 m/s
Pada gambar tersebut menunjukkan hasil simulasi numerik
pada bubbling fluidized bed dengan menggunakan diameter rata-rata
partikel 350 m dan sudut cone 400. Kontur yang ditampilkan berupa
kontur fraksi volume dari fase gas. Warna biru menunjukkan nilai
untuk fraksi volume fase gas berada pada nilai minimum yaitu 0,35
sedangkan warna merah untuk nilai maksimum yaitu 1. Bubble kecil
terbentuk ditengah. Bubble tersebut langsung menuju ke bagian atas
pasir, namun karena gaya dorong bubble tersebut kecil, pasir hanya
sedikit mengalamai perubahan Bubble tidak mencapai puncak bed,
bubble-bubble tersebut pecah ketika akan menuju puncak dan udara
di dalam bubble akan keluar sehingga bubble tersebut akan
menghilang. Sedangkan bentuk bubble yang dihasilkan mayoritas
tidak berbentuk bulat, akan tetapi bentuknya tidak beraturan.
57
2. Kecepatan 2 m/s
Gambar 5.24. Hasil simulasi pada sudut cone 400 ,diameter partikel
350 m, dan kecepatan udara 2 m/s
Pada gambar tersebut menunjukkan hasil simulasi numerik
pada bubbling fluidized bed dengan menggunakan diameter rata-rata
partikel 350 m dan sudut cone 400. Pasir terangkat dengan lebih baik
dibandingkan pada
58
Gambar 5.15. Hasil simulasi pada sudut cone 450, diameter partikel
350 m, dan kecepatan udara 1,6 m/s
Pada gambar tersebut menunjukkan hasil simulasi numerik
pada bubbling fluidized bed dengan menggunakan diameter rata-rata
partikel 350 m dan sudut cone 450. Kontur yang ditampilkan dari t
= 23,2 s hingga t = 25 s. Bubble tersebut terbentuk dari sebelah kiri
mulai dari detik ke-23,2 bubble yang terbentuk hingga detik ke-25
ada yang mengalami tubrukan dengan bubble yang lain, selain itu
juga ada yang mengalami pemisahan menjadi lebih dari satu bubble.
Secara umum pasir bergerak dengan baik melebihi posisi awalnya di
580 mm. Saat bergerak naik ke atas terjadi tubrukan dan pemisahan
antar bubble. Setelah bubble mencapai puncak bed, bubble-bubble
tersebut akan pecah dan udara di dalam bubble akan keluar sehingga
bubble tersebut akan menghilang. Bubble yang dihasilkan mayoritas
tidak berbentuk bulat, akan tetapi bentuknya tidak beraturan.. Secara
umum bubble yang terlihat jelas salah satunya dibagian kiri pada
gambar, mulai detik t = 23,2 s hingga t = 24,6 s. Pasir juga dapat
digerakkan dengan baik oleh bubble tersebut.
59
2. Kecepatan 2 m/s
60
Gambar 5.17. Hasil simulasi pada sudut cone 500, diameter partikel
350 m, dan kecepatan udara 1,6 m/s
Pada gambar tersebut menunjukkan hasil simulasi numerik
pada bubbling fluidized bed dengan menggunakan diameter rata-rata
partikel 350 m dan sudut cone 500 dengan kecepatan udara
hembusnya adalah 1,6 m/s. Kontur yang ditampilkan dari t = 23,2 s
hingga t = 25 s.. Secara umum dapat dilihat bahwa pola pergerakan
bubble bergerak dari seebelah kiri dan kanan naik ke atas menjauhi
grid. Saat bergerak naik ke atas terjadi tubrukan dan pemisahan.
Setelah bubble mencapai puncak bed, bubble-bubble tersebut akan
pecah dan udara di dalam bubble akan keluar sehingga bubble
tersebut akan menghilang. Pasir terangkat dengan sempurna karena
pergerakan bubble tersebut. Sedangkan bentuk bubble yang
dihasilkan mayoritas tidak berbentuk bulat, akan tetapi bentuknya
tidak beraturan. Ada juga bubble yang bentuknya hampir bulat,
tetapi bubble ini rata-rata berukuran kecil dan biasanya bubble
tersebut bertubrukan dengan bubble lain yang lebih besar sebelum
mencapai puncak dari ketinggian bed
61
2. Kecepatan 2 m/s
Gambar 5.18. Hasil simulasi pada sudut cone 500 ,diameter partikel
350 m, dan kecepatan udara 2 m/s
Pada gambar tersebut menunjukkan hasil simulasi numerik
pada bubbling fluidized bed dengan menggunakan diameter rata-rata
partikel 350 m dan sudut cone 500 dengan kecepatan udara
hembusnya adalah 2 m/s. Saat bergerak naik ke atas terjadi tubrukan
dan pemisahan. Setelah bubble mencapai puncak bed, bubble-bubble
tersebut terbentuk dengan cepat kemudian akan pecah dan udara di
dalam bubble akan keluar sehingga bubble tersebut akan
menghilang. Sedangkan bentuk bubble yang dihasilkan mayoritas
tidak berbentuk bulat, akan tetapi bentuknya tidak beraturan. Bentuk
bubble yang tidak beraturan ini rata-rata memiliki ukuran yang
besar. Karena tinggi pasir lebih rendah dan kecepatan superfisialnya
tinggi, pasir terangkat tinggi karena disebabkan pergerakan bubble
yang lebih cepat.
62
B. Diameter 700 m
a. Sudut cone 400
1. Kecepatan 1,6 m/s
Gambar 5.19. Hasil simulasi pada sudut cone 400, diameter partikel
700 m, dan kecepatan udara 1,6 m/s
Pada gambar tersebut menunjukkan hasil simulasi numerik
pada bubbling fluidized bed dengan menggunakan diameter rata-rata
partikel 700 m dan sudut cone 400 dengan kecepatan udara
hembusnya adalah 1,6 m/s. Bentuk bubble yang dihasilkan mayoritas
tidak berbentuk bulat, akan tetapi bentuknya tidak beraturan. Bentuk
bubble yang tidak beraturan ini rata-rata memiliki ukuran yang kecil.
Pada hasil fluidisasi diameter partikel ini, bubble lebih baik
dibandingkan diameter 350 m, pasir juga mampu terangkat dengan
baik menjauhi posisi awalnya yaitu 660 mm.
63
2. Kecepatan 2 m/s
Gambar 5.20. Hasil simulasi pada sudut cone 400, diameter partikel
700 m, dan kecepatan udara 2 m/s
Pada gambar tersebut menunjukkan hasil simulasi numerik
pada bubbling fluidized bed dengan menggunakan diameter rata-rata
partikel 700 m dan sudut cone 400 dengan kecepatan udara
hembusnya adalah 2 m/s. Bubble cenderung terbentuk dengan cepat
walaupun kecil. Pasir pun mampu terangkat lebih tinggi karena
kecepatan lebih tinggi Sedangkan bentuk bubble yang dihasilkan
mayoritas tidak berbentuk bulat, akan tetapi bentuknya tidak
beraturan. Ada juga bubble yang bentuknya hampir bulat, tetapi
bubble ini rata-rata berukuran kecil dan biasanya bubble tersebut
bertubrukan dengan bubble lain yang lebih besar sebelum mencapai
puncak dari ketinggian bed.
64
65
2. Kecepatan 2 m/s
66
67
2. Kecepatan 2 m/s
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dari data-data hasil simulasi yang telah dilakukan, maka dapat
diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengaruh sudut cone
a. Sudut cone mempunyai pengaruh yang signifikan dalam percobaan
dengan penggunaan volume bed yang tetap, ketinggian bed
menjadi berbeda-beda yaitu sudut 400 ketinggiannya 420 mm,
sudut 450 ketinggiannya 400 mm, dan sudut 500 ketinggiannya 380
mm. Dari visualiasi post processing, terlihat bahwa semakin besar
sudut cone, semakin cepat bubble terbentuk dan mencapai
permukaan bed dan kemudian pecah. Sudut cone yang lebih besar
memiliki ketinggian bed yang lebih kecil sehingga memperpendek
jarak yang ditempuh bubble.
b. Sudut cone mempengaruhi pressure drop dan kecepatan minimum
fluidisasi. Semakin besar sudut cone semakin besar pressure drop
maksimum yang dihasilkan. Pengaruh sudut cone dalam kecepatan
minimum fluidisasi sukar ditentukan. Kecepatan minimum
fluidisasi sudut 400 adalah 0,4 m/s sedangkan pada sudut 450 dan
sudut 500 fluidisasi terjadi sebelum kecepatan 0,2 m/s. Diperlukan
eksperimen dengan parameter kecepatan superfisial yang lebih
kecil dari 0,2 m/s. Secara umum pengaruh sudut cone sukar untuk
mendefinisikan kecepatan minimum fluidisasinya. Hal ini terjadi
karena pada sudut 450 dan sudut 500
69
DAFTAR PUSTAKA
Shells
in
Bubbling
Fluidized
Bed:
Fluidization
70
LAMPIRAN
Models
-----Model
Settings
--------------------------------------------------------Space
3D
Time
Viscous
Laminar
Heat Transfer
Disabled
Disabled
Species Transport
Disabled
Disabled
Pollutants
Disabled
Pollutants
Disabled
Soot
Disabled
71
72
Boundary Conditions
-------------------
Zones
name
id
type
--------------------------------------fluid
fluid
outlet
pressure-outlet
inlet
velocity-inlet
wall
wall
default-interior 6
interior
72
73
Boundary Conditions
fluid
Condition
Value
------------------------------------Material Name
solid
no
Source Terms
()
no
Fixed Values
()
Motion Type
Deactivated Thread
no
Porous zone?
no
Porosity
74
outlet
Condition
Value
no
air_inlet
Condition
Value
wall
Condition
Value
---------------------------------------------------------Wall Motion
no
no
75
Specularity Coefficient
default-interior
Condition Value
-----------------
76
Solver Controls
---------------
Equations
Equation
Solved
-----------------------Flow
yes
Volume Fraction
yes
Numerics
Numeric
Enabled
--------------------------------------Absolute Velocity
Formulation yes
----------------------------------
77
0.1
Relaxation
Variable
Relaxation Factor
---------------------------------------Pressure
0.5
Density
Body Forces
Momentum
0.2
Volume Fraction
0.2
Granular Temperature
0.2
Linear Solver
Solver
Variable
Criterion
Tolerance
------------------------------------------------------------Pressure
V-Cycle
0.1
X-Momentum
Flexible
0.1
0.7
Y-Momentum
Flexible
0.1
0.7
Z-Momentum
Flexible
0.1
0.7
0.1
0.7
78
Pressure-Velocity Coupling
Parameter Value
-------------------------------Type
Discretization Scheme
Variable
Scheme
------------------------------------Momentum
Solution Limits
Quantity
Limit
Maximum Temperature
5000
79
Material Properties
-------------------
Property
Units
Method
Value(s)
------------------------------------------------------------------Density
kg/m3
constant
2200
Cp (Specific Heat)
j/kg-k
constant
740
Thermal Conductivity
w/m-k
constant
1,4
Viscosity
kg/m-s
constant
1.800000e-05
Molecular Weight
kg/kgmol
constant
60
angstrom
constant
3.711
constant
78.6
1/k
constant
constant
none
#f
Degrees of Freedom
Speed of Sound
m/s
80
Property
Units
Method
Value(s)
---------------------------------------------------------------Density
kg/m3
constant
1.225
Cp (Specific Heat)
j/kg-k
constant
1006.43
Thermal Conductivity
w/m-k
constant
0.0242
Viscosity
kg/m-s
constant
1.7894e-05
Molecular Weight
kg/kgmol
constant
28.966
angstrom
constant
3.711
constant
78.6
1/k
constant
constant
m/s
none
#f
Units
Method
Value(s)
Degrees of Freedom
Speed of Sound
Property
--------------------------------------------------Density
kg/m3
constant
2719
Cp (Specific Heat)
j/kg-k
constant
871
Thermal Conductivity
w/m-k
constant
202.4