Anda di halaman 1dari 10

Penilaian status tekanan darah harus dilakukan sebelum konsepsi, bila ada hipertensi

maka harus ditentukan tingkat keparahan, kemungkinan etiologi sekunder, adanya kerusakan
target organ dan rencana strategi pengobatan. Perempuan dengan hipertensi yang berencana
hamil harus dilakukan pemeriksaan ada atau tidaknya faekromositoma, karena tingginya
morbiditas dan mortalitas jika tidak didiagnosis saat antepartum. Hipertensi pada kehamilan itu
sendiri merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada maternal, fetal dan
neonatal.Penting

mencermati

adanya

tanda-tanda

preeklamsia,

yang

membutuhkan

penatalaksanaan khusus.

A. DEFINISI
Hipertensi adalah tekanan darah sekurang-kurangnya 140 mmHg sistolik atau 90 mmHg
diastolik pada dua kali pemeriksaan berjarak 4-6 jam pada wanita yang sebelumnya normotensi.
Bila ditemukan tekanan darah tinggi (140/90 mmHg) pada ibu hamil, lakukan pemeriksaan
kadar protein urin dengan tes celup urin atau protein urin 24 jam dan tentukan diagnosis
Berdasarkan Report on the National High Blood Pressure Education Program Working Group on
High Blood Pressure in Pregnancy (AJOG Vol 183 : S1, July 2000), hipertensi dalam kehamilan
dibagi sebagai berikut :
1. Hipertensi kronik
Hipertensi yang didapatkan sebelum kehamilan, dibawah 20 minggu umur kehamilan,
dan hipertensi tidak menghilang setelah 12 minggu pasca persalinan.
2. Preeklamsia
Hipertensi dan proteinuria yang didapatkan setelah umur kehamilan 20 minggu.
3. Eklampsia
Kejang dan koma pada Preeklampsia
4. Superimposed Preeklamsi pada Hipertensi kronik
Hipertensi kronik yang disertai proteinuria

5. Hipertensi gestational
Timbulnya hipertensi pada kehamilan yang tidak disertai proteinuria hingga 12 minggu
pasca persalinan. Bila hipertensi menghilang setelah 12 minggu persalinan, maka dapat disebut
juga Hipertensi Transien.

B. DIAGNOSIS
1. Hipertensi Gestasional
Hipertensi tanpa proteinuria yang timbul setelah kehamilan 20 minggu dan menghilang setelah
persalinan. Diagnosis ditegakkan pada 12 minggu pasca persalinan. Diagnosis hipertensi
gestasional adalah sebagai berikut :

Tekanan darah 140/90 mmHg

Tidak ada riwayat hipertensi sebelum hamil, tekanan darah normal di usia kehamilan <12
minggu

Tidak ada proteinuria (diperiksa dengan tes celup urin)

Dapat disertai tanda dan gejala preeklampsia, seperti nyeri ulu hati, sakit kepala, dan
trombositopenia

Diagnosis pasti ditegakkan pascapersalinan


2. Preeklampsia
Preeklamsi merupakan sindroma spesifik dalam kehamilan akibat berkurangnya perfusi
organ sekunder terhadap vasospasme dan aktivasi endothelial. Proteinuria merupakan tanda
penting pada preeklamsi. Preeklampsia dibagi menjadi dua yaitu :
-

Preeklampsia Ringan
Tekanan darah 140/90 mmHg pada usia kehamilan > 20 minggu
Tes celup urin menunjukkan proteinuria 1+ atau pemeriksaan protein kuantitatif
menunjukkan hasil >300 mg/24 jam
Preeklampsia Berat

Tekanan darah >160/110 mmHg pada usia kehamilan >20 minggu


Tes celup urin menunjukkan proteinuria 2+ atau pemeriksaan protein kuantitatif

menunjukkan hasil >5 g/24 jam


Atau disertai keterlibatan organ lain:
Trombositopenia (<100.000 sel/uL)
hemolisis mikroangiopati
Peningkatan SGOT/SGPT
nyeri abdomen kuadran kanan atas
Sakit kepala
skotoma penglihatan
Pertumbuhan janin terhambat
Oligohidramnion
Edema paru dan/atau gagal jantung kongestif
Oliguria (< 500ml/24jam)
kreatinin > 1,2 mg/dl

3. Eklampsia
Eklampsia adalah kejang pada wanita yang preeklamsi dan bukan akibat etiologi
lain. Kejang bersifat grand mal dan terjadi selama dan setelah persalinan. Kejang juga
dapat terjadi > 48 jam post partum terutama pada nullipara sampai 10 hari post partum.
Diagnosis eklampsia ditegakan berdasarkan sebagai berikut :
- Kejang umum dan/atau koma
- Ada tanda dan gejala preeclampsia
- Tidak ada kemungkinan penyebab lain (misalnya epilepsi, perdarahan
subarakhnoid, dan meningitis)
4. Hipertensi Kronik
Diagnosis ditegakkan sebagai berikut :
- Tekanan darah 140/90 mmHg
- Sudah ada riwayat hipertensi sebelum hamil, atau diketahui adanya hipertensi pada usia
-

kehamilan <20 minggu


Tidak ada proteinuria (diperiksa dengan tes celup urin)
Dapat disertai keterlibatan organ lain, seperti mata, jantung, dan ginjal

5. Superimposed preeklampsia pada hipertensi kronik


Ibu dengan riwayat hipertensi kronik (sudah ada sebelum usia kehamilan 20 minggu). Tes
celup urin menunjukkan proteinuria >+1 atau trombosit <100.000 sel/uL pada usia
kehamilan > 20 minggu

C. TATALAKSANA
a. Tatalaksana Umum pada hipertensi gestasional

Pantau tekanan darah, urin (untuk proteinuria), dan kondisi janin setiap minggu.

Jika tekanan darah meningkat, tangani sebagai preeklampsia ringan.

Jika kondisi janin memburuk atau terjadi pertumbuhan janin terhambat, rawat untuk
penilaian kesehatan janin.

Beri tahu pasien dan keluarga tanda bahaya dan gejala preeklampsia dan eklampsia.

Jika tekanan darah stabil, janin dapat dilahirkan secara normal.

b. Tatalaksana Umum pada preeklampsia


Ibu hamil dengan preeklampsia harus segera dirujuk ke rumah sakit. Pengobatan pada
perempuan dengan hipertensi yang berencana hamil atau sudah dikonfirmasikan positif
hamil, harus diganti dengan preparat yang aman untuk masa kehamilan, seperti metildopa
atau penghambat beta. Antihipertensi golongan ACE inhibitor (misalnya kaptopril), ARB
(misalnya valsartan), dan klorotiazid dikontraindikasikan pada ibu hamil. Pilihan
antihipertensi didasarkan terutama pada pengalaman dokter dan ketersediaan obat.
Beberapa jenis antihipertensi yang dapat digunakan misalnya :

Ibu yang mendapat terapi antihipertensi di masa antenatal dianjurkan untuk melanjutkan terapi
antihipertensi hingga persalinan. Terapi antihipertensi dianjurkan untuk hipertensi pascasalin
berat.

Pencegahan dan tatalaksana kejang

Bila terjadi kejang, perhatikan jalan napas, pernapasan (oksigen), dan sirkulasi (cairan
intravena).

MgSO4 diberikan secara intravena kepada ibu dengan eklampsia (sebagai tatalaksana
kejang) dan preeklampsia berat (sebagai pencegahan kejang). Cara pemberian dapat dilihat
di halaman berikut.

Pada kondisi di mana MgSO4 tidak dapat diberikan seluruhnya, berikan dosis awal
(loading dose) lalu rujuk ibu segera ke fasilitas kesehatan yang memadai.

Lakukan intubasi jika terjadi kejang berulang dan segera kirim ibu ke ruang ICU (bila
tersedia) yang sudah siap dengan fasilitas ventilator tekanan positif.

Pemeriksaan penunjang tambahan


o

Hitung darah perifer lengkap (DPL)

Golongan darah ABO, Rh, dan uji pencocokan silang

Fungsi hati (LDH, SGOT, SGPT)

Fungsi ginjal (ureum, kreatinin serum)

Profil koagulasi (PT, APTT, fibrinogen)

USG (terutama jika ada indikasi gawat janin/pertumbuhan janin terhambat)

Pertimbangan persalinan/terminasi kehamilan

Pada

ibu

dengan

eklampsia,

bayi

harus

segera

dilahirkan

dalam

12

jam

sejak terjadinya kejang.

Induksi persalinan dianjurkan bagi ibu dengan preeklampsia berat dengan janin yang
belum viable atau tidak akan viable dalam 1-2 minggu.

Pada ibu dengan preeklampsia berat, di mana janin sudah viable namun usia kehamilan
belum mencapai 34 minggu, manajemen ekspektan dianjurkan, asalkan tidak terdapat
kontraindikasi (lihat algoritma di halaman berikut). Lakukan pengawasan ketat.

Pada ibu dengan preeklampsia berat, di mana usia kehamilan antara 34 dan 37 minggu,
manajemen ekspektan boleh dianjurkan, asalkan tidak terdapat hipertensi yang tidak
terkontrol, disfungsi organ ibu, dan gawat janin. Lakukan pengawasan ketat.

Pada ibu dengan preeklampsia berat yang kehamilannya sudah aterm, persalinan dini
dianjurkan.

Pada ibu dengan preeklampsia ringan atau hipertensi gestasional ringan yang sudah
aterm, induksi persalinan dianjurkan.

Tidak ada bukti yang menunjukkan manfaat dari pembatasan aktivitas (istirahat di
rumah), pembatasan asupan garam, dan pemberian vitamin C dan E dosis tinggi

b. Tatalaksana Khusus
EDEMA PARU
Diagnosis

Sesak napas, hipertensi, batuk berbusa, ronki basah halus pada basal paru pada ibu
dengan preeklampsia berat

Tatalaksana

Posisikan ibu dalam posisi tegak

Berikan oksigen

Berikan furosemide 40 mg IV.

Bila produksi urin masih rendah (<30 ml/jam dalam 4 jam), pemberian furosemid dapat
diulang.

Ukur keseimbangan cairan. Batasi cairan yang masuk.

SINDROMA HELPP
Diagnosis
Hemolisis, peningkatan kadar enzim hati, dan trombositopeni
Tatalaksana
a. Tatalaksana Umum pada hipertensi Kronik

Anjurkan istirahat lebih banyak.

Pada hipertensi kronik, penurunan tekanan darah ibu akan mengganggu perfusi serta
tidak ada bukti-bukti bahwa tekanan darah yang normal akan memperbaiki keadaan janin
dan ibu.
o

Jika pasien sebelum hamil sudah mendapat obat antihipertensi, dan terkontrol
dengan baik, lanjutkan pengobatan tersebut

Jika tekanan diastolik >110 mmHg atau tekanan sistolik >160 mmHg, berikan
antihipertensi

Jika

terdapat

proteinuria

atau

tanda-tanda

dan

gejala

lain,

pikirkan superimposedpreeklampsia dan tangani seperti preeklampsia


Bila sebelumnya ibu sudah mengkonsumsi antihipertensi, berikan penjelasan

bahwa antihipertensi golongan ACE inhibitor (misalnya kaptopril), ARB (misalnya


valsartan), dan klorotiazid dikontraindikasikan pada ibu hamil. Untuk itu, ibu harus
berdiskusi dengan dokternya mengenai jenis antihipertensi yang cocok selama
kehamilan.

Berikan suplementasi kalsium1,5-2 g/hari dan aspirin 75 mg/hari mulai dari usia
kehamilan 20 minggu

Pantau pertumbuhan dan kondisi janin.

Jika tidak ada komplikasi, tunggu sampai aterm.

Jika denyut jantung janin <100 kali/menit atau >180 kali/menit, tangani seperti gawat
janin.

Jika terdapat pertumbuhan janin terhambat, pertimbangkan terminasi kehamilan.

Anda mungkin juga menyukai

  • KERANGKA Konsep
    KERANGKA Konsep
    Dokumen2 halaman
    KERANGKA Konsep
    Rahma Larasati Syaheeda
    Belum ada peringkat
  • Parasitic Helminth Infections
    Parasitic Helminth Infections
    Dokumen15 halaman
    Parasitic Helminth Infections
    Rahma Larasati Syaheeda
    Belum ada peringkat
  • Imunopatologi Virus
    Imunopatologi Virus
    Dokumen24 halaman
    Imunopatologi Virus
    Rahma Larasati Syaheeda
    Belum ada peringkat
  • Antigen Untuk Produksi Vaksin
    Antigen Untuk Produksi Vaksin
    Dokumen17 halaman
    Antigen Untuk Produksi Vaksin
    Rahma Larasati Syaheeda
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantaar
    Kata Pengantaar
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantaar
    Rahma Larasati Syaheeda
    Belum ada peringkat
  • Purifikasi Protein
    Purifikasi Protein
    Dokumen46 halaman
    Purifikasi Protein
    Rahma Larasati Syaheeda
    Belum ada peringkat
  • Kasus Biostatistik
    Kasus Biostatistik
    Dokumen11 halaman
    Kasus Biostatistik
    Rahma Larasati Syaheeda
    Belum ada peringkat
  • Antigen Untuk Produksi Vaksin
    Antigen Untuk Produksi Vaksin
    Dokumen17 halaman
    Antigen Untuk Produksi Vaksin
    Rahma Larasati Syaheeda
    Belum ada peringkat
  • Imunopatologi Virus
    Imunopatologi Virus
    Dokumen24 halaman
    Imunopatologi Virus
    Rahma Larasati Syaheeda
    Belum ada peringkat
  • Sitokin
    Sitokin
    Dokumen28 halaman
    Sitokin
    Rahma Larasati Syaheeda
    Belum ada peringkat
  • Soal Saraf
    Soal Saraf
    Dokumen9 halaman
    Soal Saraf
    Rahma Larasati Syaheeda
    Belum ada peringkat
  • Edit Psikiatri
    Edit Psikiatri
    Dokumen2 halaman
    Edit Psikiatri
    Rahma Larasati Syaheeda
    Belum ada peringkat
  • Sitokin
    Sitokin
    Dokumen18 halaman
    Sitokin
    Rahma Larasati Syaheeda
    Belum ada peringkat
  • DETEKSI PARASIT
    DETEKSI PARASIT
    Dokumen2 halaman
    DETEKSI PARASIT
    Rahma Larasati Syaheeda
    0% (1)
  • Laporan TDL Mikrobiologi
    Laporan TDL Mikrobiologi
    Dokumen16 halaman
    Laporan TDL Mikrobiologi
    Rahma Larasati Syaheeda
    Belum ada peringkat
  • Edit Saraf
    Edit Saraf
    Dokumen6 halaman
    Edit Saraf
    Rahma Larasati Syaheeda
    Belum ada peringkat
  • Latar Belakang
    Latar Belakang
    Dokumen2 halaman
    Latar Belakang
    Rahma Larasati Syaheeda
    Belum ada peringkat
  • Keterampilan Osce
    Keterampilan Osce
    Dokumen19 halaman
    Keterampilan Osce
    Rahma Larasati Syaheeda
    Belum ada peringkat
  • Edit Ikm
    Edit Ikm
    Dokumen8 halaman
    Edit Ikm
    Rahma Larasati Syaheeda
    Belum ada peringkat
  • Klasifikasi Otitis Media
    Klasifikasi Otitis Media
    Dokumen52 halaman
    Klasifikasi Otitis Media
    Dhenni Hartopo
    100% (2)
  • Tinjauan Pustaka
    Tinjauan Pustaka
    Dokumen47 halaman
    Tinjauan Pustaka
    Rahma Larasati Syaheeda
    100% (1)
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Rahma Larasati Syaheeda
    Belum ada peringkat
  • SINUSITIS
    SINUSITIS
    Dokumen27 halaman
    SINUSITIS
    Rahma Larasati Syaheeda
    Belum ada peringkat
  • Telinga Luar
    Telinga Luar
    Dokumen10 halaman
    Telinga Luar
    ryo_benji
    Belum ada peringkat
  • Ghonorrheae
    Ghonorrheae
    Dokumen2 halaman
    Ghonorrheae
    Rahma Larasati Syaheeda
    Belum ada peringkat
  • Hipertensi Dalam Kehamilan
    Hipertensi Dalam Kehamilan
    Dokumen8 halaman
    Hipertensi Dalam Kehamilan
    Rahma Larasati Syaheeda
    Belum ada peringkat
  • Sindrom Metabolik
    Sindrom Metabolik
    Dokumen9 halaman
    Sindrom Metabolik
    Rahma Larasati Syaheeda
    Belum ada peringkat
  • Vertigo
    Vertigo
    Dokumen15 halaman
    Vertigo
    Sigit Nugroho
    100% (1)
  • Pleuritis TB Diagnosis
    Pleuritis TB Diagnosis
    Dokumen8 halaman
    Pleuritis TB Diagnosis
    Rahma Larasati Syaheeda
    Belum ada peringkat