Anda di halaman 1dari 15

Sindrom Aspirasi

Mekonium
Ruti Devi Permatasari
030.09.218

Definisi

Mekonium akumulasi debris yang steril, kental, tidak berbau, dan


berwarna hitam-hijau, yang berasal dari usus janin sejak usia kehamilan
10-16 minggu atau sekitar usia kehamilan tiga bulan.

proses defekasi pada janin berkurang pada usia kehamilan 16 minggu


dan menghilang pada usia kehamilan 20 minggu, dimana ini
berhubungan dengan proses inervasi dari persarafan anus.

Kehamilan 34 minggu pasase mekonium berangsur-angsur kembali


lebih aktif, dan mencapai normal saat 24-48 jam setelah lahir

Meconium Aspiration Syndrome (MAS) : gangguan nafas pada bayi yang


baru lahir dengan MSAF tanpa disertai penyebab distress nafas lainnya

Mekonium dapat teraspirasi ketika terjadi fetal gasping atau nafas


dalam yang terstimulasi oleh hipoksia dan hiperkapnia.

Patofisiologi

Hipoksia akibat stres janin aktivitas kolon pasase mekonium dan juga
menstimulasi gerakan menarik napas pada janin teraspirasinya mekonium selama
dalam rahim.

Mekonium yang teraspirasi dapat mempengaruhi pernapasan normal melalui


beberapa mekanisme, yaitu:

(1) obstruksi jalan napas akut


(2) disfungsi atau inaktivasi surfaktan
(3) pneumonitis kimiawi dengan pelepasan vasokonstriktif dan mediator inflamasi
(4) persistent pulmonary hypertension of the newborn (PPHN) dengan shunt kanan-kekiri ekstrapulmoner

Obstruksi pada SAM:


1.

Partial ball-valve udara inspirasi masuk alveolus namun tidak bisa keluar lagi
air trapping peningkatan resitensi saat ekspirasi

2.

Total terjadi atelektasis v/q mismatch

Mekonium viskositas dan ultrastruktur surfaktan, menurunkan tingkat protein


surfaktan

Mekonium chemoattractant yang bagus bagi neutrofil.

Mekonium sumber mediator inflamasi seperti interleukin (IL-1, IL-6, IL-8), dan TNF
sebabkan pneumonitis

Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis dari MAS dapat dilihat dari warna kuning kehijauan
pada kuku jari tangan, tali pusat, serta kulit dan adanya tanda-tanda
gangguan pernafasan, seperti takipnea, retraksi, mendengkur, dan
bentuk dada barrel-chest.11 Pewarnaan kuning kehijauan terjadi akibat
dari mekonium yang terjadi Umumnya, pewarnaan pada kuku terjadi 6
jam setelah paparan dan pewarnaan pada kulit serta tali pusat 12-14
jam setelah paparan.5 Untuk gangguan pernafasan pada MAS, dapat
dikategorikan sebagai ringan, sedang, dan berat. Ringan apabila dalam
kurang dari 48 jam, kebutuhan pemberian oksigennya kurang dari 40%.
Derajat sedang bila kebutuhan akan pemberian oksigen lebih dari 40%,
tetapi tidak didapati adanya kebocoran paru. Sedangkan derajat berat
bila sudah memerlukan assisted ventilation pada lebih dari 48 jam. Hal
ini biasanya berhubungan dengan Pulmonary hypertension of the
Newborn (PPHN).

Laboratorium

Analisa gas darah biasanya menunjukkan adanya hipoksemia.


Hiperventilasi dapat menyebabkan alkalosis respiratorik pada kasus
ringan, namun bayi dengan penyakit berat umumnya memiliki asidosis
respiratorik sebagai akibat dari obstruksi jalan napas, atelektasis, dan
pneumonitis.

Radiografi dada menunjukkan hiperinflasi lapang paru dan diafragma


yang mendatar. Terdapat infiltrat ireguler, patchy, dan banyak. Dapat
ditemukan pneumothorax atau pneumomediastinum

Tatalaksana

Apabila didapatkan bayi lahir bugar (vigorous baby) dengan usaha


respirasi yang normal, tonus otot yang baik dan denyut jantung >100
kali per menit, hal ini merupakan bukan indikasi untuk diintubasi.
Bersihkan sekret dan mekonium dari mulut dan hidung dengan
menggunakan bulb-syring atau dengan menggunakan kateter
mekonium aspirator.

Apabila didapatkan bayi lahir tidak bugar dengan depresi pernafasan,


tonus otot yang tidak baik, dan denyut jantung kurang dari 100 kali per
menit, gunakan laringoskop direk, intubasi dan lakukan suction dari
trakea dengan menggunakan mekonium aspirator secepatnya.

Terapi Oksigen

Pemberian suplementasi oksigen merupakan dasar tatalaksana MAS dan pada


beberapa kasus yang tidak berat, mungkin merupakan satu-satunya terapi yang
diperlukan.
Pada bayi prematur, pengubahan konsentrasi oksigen (atau aliran oksigen) pada
bayi dengan MAS bergantung pada saturasi oksigen yang diukur menggunakan
pulse oximetry (SpO2). Karena tingginya insidens ductal shunt kanan-ke-kiri yang
berhubungan dengan hipertensi paru, SpO 2 pre-duktus lebih sering digunakan,
dengan target SpO2 lebih tinggi, yaitu antara 94-98%. Pada bayi yang diberikan
ventilasi, terapi oksigen juga dapat dimonitor dengan analisa gas darah dari
darah arteri, yaitu pada arteri radial kanan (posisi pre-duktus). Target pO 2 adalah
60-100 mmHg (pre-duktus).

Continuous Positive Airway Pressure (CPAP)

Dari seluruh bayi dengan MAS yang membutuhkan bantuan pernapasan mekanik,
10-20%nya diberikan hanya CPAP saja. CPAP dengan tekanan CPAP 5-8 cm H 2O.
Toleransi bayi terhadap alat CPAP bergantung pada prematuritasnya, dan
ketidaknyamanan penggunaan alat CPAP yang dapat menimbulkan eksaserbasi
hipertensi paru dimana nantinya akan dibutuhkan intubasi.

Intubasi

Indikasi intubasi pada bayi dengan MAS adalah


(a) tingginya kebutuhan oksigen (FiO2 > 0,8)
(b)asidosis respiratorik, dengan pH arteri persisten dibawah 7,25
(c) hipertensi pulmonal, (d) circulatory compromise, dengan tekanan darah sistemik
dan perfusi yang buruk. Kecuali pada kondisi gawat darurat, premedikasi harus
diberikan pada bayi yang akan diintubasi.

Positive End-Expiratory Pressure (PEEP).


penggunaan PEEP harus diseimbangkan dengan adanya atelektasis, sementara juga
mencegah terjadinya overdistensi. Telah diteliti sebelumnya bahwa keuntungan
terbesar didapatkan dengan tekanan PEEP 4 dan 7 cm H 2O, dimana tekanan yang lebih
tinggi (8-14 cm H2O) hanya memberikan sedikit keuntungan.
jika pada bayi predominan atelektasis, peningkatan PEEP (hingga maksimal 10 cm H 2O)
dapat memperbaiki oksigenasi, sedangkan jika terdapat hiperinflasi regional atau
global, digunakan PEEP yang lebih rendah (3-4 cm H 2O).
Pada bayi dengan atelektasis berat, tekanan PEEP di atas 10 cm H 2O dapat
meningkatkan risiko terjadinya pneumotoraks.

Natrium bikarbonat meningkatkan pH dan menurunkan shunt kananke-kiri, yang hal ini juga merupakan terapi empiris. Obat-obatan
vasoaktif sering digunakan untuk meningkatkan tekanan darah sistemik
atau memperbaiki kontraktilitas jantung.

Nitrit oksida hipertensi paru. Respon bayi dengan MAS terhadap nitrit
oksida bergantung pada area paru yang dapat dicapai oleh gas tersebut.

Namun, NO diindikasikan pada bayi aterm dengan hipoksia karena


gagal respirasi tanpa kelainan struktur jantung.

Surfaktan

tidak direkomendasikan sebagai tatalaksana rutin bayi dengan MAS

hanya digunakan pada bayi dengan penyakit parenkimal dan gagal


napas berat.

Steroid

Berdasarkan penelitian yang menduga bahwa mekonium menimbulkan


respon inflamasi pada jaringan paru, steroid telah dicobakan pada bayi
dengan MAS. Hasil dari penelitian tersebut tidak membuahkan kesimpulan,
dan komplikasi dari obat-obatan tersebut telah diketahui. Masih belum
terdapat bukti ilmiah yang bermakna yang dapat merekomendasikan
penggunaan steroid sebagai terapi rutin MAS.

Antibiotik

Adanya mekonium meningkatkan kemungkinan kultur positif dari cairan


amnion pada bayi prematur dan aterm. Namun, penelitian yang
mempelajari tentang sepsis pada bayi dengan MSAF gagal menunjukan
hubungan diantaranya. Meskipun antibiotik profilaksis untuk bayi dengan
MAS belum dibenarkan, kebanyakan bayi mendapatkan antibiotik dalam
hari pertama usianya, sebelum diagnosis pneumonia dapat secara pasti
disingkirkan.

Prognosis

Komplikasi dari MAS biasa terjadi dan berhubungan dengan mortalitas


yang signifikan. Modalitas terapi yang terbaru seperti pemberian
surfaktan eksogen, high frequency ventilation (HFV), inhalasi nitrit
oksida, dan ECMO, mengurangi mortalitas hingga <5%. Pasien yang
selamat dari MAS berat, displasia bronkopulmoner atau penyakit paru
kronis dapat terjadi karena ventilasi mekanik jangka lama. Pasien
dengan asfiksia yang bermakna dapat menimbulkan sekuel neurologis.3

Anda mungkin juga menyukai