Pembimbing :
Dr. Yudo SpS
By :
Ignatius Bramasto Y. (08-081)
DEFINISI
Meningitis merupakan salah satu infeksi
pada susunan saraf pusat yang mengenai
selaput otak dan selaput medulla spinalis
yang juga disebut sebagai meningens
Meningitis Tuberkulosis tergolong ke
dalam meningitis yang disebabkan oleh
bakteri yaitu Mycobacterium Tuberkulosa
EPIDEMIOLOGI
Pada tahun 1990, morbiditas meningitis
TB 6,2% dari TB ekstrapulmonal
Insiden meningitis TB sebanding dengan
TB primer, umumnya bergantung pada
status sosio-ekonomi, higiene
masyarakat, umur, status gizi dan faktor
genetik yang menentukan respon imun
seseorang
Penyakit ini dapat menyerang semua
umur
ANATOMI FISIOLOGI
Otak dan sumsum otak belakang
diselimuti meningea yang melindungi
struktur syaraf yang halus, membawa
pembuluh darah dan cairan serebrospinal\
Terdiri dari 3 lapisan
Duramater
Arachnoid
Piamater
ETIOLOGI
Bakteri:
Pneumococcus
Meningococcus
Haemophilus influenza
Staphylococcus
Escherichia coli
Salmonella
Mycobacterium tuberculosis
Virus :
Enterovirus
Jamur :
Cryptococcus neoformans
Coccidioides immitris
FAKTOR RESIKO
malnutrisi,
penggunaan kortikosteroid,
keganasan,
cedera kepala,
infeksi HIV,
diabetes melitus
PATOFISIOLOGIS
BTA masuk tubuh
Multiplikasi
Penyebaran hematogen
Meningens
Membentuk tuberkel
MENINGITIS
DIAGNOSIS
Trias meningitis:
Demam
Penurunan kesadaran
Kaku kuduk
Lumbal Pungsi
Gambaran LCS pada meningitis TB :
Warna jernih / xantokrom
Jumlah Sel meningkat MN > PMN
Limfositer
Protein meningkat
Glukosa menurun <50 % kadar glukosa darah
TB
Non-TB
PEMERIKSAAN PENUNJANG
RONTGEN THORAX
TB apex paru
TB milier
CT-SCAN OTAK
Penyengatan kontras
(enhancement ) di
sisterna basalis
Tuberkuloma: massa
nodular, massa ringenhanced
Komplikasi : hidrosefalus
PENATALAKSANAAN
Terapi Farmakologis yang dapat diberikan pada
meningitis TB berupa :
Rifampicin ( R )
Efek samping : Hepatotoksik
INH ( H )
Efek samping : Hepatotoksik, defisiensi vitamin B6
Pyrazinamid ( Z )
Efek samping : Hepatotoksik
Streptomycin ( S )
Efek samping : Gangguan pendengaran dan vestibuler
Ethambutol ( E )
Efek samping : Neuritis optika
PROGNOSIS
Secara umumnya, penderita meningitis
dapat sembuh dan 15% dengan cacat
motorik atau mental atau meninggal
CASE REPORT
Identitas Pasien
Nama
: Ny. J
Jenis kelamin
: Perempuan
Usia
: 28 Tahun
Suku
: Sunda
Agama
: Islam
Alamat
: Bekasi
Status
: Janda
Pekerjaan
: Ibu rumah tangga
Tgl masuk
: 1 Maret 2015
ANAMNESA
Secara autoanamnesa oleh ibunya
Keluhan utama
Penurunan kesadaran sejak 2
hari SMRS
Keluhan tambahan
-
ANAMNESA
2 bulan SMRS pasien mengeluhkan adanya batukbatuk berdahak, dahak berwarna keputihan. Pada akhir
bulan januari pasien pernah batuk berdarah, darah
berwarna merah segar. Batuk-batuk juga disertai dengan
napsu makan yang munurun dan berat badan yang
menurun
2 minggu SMRS pasien mengeluhkan sakit pada
kepalanya, sakit dirasakan hilang timbul, sakit kepala
terasa pada bagian tengkuk/kepala bagian belakang.
Sakit kepala terasa tertusuk-tusuk dan berat pada leher.
ANAMNESA
3 hari SMRS pasien demam terus menerus
2 hari SMRS pasien mengalami penurunan kesadaran.
Penurunan kesadaran terjadi tiba-tiba, terjadi pertama
kali pada hari sabtu pagi sewaktu pasien bangun tidur,
pasien terlihat lemas dan ingin tidur terus-menerus,
pasien di panggil oleh keluarganya tidak ada berespon
untuk menjawab, tetapi pada malam minggu pasien
mulai ada respon jika dipanggil, makan atau minum
pasien masih bisa jika di suapi oleh ibu pasien. Minggu
pagi pasien dibawa ke Rumah Sakit.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Tampak sakit berat
Kesadaran
: Apatis, GCS = 9 ( E=4 V=2 M=3)
Tanda vital :
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi
: 100 x/m
Frekuensi Nafas : 36 x/m
Temperatur
: 37,6c
Pemeriksaan Umum
Kepala
tidak
Leher
Mata
pupil
Hidung
Telinga
Mulut
faring
KGB
Pemeriksaan Umum
Thorak:
Paru
Inspeksi
simetris,
Palpasi
Perkusi
Ausk.
Jantung
Inspeksi
: Iktus cordis tidak terlihat
Palpasi
: Iktus cordis teraba di ICS 5, pada garis
midclavikularis sinistra
Perkusi
: Batas jantung kanan pada ICS IV linea parasternalis
dextra,
batas jantung kiri atas pada ICS IV linea
parasternalis sinistra, batas kiri bawah pada ICS VI linea axilla anterior
sinistra
Ausk.
: Bunyi jantung reguler normal, murmur(-), gallop (-)
Abdomen:
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Ekstremitas
Ekstremitas atas
detik
Ekstremitas bawah
detik
Pemeriksaan Neurologi
Rangsang meningeal :
Kaku kuduk +
Brudinski I Brudinski II Kernig +/+
Laseque <70/<70
PEMERIKSAAN NERVUS
KRANIALIS
N. Olfactorius (I)
Normosmia
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Anosmia
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Parosmia
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Hiposmia
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Oculi Dextra
Oculi Sinistra
Visus
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Lapang pandang
Sulit dinilai
Sulit dinilai
N. Opticus (II)
Fundus Okuli
N. Ocullomotorius, Trochlearis,
Abdusens (III,IV,VI)
Oculi Sinistra
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Nistagmus
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Pupil
Isokor, 3 mm
Isokor, 3 mm
RCL
RCTL
Dolls eye
N. Trigeminus (V)
Kanan
Kiri
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Kekuatan menggigit
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sensorik
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Kanan
Kiri
Mimik
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Kerut Kening
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Menutup mata
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Meniup
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Memperlihatkan gigi
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Tertawa
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Reflex kornea
N. Fascialis (VII)
Sulit dinilai
+
N. Vestibulocochlearis (VIII)
Kanan
Kiri
Rinne
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Webber
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Swabach
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Nistagmus
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Vertigo
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Tinnitus
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Kanan
Kiri
Pallatum mole
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Uvula
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Disfagia
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Disartria
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Disfonia
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Reflex muntah
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
N. Asesorius (XI)
Kanan
Kiri
Mengangkat bahu
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sternocleidomastoideus
Sulit dinilai
Sulit dinilai
N. Hypoglossus (XII)
Lidah
Tremor
Atropi
Fasikulasi
Deviasi
Motorik
Tropi
: Eutrofi
Tonus Otot
: Normotonus
Kekuatan otot : Sulit dinilai
Sikap
: Berbaring
Sensibilitas
Eksteroseptif
Proprioseptif
: Sulit dinilai
: Sulit dinilai
Koordinasi
Statis : sulit dinilai
Dinamis : sulit dinilai
Refleks
Refleks tendo :
Biceps : ++/++
Triceps : ++/++
KPR : ++/++
APR : ++/++
Refleks Patologis :
Babinski -/Chaddock -/Gordon -/Oppenheim -/Schaffer -/Hoffman Trommer -/-
Refleks
Refleks kulit :
Telapak kaki
: +/+
Dinding perut : tidak dilakukan
Kremaster : tidak dilakukan
Anus internus : tidak dilakukan
Anus eksternus : tidak dilakukan
Pemeriksaan
Hasil
Satuan
Nilai normal
Hemoglobin
g/dL
11,7-15,5
Leukosit
3.5
/L
3,6-11,0
Hematokrit
40.7
35-47
Trombosit
190
ribu/L
130-440
Eritrosit
4.5
106/L
4.76-6.95
LED
22
mm/jam
<10
Kolesterol LDL
128
mg/dl
<130
Kolesterol HDL
37
mg/dl
30-70
Kolesterol total
185
mg/dl
< 200
Trigliserida
98
mg/dl
60-165
Asam urat
1.8
mg/dl
3.5-7.2
SGOT
30
U/L
10-31
SGPT
41
U/L
9-36
Ureum darah
18.2
mg/dL
10-50
Kreatinin darah
0.82
mg/dL
<1,4
Natrium
137
mEq/L
135-147
Kalium
3.84
mEq/L
3,5-5,0
Klorida
95
mEq/L
94-111
HIV
Reaktif
Non-Reaktif
Pemeriksaan Penunjang
Foto Thorax PA
CT-Scan Kepala non Kontras
Foto Thorax PA
Skeletal dan jaringan
lunak thoracal dalam
batas normal
Trachea di tengah
Sinus dan diagphragma
normal
Pulmo: corakan
bronkovaskular
bertambah dan infiltrat
halus di ke dua paru.
Kesan: KP aktif
Diagnosa
Penatalaksanaan
Citicholin 2x250mg
Pumpitor 2x1
Metronidazole 1x2gr
OAT teruskan
Tanggal
S
/jam
2/3/15
Meningitis TB
O2 2-3L/ menit
Pukul. 06.00
Kesadaraan : sopor
Anemia
IVFD
wib
TD : 120/80 mmHg
Assering:
Dextrose: Futrolit =
1 : 1 : 1/ hari
N : 80x/m
Citicholin 2x250mg
S : 37,3c
Pumpitor 2x1amp
RR: 26x/m
Ceftriaxone 1x2gr
Meningitis TB
O2 2-3L/menit
Pukul. 06.00
Kesadaraan : sopor
Anemia
IVFD
wib
TD : 100/60 mmHg
3/3/15
N : 80x/m
Assering:
Dextrose: Futrolit =
1 : 1 : 1/ hari
Citicholin 2x250mg
S : 36,3c
Pumpitor 2x1amp
RR: 28x/m
Ceftriaxone 1x2gr
1x3 tab
4/3/15
Pukul.
Meningitis
O2 2-3L/m
Kesadaraan : sopor
TB
IVFD
TD : 110760 mmHg -
Anemia
Pasien belum
sadar
06.00 wib
Dextrose:
Futrolit = 1 : 1 :
N : 100x/m
S : 37,8c
1/ hari
RR: 28x/m
Kaku kuduk (+)
Assering:
Citicholin
2x250mg
Pumpitor
2x1amp
karena
alasan keuangan
Ceftriaxone
1x2gr
Ronki +/+
permintaan
keluarga
Kerniq (+)
OAT
RHZE
Prognosis
Ad Vitam
: dubia ad malam
Ad Sanationum : dubia ad bonam
Ad fungsionum : dubia ad malam
KESIMPULAN
Meningitis tuberkulosis terjadi sebagai akibat komplikasi
penyebaran tuberkulosis primer, biasanya di paru
Terjadinya meningitis tuberkulosa bukanlah karena
terinfeksinya selaput otak langsung oleh penyebaran
hematogen
Meningitis tuberculosa adalah penyulit dari tuberkulosa
yang mempunyai morbiditas dan mortalitas yang tinggi,
bila tidak diobati
Keadaan fisik pasien dengan hiv reaktif memperburuk
kondisi pasien