LATAR BELAKANG
Prevalensi DM: (4.4%) Asia Tenggara
(161%) dunia (2030)
2003
Tahun
Prevalensi
DM Tipe 2
Rural
Urban
DM
2030
5,548,869
8,248.601
13,797,470
8,076,613
12,006,186
20,082,799
1982
1995-2025
6.1 %
1982
Negara maju
5.1%
Negara berkembang
0.8 %
1981
1.6 %
1991
2005
1.5 %
1.1%
1995
1992
3.5 %
15.5 %
2004
9.2%
2005
12,8 %
Umur produktif
1998
7.2%
5.7 %
2001
1981
1.4 %
2005
12.5 %
2003
2005
Rural
Urban
12.4 %
Padang
Surabaya
Jakarta
Bali
Singaparna
Makassar
Pekajangan
Manado
Tana Toraja
Prevalensi DM di Indonesia
Diabetes melitus sudah terdiagnosis
(diketahui) sebelumnya
Faktor
lingkungan
Faktor
keturunan
1,5%
5,7%
Gaya hidup
berisiko:
Makan
berlebihan
Kurang sport
Stres
4,2%
2/14/2013
DEFINISI
Klasifikasi DM
Tipe 1 / DMTI
Autoimun: sel islet autoantibodi, autoantibodi terhadap insulin,
autoantibodi terhadap GAD65 dan autoantibodi terhadap tirosin
phospatases IA-2 dan IA-2
Idiopatik: insulinopenia dan tidak ada faktor autoimun
Tipe 2/ DMTII
Faktor genetik, gaya hidup, diet dan kurang olahraga
Tipe lain
Defek genetik fungsi sel pankreas, defek genetik kerja insulin,
penyakit pankreas eksokrin, endokrinopati, induksi obat atau bahan
kimia, infeksi, diabetes karena faktor imun dengan kasus langka,
sindrom genetik yang lain berhubungan dengan diabetes
Gestational DM
Diabetes yang muncul selama kehamilan, dengan tidak
mengesampingkan intoleransi glukosa terjadi sebelum dan atau
setelah kehamilan
Insulin
NORMAL
Insulin
Pintu
terbuka
Insulin
Insulin
Insulin
Insulin
Tenaga
Glukosa dibakar
Glukosa darah
Transporter glukosa
2/14/2013
Insulin
DIABETES
Microangiopathy
Macroangiopathy
Diabetic
Retinopathy
Pintu
tertutup
Stroke
2- to 4-fold increase in
cardiovascular mortality
and stroke5
Leading cause
of blindness
in adults1,2
Diabetic
Nephropathy
Leading cause of
end-stage
renal disease3,4
Tenaga
Diabetic
Neuropathy
Glukosa darah
Cardiovascular
Disease
Transporter glukosa
Peripheral Arterial
Disease
UK Pros pecti ve Diabetes Study Group. Diabetes Res 1990; 13:111. 2Fong DS, et al. Diabetes Care 2003; 26 (Suppl . 1):S99S102. 3The Hypertension i n Diabetes Study Group. J
Hypertens 1993; 11:309317. 4Mol i tch ME, et al. Diabetes Care 2003; 26 (Suppl . 1):S94S98. 5Kannel WB, et al. Am Heart J 1990; 120:672676.
JS. Ca rdiovascular disease in diabetes mellitus. In Textbook of Diabetes 2nd Edi tion, 1997. Bl ackwell Sciences. 7Ki ngs Fund. Counting the cost. The rea l i mpact of
non-insulin dependent diabetes. London: British Diabetic Association, 1996. 8Ma yfield JA, et al. Diabetes Care 2003; 26 (Suppl . 1):S78S79.
Kriteria Diagnostik
Gejala Klasik DM
3P dan BB turun
Poliuria (banyak kencing)
Polidipsi (banyak minum)
Polifagia (banyak makan)
Berat badan turun tanpa sebab jelas
Pemeriksaan HbA1c
Glycosylated hemoglobin
(HbA1c) kontrol glikemik
seorang pasien
HbA1c berikatan dengan
glukosa secara enzimatik
Menunjukkan kadar glukosa
dalam 3 bulan terakhir
Nilai HbA1c : 4-6% (Normal)
Nilai 6-8% menunjukkan kontrol
glikemik sedang
Nilai > 8%-10% menunjukkan
kontrol yang buruk
Kepatuhan
Komplikasi lanjut
Patofisiologi
1. DM tipe I: adanya
proses autoimun yang
menimbulkan
kerusakan pada sel
pankreas, sehingga
pada DM tipe I ini
mutlak memerlukan
insulin eksogen (Gulve,
2008).
2. DM tipe II: peningkatan
kadar gula darah lebih
disebabkan karena
resistensi terhadap
insulin atau adanya
defek insulin (ADA,
2005)
2/14/2013
Komplikasi
Hipoglikemi: glukosa darah dibawah 60
mg/dl, gejala:
takikardi, palpitasi, diaphoresis, tremor, pal
lor, dan kecemasan
DKA: Faktor presipitasi:
infeksi, trauma, operasi, atau infark
miokardiak. Gejala pernafasan Kusmaul
(hiperventilasi sebagai kompensasi dari
asidosis), postural dizziness, depresi
SSP, ketonuria, anoreksi, nausea, nyeri
abdominal, haus, dan poliuri
Lanjutan.
HHNK (hiperosmolar hiperglikemik nonketotik)
Mikroangiopati:
retinopati, katarak, neuropati, nefropati
Neuropati otonom:
GIT mual, muntah, penurunan pengsongan
lambung dan gangguan absorbsi glukosa.
Kardiovaskuler takikardi, hipotensi
ortotastik, ambang nyeri menurun pada MCI
Ginjal penurunan sensasi kandung kemih
retensi
Lima Pilar DM
Manajemen Nutrisi
Latihan Aktivitas
Terapi OAD
Pemantauan
penting
Edukasi
Pengobatan
TUJUAN
Jangka pendek :
Menghilangkan gejala
Mempertahankan rasa sehat/
nyaman
Mengatur makan
Jangka panjang :
Mencegah komplikasi
Mengurangi angka kesakitan
dan kematian
Penyuluhan
Cara:
Menormalkan
kadar glukosa darah,
lipid (kolesterol, trigliserid),
tekanan darah dan BB
Gerak badan
Obat-obatan
2/14/2013
Penyuluhan
Edukasi
2/14/2013
Mengatur Makanan
(Dahulu)
Mitos : Diet = penderitaan
Tidak boleh makan enak
Harus makan kentang
Tidak boleh menyentuh gula
Makan terpisah dari keluarga
Perhitungan berat badan Ideal (BBI) dengan rumus Brocca yang dimodifikasi
sebagai berikut
Berat badan Ideal (BBI)= 90% x (TB dalam cm - 100) x 1 kg
Bagi pria dengan tinggi badan < 160 cm dan wanita < 150 cm, rumus dimodifikasi
menjadi:
Berat badan ideal (BBI) = (TB dalam cm - 100) x 1 kg
Hasil:
BB
Normal : BB ideal 10 %
Kurus
: < BBI - 10 %
Gemuk : > BBI + 10 %
Perhitungan berat badan ideal menurut Indeks Massa Tubuh.
Indeks massa tubuh dapat dihitung dengan rumus:
IMT = BB(kg)/TB(m2)
Klasifikasi IMT:
BB Kurang
<18,5
BB Normal
18,5-22,9
BB Lebih
>23,0
Dengan risiko
23,0-24,9
Obes I
25,0-29,9
Obes II
>30
Contoh Kasus
Berdasarkan kasus, kebutuhan kalori menurut rumus Brocca adalah
Indeks Massa Tubuh (IMT).:
Rumus BMI = BB (kg) : (TB (m))2
= 45: (1,55)2
= 18,73
Klasifikasi BMI :
Berat badan kurang : < 18,5
Berat badan normal : 18,5 22,9
Berat badan lebih : 23,0
Jadi Ny. SA mempunyai berat badan normal
Penghitungan kebutuhan kalori Ny. SA menurut Brocca sebagai berikut :
Tinggi badan 155 Cm
Berat badan ideal (TB 100) kg = (155 100) kg = 55 kg
Kalori basal wanita 25 kal/kg = 55 kg x 25 kal/kg = 1375 kal
Koreksi :
Aktifitas ringan + 10 % = 10 % x 1375 kal = +137,5 kal
Infeksi + 30 % = 30 % x 1375 kal = +412,5 kal
Jadi total kebutuhan kalori Ny. SA adalah 1925 kal
Mengatur Makanan
(Sekarang)
Tidak lagi suatu derita
Anjuran makan seimbang =
makanan semua orang
Tidak ada makanan yang
dilarang, hanya dibatasi sesuai
kebutuhan kalori
Menu = menu keluarga
Gula dalam bumbu tidak
dilarang
Nutrisi DM
Karbohidrat: 45% - 65% dari kebutuhan energi harian, Kebutuhan serat:14 gram
dari total serat per 1000 kkal yang dikonsumsi atau 38 gram/hari untuk pria dan 25
gram/hari untuk wanita (level A)
Protein: 15-20 % dari kebutuhan energi total, Diet tinggi protein (> 20 %) tidak
dianjurkan dalam usaha menurunkan berat badan (level B)
Lemak: individu dengan LDL kolesterol 100 mg/dL [2.6 mmol/L] lebih efektif jika
diberikan lemak tersaturasi < 7% dari energi masukan, diet kolesterol < 200
mg/hari dari energi masukan (level A)
Mikronutrien Mineral: rendah sodium, tinggi potassium, tinggi magnesium dan
kalsium, Tidak ada evidence based yang menyebutkan manfaat suplemen
termasuk antioksidan (level B)
Alkohol: 1 x minum untuk wanita dan 2 x minum untuk pria. Definisi 1 x minum
sebagai 12-oz. beer, 5-oz. anggur, atau 1.5-oz. distilled spirits (level B)
2/14/2013
Gerak Badan
30 menit : 3 - 4 kali/minggu
(tiap hari lebih baik)
Kontinyu (continuous)
Ritmis (rythmical)
Interval
Progresif
Latihan ketahanan (endurance)
Obat-obatan
Terapi OAD
2/14/2013
INSULIN RESISTANCE
MORNING HYPERGLYCEMIA
2/14/2013
Metode
Pemantauan/ Monitoring
INSULIN PENS
INSULIN PUMPS
Dasar Optimisme
DM
Hiperglikemia
Dislipidemia
GDP 80-100
GDPP
TG
<140
HbA1 C <7%
< 150
Hipertensi
TD <130/80
Komplikasi
Nefropati
Mikroalb- . uria
Lainlain
Perawatan
Kaki
Aspirin
Retinopati
Funduskopi
Motto :
Jangan mau dikendalikan oleh penyakit, justru
sebaliknya kita harus dapat mengendalikan
penyakit
Selalu berpikiran positip : Tidak ada kata tidak
bisa dan selalu ada jalan keluar
Neuropati
PJK
Jangan sampai
memerlukan
ini
PENUTUP
Perlu kerjasama
dokter- pasien dan
keluarganya, sehingga:
Diselamatkan dan
diperpanjang hidupnya
Ditingkatkan kualitas
hidupnya
Diringankan beayanya
2/14/2013
Pengkajian
Data Subjektif:
Status kesehatan sekarang: manifestasi
hiperglikemi, berat badan, perubahan
penglihatan, kesemutan kaki, penyembuhan
luka, nyeri berkemih, riwayat
keluarga, pemakaian insulin/OAD, riwayat
pembedahan
Data Obyektif:
TTV, TB/BB, DKA, hipoglikemi, tes
penglihatan, kaji sensori, nyeri, suhu, kaji gaya
berjalan dan bentuk kaki, kaji status
mental, inspeksi rongga mulut, inspeksi sitem
integumen, palpasi nadi perifer, cek gula darah.
2.66
Penampilan Peran
2.66
Gambaran diri
1.06
0.53
Harga diri
2.13
Cemas
4.79
1.60
1.06
Nyeri
6.38
Ketidakseimbangan elektrolit
2.13
2.13
2.13
Resiko cidera
5.32
6.38
Infeksi
Gangguan pola tidur
7.98
1.06
Intoleransi aktivitas
Gangguan mobilitas fisik
10.64
1.06
3.19
Konstipasi
3.19
Ketidakseimbangan nutrisi
17.02
Perfusi perifer
Gangguan pertukaran gas
9.57
1.60
Pola Napas
0.00
4 Pilar
Penatalaksana
an DM
Fisiologis:
Ketidakseimba
ngan nutrisi
Konsep Diri:
Cemas
Fungsi Peran:
Penampilan
peran
Interdependen:
Koping
Inefektif
3.72
2.00
4.00
6.00
8.00
10.00
12.00
14.00
16.00
18.00
Resiko Kerusakan
Integritas Kulit/ Jaringan
Studi Kasus
10
2/14/2013
Resiko Infeksi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Resiko Injuri
1. Lingkungan: side rail, lampu, anjurkan
memakai pelindung kaki
2. Ajarkan cara yang aman dalam
melakukan aktivitas sehari-hari
3. Ajarkan cara potong kuku
4. Ajarkan cara ambulasi yang benar
5. Jelaskan komplikasi yg mungkin terjadi:
hipoglikemia, DKA
Lampiran 1 Nutrisi
11
2/14/2013
Manajemen Nutrisi
Karbohidrat
ADA (2008)
60 -70% dari total asupan
PERKENI (2006)
Dianjurkan 45-65% total asupan energi.
Pembatasan karbohidrat total <130 g/hari tidak dianjurkan.
Makanan harus mengandung karbohidrat terutama yang
berserat tinggi.
Gula dalam bumbu diperbolehkan.
Sukrosa tidak boleh lebih dari 5% total asupan energi.
Pemanis alternatif dapat digunakan sebagai pengganti gula,
namun tidak melebihi batas aman konsumsi harian (Accepted
Daily Intake)
Makan tiga kali sehari, apabila diperlukan dapat diberikan
makanan selingan buah atau makanan lain sebagai bagian
dari kebutuhan kalori sehari.
Lemak
Protein
ADA (2008)
ADA (2008)
Batas asupan lemak jenuh < 7 % kebutuhan kalori.
Pembatasan kolesterol < 200 mg/dl
PERKENI (2006)
Fruktosa
ADA (2008)
ADA, 2008
PERKENI, 2006
SERAT
VITAMIN &
MINERAL
12
2/14/2013
Dietary fatty acids and typical food sources (Franz, et al. 2002)
Fatty acid (common name)
Food sources
Women
14.7
10.4
1.6
1.1
LAMPIRAN 2 AKTIVITAS
31.0
20.8
4.2
1.8
Lauric acid
0.9
0.7
Myristic acid
2.7
1.9
Palmitic acid
1.7
11.6
Stearic acid
8.1
5.4
Elaidic acid
Hasil Riset
(American Diabetes Assosiation)
Latihan Aktivitas
Alasan
1.
2.
3.
4.
5.
Assessment Exercise
1. Umur lebih 35 tahun dan umur kurang dari 25 tahun
dengan DM tipe 2 diabetes lebih dari 10 tahun lamanya
type 1 atau DM tipe 2 lebih dari 15 tahun lamanya
2. Adanya faktor risiko penyakit artery koroner
3. Adanya ganggan microvascular dari penyakit
(proliferative retinopathy atau nephropathy, termasuk
microalbuminuria)
4. Peripheral vascular penyakit
5. Penyakit autonomic neurophaty.
6. Pada beberapa pasien yang memperlihatkan perubahan
nonspecific electrocardiogram (ECG); nonspecific ST dan
perubahan gelombang T pada istirahat.
13
2/14/2013
Kontinyu (continuous)
Ritmis (rythmical)
Interval
Progresif
Latihan ketahanan (endurance)
Continuous
Latihan yang diberikan harus
berkesinambungan, dilakukan terus
menerus tanpa berhenti. Contoh, bila
dipilih jogging selama 30 menit, maka
selama 30 menit pengidap melakukan
jogging tanpa istirahat.
Rythmical
Interval
Latihan olahraga yang dilakukan bergantiganti antara gerak cepat dan lambat.
Misalnya jalan cepat diselingi jalan
lambat, jogging diselingi jalan, berenang
cepat 2 kali panjang kolam diselingi 1 kali
renang lambat dan sebagainya. Dengan
kegiatan yang bergantian penderita DM
dapat bernafas dengan lega tanpa
menghentikan latihan sama sekali
Progresif
Latihan yang dilakukan harus berangsurangsur dari latihan ringan sampai latihan
yang lebih berat secara bertahap. Jadi
beban latihan dinaikkan sedikit demi
sedikit sesuai dengan pencapaian latihan
sebelumnya
14
2/14/2013
Klasifikasi Aktivitas
LAMPIRAN 3 TERAPI
Terapi OAD
15
2/14/2013
INSULIN RESISTANCE
MORNING HYPERGLYCEMIA
Metode
INSULIN PENS
INSULIN PUMPS
Pemantauan/ Monitoring
16
2/14/2013
Edukasi
17