urin yang membawa serta berbagai produk sisa metabolisme untuk dibuang. Ginjal juga
berfungsi dalam pengaturan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh dan merupakan tempat
pembuangan hormon renin dan eritropitin. Renin ikut berperan dalam pengaturan tekanan
darah dan eritropitin berperan dalam merangsang produksi sel darah merah. Urin juga
dihasilkan oleh ginjal berjalan melalui ureter ke kantung kemih melalui uretra (Juncquiera,
1997).
Urine merupakan cairan sisa yang diekskresikan oleh organ ginjal kemudian
dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Ekskresi urin penting sekali untuk
membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga
homeostasis cairan tubuh. Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan urine
sebagai sarana komunikasi olfaktori. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter
menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra.
Urin terdiri dari air yang mengandung zat terlarut berupa sisa metabolisme tubuh
diantaranya adalah urea, garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk
urin berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses
reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam
tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang
tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar
tubuh. Urea yang dikandung oleh urin dapat menjadi sumber nitrogen yang baik untuk
tumbuhan dan dapat digunakan untuk mempercepat pembentukan kompos.
Sifat dan susunan urin dipengaruhi oleh faktor fisiologis (misalkan masukan diet,
berbagai proses dalam tubuh, suhu, lingkungan, stress, mental, dan fisik) dan faktor patologis
(seperti pada gangguan metabolisme misalnya diabetes mellitus dan penyakit ginjal) (Scanlon
dan Sanders, 2000). Oleh karena itu pemeriksaan urin berguna untuk menunjang diagnosis
suatu penyakit. Wulangi (1990), menyatakan bahwa analisa urin itu penting, karena banyak
penyakit dan gangguan metabolisme dapat diketahui dari perubahan yang terjadi didalam
urin.
Zat tertentu yang terdapat didalam urin, meskipun dalam keadaan normal zat tersebut
tidak tampak. Seperti glukosa, asaton, albumin, darah dan nanah. Berbagai keadaan
ketidaknormalan komponen urin adalah : (a) Glikosuria, yaitu terdapatnya glukosa dalam air
kemih. Hal ini merupakan gejala terlalu banyak makan gula, meningkatkan aktifitas kelenjar
adranal yang mengakibatkan banyak penguraian glikogen dan pembebasan glukosa dari hati,
hipoinsulin, yaitu berkurangnya jumlah insulin (b) Aseonaria, adalah terdapatnya senyawa
keton dalam urin karena terlalu banyak mengkonsumsi lemak atau jumlah karbohidrat yang
tersedia untuk pembakaran berkurang. Aseton juga terbentuk saat keadaan lapar. (c)
Proteinuria, adalah salah satu keadan dimana satu macam protein plasma yang terdapat dalam
urin. Seperti terdapatnya albumin dalam urin (albuminaria). Hal ini menunjukan gejala
penyakit (d) hematuria, yaitu terdapatnya darah dalam urin karena infeksi pada ginjal atau
salah satu air kemih (Walungi, 1990).
Urine memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
1. Volume urin normal orang dewasa 600 2500 ml/hari, ini tergantung pada masukan air,
suhu luar, makanan dan keadaan mental/fisik individu. Produk akhir nitrogen dan kopi, teh,
alkohol menpunyai efek diuresis.
2. Berat jenis berkisar antara 1,003 1,030.
3. Reaksi urin biasanya asam dengan pH kurang dari 6 (bekisar 4,7-8). Bila masukan protein
tinggi, urin menjadi asam sebab fosfat dan sulfat berlebihan dari hasil katabolisme protein.
Keasaman meningkat pada asidosis dan demam. Urin menjadi alkali karena perubahan urea
menjadi amonia dan kehilangan CO2 di udara. Urin menjadi alkali pada alkaliosis seperti
setelah banyak muntah.
4. Warna urin normal adalah kuning pucat atau ambar. Pigmen utamanya urokrom, sedikit
urolobin dan hematopofirin. Pada keadaan demam, urin berwarna kuning tua atau kecoklatan,
pada penyakit hati pigmen empedu mewarnai urin menjadi hijau, coklat, atau kuning tua.
Darah (hemoglobin) memberi warna seperti asap sampai merah pada urin. Urin sangat asam
mengendapakan garam-garam asam urat dengan warna dadu.
5. Urin segar beraroma sesuai dengan zat-zat yang dimakan.
Unsur-unsur dalam urin
1. Unsur-unsur normal dalam urin.
a. Urea (25-30 gram) merupakan hasil akhir dari metabolisme protein pada mamalia.
Amonia, pada keadaan normal terdapat sedikit dalam urin segar. Pada penderita
diabetes millitus, kandungan amonia dalam urinnya sangat tinggi.
b. Kreatinin dan kreatin (kreatinin : produk pemecahan kreatin), normalnya 20-26 mg/kg
pada laki-laki, dan 14-22 mg/kg pada perempuan.
c. Asam urat, adalah hasil akhir terpenting oksidasi purin dalam tubuh. Asam urat sangat
sukar larut dalam air, tetapi mengendap membentuk garam-garam yang larut dengan
alkali. Pengeluaran asam urat meningkat pada penderita leukimia, penyakit hati berat.
Asam amino: hanya sedikit dalam urin. Pada penderita penyakit hati yang lanjut
d.
e.
f.
g.
karena
keracunan, maka jumlah asam amino yang diekskresikan meningkat.
Klorida (terutama NaCl), pengeluarannya tergantung dari masukan.
Sulfur, berasal dari protein yang mengandung sulfur pada makanan.
Fosfat di urin adalah gabungan dari natrium dan kalium fosfat, berasal dari makanan
yang mengandung protein berikatan denagn fosfat. Oksalat dalam urin rendah. Pada
penderita hiperoksaluria jumlah oksalat relatif tinggi. Mineral: Na, Ca, K, Mg ada
3. Kuman kuman:Ps.aeruginosa
Merah
1. Zat warna normal dalam jumlah besar:uroerythrin.
2. Zat warna abnormal:hemoglobin,porfirin,porfobilin.
3. Obat obat dan diagnostika: santonin,psp,amidoprin dan lain lain
4. Kuman kuman:B.poridigous
Coklat
1. Zat warna normal dalam jumlah besar:urobilin
2. Zat warna abnormal:bilirubin,hematin,porfobilin
Coklat tua atau hitam
1. Zat warna normal dalam jumlah besar:indikan
2. Zat warna abnormal:darah tua,alkapton.melamin
3. Obat obat:derivate derivate fenol,argyol
Serupa susu
1. Zat warna normal dalam jumlah besar:fosfat,urat
2. Zat warna abnormal:pus.getah pospat,shylus
Kejernihan
Cara mengujji kejernihan sama seperti menguji warna.Nyatakan pendapat
dengan:jernih,agak keruh,keruh atau sangat keruh.Pentinglah untuk menemukan apakah urin
itu telah keruh pada waktu dikeluarkan atau baru kemudian,yaitu jika dibiarkan. Tidak semua
macam kekeruhan bersifat abnormal.Urin normalpun akan menjadi agak keruh jika dibiarkan
atau didinginkan:kekeruhan ringan itu disebut nubecula dan terjadi dari lender,sel epitel dan
leukosit.
Berikut ini adalah penyebab terjadinya kekeruhan pada urin
1. Fosfat amorf dan karbonat dalam jumlah besar.Mungkin terjadi setelah seseorang
makan banyak.Kekeruhan itu hilang jika urin diberikan asam asetat encer.Sediment
mengandung banyak Kristal fosfat atau karbonat
2. Bakteri
bakteri.Kekeruhan
yang
terjadi
bukan
saja
disebabkan
oleh
berat
jenis
urin
biasanya
cukup
teliti
dengan
menggunakan
urinometer.Apabila sering melakukan penetapan berat jenis dengan contoh urin yang
volumenya kecil,sebaiknya memakai refraktometer untuk tujuan itu.Berat jenis urin sangat
erat hubunganya dengan dieresis,makin besar diuresis, makin rendah berat jenis dan
sebaliknya.Berat jenis urin 24 jam dari orang normal biasanya berkisar antara ,1,016 1,024
Derajat Keasaman Urin
Penetapan reaksi atau PH urin tidak banyak berarti dalam pemeriksaan
penyaring.Akan tetapi pada gangguan keseimbangan asam basa penetapan itu dapat member
kesan tentang keadaan dalam tubuh,apalagi bila disertai penetapan jumlah asam yang
diekskresikan dalam waktu tertentu,jumlah ion NH4,dsb.
Protein
Pemeriksaaan terhadap protein termasuk pemeriksaan rutin.Kebanyakan cara rutin
untuk menyatakan adanya protein dalam urin berdasarkan pada timbulnya kekeruhan.Karena
padatnya atau kasarnya kekeruhan itu menjadi satu ukuran untuk jumlah protein yang
ada,maka menggunakan urin yang jernih betul menjadi syarat penting pada test test terhadap
protein. hasil yang didapatkan dari praktikum ini dapat dijelaskan melalui derajat5
kepositifan, sebagai berikut :
Positif (+) atau (1 +) = Ada kekeruhan ringan tanpa butir butir,kadar protein kira kira
0,01 0,05
Positif (+ +) atau (2 +) kekeruhan mudah dapat dilihat dan nampak butir butir dalam
kekeruhan itu ( 0,05-0,2)
Positif (+ + +) atau (3 +) urin jelas keruh dan kekeruhan itu berkeping keping (0,20,5)
Positif (+ + + +) atau (4 +) urin sangat keruh dan kekeruhan berkeping keping dan
bergumpal ataupun memadat (lebih dari 0,5 %). Jika dapat lebih dari 3% protein akan
terjadi bekuan
Glukosa
Pemeriksaan
terhadap
adanya
glukosa
dalam
urin
termasuk
pemeriksaan
penyaring.menyatakan adanya glukosa dapat dilakukan dengan cara yang berbeda beda
asasnya.Cara yang tidak spesifik menggunakan sifat glukosa sebagai zat pereduksi,pada test
semacam itu terdapat suatu zat dalam reagens yang berubah warna dan sifatnya jika direduksi
oleh glukosa.Diantara banyak macam reagens yang dapat dipakai untuk menyatakan adanya
reduksi yang mengandung garam cuprilah banyak dipergunakan. Glukosa dapat dibuktikan
juga dengan cara spesifik yang menggunakan enzim glukosa oxidasa untuk merintis
serentetan reaksi dan berakhir dengan perubahan warna dalam reagens yang digunakan. Hasil
yang didapati pada uji ini, sebagai berikut :
Negatif ( -) = tetap biru jernih atau sedikit kehijau hijauan dan agak keruh
Positif (+) atau (1 +) = hijau kekuning kuningan dan Keruh ( 0,5 -1% glukosa)
Positif ( + +) atau (2 +) = kuning keruh ( 1 -1,5% glukosa)
Positif (+ + +) atau (3 +) = jingga atau kuning keruh (2 -3,5% glukosa)
Positif (+ + + +) atau (4 +) = merah keruh (lebih dari 3,5% glukosa)
Pemeriksaan Sedimen Urin
Pemeriksaan sediment urin termasuk pemeriksaan rutin.Urin yang dipakai itu ialah
urin segar atau urin yang dikumpulkan dengan pengawet .Yang paling baik untuk
pemeriksaan urin adalah urin pekat,yaitu yang mempunyai berat jenis 1023 atau lebih
tinggi ,urin yang pekat lebih muda didapat bila memakai urin pagi sebagai pemeriksaan.
Hasil yang mungkin ditemukan ( unsure unsure sediment):
Anorganik : bahan amorf, Kristal-kristal normal seperti kalsium oksalat, ammoniummagnesium, Kristal abnormal seperti sistein, leusin, tirosin.
Scanlon, Valerie C. dan Tina Sanders. 2000. Buku Ajar Anatomi dan Fisiologi. Penerbit Buku
Kedokteran EGC: Jakarta
Soebroto ,G. 1989. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta: Dian rakyat
Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia. Jakarta:EGC.
Thenawijaya, M. 1995. Uji Biologi. Erlangga: Jakarta
Wattimena,JR dan Elin Yuilinah S. 1989. Fisiologi Manusia II Sistem Transfort dan
Metabolisme. ITB : Bandung
Wilson, J. A. 1979. Prinsiple of Animal Physiology. Collier Mc Millan. S Publisher:London
Wulangi, Kartolo. 1990. Prinsip-prinsip Fisiologi Hewan. ITB: Bandung