Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Kompetisi Gulma Dengan Tanaman
Kompetisi diartikan sebagai perjuangan dua organisme atau lebih untuk
memperebutkan objek yang sama. Baik gulma maupun tanaman mempunyai keperluan dasar
yang sama untuk pertumbuhan dan perkembangan yang normal, yaitu unsure hara, air,
cahaya, bahan ruang tumbuh dan CO2. persaingan terjadi bila unsur-unsur penunjang
pertumbuhan tersebut tidak tersedia dalam jumlah yang cukup bagi keduanya. Persaingan
antara gulma dengan tanaman adalah persaingan interspesifik karena terjadi antar spesies
tumbuhan yang berbeda, sedangkan persaingan yang terjadi antar spesies tumbuhan yang
sama merupakan persaingan intra spesifik.
Kemampuan tanaman bersaing dengan gulma ditentukan oleh spesies gulma,
kepadatan gulma, saat dan lama persaingan, cara budidaya dan varietas yang ditanam, serta
tingkat kesuburan tanah. Perbedaan spesies akan menentukan kemampuan bersaingkarena
perbedaan system fotosintesis, kondisi perakaran dan morfologinya. Spesies gulma yang
tumbuh cepat, berhabitat luas, dan memiliki metabolisme yang efisien adalah yang tergolong
tumbuhan
berjalur
fotosintesis
C4.
tumbuhan
yang
tergolong
C4adalah
famili Gramineae (sebagian gulma tropik seperti alang-alang), Cyperaceae (teki),
dan Amaranthaceae (bayam duri). Kelembaban atau kerapatan populasi gulma menentukan
persaingan dan makin besar pula penurunan produksi tanaman. Gulma yang muncul atau
berkecambah lebih dulu atau bersamaan dengan tanaman yang dikelola berakibat besar
terhadap pertumbuhan dan hasil panen tanaman tersebut. Persaingan gulma pada awal
pertumbuhan akan mengurangi kuantitas hasil, sedangkan persaingan dan gangguan gulma
menjelang panen berpengaruh besar terhadap kualitas hasil. Perbedaan cara penanaman, laju
pertumbuhan, umur varietas yang ditanam dan tingkat ketersediaan unsure hara juga akan
menentukan besarnya persaingan gulma dengan tanaman.
a.

Persaingan memperebutkan air

Gulma sama halnya dengan tumbuhan lain, yang banyak membutuhkan air untuk hidupnya .
air diserap dari dalam tanah dan sebagian besar diuapkan (transpirasi) dan hanya sekitar 1%
saja yang digunakan untuk proses fotosintesis. Untuk tiap kilogram bahan organic gulma
membutuhkan 330-1900 liter air. Kebutuhan yang besar tersebut hampir dua kali kebutuhan
pertanaman. Contoh gulma Helianthus annus membutuhkan air sebesar dua kali tanaman
jagung. Persaingan memperebutkan air terutama terjadi pada pertanian lahan kering atau
tegalan.

b.

Persaingan memperebutkan hara

Setiap
lahan
berkapasitas
tertentu
dalam
mendukung
pertumbuhan
berbagaipertanaman dan pertumbuhan yang tumbuh di permukaannya. Jumlah bahan organic
yang dapat dihasilkan pada lahan itu tetap walaupun komposisi tumbuhannya berbeda.
Karena itu bila gulma tidak dikendalikan, sebagian hasil bahan organic pada lahan ituberupa
gulma. Hal ini berarti bahwa pemupukan akan menaikan daya dukung lahan, tetapi tidak akan
mengurangi komposisi hasil tumbuhan atau gangguan gulma tetap ada dan merugikan
walaupun tanah dipupuk.
Nitrogen merupakan unsur yang paling banyak diperebutkan antara pertananaman dengan
gulma oleh karena itu unsur ini lebih cepat habis terpakai. Gulma lebih banyak menyerap
unsur hara daripada pertanaman. Pada bobot kering yang sama, gulma mengandung kadar
nitrogen dua kali lebih banyak daripada jagung.
Fosfat 1,5 kali lebih banyak, 3,5 kali lebih banyak kalium, 7,5 kali lebih banyak kalsium dan
lebih dari 3 kali lebih banyak magnesium. Dari kenyataan tadi ternyata gulma membutuhkan
unsur hara lebih banyak daripada tanaman budidaya. Hal ini sesuai dengan sifat dari gulma
yaitu rakus.
c.

Persaingan memperebutkan cahaya

Dalam keadaan air dan hara telah cukup untuk pertumbuhan maka factor pembatas
berikutnya adalah cahaya matahari. Bila musim hujan maka berbagai pertanaman akan
berebut untuk memperoleh cahaya matahari.
Tumbuhan yang cepat tumbuh (lebih tinggi) dan tajuknya lebih rimbun akan memperoleh
cahaya lebih banyak. Sedangkan tumbuhan lain yang lebih pendek, muda dan kurang
tajuknya akan ternaungi oleh tumbuhan yang terdahulu sehingga pertumbuhannya akan
terhambat.
Tumbuhan yang berjalur C4 lebih efisien menggunakan air, suhu dan sinar matahari
sehingga lebih kuat bersaing berebut cahaya pada keadaan cuaca mendung. Oleh karena itu
penting untuk mengendalikan gulma dari famili Cyperaceae dan Gramineae di sekitar
rumpun-rumpun padi yang berjalur C3..
d.

Pengeluaran senyawa beracun

Tumbuhan juga dapat bersaing antara sesamanya secara interaksi biokimia, yaitu salah satu
tumbuhan mengeluarkan senyawa beracun ke sekitarnya dan dapat mengakibatkan gangguan
pertumbuhan tumbuhan lainnya. Interaksi biokimia antara gulma dan pertanaman antara lain
menyebabkan gangguan perkecambahan biji, kecambah jadi abnormal, pertumbuhan
memanjang akar terhambat, perubahan susunan sel-sel akar dan lain sebagainya. Persaingan
yang timbul akibat di keluarkannya zat yang meracuni tumbuhan lain disebut allelopathy
Senyawa-senyawa kimia yang mempunyai potensi allelopathy dapat ditemukan disetiap
organ tumbuhan, antara lain terdapat pada daun, batang, akar, rhizoma, buah, biji, dan umbi
serta bagian-bagian tumbuhan yang membusuk. Umumnya senyawa yang dikeluarkan adalah
dari golongan fenol. Spesies gulma yang diketahui mengeluarkan senyawa-senyawa beracun

adalah alang-alang (Imperata cylindrica), teki (Cyperus rotundus),Agropyron intermedium,


Salvia lencophyella, Cynodon dactylon, Cyperus esculentus dan lainnya.
Persaingan menimbulkan akibat negatif berupa penurunan aktivitas pertumbuhan.
respon nyata sebagai manifestasi persaingan adalah kerdilnya pertumbuhan tanaman,
terjadinya klorosis atau kondisi kekurangan makan. Disamping itu juga terjadi pengurangan
jumlah dan atau ukuran organ tanaman yang ditinggalkan. Persaingan juga mengakibatkan
penurunan rasio aliran energi populasi karena untuk menahan aksi persaingan tersebut.
Gulma yang menimbulkan persaingan berat terhadap tanaman adalah yang memiliki
tajuk dan perakaran yang luas dan banyak, pertumbuhan yang cepat, waktu berkecambah dan
pemunculan yang lebih awal dari tanaman, kerapatan yang cepat meninggi dan berjalur
fotosintesis C4. Disamping itu pada setiap penanaman terdapat asosiasi spesies gulma yang
khas dan gulma yang mempunyai habitat vegetatif, metode reproduksi, sifat dan kebutuhan
factor lingkungan mirip tanaman akan menimbulkan persaingan berat.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Biologi Tanaman Kacang Tanah
2.1.1 Taksonomi tanaman kacang tanah :
Tanaman kacang tanah termasuk suku (famili) Papilionacaea. Kedudukan tanaman
kacang tanah dalam sitematika (taksonomi) tumbuh diklasifikasikan sebagai berikut.
Kingdom
: Plante (tumbuh-tumbuhan)
Divisi

: Spermatophyta (tumbuhan berbiji)

Subdivisi

: Angiospermae (berbiji tertutup)

Kelas

: Dicotyledonae (biji berkeping dua)

Ordo

: Leguminales

Famili

: Papilionaceae

Genus

: Arachis

Spesies

: Arachis hypogeae L.

Kacang tanah banyak mempunyai banyak nama daerah, seperti kacang una suuk,
kacang jebrol, kacang bandung, kacang tuban, kacang kole, dan kacang banggala. Nama
internasional kacang tanah disebut peanut atau groundnut.

2.1.2 Morfologi tanaman kacang tanah :


1. Akar
Perakaran tanaman kacanh tanah terdiri atas akar lembaga (radicula), akar tunggang
(radix primaria), dan akar cabang (radix lateralis). Akar berfungsi sebagi organ
penghisap unsur hara dan air untuk pertumbuhan tanaman. Namun, fungsi tersebut dapat
terganggu bila tanah beraerasi jelek, kadar airnya kurang, kandungan senyawa Al dan Mn
tinggi, serta derajat keasaman (pH) tanah tinggi.
Akar tanaman kacang tanah bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium radicicola.
Bakteri ini terdapat pada bintil-bintil (nodula-nodula) akar tanaman kacang tanah dan
hidup bersimbiosis saling menguntungkan. Tanaman kacang tanah tidak dapat menambat
(mengambil) nitrogen bebas (N2) dari udara tanpa bakteri rhizobium. Sebaliknya, bakteri
rhizobium tidak dapat mengikat nitrogen tanpa bantuan tanaman kacang tanah. Pada
bintil-bintil akar terdapat unsur nitrogen yang berguna untuk pertumbuhan tanaman dan
ketersediaan unsur N dalam tanah.

2. Batang
Batang tanaman kacang tanah pendek, berbuku-buku, denga tipe pertumbuhan tegak
atau mendatar. Pada mulannya batangn tumbuh tunggal. Namun, lambat-laun bercabang
banyak seolah-olah merumpun. Panjang batang berkisar antara 30 50 cm atau lebih,
tergantung jenis atau varietas kacang tanah dan kesuburan tanah.
Buku-buku (ruas-ruas) batang terletak di dalam tanah merupakan tempat melekat
akar, bunga, dan buah. Ruas-ruas batang yang berada di atas permukaan tanah merupakan
tempat tumbuh tangkai daun.
3. Daun
Daun berbentuk lonjong, terletak berpasangan (majemuk), dan bersirip genap.
Tiaptangaki daun teratas empat helai anak daun. Daun muda berwarna hijau kekuningkuningan, setelah tua menjadi hijau tua.
Helaian daun bersifat nititropic, yakni mampu menyerap cahaya matahari sebanyakbanyaknya. Permuakaan daunnya memiliki bulu yang berfungsi sebagai penahan atau
penyimpan debu.
4. Bunga
Bunga tanaman kacang tanah berbentuk kupu-kupu, berwarna kuning dan bertangkai
panjang yang tumbuh dari ketiak daun. Fase berbunga biasanya berlangsung setelah
tanaman berumur 4 6 minggu.
Bunga kacang tanah menyerbuk sendiri (self pollination) pada malam hari. Dari
bunga yang tumbuh, hanya 70 75% yang membentuk bakal polong (ginofora). Bunga
mekar selama sekitar 24 jam, kemudian layu dan gugur. Ujung tangkai bunga akan
berubah menjadi bakal polong, tumbuh membengkok ke bawah, memanjang, dan masuk
ke dalam tanah.
5. Buah
Buah kacang tanah berbentuk polong dan dibentuk di dalam tanah. Polong kacang
tanah berkulit keras, dan berwarna putih kecoklat-coklatan. Tiap polong berisi satu
sampai tiga biji atau lebih.
Ukuran polong bervariasi, tergantung jenis atau varietasnya dan tingkat kesuburan
tanah. Polong berukuran besar biasanya mencapai panjang dengan diameter 1,5 cm.
6. Biji
Biji kacang tanah berbentuk agak bulat sampai lonjong, terbungkus kulit biji itpis
berwarna putih, merah, atau ungu. Inti biji (nucleus seminis) terdiri atas lembaga
(embrio), dan putih telur (albumen). Biji kacang tanah yang berkeping dua
(dicotyledonae), juga merupakan alat perbanyakan tanaman dan bahan makanan.
Ukuran biji kacang tanah bervariasi, mulai dari kecil sampai besar. Biji kecil beratnya
antara 250 g 400 g per 1.000 butir, sedangkan biji beasr lebih kurang 500 g per 1.000
butir.

2.2 Budidaya tanaman kacang tanah :


1 Keadaan Iklim
Di Indonesia, tanaman kacang tanah cocok ditanaman di dataran rendah yang
berketinggian di bawah 500 meter di atas permukaan laut. Iklim yang dibutuhkan
tanaman kacang tanah adalah bersuhu tinggi (panas) antara 28 0 C 320 C, sedikit lembap
(rH 65% - 75%), curah hujan 800 mm 1.300 mm per tahun, tempat terbuka (mendapat
sinar matahari penuh), dan musim kering.
2

Keadaan Tanah
Tanaman kacang tanah membutuhkan tanah yang bertekstur ringan, seperti tanah
regosol, andosol, latosol dan aluvial.
Kacang tanah dapat dibididayakan dilahan sawah berpengairan, sawah tadah hujan,
lahan kering tadah hujan dan lahan bukaan baru. Hal yang penting diperhatikan dalam
pemilihan (penentuan) lahan untuk tanaman kacang tanah adalah sebagai berikut.
a
b
c

Tanah cukup subur, gembur serta bertekstur ringan.


Tanah berdrainase dan beraerasi baik.
Reaksi tanah berkisar antar pH 6,0 6,5.

2.3 Gulma penting pada tanaman


Gulma-gulma yang sering ditemui di areal kacang kedelai
2.1 Gulma Rumput-rumputan(Leguminosae)
Rumput kacang kacangan (Leguminosae) merambat berbunga kuning yang merupakan
saudara dari tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea) ini memang sedang trend sebagai
tanaman penutup tanah (cover crop). Gulma ini tidak asing dan sering kita jumpai pada
areal tanaman kacang kedelai, Jenis gulma ini biasanya digunakan sebagai makan sapi.
2.2 Gulma teki-tekian
Gulma ini sangant menghambat pertumbuhan tanaman kacang tanah karna gulma ini
banyak mengambil unsur hara dalam tanah. Kacang tanah biasa nya sangat cendrung
terhadap gulma dan itu akan menghambat pertumbuhan tanaman kacang tanah untuk
melakukan pembungaan dan bisa menurunkan produksi pada tanaman kacang tanah.
2.3Gulmapadi-padian
Jenis gulma ini tidak asing lagi bagi kita karna setiap lahan kosong atau areal yang sedilit
subur makan gulma ini sangat suka sekali, apa lagi pada areal tanaman kacang tanah
gulma ini mampucepat bersaing terhadap tanaman untuk pertumbuhan seperti perebutan
unsur hara, cahaya matahari air dan lain-lain. Gulma ini sangat susah mati nya jika tidak
dicabut maka gulma ini akan tumbuh lagi dengan umbi yang tertinggal.
Kacang tanah biasanya sangat anti dengan adanya pertumbuhan gulma disekitar areal
tanam apa lagi untuk memperebutkan makanan dengan gulma-gulma tanaman tidak
mampu bersain dengan cepat, jika tanaman lambat bersaing dengan gulama maka
tanaman akan mengalami penurunan produksi.

BAB III
PENGELOLAAN GULMA PADA TANAMAN KACANG TANAH
Pengendalian Gulma
Secara umum gulma dapat dikendalikan dengan beberapa cara, antara lain:
a. Preventif (pencegahan)
b. Secara Mekanis
c. Secara Kultur Teknis
d. Secara Biologis
e. Secara Kimiawi
a. Preventif (pencegahan)
Cara ini teruatama ditujukan terhadap species-species gulma yang sangat merugikan dan
belum terdapat tumbuh di lingkungan kita. Species gulma asing yang cocok tumbuh di
tempat-tempat baru dapat menjadi pengganggu yang dahsyat (eksplosif).
Cara-cara pencegahan masuk dan menyebarkan gulma baru antara lain adalah :
1. Dengan pembersihan bibit-bibit pertanaman dari kontaminasi biji-biji gulma
2. Pencegahan pemakaian pupuk kandang yang belum matang
3. Pencegahan pengangkutan jarak jauh jerami dan rumput-rumput makanan ternak
4. Pemberantasan gulma di sisi-sisi sungai dan saluran-saluran pengairan
5. Pembersihan ternak yang akan diangkut
6. Pencegahan pengangkutan tanaman berikut tanahnya dan lain sebagainya.
Apabila hal-hal tersebut di atas tidak dapat dilaksanakan dengan baik, maka harus
dicegah pula agar jangan sampai gulma berbuah dan berbunga. Di samping itu juga
mencegah gulma tahunan (perennial weeds) jangan sampai berbiak terutama dengan cara
vegetatif.
b. Pengendalian gulma secara mekanis
Pengendalian gulma secara fisik ini dapat dilakukan dengan jalan :
1. Pengolahan tanah
Pengolahan tanah dengan menggunakan alat-alat seperti cangkul, garu, bajak, traktor dan
sebagainya pada umumnya juga berfungsi untuk memberantas gulma. Efektifitas alat-alat
pengolah tanah di dalam memberantas gulma tergantung beberapa faktor seperti siklus
hidup dari gulma atau kropnya, dalam dan penyebaran akar, umur dan ukuran infestasi,
macamnya krop yang ditanaman, jenis dan topografi tanah dan iklim.
2. Pembabatan (pemangkasan, mowing)
Pembabatan umumnya hanya efektif untuk mematikan gulma setahun dan relatif kurang
efektif untuk gulma tahunan. Efektivitas cara ini tergantung pada waktu pemangkasan,
interval (ulangan) dan sebagainya. Pembabatan biasanya dilakukan di perkebunan yang
mempunyai krop berupa pohon, pada halaman-halaman, tepi jalan umum, jalan kereeta
pai, padang rumput dan sebagainya. Pembabatan sebaiknya dilakukan pada waktu gulma
menjelang berbunga atau pada waktu daunnya sedang tumbuh dengan hebat.
3. Pembakaran
Suhu kritis yang menyebabkan kematian pada kebanyakan sel adalah 45 550 C, tetapi
biji-biji yang kering lebih tahan daripada tumbuhannya yang hidup. Kematian dari sel-sel
yang hidup pada suhu di atas disebabkan oleh koagulasi pada protoplasmanya.

Keuntungan pembakaran untuk pemberantasan gulma dibanding dengan pemberantasan


secara kimiawi adalah pada pembakaran tidak terdapat efek residu pada tanah dan
tanaman. Keuntungan lain dari pembakaran ialah insekta-insekta dan hama-hama lain
serta penyakit seperti cendawan-cendawan ikut dimatikan.
Kejelekannya ialah bahaya kebakaran bagi sekelilingnya, mengurangi kandungan humus
atau mikroorganisme tanah, dapat memperbesar erosi, biji-biji gulma tertentu tidak mati,
asapnya dapat menimbulkan alergi dan sebagainya.
4. Mulsa (mulching, penutup seresah)
Penggunaan mulsa dimaksudkan untuk mencegah agar cahaya matahari tidak sampai ke
gulma, sehingga gulma tidak dapat melakukan fotosintesis, akhirnya akan mati dan
pertumbuhan yang baru (perkecambahan) dapat dicegah. Bahan-bahan yang dapat
digunakan untuk mulsa antara lain jerami, pupuk hijau, sekam, serbuk gergaji, kertas dan
plastik.
c. Pengendalian gulma secara kultur teknis
Cara pengendalian ini jiga disebut pengendalian secara ekologis, oleh karena
menggunakan prinsip-prinsip ekologi yaitu mengelola lingkungan sedemikian rupa
sehingga mendukung dan menguntungkan pertanaman tetapi merugikan bagi gulmanya.
Di dalam pengendalian gulma dengan sistem budidaya ini terdapat beberapa cara yaitu :
a. Pergiliran Tanaman
Pergiliran tanaman bertujuan untuk mengatur dan menekan populasi gulma dalam
ambang yang tidak membahayakan. Contoh : padi tebu kedelai, padi tembakau
padi. Tanaman tertentu biasanya mempunyai jenis gulma tertentu pula, karena biasanya
jenis gulma itu dapat hidup dengan leluasa pada kondisi yang cocok untuk
pertumbuhannya. Sebagai contoh gulma teki (Cyperus rotundus) sering berada dengan
baik dan mengganggu pertanaman tanah kering yang berumur setahun (misalnya pada
tanaman cabe, tomat, dan sebagainya). Demikian pula dengan wewehan (Monochoria
vaginalis) di sawah-sawah. Dengan pergiliran tanaman, kondisi mikroklimat akan dapat
berubah-ubah, sehingga gulma hidupnya tidak senyaman sebelumnya.
b. Budidaya pertanaman
Penggunaan varietas tanaman yang cocok untuk suatu daerah merupakan tindakan yang
sangat membantu mengatasi masalah gulma. Penanaman rapat agar tajuk tanaman segera
menutupi ruang-ruang kosong merupakan cara yang efektif untuk menekan gulma.
Pemupukan yang tepat merupakan cara untuk mempercepat pertumbuhan tanaman
sehingga mempertinggi daya saing pertanaman terhadap gulma.\Waktu tanaman lambat,
dengan membiarkan gulma tumbuh lebih dulu lalu diberantas dengan pengolahan tanah
atau herbisida. Baru kemudian tanaman ditanam pada tanah yang sebagian besar
gulmanya telah mati terberantas.
c. Penaungan dengan tumbuhan penutup (cover crops)
Mencegah perkecambahan dan pertumbuhan gulma, sambil membantu pertanaman
pokoknya dengan pupuk nitrogen yang kadang-kadang dapat dihasilkan sendiri.
d. Pengendalian gulma secara biologis

Pengendalian gulma secara biologis (hayati) ialah pengendalian gulma dengan


menggunakan organisme lain, seperti insekta, fungi, ternak, ikan dan sebagainya.
Pengendalian biologis yang intensif dengan insekta atau fungi biasanya hanya ditujukan
terhadap suatu species gulma asing yang telah menyebar secara luas dan ini harus melalui
proses penelitian yang lama serta membutuhkan ketelitian. Juga harus yakin apabila
species gulma yang akan dikendalikan itu habis, insekta atau fungi tersebut tidak
menyerang tanaman atau tumbuhan lain yang mempunyai arti ekonomis. Sebagai contoh :
eceng gondok (Eichhornia crassipes) dapat dikendalikan secara biologis dengan kumbang
penggerek Neochetina bruchi dan Neochetina eichhorniae. Sedangkan jamur atau fungi
yang berpotensi dapat mengendalikan gulma secara biologis ialah Uredo eichhorniae
untuk eceng gondok.
e. Pengendalian gulma secara kimiawi
Pengendalian gulma secara kimiawi adalah pengendalian gulma dengan menggunakan
herbisida. Yang dimaksud dengan herbisida adalah senyawa kimia yang dapat digunakan
untuk mematikan atau menekan pertumbuhan gulma, baik secara selektif maupun non
selektif. Macam herbisida yang dipilih bisa kontak maupun sistemik, dan penggunaannya
bisa pada saat pratanam, pratumbuh atau pasca tumbuh. Keuntungan pengendalian gulma
secara kimiawi adalah cepat dan efektif, terutama untuk areal yang luas. Beberapa segi
negatifnya ialah bahaya keracunan tanaman, mempunyai efek residu terhadap alam
sekitar dan sebagainya. Sehubungan dengan sifatnya ini maka pengendalian gulma secara
kimiawi harus merupakan pilihan terakhir apabila cara-cara pengendalian gulma lainnya
tidak berhasil.

BAB IV
PEMBAHASAN

Pengendalian yang umum dilakukan pada lahan pertanaman kacang tanah umumnya
merupakan pengendalian secara manual, baik pencegahan maupun pengendalian.
Pengendalian secara manual dapat dikatakan menjadi pengendalian yang tepat akan tetapi
tergantung pada luas lahan. Untuk lahan yang berskala luas sebaiknya dilakukan
pengendalian secara kimiawi dengan menggunakan jenis herbisida pre-plant dan preemergence. Namun, terkadang petani juga menggunakan teknik budidaya tumpang sari untuk
menghambat pertumbuhan gulma.
Kelebihan pengendalian gulma secara manual pada tanaman kacang tanah
diantaranya ialah (1) dapat memperbaiki struktur tanah karena biasanya dibarengi dengan
dilakukannya pembumbunan, (2) tidak selektif terhadap spesies/kelompok jenis gulma, (3)
tidak mencemari lingkungan, dan (4) dapat dilakukan oleh tenaga kerja keluarga. Kekurangan
dari pengendalian secara manual diantaranya yaitu (1) dapat merusak akar tanaman bila
peralatan kontak dengan akar, (2) membutuhkan waktu yang banyak, dan (3) tidak efektif
untuk lahan berskala luas.
Kelebihan penegndalian gulma secara kimiawi pada tanaman kacang tanah
diantaranya ialah (1) relatif ekonomis untuk penggunaan tenaga kerja, waktu dan modal, (2)
kerusakan akar lebih sedikit dibandingkan dengan cara mekanis, (3) cocok untuk lahan yang
luas. Kekurangan dari pengendalian secara kimiawi diantaranya yaitu (1) dapat merusak
struktur tanah bila penggunaan dilakukan terus menerus tanpa dilaukan pemupukan, (2) tidak
efektif untuk lahan berskala sempit, (3) diperlukan pengetahuan yang tepat tentang jenis,
dosis, waktu, mutu dan keamanan aplikator serta lingkungan.

MAKALAH

PENGENDALIAN GULMA
SEMESTER GENAP TAHUN 2013
JUDUL:

PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN


KACANG TANAH

Oleh :
Nama

: Taufik Ramadhan

NPM

:E1J011044

Kelas

:A

Pembimbing

: Prof. Ir . Nanik Setyowati ,M.Sc, Ph.D


:Dr .Ir. Bilman Wilman S ,M.S

PROGRAM STUDI AGROEKOEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2013

Anda mungkin juga menyukai