Gulma
Gulma
PENDAHULUAN
1.1 Kompetisi Gulma Dengan Tanaman
Kompetisi diartikan sebagai perjuangan dua organisme atau lebih untuk
memperebutkan objek yang sama. Baik gulma maupun tanaman mempunyai keperluan dasar
yang sama untuk pertumbuhan dan perkembangan yang normal, yaitu unsure hara, air,
cahaya, bahan ruang tumbuh dan CO2. persaingan terjadi bila unsur-unsur penunjang
pertumbuhan tersebut tidak tersedia dalam jumlah yang cukup bagi keduanya. Persaingan
antara gulma dengan tanaman adalah persaingan interspesifik karena terjadi antar spesies
tumbuhan yang berbeda, sedangkan persaingan yang terjadi antar spesies tumbuhan yang
sama merupakan persaingan intra spesifik.
Kemampuan tanaman bersaing dengan gulma ditentukan oleh spesies gulma,
kepadatan gulma, saat dan lama persaingan, cara budidaya dan varietas yang ditanam, serta
tingkat kesuburan tanah. Perbedaan spesies akan menentukan kemampuan bersaingkarena
perbedaan system fotosintesis, kondisi perakaran dan morfologinya. Spesies gulma yang
tumbuh cepat, berhabitat luas, dan memiliki metabolisme yang efisien adalah yang tergolong
tumbuhan
berjalur
fotosintesis
C4.
tumbuhan
yang
tergolong
C4adalah
famili Gramineae (sebagian gulma tropik seperti alang-alang), Cyperaceae (teki),
dan Amaranthaceae (bayam duri). Kelembaban atau kerapatan populasi gulma menentukan
persaingan dan makin besar pula penurunan produksi tanaman. Gulma yang muncul atau
berkecambah lebih dulu atau bersamaan dengan tanaman yang dikelola berakibat besar
terhadap pertumbuhan dan hasil panen tanaman tersebut. Persaingan gulma pada awal
pertumbuhan akan mengurangi kuantitas hasil, sedangkan persaingan dan gangguan gulma
menjelang panen berpengaruh besar terhadap kualitas hasil. Perbedaan cara penanaman, laju
pertumbuhan, umur varietas yang ditanam dan tingkat ketersediaan unsure hara juga akan
menentukan besarnya persaingan gulma dengan tanaman.
a.
Gulma sama halnya dengan tumbuhan lain, yang banyak membutuhkan air untuk hidupnya .
air diserap dari dalam tanah dan sebagian besar diuapkan (transpirasi) dan hanya sekitar 1%
saja yang digunakan untuk proses fotosintesis. Untuk tiap kilogram bahan organic gulma
membutuhkan 330-1900 liter air. Kebutuhan yang besar tersebut hampir dua kali kebutuhan
pertanaman. Contoh gulma Helianthus annus membutuhkan air sebesar dua kali tanaman
jagung. Persaingan memperebutkan air terutama terjadi pada pertanian lahan kering atau
tegalan.
b.
Setiap
lahan
berkapasitas
tertentu
dalam
mendukung
pertumbuhan
berbagaipertanaman dan pertumbuhan yang tumbuh di permukaannya. Jumlah bahan organic
yang dapat dihasilkan pada lahan itu tetap walaupun komposisi tumbuhannya berbeda.
Karena itu bila gulma tidak dikendalikan, sebagian hasil bahan organic pada lahan ituberupa
gulma. Hal ini berarti bahwa pemupukan akan menaikan daya dukung lahan, tetapi tidak akan
mengurangi komposisi hasil tumbuhan atau gangguan gulma tetap ada dan merugikan
walaupun tanah dipupuk.
Nitrogen merupakan unsur yang paling banyak diperebutkan antara pertananaman dengan
gulma oleh karena itu unsur ini lebih cepat habis terpakai. Gulma lebih banyak menyerap
unsur hara daripada pertanaman. Pada bobot kering yang sama, gulma mengandung kadar
nitrogen dua kali lebih banyak daripada jagung.
Fosfat 1,5 kali lebih banyak, 3,5 kali lebih banyak kalium, 7,5 kali lebih banyak kalsium dan
lebih dari 3 kali lebih banyak magnesium. Dari kenyataan tadi ternyata gulma membutuhkan
unsur hara lebih banyak daripada tanaman budidaya. Hal ini sesuai dengan sifat dari gulma
yaitu rakus.
c.
Dalam keadaan air dan hara telah cukup untuk pertumbuhan maka factor pembatas
berikutnya adalah cahaya matahari. Bila musim hujan maka berbagai pertanaman akan
berebut untuk memperoleh cahaya matahari.
Tumbuhan yang cepat tumbuh (lebih tinggi) dan tajuknya lebih rimbun akan memperoleh
cahaya lebih banyak. Sedangkan tumbuhan lain yang lebih pendek, muda dan kurang
tajuknya akan ternaungi oleh tumbuhan yang terdahulu sehingga pertumbuhannya akan
terhambat.
Tumbuhan yang berjalur C4 lebih efisien menggunakan air, suhu dan sinar matahari
sehingga lebih kuat bersaing berebut cahaya pada keadaan cuaca mendung. Oleh karena itu
penting untuk mengendalikan gulma dari famili Cyperaceae dan Gramineae di sekitar
rumpun-rumpun padi yang berjalur C3..
d.
Tumbuhan juga dapat bersaing antara sesamanya secara interaksi biokimia, yaitu salah satu
tumbuhan mengeluarkan senyawa beracun ke sekitarnya dan dapat mengakibatkan gangguan
pertumbuhan tumbuhan lainnya. Interaksi biokimia antara gulma dan pertanaman antara lain
menyebabkan gangguan perkecambahan biji, kecambah jadi abnormal, pertumbuhan
memanjang akar terhambat, perubahan susunan sel-sel akar dan lain sebagainya. Persaingan
yang timbul akibat di keluarkannya zat yang meracuni tumbuhan lain disebut allelopathy
Senyawa-senyawa kimia yang mempunyai potensi allelopathy dapat ditemukan disetiap
organ tumbuhan, antara lain terdapat pada daun, batang, akar, rhizoma, buah, biji, dan umbi
serta bagian-bagian tumbuhan yang membusuk. Umumnya senyawa yang dikeluarkan adalah
dari golongan fenol. Spesies gulma yang diketahui mengeluarkan senyawa-senyawa beracun
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Biologi Tanaman Kacang Tanah
2.1.1 Taksonomi tanaman kacang tanah :
Tanaman kacang tanah termasuk suku (famili) Papilionacaea. Kedudukan tanaman
kacang tanah dalam sitematika (taksonomi) tumbuh diklasifikasikan sebagai berikut.
Kingdom
: Plante (tumbuh-tumbuhan)
Divisi
Subdivisi
Kelas
Ordo
: Leguminales
Famili
: Papilionaceae
Genus
: Arachis
Spesies
: Arachis hypogeae L.
Kacang tanah banyak mempunyai banyak nama daerah, seperti kacang una suuk,
kacang jebrol, kacang bandung, kacang tuban, kacang kole, dan kacang banggala. Nama
internasional kacang tanah disebut peanut atau groundnut.
2. Batang
Batang tanaman kacang tanah pendek, berbuku-buku, denga tipe pertumbuhan tegak
atau mendatar. Pada mulannya batangn tumbuh tunggal. Namun, lambat-laun bercabang
banyak seolah-olah merumpun. Panjang batang berkisar antara 30 50 cm atau lebih,
tergantung jenis atau varietas kacang tanah dan kesuburan tanah.
Buku-buku (ruas-ruas) batang terletak di dalam tanah merupakan tempat melekat
akar, bunga, dan buah. Ruas-ruas batang yang berada di atas permukaan tanah merupakan
tempat tumbuh tangkai daun.
3. Daun
Daun berbentuk lonjong, terletak berpasangan (majemuk), dan bersirip genap.
Tiaptangaki daun teratas empat helai anak daun. Daun muda berwarna hijau kekuningkuningan, setelah tua menjadi hijau tua.
Helaian daun bersifat nititropic, yakni mampu menyerap cahaya matahari sebanyakbanyaknya. Permuakaan daunnya memiliki bulu yang berfungsi sebagai penahan atau
penyimpan debu.
4. Bunga
Bunga tanaman kacang tanah berbentuk kupu-kupu, berwarna kuning dan bertangkai
panjang yang tumbuh dari ketiak daun. Fase berbunga biasanya berlangsung setelah
tanaman berumur 4 6 minggu.
Bunga kacang tanah menyerbuk sendiri (self pollination) pada malam hari. Dari
bunga yang tumbuh, hanya 70 75% yang membentuk bakal polong (ginofora). Bunga
mekar selama sekitar 24 jam, kemudian layu dan gugur. Ujung tangkai bunga akan
berubah menjadi bakal polong, tumbuh membengkok ke bawah, memanjang, dan masuk
ke dalam tanah.
5. Buah
Buah kacang tanah berbentuk polong dan dibentuk di dalam tanah. Polong kacang
tanah berkulit keras, dan berwarna putih kecoklat-coklatan. Tiap polong berisi satu
sampai tiga biji atau lebih.
Ukuran polong bervariasi, tergantung jenis atau varietasnya dan tingkat kesuburan
tanah. Polong berukuran besar biasanya mencapai panjang dengan diameter 1,5 cm.
6. Biji
Biji kacang tanah berbentuk agak bulat sampai lonjong, terbungkus kulit biji itpis
berwarna putih, merah, atau ungu. Inti biji (nucleus seminis) terdiri atas lembaga
(embrio), dan putih telur (albumen). Biji kacang tanah yang berkeping dua
(dicotyledonae), juga merupakan alat perbanyakan tanaman dan bahan makanan.
Ukuran biji kacang tanah bervariasi, mulai dari kecil sampai besar. Biji kecil beratnya
antara 250 g 400 g per 1.000 butir, sedangkan biji beasr lebih kurang 500 g per 1.000
butir.
Keadaan Tanah
Tanaman kacang tanah membutuhkan tanah yang bertekstur ringan, seperti tanah
regosol, andosol, latosol dan aluvial.
Kacang tanah dapat dibididayakan dilahan sawah berpengairan, sawah tadah hujan,
lahan kering tadah hujan dan lahan bukaan baru. Hal yang penting diperhatikan dalam
pemilihan (penentuan) lahan untuk tanaman kacang tanah adalah sebagai berikut.
a
b
c
BAB III
PENGELOLAAN GULMA PADA TANAMAN KACANG TANAH
Pengendalian Gulma
Secara umum gulma dapat dikendalikan dengan beberapa cara, antara lain:
a. Preventif (pencegahan)
b. Secara Mekanis
c. Secara Kultur Teknis
d. Secara Biologis
e. Secara Kimiawi
a. Preventif (pencegahan)
Cara ini teruatama ditujukan terhadap species-species gulma yang sangat merugikan dan
belum terdapat tumbuh di lingkungan kita. Species gulma asing yang cocok tumbuh di
tempat-tempat baru dapat menjadi pengganggu yang dahsyat (eksplosif).
Cara-cara pencegahan masuk dan menyebarkan gulma baru antara lain adalah :
1. Dengan pembersihan bibit-bibit pertanaman dari kontaminasi biji-biji gulma
2. Pencegahan pemakaian pupuk kandang yang belum matang
3. Pencegahan pengangkutan jarak jauh jerami dan rumput-rumput makanan ternak
4. Pemberantasan gulma di sisi-sisi sungai dan saluran-saluran pengairan
5. Pembersihan ternak yang akan diangkut
6. Pencegahan pengangkutan tanaman berikut tanahnya dan lain sebagainya.
Apabila hal-hal tersebut di atas tidak dapat dilaksanakan dengan baik, maka harus
dicegah pula agar jangan sampai gulma berbuah dan berbunga. Di samping itu juga
mencegah gulma tahunan (perennial weeds) jangan sampai berbiak terutama dengan cara
vegetatif.
b. Pengendalian gulma secara mekanis
Pengendalian gulma secara fisik ini dapat dilakukan dengan jalan :
1. Pengolahan tanah
Pengolahan tanah dengan menggunakan alat-alat seperti cangkul, garu, bajak, traktor dan
sebagainya pada umumnya juga berfungsi untuk memberantas gulma. Efektifitas alat-alat
pengolah tanah di dalam memberantas gulma tergantung beberapa faktor seperti siklus
hidup dari gulma atau kropnya, dalam dan penyebaran akar, umur dan ukuran infestasi,
macamnya krop yang ditanaman, jenis dan topografi tanah dan iklim.
2. Pembabatan (pemangkasan, mowing)
Pembabatan umumnya hanya efektif untuk mematikan gulma setahun dan relatif kurang
efektif untuk gulma tahunan. Efektivitas cara ini tergantung pada waktu pemangkasan,
interval (ulangan) dan sebagainya. Pembabatan biasanya dilakukan di perkebunan yang
mempunyai krop berupa pohon, pada halaman-halaman, tepi jalan umum, jalan kereeta
pai, padang rumput dan sebagainya. Pembabatan sebaiknya dilakukan pada waktu gulma
menjelang berbunga atau pada waktu daunnya sedang tumbuh dengan hebat.
3. Pembakaran
Suhu kritis yang menyebabkan kematian pada kebanyakan sel adalah 45 550 C, tetapi
biji-biji yang kering lebih tahan daripada tumbuhannya yang hidup. Kematian dari sel-sel
yang hidup pada suhu di atas disebabkan oleh koagulasi pada protoplasmanya.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pengendalian yang umum dilakukan pada lahan pertanaman kacang tanah umumnya
merupakan pengendalian secara manual, baik pencegahan maupun pengendalian.
Pengendalian secara manual dapat dikatakan menjadi pengendalian yang tepat akan tetapi
tergantung pada luas lahan. Untuk lahan yang berskala luas sebaiknya dilakukan
pengendalian secara kimiawi dengan menggunakan jenis herbisida pre-plant dan preemergence. Namun, terkadang petani juga menggunakan teknik budidaya tumpang sari untuk
menghambat pertumbuhan gulma.
Kelebihan pengendalian gulma secara manual pada tanaman kacang tanah
diantaranya ialah (1) dapat memperbaiki struktur tanah karena biasanya dibarengi dengan
dilakukannya pembumbunan, (2) tidak selektif terhadap spesies/kelompok jenis gulma, (3)
tidak mencemari lingkungan, dan (4) dapat dilakukan oleh tenaga kerja keluarga. Kekurangan
dari pengendalian secara manual diantaranya yaitu (1) dapat merusak akar tanaman bila
peralatan kontak dengan akar, (2) membutuhkan waktu yang banyak, dan (3) tidak efektif
untuk lahan berskala luas.
Kelebihan penegndalian gulma secara kimiawi pada tanaman kacang tanah
diantaranya ialah (1) relatif ekonomis untuk penggunaan tenaga kerja, waktu dan modal, (2)
kerusakan akar lebih sedikit dibandingkan dengan cara mekanis, (3) cocok untuk lahan yang
luas. Kekurangan dari pengendalian secara kimiawi diantaranya yaitu (1) dapat merusak
struktur tanah bila penggunaan dilakukan terus menerus tanpa dilaukan pemupukan, (2) tidak
efektif untuk lahan berskala sempit, (3) diperlukan pengetahuan yang tepat tentang jenis,
dosis, waktu, mutu dan keamanan aplikator serta lingkungan.
MAKALAH
PENGENDALIAN GULMA
SEMESTER GENAP TAHUN 2013
JUDUL:
Oleh :
Nama
: Taufik Ramadhan
NPM
:E1J011044
Kelas
:A
Pembimbing