Anda di halaman 1dari 17

ACARA VI

KLASIFIKASI IKLIM UNTUK BIDANG PERTANIAN

Oleh

: Nung Siti Mukaromah

NIM

: A1L014146

Rombongan

:1

Kelompok

:4

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
GAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2015

A. TUJUAN
Tujuan praktikum acara VI adalah :
1. Menetapkan kelas iklim suatu daerah berdasarkan data curah hujan suatu
stasiun cuaca menurut Schmidth-Ferguson dan menurut Oldeman.
2. Menetapkan keadaan iklim berdasarkan kelas iklim menurut SchmidthFerguson dan menurut Oldeman.

B.

BAHAN DAN ALAT

Bahan yang digunakan terdiri atas data curah hujan 10 tahun beberapa
stasiun cuaca (data dibagikan pada saat praktikum). Alat yang digunakan
adalah mesin hitung (kalkulator).

C.
PROSEDUR KERJA
1. Klasifikasi iklim menurut Schmidth-Ferguson
a. Data curah hujan bulanan menurut bulan (Januari-Desember) dan
tahun (tahun ke 1-10) disusun.
b. Ditentukan nilai bulan basah (BB) dan bulan kering (BK) setiap tahun.
c. Kriteria bulan basah >100 mm dan bulan kering antara 60 dan 100
mm kemudian bulan basah dan bulan kering ditentukan.
d. Nilai total bulan basah dan bulan kering dijumlahkan, kemudian
dihitung rata-rata jumlah bulan basah dan bulan kering.
e. Nilai Q ditentukan dengan menghitung nilai nisbah rata-rata jumlah
bulan kering atau rata-rata jumlah bulan basa.
f. Setelah itu, kelas iklim ditentukan untuk membuat segitiga SchmidthFerguson kemudian keadaan iklim ditetapkan.
2. Klasifikasi iklim menurut Oldeman
a. Data curah hujan bulanan menurut bulan(Januari-Desember) dan
tahun (tahun ke 1-10).
b. Curah hujan bulanan bulan Januari samapai Desember dijumlahkan
kemudian dihitung rata-ratanya.
c. Bulan basah (BB) dan bulan kering (BK) ditentukan. Apabila curah
hujan bulanan >200 mm sebagai bulan basah dan bila curah hujan
bulanan <100 mm sebagai bulan kering.
d. Periode bulan basah dan periode bulan kering ditentukan secara
berurutan.
e. Tipe iklim utama (A atau B atau C atau D atau E) ditentukan oleh
jumlah periode bulan basah berurutan sedangkan sub-divisi iklim (1
atau atau atau 4) ditentukan oleh periode bulan kering berurutan.
f. Table 1 pada data curah hujan digunakan untuk menentukan tipe itama
iklim dan subdivisi iklim.
g. Setelah itu, kelas iklim atau zona agroklimat dan keadaan iklimnya
ditentukan.

D.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Pengamatan
(Terlampir)
2. Pembahasan
Berdasarkan data pada tabel curah hujan beberapa wilayah di Indonesia,
daerah Melolo, Nusa Tenggara Timur memiliki BB= 0 dan BK= 8 sehingga
zona agroklimatnya adalah E4. Singaraja memiliki BB= 3 dan BK= 7
sehingga zona agroklimatnya adalah D4. Rembang, Jawa Tengah memiliki
BB= 2 dan BK= 5 sehingga zona agroklimatnya adalah E3. Mojokerto
memiliki BB= 4 dan BK= 6 sehinngga zona agroklimatnya adalah D3. Madiun
memiliki BB= 5 dan BK=5 sehingga zona agroklimatnya adalah C3.
Donggala, Sulawesi Tengah memiliki BB= 1 dan BK= 3 sehingga zona
agroklimatnya adalah E2. Tanjung Karang, Sumatera Selatan memiliki BB= 4
dan BK= 3 sehingga zona agroklimatnya adalah D2. Surakarta memiliki BB=
6 dan BK=4 sehingga zona agroklimatnya adalah C3. Banyumas memiliki
BB= 7 dan BK= 3 sehingga zona agroklimatnya adalah B2. Tanjung Balai,
Sumatera Utara memiliki BB= 1 dan BK= 2 sehingga zona agroklimatnya
adalah E2.
Daerah Rantau Panjang memiliki BB= 4 dan BK= 0 sehingga zona
agroklimatnya adalah D1. Jayapura memiliki BB= 6 dan BK= 0 sehingga zona
agroklimatnya adalah C1. Lahat, Sumatera Selatan memiliki BB= 8 dan BK=
0 sehingga zona agroklimatnya adalah B1. Pontianak memiliki BB= 11 dan

BK= 0 sehingga zona agroklimatnya adalah A1. Palu, Sulawesi Tengah


memiliki BB= 0 dan BK= 12 sehingga zona agroklimatnya adalah E4.
Daerah Seribu Dolok, Sumatera memiliki BB= 1 dan BK= 2 sehingga
zona agroklimatnya adalah E2. Ujunga Pandang memiliki BB= 4 dan BK= 6
sehingga zona agroklimatnya adalah D3. Ambon memiliki BB= 6 dan BK= 0
sehingga zona agroklimatnya adalah C1. Polewali memiliki BB= 3 dan BK=
2 sehingga zona agroklimatnya adalah D2. Kutacana memiliki BB= 4 dan
BK= 0 sehingga zona agroklimatnya adalah D1. Sikikalang memiliki BB= 4
dan BK= 0 sehingga zona agroklimatna adalah C1.
Berdasarkan tabel 1 curah hujan bulanan selama 10 tahun di daerah
Banjarnegara, memiliki zona agroklimat B2 dengan BB= 8 dan BK= 3
berdasarkan metode menurut Oldeman. Jika menggunakan metode menurut
Schmidth-Ferguson, zona agroklimatnya adalah A yaitu daerah sangat basah
dengan nilai sebesar 30,68 %.
Berdasarkan tabel 2 curah hujan bulanan selama 10 tahun di daerah
Klampok, memiliki zona agroklimat B2 dengan nilai BB= 7 dan BK= 2
berdasarkan metode menurut Oldeman. Jika menggunakan metode menurut
Schmidth-Ferguson, zona agroklimatnya adalah B yaitu daerah basah dengan
nilai sebesar 35,38 %.
Berdasarkan tabel 3 curah hujan bulanan selama 10 tahun di daerah
Bukateja, memiliki zona agroklimat B2 dengan nilai BB= 8 dan BK=2
berdasarkan metode menurut Oldeman. Jika menggunakan metode menurut

Schmidth-Ferguson, zona agroklimatnya adalah B yaitu daerah basah dengan


jumlah nilai sebesar 35,71 %.
Berdasarkan tabel 4 curah hujan bulanan selama 10 tahun di daerah
Wanadadi, memiliki zona agroklimat B2 dengan nilai BB= 8 dan BK= 2
berdasarkan metode menurut Oldeman. Jika menggunakan metode menurut
Schmidth-Ferguson, zona agroklimatnya adalah A yaitu daerah sangat basah
dengan jumlah nilai sebesar 24,44 %.
Berdasarkan tabel 5 curah hujan bulanan selama 10 tahun di daerah
Krikil, memiliki zona agroklimat C3 dengan nilai BB= 6 dan BK= 4
berdasarkan metode menurut Oldeman. Jika menggunakan metode menurut
Schmidth-Ferguson, zona agroklimatnya adalah B yaitu daerah basah dengan
jumlah nilai sebesar 36,36 %.
Iklim adalah perpaduan dari semua unsur dalam satu gabungan yang
berasal dari proses iklim terkait. Factor yang menentukan kondisi atmosfer
dapat dipakai dalam klasifikasi iklim. Akan tetapi, kriteria yang dipakai untuk
membedakan jenis iklim sebaiknya mencerminkan iklim itu sendiri (Tjasyono,
2004).
Meskipun semua unsur iklim penting, hubungan yang menyatakan
kecukupan

panas

dan

air

banyak

mempengaruhi

klasifikasi

iklim.

Thornthwaite (1933) menyatakan bahwa klasifikasi iklim adalah menetapkan


pemerian ringkas jenis iklim ditinjau dari segi unsur yang benar-benar aktif,
terutama air dan panas. Unsur lain seperti angina, sinar matahari atau

perubahan tekanan ada kemungkinan merupakan unsur aktif untuk tujuan


tertentu (Tjasyono, 2004).
Schmidth dan Ferguson (1951) menentukan jenis iklim di Indonesia
berdasarkan perhitungan jumlah bulan kerin dan bulan basah. Mereka
memperoleh delapan jenis iklim dari iklim basah sampai kering. Kemudian
Oldeman (1975) juga memakai unsur iklim curah hujan sebagai dasar
klasifikasi iklim di Indonesia. Metode Oldeman lebih menekankan pada
bidang pertanian, karenanya sering disebut klasifikasi iklim pertanian
(Tjasyono, 2004).
a.

Sistem klasifikasi Schmidth-Ferguson


Penggolongan iklim menurut Schmidth-Ferguson menggunakan prinsip

bulan kering dan bulan basah seperti pada penggolongan menurut Mohr.
Bulan basah yaitu bulan yang menerima curah hujan lebih dari 100 mm,
bulan kering yaitu bulan yang menerima curah hujan kurang dari 60 mm.
dengan cara diambil data curah hujan untuk 10 tahun, kemudian tiap bulan
dijumlahkan dan dirata-rata, setelah itu ditentukan bulan basah dan bulan
keringnya (Kertasapoetra, 2004).
Schmidth dan Ferguson (1951) menerima metode Mohr dalam
menentukan bulan kering dan bulan basah dari tiap-tiap tahun kemudian
diambil rata-ratanya. Periode pengamatan yang diikutsertakan di dalam
perhitungan jumlah bulan kering dan basah adalah dari tahun 1921 sampai
1940, stasiun hujan yang datanya kurang dari 10 tahun dihilangkan. Untuk

menentukan jenis iklimnya, Schmidth dan Ferguson menggunakan harga


perbandingan Q yang didefinisikan sebagai :

Q=

Dari harga Q yang ditentukan oleh persamaan di atas, kemudian


Schmidth dan Ferguson menentukan jenis iklimnya yang ditandai dengan
iklim A sampai H, sebagai berikut :
Tipe Iklim
A
B
C
D
E
F
G
H

b.

Keterangan
Sangat basah
Basah
Agak basah
Sedang
Agak kering
Kering
Sangat kering
Luar biasa kering

Kriteria (%)
0 Q < 0,143
0,143 Q < 0,333
0,333 Q < 0,600
0,600 Q < 1,000
1,000 Q < 1,670
1,670 Q < 3,000
3,000 Q < 7,000
7,000 Q

Ciri Vegetasi
Hutan hujan tropis
Hutan hujan tropis
Vegetasi hutan rimba
Hutan musim
Hutan sabana
Hutan sabana
Padang ilalang
Padang ilalang

System klasifikasi iklim menurut Oldeman


Seperti halnya metode Schmidth-Ferguson, metode Oldeman hanya

memakai unsur curah hujan sebagai dasar klasifikasi iklim. Dalam metode
ini, bulan basah didefinisikan sebagai bulan yang mempunyai jumlah curah
hujan sekurang-kurangnya 200 mm.
Oldeman dkk (1980) mengungkapkan bahwa kebutuhan air untuk
tanaman padi adalah 150 mm per bulan, sedangkan untuk tanaman palawija
adalah 70 mm per bulan. Dengan asumsi bahwa peluang terjadinya hujan
yang sama adalah 75 % maka untuk mencukupi kebutuhan air tanaman padi

150 mm/bulan diperlukan curah hujan sebesar 220 mm/bulan. Maka menurut
Oldeman suatu bulan dikatakan bulan basah apabila mempunyai curah hujan
bulanan lebih besar dari 200 mm dan dikatakan kering apabila curah hujan
bulamam lebih kecil dari 100 mm.
Oldeman membagi daerah agroklimat utama, yaitu :
A : jika terdapat lebih dari 9 bulan basah berurutan.
B : jika terdapat 7 9 bulan basah berurutan.
C : jika terdapat 5 6 bulan basah berurutan.
D : jika terdapat 3 4 bulan basah berurutan.
E : jika terdapat kurang dari 3 bulan basah berurutan.

Sumber : Oldeman dkk (1980).


Gambar diatas menunjukkan bahwa Oldeman membagi 5 daerah
agroklimat berdasarkan kebutuhan air, :

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.

A1 bulan basah > 9 bulan berurutan


B1 terdapat 7-9 bulan basah berurutan dan 1 bulan kering
B2 terdapat 7-9 bulan basah berurutan dan 2-4 bulan kering
C1 terdapat 5-6 bulan basah berurutan dan 2-4 bulan kering
C2 terdapat 5-6 bulan basah berurutan dan 2-4 bulan kering
C3 terdapat 5-6 bulan basah berurutan dan 5-6 bulan kering
D1 terdapat 3-4 bulan basah berurutan dan 1 bulan kering
D2 terdapat 3-4 bulan basah berurutan dan 2-4 bulan kering
D3 terdapat 3-4 bulan basah berurutan dan 5-6 bulan kering
E1 terdapat < 3 bulan basah berurutan dan < 2 bulan kering
E2 terdapat < 3 bulan basah berurutan dan 2-4 bulan kering
E3 terdapat < 3 bulan basah berurutan dan 5-6 bulan kering
E4 terdapat < 3 bulan basah berurutan > 6 bulan kering

E. KESIMPULAN
1. Curah hujan bulanan selama 10 tahun pada beberapa daerah di Indonesia
berbeda-beda tergantung jumlah nilai bulan basah dan bulan keringnya.
2. Menurut metode Oldeman, daerah Banjarnegara, Klampok, Bukateja dan
Wanadadi memiliki zona agroklimat yang sama yaitu B2, sedangkan
daerah Krikil memiliki zona agroklimat C3.
3. Menurut metode Schmidth-Ferguson daerah Banjarnegara dan Wanadadi
merupakan daerah yang sangat basah. Sedangkan daerah Klampok, Krikil
dan Bukateja merupakan daerah basah.
4. Menurut metode penggolongan iklim menurut Oldeman suatu buan
dikatakan bulan basah apabila mempunyai curah hujan bulanan lebih besar
dari 200 mm sedangkan yang dikatakan bulan kering apabila curah hujan
bulanan lebih kecil dari 100 mm.
5. Menurut metode penggolongan iklim Schmidth-Ferguson, bulan basah
yaitu bulan yang menerima curah hujan lebih besar dari 100 mm
sedangkan bulan kering yaitu bulan yang menerima curah hujan kurang
dari 60 mm.
6. Pengklasifikasi iklim menurut Schmidth-Ferguson di dasarkan pada ratarata jumlah Bulan Basah dan jumlah Bulan Kering dengan menggunakan
symbol Q yaitu :

3. Pengklasifikasian iklim menurut Oldeman didasarkan pada jumlah bulan


basah berurutan dan jumlah bulan kering yang berurutan pula.

DAFTAR PUSTAKA
Handoko, Ahmad. 1994. Penerimaan Radiasi Surya di Permukaan Bumi
Sangat Bervariasi Menurut Tempat dan Waktu. Balai Pustaka. Jakarta.
Kertasapoetra, A. G. 2004. Klimatologi. Pengaruh Iklim Terhadap Tanah dan
Tanaman. PT. Bumi Aksara. Jakarta.
Lakitan, Benyamin. 2002. Dasar-Dasar Klimatologi. Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
Leimeheriwa,

Samuel.

2002.

Pengembangan

Komoditas

Pertanian

Berdasarkan Pendekatan Iklim. IPB Press. Bogor


Oldeman, R. L., I. Las dan Muladi. 1980. The Agro-Climate Maps of
Kalimantan, Maluku, Irian Jaya and Bali West and East Nusa Tenggara
Contrib. Centre. Res. Inst. Agrc. Bogor.
Tjasyono, B. 2004. Klimatologi. ITB Press. Bandung.
Waryono. 1987. Pengantar Meteorologi dan Klimatologi. PT. Bina Ilmu.
Surabaya.

LAMPIRAN
Curah hujan bulanan pada beberapa lokasi di Indonesia
Lokasi

Melolo (NTT)
Singaraja (NTB)
Rembang (Jateng)
Mojokerto (Jatim)
Madiun (Jatim)
Donggala (Sulteng)
Tg. Karang (Sumsel)
Surakarta (Jateng)
Banyumas (Jateng)
Tg. Balai (Sumut)
RantauPanjang
(Kaltim)
Jayapura (Papua)
Lahat (Sumsel)
Pontianak (kalbar)
Palu (sulteng)

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

154
245
257
330
303
203
271
332
350
157

154
238
195
344
277
155
274
330
294
94

165
221
188
330
265
147
238
304
346
96

86
109
123
176
223
117
173
212
261
117

39
59
100
98
129
110
126
177
190
129

Juni
Juli
(mm)
36
18
38
16
74
32
66
27
80
34
133
101
103
86
90
49
149
79
116
107

242

214

17

196

188

192

318
484
277
47

297
368
208
38

284
389
242
38

230
325
278
49

202
226
282
49

155
140
222
64

OLDEMAN
BB
BK
8
3
7
1
5
3
6
4
5
1
3
3
3
4
4
7
3
1
2
4
1

Agust

Sept

Okt

Nov

Des

9
6
21
11
21
95
84
43
64
141

2
3
30
17
30
69
81
47
89
183

8
14
61
43
73
66
120
112
312
256

34
68
122
130
193
111
110
223
416
198

112
177
205
259
258
147
217
262
433
150

817
1192
1408
1831
1886
2854
2883
2141
2983
1744

155

115

157

160

282

244

2316

169
121
164
47

166
141
204
51

136
168
228
45

161
216
365
33

188
292
388
45

217
397
322
41

2523
3267
3180
547

5
8
11
1

3
6
3

6
-

4
4

Tahunan

SeribuDolok (Sum)
Ujung Pandang
Ambon

164
719
128

109
531
116

196
425
134

173
166
283

153
92
529

83
68
634

60
34
598

118
10
416

170
13
240

242
40
157

198
174
110

238
590
130

190
2862
3475

Polewali
Kutacana
Sidikalang

155
170
223

158
116
169

208
198
266

246
249
275

230
256
170

158
166
104

114
113
106

79
161
146

89
219
205

190
329
257

215
211
293

198
272
224

1040
2560
2438

12

Tabel 1. Curah hujan bulan pada Banjarnegara


Tahun

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Juni

Juli

Agust

Sept

Okt

Nov

Des

(mm)

Tahun

FERGUSON
BB

BK

I 1982

556

527

513

230

125

631

2585

II 1983

453

544

336

474

574

101

12

392

654

519

4059

III 1984

679

549

500

733

209

46

51

10

316

376

455

433

4357

IV 1985

606

523

532

506

231

149

27

80

56

229

433

425

3797

10

V 1986

454

325

792

491

189

236

76

77

325

303

580

449

4297

10

VI 1987

641

697

409

213

10

59

34

495

614

3172

VII 1988
VIII
1989

528

388

642

151

287

257

23

68

322

313

244

3228

503

432

413

270

277

341

161

64

42

302

580

271

3656

10

IX 1990

493

595

393

353

269

146

163

146

15

118

327

441

3459

11

X 1991

251

355

460

376

104

167

359

386

2458

Jumlah

5164

4935

4990

3797

2150

1335

535

382

834

2212

4321

4413

35068

88

27

Rata-rata

516.4

493.5

499

379.7

215

133.5

53.5

38.2

83.4

221.2

432.1

441.3

3506.8

8.8

2.7

a. Schimdth-ferguson

30,68% Kelas iklim menurut Schmidh-Ferguson tipe


kelas A/daerah sangat basah
b. Oldeman
BB = 8
BK = 3
Zona agroklimat = B2
Tabel2. Curah hujan bulan pada Klampok
Jan

Tahun
I 1982
II 1983
III 1984
IV 1985
V 1986
VI 1987
VII 1988
VIII 1989
IX 1990
X 1991
Jumlah
Rata-rata

Feb

404
419
479
303
230
371
509
339
262
527
3843
384.3

233
331
319
264
206
562
252
380
237
385
3169
316.9

Mar
208
336
412
352
687
149
455
212
396
159
3366
336.6

Apr
157
257
362
314
304
104
218
312
444
114
2586
258.6

Mei
0
515
146
160
23
178
585
291
1
0
1899
189.9

Juni

Juli
(mm)
10
2
63
28
84

5
8
49
148
264
28
280
317
196
0
1295
129.5

Agust
0
0
18
39
28
0
85
67
117
0
354
35.4

24
107
155
0
473
52.556

Sept

Okt

0
6
374
545
472
0
84
0
20
0
1501
150.1

Nov

0
233
234
409
176
517
211
62
0
1842
204.67

50
371
202
596
659
139
521
189
208
94
3029
302.9

Des
447
455
289
213
422
525
332
34
351
372
3440
344

Tahun
1514
2933
2947
3371
3555
2056
3862
2459
2449
1651
26797
2679.7

FERGUSON
BB

BK

10

10

10

82

29

8.2

2.9

a. Schimdth-ferguson
35,38 %
Merupakan kelas iklim B/daerah basah
b. Oldeman
BB = 7
BK = 2
Zona agroklimat B2
Table 3. curah hujan bulan pada Bukateja
Tahun

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Juni

Juli

Agust

Sept

Okt

Nov

Des

(mm)

Tahun

FERGUSON
BB

BK

I 1982

355

229

250

291

14

57

275

1471

II 1983

475

335

269

332

513

12

325

382

431

3079

III 1984

549

259

397

492

130

83

128

60

350

247

197

265

3157

10

IV 1985

297

396

263

376

209

102

33

24

330

472

244

2751

V 1986

194

520

618

328

84

275

74

23

249

237

555

256

3413

VI 1987
VII
1988
VIII
1989
IX 1990

320

314

321

235

78

46

29

605

743

2691

506

220

385

178

441

237

20

132

77

331

50

393

2970

10

491

601

341

471

294

458

114

60

294

355

254

3733

10

408

309

286

317

646

230

196

162

790

221

312

525

4402

11

X 1991

662

496

227

318

256

511

2470

Jumlah
Ratarata

4257

3679

3357

3338

2395

1436

580

470

1502

2241

3496

3386

30137

84

30

425.7

367.9

335.7

333.8

239.5

143.6

58

47

150.2

224.1

349.6

338.6

3013.7

8.4

Sept

Okt

Nov

Des

Tahun

a. Schimdth-ferguson
35,71%
Merupakan kelas iklim B/daerah basah
b. Oldeman
BB = 8
BK = 2
Zona agroklimat = B2
Table 4. curah hujan bulan pada Wanadadi
Tahun

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Juni

Juli

Agust

(mm)

FERGUSON
BB

BK

I 1982

509

466

20

323

29

18

20

172

613

2175

II 1983

464

474

450

331

733

156

16

394

498

661

4186

III 1984

567

569

416

715

306

105

142

29

386

527

724

540

5026

11

IV 1985

640

472

169

515

345

222

28

177

102

430

513

578

4191

11

V 1986

780

514

879

562

158

161

79

68

417

580

797

453

5448

10

VI 1987
VII
1988
VIII
1989
IX 1990

718

518

394

304

250

101

83

290

813

3485

638

307

755

355

484

258

32

87

21

400

663

426

4426

492

424

778

139

142

366

293

57

75

218

295

544

3823

10

248

475

445

302

274

189

136

87

66

201

249

671

3343

10

X 1991

54

491

271

218

78

239

683

619

2653

Jumlah
Ratarata

5110

4710

4577

3764

2775

1587

819

508

1087

3017

4884

5918

38756

90

22

511

471

457.7

376.4

277.5

158.7

81.9

50.8

108.7

301.7

488.4

591.8

3875.6

2.2

a. Schmidth-ferguson
24,44%
Merupakan kelas iklim A/ daerah sangat basah
b. Oldeman

BB = 8
BK = 2
Zona agroklimat = B2
Table 5. curah hujan bulan pada Krikil
Tahun

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Juni

Juli

Agust

Okt

Nov

Des

Tahun

(mm)

I 1982

678

142

454

92

II 1983

408

526

192

159

473

36

III 1984

500

320

428

510

114

114

31

IV 1985

184

136

228

179

68

144

78

V 1986

217

241

763

230

70

70

66

VI 1987

359

317

236

161

36

50

VII 1988

368

233

344

96

148

148

20

36

VIII 1989

251

190

220

148

172

139

79

33

IX 1990

225

213

193

197

17

131

102

79

X 1991

Sept

14

FERGUSON
BB

BK

695

304

2385

11

235

340

727

3107

35

335

209

365

219

3180

10

54

99

219

840

145

2374

79

294

168

772

288

3258

16

183

460

1818

88

207

220

174

2082

121

118

222

1693

10

24

107

153

384

1825

10

419

155

187

207

968

Jumlah

3609

2156

3326

2054

1223

818

440

316

851

1288

3686

2923

22690

77

28

Rata-rata

360.9

215.6

332.6

205.4

122.3

81.8

44

31.6

85.1

143.1

368.6

324.8

2269

7.7

2.8

a. Schimdth-ferguson
36,36%
Merupakan kelasi klim B/daerah basah
b. Oldeman
BB = 6
BK = 4
Zona agroklimat = C3

Anda mungkin juga menyukai