Jenis jejak DTA mengidentifikasikan suhu transisi kaca ( Tg), kristalisasi bulk
(TB), suhu cairan (TL), dan fase kristalisasi minor dan jenis yang lainnya
didapatkan sebagai puncak atau lembah. Sebagai contoh adalah jejak yang
ditunjukkan pada gambar 2. Metode ini dapat memberikan informasi yang lebih
detail pada beberapa sifat kaca dibandingkan teknik yang lainnya, seperti
dilatometry (Anonim, tt).
Setelah mengetahui alat yang digunakan untuk melakukan metode TAG,
maka dari metode TAG ini terdapat beberapa sifat yang bisa dicari dengan
menggunakan DSC ataupun DTA, sifat-sifat tersebut merupakan elemen penting
yang harus diketahui sebelum melakukan fabrikasi kaca lebih jauh lagi. Sifat-sifat
yang diketahui menggunakan metode TAG adalah :
1.
2.
3.
4.
umumnya digunakan sebagai indikator dari kisaran suhu transisi. Kurva pada
DTA atau DSC diperoleh dengan menggunakan tingkat pemanasan konstan.
Kurva ekspansi termal biasanya diukur pada 3 hingga 5 K / menit, kurva analisis
termal didapatkan dengan waktu singkat dibandingkan kurva ekspansi termal.
Penggunaan DSC memperbolehkan penentuan secara langsung dari panas spesifik
sampel diatas dan dibawah Tg, sebaik temperatur fiktif pada kaca. Apabila kaca
mengkristal selama proses pemanasan, informasi dapat diperoleh dari kurva
pemanasan tunggal. Nilai eksak dari Tg yang didapat dari DTA atau DSC berupa
fungsi laju pemanasan yang digunakan untuk pengukuran. Apabila, semua
parameter dibuat konstan, Tg akan naik pada suhu lebih tinggi sejalan dengan
kenaikan laju pemanasan seperti yang ditunjukkan pada gambar 3 berikut :
Gambar 4. Kurva DSC Efek laju pemanasan terhadap Viskositas pada kaca
diketahui masa spesifik dan massa sampel nya. Akhirnya, pengukuran dilakukan
dengan sampel standar diganti dengan sampel yang massanya diketahui.
(Shelby, 2005).
4. Crystallization
Pada bagian ini, akan dijelaskan mengenai kristaliasasi yang merupakan teori
dasar yang digunakan untuk menggunakan DSC atau DTA yang telah
dikembangkan oleh Johnson, Mehl, dan Avrami. Kali ini akan dibahas mengenai
laju kristalisasi isotermal. Persamaan yang sering digunakan merupakan
persamaan Johnson-Mehl-Avrami (JMA) yakni :
[ ( ) ]
iii
iv
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Perkin Elmer : Differential Scanning Calorimetry (pdf)
Anonim. Tt. Differential thermal analysis. http://www.glass-ts.com/differentialthermal-analysis. Diakses pada hari Sabtu, 16 Mei 2015 pada pukul 14.30
WIB
Anonim. 2012. English for Material Science II (pdf).
Bhadeshia H.K.D.H. Thermal analyses techniques. Differential thermal
analysis. University of Cambridge, Material Science and Metallurgy.
www.msm.cam.ac.uk/phase-trans/2002/Thermal1.pdf
Doremus, Robert H.1994. Glass Science Second Editon. Canada : John Willy and
Sons
Epotek. 2012. Tg Glass Temperature Transition Epoxies (pdf).
Keenan. 1980. Kimia Untuk Universitas Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Prashanth Badrinarayanan, Wei Zheng, Qingxiu Li, Sindee L. Simon. 2007. The
Glass Transition Temperature versus The Fictive Temperature. Journal of
Non-Crystalline Solids. ScieneDirect
Shelby, J.E. Introduction to Glass Science and Technology 2nd Edition. United
Kingdom : Royal Society of Chemistry
Wilkinson, G. dan Cotton, A. 1989. Kimia Dasar Anorganik. Jakarta : Universitas
Indonesia.
Yuanzheng Yue, Renate von der Ohe, Sorem Lund Jensen. 2004. Fictive
Temperature. Cooling Rate, and Viscosity of Glasses. Journal of Chemical
Physics Vol.120 (17).