AL-M ZAN
Pengemban Cita Kebenaran dan Keadilan
Utopia
K o t a Ad i p u r a
SUSUNAN REDAKSI
Surat pembaca
Daftar Isi :
Beranda Redaksi.................................2
Editorial...........................................3
Headline..........................................5
Wawan Cara Eksklusif..........................9
Liputan Khusus................................10
Sajian Utama..................................11
Sosok............................................13
Feature..........................................15
Artikel..........................................18
Resensi..........................................23
Opini.............................................25
Artikel Lepas..................................26
Galeri Foto......................................28
Kisah Teladan..................................30
Riset.............................................31
Resensi..........................................33
Essay............................................34
Sejarah..........................................37
Kuliner..........................................39
Opini.............................................40
Ekonomi..........................................41
Riset.............................................43
Kolom Kampus................................45
Kolom Graha...................................46
Sosok............................................47
Cerpen............................................50
Puisi............................................54
Hiburan.........................................56
SWA
AL-M ZAN
JUST NOT WRITE!!!
BERANDA REDAKSI
Alhamdulillahirobbil 'alamin, Puji syukur atas
segala nikmat yang diberikan Allah SWT, Rabb semesta
alam, sehingga kita masih dalam keadaan beriman
kepada-Nya.
Shalawat serta salam juga semoga senantiasa
dilantunkan kepada teladan sepanjang zaman, Nabi
agung Muhammad beserta keluarga dan para
sahabatnya, yang telah membawa kita kepada jalan
kebenaran, yaitu ajaran Islam. Dan semoga kita dapat
senantiasa mengamalkan sunah-sunahnya.
Alhamdulillah, majalah tahunan LPM Al-Mizan
edisi XXI kembali terbit dengan mengangkat tema
Utopia Kota Adipura. Berawal dari rasa bahagia atas
anugerah Adipura yang didapat Kota Pekalongan
sebagai kota bersih dan sehat selama empat tahun
berturut-turut.
Tak ada gading yang tak retak. Kami pun
berusaha memaparkan kondisi masyarakat
Pekalongan, sebagai kota yang berpredikat 'Kota
Adipura' ini. Apakah kondisi masyarakat sudah baik
atau belum, terutama meliputi kategori hidup sehat
dan lingkungan yang bersih serta layak huni.
Setelah melalui proses penggarapan yang
panjang, akhirnya majalah ini dapat terbit sesuai dengan
EDITORIAL
Lingkungan dan P
Permasalahannya
ermasalahannya
Lingkungan dan permasalahannya
Permasalahan lingkungan tidak pernah absen
menjadi topik pembicaraan di banyak forum dan
berbagai kalangan. Permasalahan lingkungan memang
merupakan salah satu isu yang menarik dibicarakan.
Lingkungan sebagai bagian dari kelangsungan
hidup manusia, sudah sepatutnya membutuhkan
perhatian lebih untuk dijaga kelestariannya.
Keseimbangan lingkungan menjadi parameter
kategori hidup layak bagi setiap warga masyarakat,
karena kondisi lingkungan dapat mencerminkan pola
kehidupan warga yang bersangkutan.
Lingkungan layak huni diindikasikan dengan
kondisi kota bersih, teduh, sehat dan berkelanjutan.
Bersih disini artinya bebas dari sampah; teduh, berarti
daerah tersebut memiliki Ruang Terbuka Hijau (RTH)
dan Biodiversity; sehat, yaitu kondisi udara bersih dan
air bersih; serta yang terakhir berkelanjutan, yakni
adanya budaya 3R (reuse, reduce, recycle),
kemandirian energi, air dan pangan, serta adaptif
terhadap perubahan iklim.
Namun seiring berkembangnya zaman,
meningkatnya arus globalisasi, serta kemajuan
teknologi yang mengiringi kehidupan manusia, maka
semakin kompleks pula permasalahan sosial yang
terjadi. Dalam hal ini, masalah lingkungan merupakan
salah satu yang paling krusial.
Limbah industri yang pembuangannya tidak
terkontrol, tanaman yang kian menipis karena
penebangan secara liar, keberadaan ekosistem hewan
yang ternacam punah akibat perburuan liar. Belum
lagi asap pabrik dan asap kendaraan yang
menyebabkan polusi udara. Ini merupakan
konsekuensi logis dari perkembangan zaman.
Hingga bencana alam yang terjadi akibat
permasalahan lingkungan pun kian meningkat. Awal
tahun lalu, Indonesia tertimpa bencana banjir skala
besar yang berhasil menenggelamkan sebagian kotakota besar, terutama Jakarta. Tak dapat dipungkiri,
salah satu penyebabnya adalah ulah manusia sendiri.
Sampah-sampah yang menggunung di pinggir sungai
menyebabkan tersumbatnya saluran air, daerah
resapan yang kian sempit lantaran ambisi mendirikan
bangunan-bangunan bertingkat, serta tumbuhan yang
keberadaannya makin menipis akibat penebangan
secara liar.
Kondisi alam akan seimbang apabila dibarengi
EDITORIAL
kepedulian masyarakat yang minim akan
kelestarian lingkungan ini akan memperparah dampak
yang terjadi.
Namun nampaknya masyarakat belum
menyadari betul akan tanggung jawabnya sebagai
khalifah fil 'ardh untuk menjaga lingkungan yang mereka
tempati. Hal tersebut bisa dilihat dari pola kehidupan
masyarakat kota pekalongan. Sebagian masyarakat
masih banyak yang tidak peduli akan kebersihan
lingkungan.
Penduduk kota pekalongan yang
kira-kira mencapai 300.000an jiwa semakin memicu
b e r t a m b a h ny a m a s a l a h l i n g k u n g a n , y a k n i
bertambahnya produksi sampah yang dihasilkan.
Dengan meningkatnya gunungan-gunungan sampah
yang ada di TPA kota pekalongan, membuktikan bahwa
kesadaran masyarakat terhadap lingkungan masih
minim. Selama ini hanya pemerintah yang bergerak
mengatasi masalah lingkungan. Namun ini tidak akan
maksimal jika tidak dibarengi dengan kesadaran
masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan.
Perolehan Adipura secara berturut-turut ternyata
belum sepenuhnya diresapi warga sebagai motivasi
hidup bersih.
Pekalongan Kota Adipura
Predikat Adipuraadalah sebuah penghargaan
bagi kota di Indonesia yang berhasil dalam kebersihan
serta pengelolaan lingkungan perkotaan.Program
Adipura telah dilaksanakan setiap tahun sejak 1986,
kemudian terhenti pada tahun 1998. Dalam lima tahun
pertama, program Adipura difokuskan untuk
mendorong kota-kota di Indonesia menjadi "Kota
Bersih dan Teduh". Program Adipura kembali
dicanangkan di Denpasar, Bali pada tanggal 5
H
Y
P
E
R
L
I
N
K
"http://id.wikipedia.org/wiki/5_Juni"Juni 2002,
dan berlanjut hingga sekarang.
Pengertian kota dalam penilaianAdipura
bukanlah kota otonom, namun bisa juga bagian dari
wilayah kabupaten yang memiliki karakteristik
sebagai daerah perkotaan dengan batas-batas wilayah
tertentu.
Mulai tahun 2010, Pekalongan berhasil meraih
penghargaan Adipura dibawah kepemimpinan walikota
dr. Basyir Ahmad. Atas kerja keras dan usahanya,
penghargaan ini kemudian dipertahankan pada tahun
berikutnya, yaitu 2011. Bahkanberlanjut hingga tahun
2013 penghargaan Adipura empat kali berturut-turut
berhasil disabet Kota Batik ini.
Atas prestasinya ini, pemerintah kota berusaha
untuk mendapatkannya kembali pada tahun kelima,
yakni 2014. Dengan persiapan yang tidak kalah
HEADLINE
Budaya Adipura,
Budaya Hidup Bersih
SAMPAH
RUMAH
TANGGA
PERAN SERTA
MASYARAKAT
RT/RW
BANK SAMPAH/
SODAQOH SAMPAH/ TPS
3R
RESIDU
TPS /
KONTAINER/
TRANSFER DEPO
PERAN PEMERINTAH
DAERAH
TPA
HEADLINE
Selain itu, untuk sampah organik juga
dijelaskan bagaimana pengelolaannya. Setiap rumah
tangga dalam mengolah sampah organik dengan
menggunakan Komposter, Takakura maupun dengan
memasukan di lubang resapan biopori. Sampah
organik yang masuk ke TPS 3R diolah menjadi kompos,
kompos tersebut dibeli oleh LPM Kecamatan untuk
kemudian dihibahkan ke masyarakat untuk program
KRPL (Kawasan Rumah Pangan Lestari), penghijauan
dan taman RW.
Dengan adanya manajemen pengelolaan
sampah rumah tangga secara maksimal dan
berkelanjutan, maka budaya hidup bersih akan
tertanam di masyarakat. Selanjutnya, untuk
memaksimalkan upaya tersebut, pemerintah perlu
strategi. Berikut ini beberapa strategi yang dilakukan
pemerintah kota dalam menangani masalah
KOMPOSISI SAMPAH
KOTA PEKALONGAN 2012
lingkungan :
Minimalisasi dan budaya pilah sampah mulai dari
sumbernya
2. Reduksi sampah berbahaya dari sumbernya
3. Daur ulang sampah menjadi barang yang
bermanfaat dan bernilai ekonomis
4. Peningkatan Sosialisasi Pengelolaan Sampah
Rumah Tangga
5. PeningkatanPeran Serta Tokoh Masyarakat dan
Tokoh Agama dalam Pengelolaan Sampah
Tentunya dari berbagai upaya yang dilakukan
pemerintah, tidak bisa berhenti sampai disini. Upayaupaya serta berbagai strategi harus selalu ditingkatkan
hingga pada akhirnya masalah lingkungan di Kota
Pekalongan sedikit demi sedikit bisa diminimalisir.
(Eva, Sina)
1.
Prosentase(%)
Komposisi
2012
Organik
77.7
Kertas
5.5
Kayu
1.6
Kain
1.7
Karet / kulit
Plastik
Metal / logam
Gelas/ kaca
1.5
Lainlain
Jumlah
100
HEADLINE
HEADLINE
Jadi, mulai dari sekarang marilah kita buang jauh-jauh
paradigma kita yang satu ini. Sampah tidak hanya
dikumpulkan, diangkut, dan dibuang. Namun sampah
harus diperlakukan lebih dari itu. Selain memilah
sampah sesuai dengan jenisnya, kita juga harus
berupaya untuk mengurangi produksi sampah dan
melakukan 3R terhadap sampah.
Ringan sama dijinjing, berat sama dipikul,
demikianlah pepatah mengatakan. Senada dengan
solusi yang seharusnya kita ambil atas segala
permasalahan, khususnya terkait masalah lingkungan di
kota Pekalongan.Untuk itu pemerintah menghimbau
WAWANCARA EKSLUSIF
Adipura Kelima
Gagal Didapat
Bagi warga Kota Pekalongan, penghargaan
Adipura seakan menjadi harapan yang ditunggu-tunggu
setiap tahunnya. Banyak upaya yang telah dilakukan
untuk menyabet gelar bergengsi itu, baik dari pihak
pemerintah maupun masyarakat.
Empat tahun terakhir, Kota Pekalongan
'langganan' mendapat penghargaan tersebut. Tak heran
jika pemerintah giat melakukan upaya-upaya untuk
meneruskan prestasi ini. Sayangnya, di tahun kelima ini,
setelah empat kali berturut-turut
memperoleh
penghargaan Adipura, Kota Pekalongan kehilangan
kesempatan mendapatkannya kembali. Hal ini sempat
menimbulkan pertanyaan dari sejumlah pihak, terutama
lembaga-lembaga yang terlibat langsung dalam proses
perolehannya, salah satunya yakni KLH.
Slamet Budiyanto, Kepala Kantor Lingkungan
Hidup (KLH) Kota Pekalongan, mengakui tahun ini Kota
Pekalongan memang gagal meraih penghargaan Adipura
dan Adipura Kencana, Tahun ini Kota Pekalongan gagal
meraih Adipura apalagi Adipura Kencana. Karena untuk
tahun ini, passing grade untuk Adipura dinaikkan,
jelasnya, sesuai yang dimuat pada Harian Satelit Post
edisi Senin, 9 Juni 2014 lalu.
Memang, kenaikan Passing Grade tersebut diakui
tanpa adanya pemberitahuan sejak awal dari pihak
penyelenggara. Menanggapi hal ini,Walikota Pekalongan,
dr. M. Basyir Ahmad, mengatakan bahwa selama ini
masyarakat memang belum menjadikan budaya hidup
bersih sebagai kebutuhan, sehingga wajar saja jika
dengan adanya kenaikan passing grade ini menjadi salah
satu penyebab gagalnya memperoleh penghargaan
bergengsi tersebut.
Selama ini, upaya perolehan Adipura memang
lebih banyak diusahakanoleh pemerintah kota, yakni
peran serta masing-masing SKPD (Satuan Kerja
Pemerintahan Daerah), sehingga kurang maksimal
melibatkan masyarakat.
Mengenai rencana berikutnya, beliau
berkomentar dengan tegas, Tidak peduli passing gradenya berapa, asal masyarakat bisa memaksimalkan
peranannya, maka Adipura akan diperoleh kembali.
Tambahnya, saat ditemui di ruang kerjanya beberapa
waktu lalu.
Lebih lanjut, pihaknya menambahkan bahwa
kondisi Pekalongan belum lama inimemang sedang
LIPUTAN KHUSUS
10
SAJIAN UTAMA
11
SAJIAN UTAMA
rasakan. Selain meningkatkan derajat sampah, kreasi
kita terhadap sampah bisa menjadi ajang bisnis. Sampah
yang telah dikreasikan menjadi barang-barang tertentu
akan mendatangkan nilai rupiah yang justru
menjanjikan. Hal ini telah dirasakan oleh Bu Pur sendiri.
Selanjutnya Bu Pur menjelaskan bagaimana
proses mendaur ulang sampah hingga mencadi barang
yang unik dan cantik.
Sebelum masuk tahap
perangkaian, sampah plastik harus terlebih dulu dicuci,
setelah itu digunting dan kemudian dilipat agar plastik
tersebut bisa dirangkai menjadi satu kesatuan yang
indah. Di tangan Ibu Zahry Purwati, sampah plastik
bisa menjadi tas cantik, dompet, sandal, dll. Di
rumahnya, beliau sangat telaten merangkai sampah
plastik menjadi barang yang bernilai jual tinggi. Beliau
mengaku, sebelumnya pernah mengikuti pelatihanpelatihan khusus mendaur ulang sampah. Mengikuti
pelatihan hanya sekali setelah berdirinya bank basa
SAKINAH. Inspirasi barang yang dibuatnya selama
ini diperoleh dari bermacam-macam barang yang dulu
sudah ada. Barang yang menginspirasi tersebut beliau
Amati, Tiru, dan Modifikasi. Tahap awal dalam
menentukan model daur ulang sampah ini beliau sebut
dengan ATM.
Setelah ditanyai oleh crew LPM Al-Mizan,
ternyata belum ada proses pemasaran yang dilakukan
12
SOSOK
Muhamad D. Shahab
Lahir di Pekalongan,
13 Oktober 1966.
Seorang ulama dan tabib, sekaligus
pemerhati lingkungan.
SOSOK
hidup yang ada disawah itu.
Seperti kita lihat sekarang banyak permukaan
bumi yang tertutup oleh aspal, rumah, dan paving. Jika
kita lihat di google earth sedikit sekali permukaan
bumi yang tidak tertutup oleh aspal, ataupun rumahrumah, dengan itu kalau air hujan turun air akan sulit
untuk meresap kebumi, karena tidak ada daerah untuk
resapan, dan akhirnya terjadi banjir. Dengan itu beliau
berharap masyarakat Kota Pekolangan bisa ikut
melestarikan lingkungan, dengan membuat sumur
resapan air di masing-masing rumah. Sehingga air hujan
bisa ditampung disumur itu, dan air tidak lari kemanamana tetapi bisa meresap langsung ke bumi, proses itu
pun bisa mendinginkan bumi, dan bisa mengurangi
banjir dan abrasi dipantai. Beliau juga berharap kita bisa
menggunakan teori (take and give) dengan tidak hanya
mengambil air untuk kepentingan sehari-hari kita,
tetapi kita harus bisa memberi air untuk bumi kita.
Beliau telah membuat dua sumur resapan
dirumah beliau, sumur resapan yang ada di rumah
beliau bentuknya mirip dengan sumur-sumur biasa,
tetapi sumur itu khusus menampung air hujan dan
diberikan ke bumi kita, kita tidak boleh mengambil
airnya untuk kebutuhan sehari-hari. Karena air untuk
kebutuhan sehari-hari sudah disediakan oleh
pemerintah seperti air pam. Sedangkan air limbah
rumah tangga seperti air bekas cucian yang
mengandung deterjen harus ditampung sendiri dan
bisa didaur ulanag.
Selain membuat sumur resapan, beliau bersama
para jama'ah dzikirnya pernah menanam pohan
manggrove di sekitar pantai pasir kencana, namun
sekarang sudah berhenti karena terkena banjir rob.
Kalau kita lihat idealnya pantai adalah pantai, setelah itu
hutan bakau atau hutan manggrove (untuk menahan
abrasi pantai), kemudian tambak-tambak ikan baru
setelah itu rumah-rumah warga. Tetapi kenyataan
sekarang setelah pantai, langsung pemukiman warga,
bukan hutan bakau lagi, ini yang menyebabkan abrasi di
pantai dan banjir rob.
Pengerasan tanah yang diakibatkan penggunaan
pupuk kimia merupakan salah satu penyebab air tidak
bisa diserap oleh tanah. Dulu para petani dalam
mengolah tanahnya hanya menggunakan pupuk
FEATURE
Menelisik Kehidupan PSK di Lokalisasi
Kebonsuwung Karanganyar
15
FEATURE
Masih di sebuah ruangan Wisma seluas 710
meter, dengan minim intensitas cahaya matahari,
tempat dimana beberapa perempuan malam
berkumpul. Kisah hidup Anggi (nama samaran) tak jauh
menyakitkan dari Bunga. Kupu-kupu malam asal
Cilacap itu mengaku, menjadi PSK hanya sebagai ajang
pelampiasan sakit hati karena suaminya selingkuh.
Suamiku di Jakarta selingkuh dengan perempuan lain,
karena itu aku sakit hati, ucap perempuan berusia 29
tahun itu, sembari menatap cermin bedak dan terus
memperbaiki make-up di wajahnya.
Dalam hati kecilnya, ia ingin mentas dari lembah
kenistaan itu. Namun, apa daya, ia harus menghidupi
kedua anaknya yang masih belia. Saya pingin berhenti
mas. Tapi nanti, tunggu sampai sakit hati ini sembuh,
katanya dengan nada keras.
Tidak hanya mereka berdua, sebagian besar
perempuan malang yang terjebak dalam bisnis lendir
itu memiliki latarbelakang kehidupan keras. Kadang dia
tersenyum dalam tangis, dan kadang pula dia menangis
di dalam senyuman.
***
Takut Mengidap HIV/Aids
Sementara, di pojok ruang tersebut, sosok
perempuan berperawakan kurus dengan kulit kuning,
sekira tingginya mencapai 165 cm tersenyum dengan
ramah. Rambut panjangnya terkibas saat ia mulai
menoleh ke arah pintu. Sebut saja namanya Mawar,
perempuan muda berusia 19 tahun asal Desa
Panundan.
Mawar tak sungkan mencerita pengalamannya
sebagai PSK. Ternyata, ia sudah menggeluti bisnis
persetubuhan itu sejak lama. Waktu itu ia menjajakan
dirinya di lokalisasi yang berada di Daerah Banyuputih,
16
FEATURE
17
ARTIKEL
Oleh :
Rahmat Kamal, M.Pd.I
(Dosen Tarbiyah STAIN Pekalongan)
Fenomena sosial yang serba memprihatinkan akhirakhir ini seperti halnya tindak kekerasan dan tawuran
antar pelajar yang tak jarang merenggut banyak
korban, penyalahgunaan narkotika, pergaulan bebas di
kalangan remaja harus menjadi sebuah renungan dan
evaluasi bagi pendidikan kita selama ini.
Pada dasarnya hakikat pendidikan bukan
hanya sekedar transfer of knowledge akan tetapi juga
transfer of values, dalam arti penanaman dan
pengamalan nilai-nilai akan sangat berarti dalam
kehidupan sehari-hari dibandingkan hanya sekedar
hapal dan tahu.
Revitalisasi pendidikan karakter sudah
selayaknya bahkan seharusnya masuk dalam sebuah
desain kurikulum pembelajaran di tingkat satuan
pendidikan, sehingga pendidikan bangsa ini tidak
kehilangan ruh dari hakikat tujuan yang sebenarnya
seperti yang diamanatkan UUD 45 pasal 31 ayat 3
yang berbunyi:
Pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional
yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta
akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa yang diatur dengan undang-undang (UUD 45
dan Amandemen Lengkap: 25).
18
ARTIKEL
media massa. Oskamp (1991) menambahkan,
bahwa ada dua hal yang secara khusus
berpengaruh dalam membentuk sikap
seseorang, yaitu: pertama, peristiwa yang
memberikan kesan kuat pada diri seseorang
(salient incident), misalnya kehilangan anggota
tubuh karena kecelakaan. Kedua, munculnya
objek secara berulang-ulang (repeated exposure),
misalnya tingginya frekuensi seseorang bertemu
dalam berbagai hal dan pekerjaan dengan lawan
jenisnya, kemungkinan akan menimbulkan
antara satu dan lainnya, atau dikenal juga dengan
istilah dalam bahasa Jawa witing tresno jalaran
soko kulino (Fathul Mu'in, 2011: 168-170).
b) Emosi
Kata emosi diadopsi dari bahasa Latin
emovere (e berartiluar dan movere artinya
bergerak).Sedangkan dalam bahasa Prancis
adalah emouvoir yang artinya kegembiraan.
Emosi adalah gejala dinamis dalam situasi yang
dirasakan manusia, yang disertai dengan efeknya
pada kesadaran, perilaku, dan juga merupakan
proses fisiologis. Misalnya, saat kita merespon
sesuatu yang melibatkan emosi, dan kita juga
megetahui makna apa yang kita hadapi
(kesadaran). Saat kita marah dan tegang, jantung
kita berdebar-debar dan akan berdetak cepat
(fisiologis), maka kita pun akan segera
melakukan reaksi terhadap apa yang menimpa
kita (perilaku).
c) Kepercayaan
Ke p e rc ay a a n m e r u p a k a n f a k t o r
sosiopsikologis. Kepercayaan bahwa sesuatu itu
benar atau salah atas dasar bukti, sugesti
otoritas, pengalaman dan intuisi sangatlah
penting untuk membangun watak dan karakter
manusia. Jadi, kepercayaan itu memperkukuh
eksistensi diri dan memperkukuh hubungan
dengan orang lain.
d) Kebiasaan dan kemauan
Kebiasaan adalah faktor konatif manusia
dari faktor sosiopsikologis.Kebiasaan adalah
aspek perilaku manusia yang menetap,
berlangsung secara otomatis, tidak
direncanakan.Ia merupakan hasil pelaziman
yang berlangsung pada waktu yang lama atau
sebagai reaksi khas yang diulangi berkali-kali.
Kebiasaan memberikan pola perilaku yang
dapat diramalkan (Fathul Mu'in, 2011: 178-179).
e)
Konsepsi diri.
Hal penting lainnya yang berkaitan dengan
f)
U R G E N S I L I N G K U N G A N DA L A M
PENDIDIKAN KARAKTER
1. Pengertian Lingkungan
Kaitannya dengan pendidikan, lingkungan
adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia
baik berupa benda mati, makhluk hidup, ataupun
peristiwa-peristiwa yang terjadi termasuk
kondisi masyarakat yang memberikan pengaruh
kuat terhadap perkembangan karakter individu
(Abdul Kadir, 2012: 157).
Dari pengertian lingkungan di atas, dapat
kita simpulkan bahwa lingkungan merupakan
wahana terjadinya proses pendidikan baik secara
langsung, sistematis, serta terencana seperti
halnya dalam lingkup lembaga pendidikan baik
formal maupun non formal, ataupun secara tidak
langsung seperti halnya pengalaman-pengalaman
empiris berupa peristiwa-peristiwa yang dialami
dan kondisi masyarakat yang dirasakan dan
diamati oleh para peserta didik.
2. Macam-macam Lingkungan
Sejalan dengan Ki Hajar Dewantara apa
yang dinyatakan oleh Langeveld bahwa ada tiga
jenis lingkungan yang harus bertanggung jawab
terhadap pendidikan (karakter) yaitu keluarga,
sekolah, dan masyarakat (Abdul Kadir, 2012:
159).
1.
Keluarga
Keluarga adalah al-madrasatul ula
19
ARTIKEL
wal aula, artinya institusi pertama
dan paling utama dalam menetukan karakater
seorang anak di masa yang akandatang.
Islam memandang bahwa keluarga
merupakan lingkungan yang paling berpengaruh
terhadap pembentukan karakter dan
kepribadian anak. Hal ini disebabkan karena:
pertama, tanggung jawab orangtua terhadap
anak tidak hanya di dunia akan tetapi juga di
a k h i r a t ; ke d u a , o r a n g t u a d i s a m p i n g
memberikan pengaruh secara empiris juga
berpengaruh secara hereditas dan genesitas;
ketiga, anak lebih banyak tinggal dan
menghabiskan waktu bersama orangtuanya di
rumah; dan keempat, orangtua adalah orang
yang lebih dahulu membawa pengaruh yang
sangat kuat dibandingkan pengaruh lainnya yang
dating belakangan (Abdul Kadir, 2012: 160).
2. Sekolah/Madrasah
Sekolah atau madrasah adalah lingkungan
kedua setelah keluarga yang mengenalkan
segala sesuatu tentang kebaikan terhadap anak.
Oleh karenanya,kewajiban sekolah atau
madrasah untuk mendidik anak menjadi
manusia yang cerdas secara intelektual adalah
penting, akan tetapi yang tidak kalah pentingnya
pula adalah bagaimana peran sekolah atau
madrasah mampu menjadikan kecerdasan
intelektualnya berbading lurus dengan
kecerdasan emosional dan spiritual siswa.
3. Masyarakat
Lingkungan masyarakat, pada hakikatnya
adalah kumpulan dari keluarga yang antara satu
dengan yang lainnya terikat oleh tata nilai dan
aturan baik secara tertulis maupun tidak tertulis
(Abudin Nata, 2010: 300). Menurut al-Nahlawi,
rasa tanggungjawab lingkungan masyarakat
terhadap pendidikan antara lain: pertama,
menyadari bahwa Allah Swt menjadikan
masyarakat sebagai penyuruh kebaikan dan
pelarang kemunkaran (amar ma'ruf nahi munkar;
kedua, dalam masayarakat Islam, seluruh anak
dianggap anaknya sendiri atau anak saudaranya
sehingga antara satu dengan yang lainnya saling
perhatian dalam mendidik anak-anak khususnya
di lingkungannya masing-masing; ketiga, jika ada
orang yang berbuat jahat, maka masyarakat turut
menghadapinya dengan menegakkan hukum yang
berlaku, termasuk adanya ancaman, hukuma
dengan cara yang mendidik; keempat,
masyarakatpun dapat melakukan pembinaan
melalui pengisolasian, pemboikotan atau
ARTIKEL
2.
3.
4.
a.
21
ARTIKEL
b.
c.
pembahasan sebelumnya.
Memaksimalkan komunikasi yang baik
tentang program sekolah kepada orangtua
Memaksimalkan kembali
proses komunikasi antara guru dengan
orangtua siswa untuk memantau sejauh
mana perkembangan siswa sekaligus
putra-putri mereka baik di lingkungan
sekolah dengan menggunakan buku
anecdotal recard yaitu buku seluruh
kejadian selama di kelas atau di sekolah,
maupun perkembangan siswa selama di
rumah dengan menggunakan buku
mutaba'ah yaitu buku evaluasi tentang
sejumlah kegiatan siswa selama di
rumah baik itu proses belajar, maupun
ibadah ritual keseharian siswa. Sehingga
dari data ini bisa dijadikan salah satu
bahan refleksi sekolah/madrasah
maupun para orangtua siswa tentang
kemajuan perkembangan karakter
putra-putrinya selama ini, seperti apa
yang telah disampaikan Doni Koesoema
di atas tentang metodologi pendidikan
karakter yang terakhir.
Pendidikan Karakter dalam Lingkungan
Masyarakat
Sehebat apapun pendidikan
karakter yang dilakukan di lingkungan
keluarga dan sekolah, tanpa adanya dukungan
dari lingkungan masyarakat, maka pengaruh
lingkungan masyarakat tersebut berpeluang
besar menjadi distraktor yang merobohkan
bangunan karakter dan kepribadian
anak.Oleh karenanya, antara lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah/madrasah, serta
lingkungan masyarakat harus mampu
membangun sinergisitas peran dalam
RESENSI
Penulis
Tahun terbit
Penerbit
23
RESENSI
Sumiyatilah yang mengatakan padanya bahwa
dalam propaganda Pemerintah Pendudukan Dai Nippon
itu dikatakan: di dalam usaha mempersiapkan rakyat
Indonesia ke arah kemerdekaan nanti sesuai dengan
kehendak Nippon, generasi muda Indonesia dididik
supaya bisa mengabdikan diri dalam kemerdekaan.
Sebagai mesin propaganda, dari asisten wedana sampai
lurah meneruskan suara Nippon itu ke desa-desa. Dan
sebagai konsekuensi sebagai pejabat, mereka harus
menyerahkan gadis-gadisnya sendiri sebagai contoh.
Mereka tidak boleh hanya memberikan propaganda,
tetapi juga memberikan anak mereka sendiri. (hlm. 34)
Menurut hasil temuannya, masih ada jejak para
korban tersebut di beberapa kawasan Asia Tenggara,
terutama di Pulau Buru, salah satu pulau kecil di
wilayah timur. Diantara dari mereka ada yang sudah
berkeluarga, jika tidak ingin dikatakan 'terpaksa'
menikah dengan suku asli pulau tersebut. Namun ini
hanya sebagian kecil saja, karena para korban lainnya,
banyak yang tidak terdeteksi jejaknya. Menurut
penulis, mereka ditinggalkan begitu saja oleh para
serdadu Jepang saat Jepang terusir dari negeri ini
lantaran kalah perang dengan Sekutu.
Berikut salah satu kisah dari Suwarti, yang
berasal dari kampung Jurnatan, Semarang.
Dan cerita wanita itu selanjutnya: ia
diberangkatkan bersama 228 gadis dari Jawa dengan
kapal laut yang ia tidak tahu namanya, juga tak tahu
ukurannya. Kapal tersebut menyinggahi pulau demi pulau,
yang ia pun tak tahu namanya atau kedudukannya, untuk
akhirnya didaratkan di pesisir selatan Pulau Buru.
Mereka digiring turun-naik gunung-gemunung utnuk
kemudian dimasukkan ke dalam perut benteng bawah
tanah yang terletak di kaki Gunung Pala(t)mada. Disini
para gadis remaja tanpa pengalaman itu diserahkan
pada keganasan serdadu-serdadu Dai Nippon.Tak serang
pun yang dapat menolong mereka. Di sini pula mereka
kehilangan segala-galanya: kehormatan, cita-cita, harga
diri, hubungan dengan dunia luar, peradaban, dan
kebudayaan-suatu perampasan total. (hlm. 57)
Sayangnya, seakan tak ada yang peduli dengan
nasib mereka. Bahkan hingga puluhan tahun setelah
merdeka, hidup mereka masih terisolir di pedalaman
timur Indonesia itu.
Dengan kekalahan balatentara Jepang, mereka
ditinggalkan di dalam benteng bawah tanah. Para remaja
tanpa pengalaman itu tak tahu apa yang sedang terjadi.
Mereka hanya tahu: serdadu-serdadu itu meninggalkan
mereka secara rahasia. Maka mereka terpaksa mencari
jalan keluar dari perut benteng.(hlm. 58)
Terang saja, para remaja ini tak tahu arah
hendak kemana. Mereka tidak berani pulang ke tanah
24
OPINI
25
ARTIKEL LEPAS
Oleh :
Nurochman As-Sayyidi
Mahasiswa Pascasarjana STAIN Pekalongan
FIQIH EKOLOGI
Sebuah Ejawantah Pemikiran Islam Kontekstual
26
ARTIKEL LEPAS
gagasankonsep pendidikan lingkungan
hidup. Al Quran yang sejatinya diperuntukan sebagai
hudan linnaas(QS. Al-Baqarah: 185),tentunya isi
kandungannya tidak hanya dibatasi pada persoalanpersoalan 'ubuudiyyah maupun 'aqiidah, melainkan
didalamnya mengandung wawasan tentang
bagaimana mengolah sumber daya alam (baca:
karunia) yang melimpah ini. Sebagai konsekuensi logis
manusia sebagai khalifah fi al-ardl, manusia dibekali
dengan seperangkat alat untuk bagaimana
memberdayakan sumber daya alam ini sebaik-baiknya
untuk kemaslahatan ummat.
Fiqih Ekologi merupakan perpaduan
antara fiqih dan ekologi. Fiqih secara etimologi
berarti mengerti, memahami, pengertian, dan
pengetahuan (Munawwir: 1997, 1067). Sedangkan
secara terminologi, Fiqih merupakan suatu ilmu yang
membahas tentang hukum atau perundang-undangan
Islam berdasarkan Al-Qur'an, Al-Hadits, Ijma', dan
Qiyas. Sedangkan Ekologi adalah Ilmu yang
mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk
hidup dengan lingkungannya baik yang hidup maupun
yang tidak hidup (Mangunjaya: 108).
Pemanasan global (global warming) tidak
menjadi isulagi, melainkan fenomena nyata yang
dampaknya semakin mengancam keberlangsungan
bumi. Dampak paling nyata dari pemanasan global
adalah rentetan bencana alam yang menimpa belahan
bangsa di dunia, baik bencana alam di darat, di laut,
maupun di udara yang disebabkan bukan karna faktor
alam belaka melainkan campur tangan kotor manusia.
Telah nampak kerusakan di darat dan di
laut disebabkan karena perbuatan tangan
manusi, supay Allah merasakan kepada
mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan
mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang
benar. QS.Ar-Rum: 41
Padahal, manusia ditempatkan dibumi ini bukanlah
secara kebetulan, ia tampil di dunia bukan pula
sebagai benda yang hidup lalu mati kembali ke benda
tanpa tanggung jawab, sebagaimana halnya pandangan
yang dikemukakan oleh paham materialisme.
Problem terbesar umat Islam adalah pada
bagaimana memahami Islam secara universal tanpa
mendikotomikan, yakni bagaiamana ajaran normatif
Islam bisa menjadi jembatan untuk menyeberangi
persoalan-persoalan sosial dan lingkungan hidup.
Selama ini, syariat Islam disempitkan daya jelajahnya
hanya pada ranah ibadah saja. Seolah-olah wilayah
kajian syariat Islam terbatasi oleh aspek Fiqih Ibadah
saja.
J i k a d i t e l u s u r i , a l - Q u r ' a n b a ny a k
menyinggung persoalan-persoalan ekologi yang secara
implisit maupun eksplisit menyuruh manusia untuk
memperhatikan lingkungan sebagai keberlangsungan
kehidupan di bumi. Kata fadl, rizq, kasb, thoyyib, khoir, dan
lain sebagainya, menunjukan spirit pengelolaan bumi
secara seimbang. Demikian juga spirit untuk menjaga
keseimbangan ekosistem bisa didapati dari hadits
shahih riwayat Imam Bukhari.
fl ? ???
? ?????? ??? fl????
? ???? ?? ? ?? ??? ???
fi? ? ??
27
Galeri Foto
Air Bersih
Tanpa Pencemaran
Menjadi Impian
Hidup Mereka
Majalah Al-Mizan Edisi XX, Tahun 2014
29
31
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
53 %
10 %
Pernah
Tidak pernah
RESENSI
ESSAY
Lanjutan Hal. 25
Lingkungan
44
CERPEN
PUISI
PUISI
55