Anda di halaman 1dari 20

PARAGRAF

1. Pengertian Paragraf
Paragraf atau yang sering juga disebut alinea, secara visual
ditandai oleh jarak baris yang lebih merenggang, atau awal baris yang
menjorok ke dalam. Dalam istilah komposisi, paragraf yang secara visual
ditandai oleh jarak kelompok baris yang lebih renggang daripada jarak
baris disebut paragraf merenggang, sedangkan paragraf yang secara
visual ditandai oleh baris pertama yang menjorok ke dalam disebut
paragraf bertakuk (Sugiyono, 1997: 1).
Paragraf pada dasarnya merupakan satuan dasar tulisan, yang
lebih panjang dari kalimat, tetapi lebih pendek dari tulisan secara
keseluruhan. Millward dalam Sugiyono (1997:2) mendefinisikan paragraf
sebagai sekelompok kalimat yang mengembangkan satu gagasan.
Paragraf mencakupi satu kalimat topik yang memuat gagasan itu, diikuti
oleh kalimat tambahan yang memperluas, memperjelas, menganalisis,
atau menerangkan kalimat topik tadi.
Sehubungan dengan itu, dapat disimpulkan hal-hal berikut yang
berkaitan dengan paragraf.
(1) Paragraf harus mempunyai satu gagasan utama; gagasan utama
itu biasanya tertuang dalam kalimat topik.
(2) Selain gagasan utama, dalam paragraf juga terdapat beberapa
informasi yang tertuang dalam kalimat penjelas atau kalimat
pengembang.
(3) Secara

visual,

paragraf

ditandai

oleh

perenggangan

baris

antarkelompok kalimat atau penjorokan ke dalam baris pertama


kelompok kalimat tersebut.

2. Gagasan Utama dan Kalimat Topik


1

Gagasan utama dan kalimat topik sering dikacaukan dalam


pembicaraan mengenai paragraf. Gagasan utama dianggap sebagai
pengendali isi paragraf. Oleh karena itu, gagasan utama harus ada dalam
setiap paragraf yang baik. Namun, tidak demikian halnya dengan kalimat
topik. Gagasan utama dapat dinyatakan dalam bentuk kalimat topik,
tetapi dapat juga hanya tersirat dalam benak penulis paragraf itu.
Walaupun kalimat topik itu sangat penting artinya dalam menjalin
kesatuan paragraf, banyak paragraf yang baik tanpa menyatakan kalimat
topik secara eksplisit. Paragraf seperti ini banyak ditemukan dalam
tulisan yang deskriptif atau naratif (Sugiyono, 1997: 2-3). Perhatikan
kedua contoh paragraf berikut ini.
[1] Aktivitas pembangunan subuah gedung salah satu
rumah sakit terbesar yang terletak di Jalan Tun Razak, Kuala
Lumpur, Malaysia, Kamis (3/2), tampak sepi. Ribuan pekerja yang
biasanya sejak pagi sibuk menangani konstruksi kini menghilang.
Sebagian besar alat berat terlihat menganggur akibat ketiadaan
operator. Gedung dengan luas sekitar 5.000 meter persegi dan
berlantai 10 yang direncanakan paling lambat pertengahan tahun
ini sudah dimanfaatkan tersebut terancam tertunda. (Kompas, 14
Februari 2005)
[2] Pada hari kiamat nanti, manusia dibangkitkan di padang
mahsyar. Ketika Allah membangkitkan seorang mukmin,
dibangkitkan juga di depannya seseorang seperti dia. Orang itu
berjalan di depan dia seraya membimbing tangannya. Ketika dia
melihat
sesuatu
yang
menakutkan,
kawannya
itu
menentramkannya. Ketika ia melihat hal-hal yang menyedihkan,
kawannya menghiburnya. Kemudian, di hadapan pengadilan
Tuhan, ia bangkit membelanya. Pada akhir pengadilan, ia
mendengarkan keputusan: Adkhiluhul jannah. Masuklah dia ke
surga. Kawannya kini mengantarkan dia ke tempat yang penuh
kebahagiaan.
Mukmin
itu
terpesona
dengan
pembelaan
kawannya dan bertanya: Siapakah kamu? Orang itu berkata:
Dahulu di dunia, setiap kali kamu memasukkan rasa bahagia
pada sesama manusia, Allah menciptakan makhluk sepertiku,
untuk memberikan kepada kamu kebahagiaan pada hari ini. (MK:
29)
2

\Kedua paragraf di atas tidak mempunyai kalimat topik. Namun,


dapat dipastikan bahwa keduanya memiliki gagasan pokok yang dijadikan
pengendali. Gagasan pokok atau gagasan utama paragraf [1] kurang
lebih berbunyi Beginilah pembangunan salah satu rumah sakit terbesar
di Kuala Lumpur. Hal itu dapat dilihat pada kalimat-kalimat yang
membentuk paragraf [1] di atas, yang semuanya menggambarkan
bagaimana keadaan pembangunan rumah sakit tersebut.
Paragraf [2] mempunyai gagasan utama yang jika dinyatakan
dalam sebuah kalimat, barangkali akan berbunyi Inilah yang akan terjadi
di akhirat nanti bagi orang yang suka membahagiakan sesamanya.
Kalimat demi kalimat pada paragraf [2] memberikan petunjuk tentang
apa

yang

akan

dialami

oleh

seorang

manusia

--yang

suka

membahagiakan sesamanya-- mulai dia dibangkitkan di alam mahsyar


sampai pada masuknya dia ke surga.
Dari kedua contoh di atas dapat disimpulkan bahwa gagasan
utama memang harus ada dalam sebuah paragraf. Gagasan utama
tersebut dapat dinyatakan secara eksplisit melalui kalimat topik, tetapi
dapat juga secara implisit atau tersirat.

3. Letak Kalimat Topik dalam Paragraf


Selain bermanfaat bagi penulis untuk mengontrol paragraf yang
ditulisnya, kalimat topik juga bermanfaat bagi pembaca agar pembaca
mudah memahami isi paragraf itu. Oleh karena itu, pada umumnya
kalimat topik dinyatakan pada awal paragraf. Namun, kalimat topik pun
dapat dinyatakan di akhir, atau di awal dan di akhir paragraf sekaligus.
3

3.1 Kalimat Topik di Awal Paragraf


Kalimat topik --yang memuat gagasan utama paragraf-- dinyatakan
terlebih dahulu di awal paragraf. Selanjutnya, kalimat topik tersebut
disusul oleh kalimat-kalimat penjelas yang berfungsi menguraikan,
mempertegas, atau menjelaskan kalimat topik tadi.
[3] Bali kini punya sederetan nama warganya yang masuk
kategori pengusaha sukses. Sebagai daerah tujuan wisata dunia,
maka para pengusaha sukses ini adalah mereka yang bergerak di sektor
pariwisata. Seorang di antaranya adalah Bagus Sudibya. (Kompas, 14
Februari 2005)

3.2 Kalimat Topik di Akhir Paragraf


Kalimat topik juga sering ditempatkan di akhir paragraf. Model ini
dianggap efektif untuk menyimpulkan atau merangkum informasiinformasi yang telah disajikan sebelumnya.
[4] Menurut penelitian di Amerika Serikat, anak usia satu tahun
yang mengonsumsi televisi selama tiga jam sehari mendapat stimulus
yang berlebihan. Akibatnya, anak terganggu konsentrasinya dan tidak
fokus saat mengerjakan sesuatu. Dengan demikian, sebaiknya anak
usia 0-3 tahun sama sekali tidak menyaksikan televisi. (Kompas,
14 Februari 2005 dengan perubahan).
3.3 Kalimat Topik di Awal dan di Akhir Paragraf
Penulis juga sering meletakkan kalimat topik di awal dan di akhir
paragraf sekaligus. Dalam hal ini, kalimat topik yang terletak pada awal
paragraf dinyatakan kembali pada akahir paragraf dengan sedikit tekanan
atau variasi.
[5] Ketika kita marah, kita punya pilihan yang sedikit untuk
berpikir atau bertindak: misalnya lari, menyerang, atau
mengusir. Pilihan itu sedikit karena ketika marah, kita harus segera
4

mengambil tindakan darurat. Ketika kita diserang fitnah yang keji,


misalnya, kita memilih keputusan yang cepat: membalas dendam atau
menghindar. Tidak banyak pilihan memang ketika kita dilanda
emosi negatif. (MK: 80 dengan perubahan)
Latihan 1:
berikut ini.

Tentukan gagasan utama atau kalimat topik dalam paragraf


Selanjutnya, ubahlah letak kalimat topiknya.

(1)
Tidak selamanya televisi berdampak negatif bagi anak.
Keunggulan televisi sebagai media elektronik dibandingkan dengan
media cetak --antara lain stimulus yang lebih intens dan melibatkan
beberapa indera sehingga lebih memukau-- bisa dimanfaatkan untuk
program yang dapat merangsang anak lebih kreatif. Hanya saja, terlalu
berlebihan atau keranjingan menonton televisi, tetap harus diwaspadai.
Perhatikanlah durasi anak menonton dan pilihkanlah program yang
sesuai. (Kompas, 14 Februari 2005)
(2)
Suryani (18) termasuk salah seorang tenaga kerja wanita
(TKW) di Kuala Lumpur yang mengalami penyiksaan dari majikannya.
TKW asal Pontianak, Kalimantan Barat itu, sejak April 2003 bekerja
sebagai PRT pada salah satu rumah di Petaling Jaya. Gaji yang dijanjikan
sebesar 400 ringgit per bulan. Namun, semuanya nihil. Selama 21 bulan
bekerja, Suryani tidak mendapatkan gaji sepeser pun. Bahkan, dia
dibatasi makan, hanya sekali dalam sehari. Jadi, persoalan yang mereka
hadapi umumnya sama, yakni disiksa majikan, diperkosa, dan gaji tidak
dibayar selama lebih dari setahun. (Kompas, 14 Februari 2005 dengan
perubahan)
(3)
Industri perbankan adalah industri yang menjual
kepercayaan. Tidak satu pihak pun bersedia menempatkan uangnya di
bank apabila tidak mempercayai bank tersebut. Menempatkan uang di
bank adalah sebuah tindakan yang memberi potensi keuntungan berupa
bunga sekaligus risiko kehilangan uang itu. (Kompas, 14 Februari 2005)
(4)
Nosologi adalah cabang ilmu kedokteran yang berkaitan
dengan bagaimana penyakit-penyakit digolong-golongkan, diberi nama,
dan diberi batasan. Meskipun kelihatannya sangat sederhana, sebenarnya
nosologi adalah masalah yang sangat penting dan sangat rumit. TBC
tulang dan TBC paru-paru, misalnya, selama bertahun-tahun harus diteliti
secara saksama hingga dapat dipastikan bahwa keduanya tergolong
penyakit yang sama. Demikian pula penyakit kanker yang ternyata
variasinya jauh lebih banyak. (SG)

Latihan 2: Buatlah paragraf dengan gagasan utama atau kalimat topik


berikut ini.
(a) Harga gula pasir di beberapa pasar tradisional dalam beberapa
pekan ini terus merambat naik.
(b) Di setiap lokasi pengungsian korban bencana tsunami, kaum
perempuan hampir selalu menanggung beban lebih berat
dibandingkan dengan kaum laki-laki.
(c) Merokok lebih banyak mudaratnya daripada manfaatnya.
(d) Kebutuhan akan air bersih di Jakarta meningkat dari tahun ke
tahun.

4. Ciri Paragraf yang Baik


4.1 Kelengkapan
Paragraf yang baik adalah paragraf yang lengkap. Artinya, di dalam
paragraf tersebut telah tercakup semua informasi yang diperlukan untuk
mendukung gagasan utama.
Seberapa berkembangkah paragraf yang lengkap itu? Sayang tidak
ada rumusan yang tegas mengenai hal itu. Bisa jadi paragraf itu sangat
panjang, tetapi belum lengkap. Bisa jadi pula paragraf itu pendek, tetapi
sudah lengkap. Yang penting adalah bahwa setelah membaca paragraf
itu, pembaca sudah memperoleh informasi yang lengkap (Sugiyono,
1997: 9).
Bandingkan paragraf [6] (yang lengkap) dan paragraf [7] (yang
tidak lengkap) di bawah ini.
[6] Dalam proses penanggulangan bencana, ada dua jenis
infrastruktur telekomunikasi yang dibutuhkan: suara dan data.
Keduanya dibutuhkan untuk berkomunikasi, baik antartitik di daerah
bencana maupun dari dalam daerah bencana ke dunia luar. Suara
dibutuhkan untuk berkomunikasi via telepon. Komunikasi data
dibutuhkan untuk mengirimkan data, tulisan, gambar, bahkan video ke
dunia luar. (Kompas, 14 Februari 2005)
[7] Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah
penyebaran penyakit demam berdarah. Pertama, memberantas sarang
tempat berkembang biak nyamuk penyebar demam berdarah. Seperti
kita ketahui bersama, nyamuk penyebar demam berdarah ini biasanya
berkembang biak di genangan air. Benda-benda yang dapat menampung
6

air harus dikubur di dalam tanah. Dengan demikian, nyamuk-nyamuk itu


tidak akan dapat berkembang biak. (SG)
Paragraf [6] dianggap sudah lengkap karena ada dua jenis
infrastruktur telekomunikasi yang dibutuhkan yang dinyatakan dalam
kalimat topik sudah dikemukakan pada kalimat-kalimat penjelasnya.
Sebaliknya, paragraf [7] dianggap tidak lengkap karena beberapa cara
yang disebutkan pada kalimat topik belum diuraikan pada kalimat-kalimat
penjelasnya. Dalam paragraf tersebut baru satu cara yang dikemukakan,
yaitu memberantas sarang tempat berkembang biak nyamuk penyebar
demam berdarah. Dengan demikian, setelah membaca paragraf [7], kita
masih bertanya-tanya tentang cara yang lain untuk memberantas
penyebaran demam berdarah.
Ada dua cara untuk menyempurnakan paragraf [7] di atas.
Pertama, dengan cara melengkapi kerumpangan informasi melalui
kalimat-kalimat penjelas yang dituntut oleh kalimat topik. Kedua, dengan
cara mengubah redaksi kalimat topiknya menjadi Salah satu cara
mencegah penyebaran penyakit demam berdarah adalah memberantas
sarang tempat berkembang biaknya nyamuk penyebar demam berdarah
[7a], atau mengganti kata pertama menjadi salah satu di antaranya
adalah [7b].
[7a] Salah satu cara mencegah penyebaran penyakit demam
berdarah adalah memberantas sarang tempat berkembang
biaknya nyamuk penyebar demam berdarah. Seperti kita ketahui
bersama, nyamuk.
[7b] Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah
penyebaran penyakit demam berdarah. Salah satu di antaranya
adalah memberantas sarang tempat berkembang biaknya nyamuk
penyebar demam.

4.2 Kesatuan
Paragraf yang baik harus terfokus pada satu gagasan. Dalam satu
paragraf, mungkin ada beberapa gagasan sederhana, tetapi semua
gagasan sederhana itu harus menjelaskan atau mendukung satu gagasan
utama. Gagasan sederhana itu biasanya dituangkan dalam bentuk
kalimat penjelas atau kalimat pengembang (Keraf, 1979: 67; Mustakim,
1994: 115; Sugiyono, 1997: 14).
Kesatuan dalam paragraf hanya akan terbentuk apabila informasiinformasi atau gagasan-gagasan dalam paragraf itu tetap dikendalikan
oleh gagasan utama. Untuk itu, penulis harus senantiasa ingat, apakah
gagasan utama paragraf itu dan apakah kalimat-kalimat yang ditulisnya
berhubungan erat dengan gagasan utama tadi.
Jika dalam sebuah paragraf terdapat gagasan yang tidak berkaitan
dengan gagasan utama, gagasan itu harus dikeluarkan dari paragraf
tersebut. Demikian juga jika dalam satu paragraf terdapat dua gagasan
utama atau lebih, paragraf tersebut harus dipecah, dan setiap gagasan
utama tadi dikembangkan dalam paragraf yang berbeda. Perhatikan
kedua paragraf berikut ini.
[8] Gangguan stres pascatrauma ini bisa sembuh. Namun, pada
sejumlah kecil penderita, gangguan bisa berlanjut dan menjadi kronis.
Dalam jangka panjang, gangguan ini dapat mengubah kepribadian
seseorang, seperti mudah putus asa, tidak percaya diri, merasa terpojok,
dan terasing. Perubahan kepribadian ini bisa muncul dua tahun setelah
kejadian. Pada anak-anak,
gangguan seperti
ini
sangat
mengganggu kosentrasi belajar. (Kompas, 14 Februari 2005)
[9] Mbah Marto tidak tahu banyak tentang desa kelahirannya. Ia
tidak tahu mengapa desanya itu dinamai Desa Kedunggalar. Ia tidak tahu
mengapa Sangkanurip, salah satu sungai yang ada di desa itu, kini
mengering. Ia juga tidak tahu mengapa nenek moyangnya dahulu sampai
8

di desa itu. Meski sudah uzur, Mbah Marto masih gesit dan
cekatan. Begitu bangun pagi, tanpa harus minum kopi dulu, ia sudah
memanggul pangkur menuju ke ladangnya. Ia terus mengayun
pangkurnya membongkar tanah liat yang sudah keras karena musim
kemarau yang panjang. (SG)
Gagasan utama paragraf [8] di atas adalah ganggguan stres
pascatrauma. Kalimat (1)-(4) paragraf tersebut membicarakan, atau
mendukung gagasan utama tadi. Namun, ketika kita membaca kalimat
(5) atau kalimat terakhir, terasa ada semacam perpindahan gagasan.
Kalimat terakhir sudah membicarakan hal yang lain, yaitu dampak
gangguan stres pada anak-anak. Dengan demikian, untuk menjaga
kesatuan, kalimat terakhir itu sebaiknya dikeluarkan dari paragraf
tersebut, dan bisa dikembangkan dalam paragraf berikutnya.
Sementara

itu,

kalau

diperhatikan

baik-baik,

paragraf

[9]

mengandung dua gagasan utama, yaitu (1) Mbah Marto tidak tahu
banyak tentang desa kelahirannya dan (2) Meski sudah uzur,
Mbah Marto masih gesit dan cekatan. Supaya memenuhi syarat
kesatuan, paragraf tersebut harus dipecah menjadi dua paragraf, dengan
kalimat Mbah Marto tidak tahu banyak tentang desa kelahirannya
sebagai gagasan utama paragraf pertama, dan Meski sudah uzur,
Mbah Marto masih gesit dan cekatan sebagai gagasan utama
paragraf kedua.
Latihan 1: Tentukan apakah paragraf berikut ini memenuhi syarat
kesatuan atau tidak. Jika tidak, perbaikilah paragraf ini dengan
memperhatikan syarat kesatuan.
(1) Akhir-akhir ini merebak berita seputar rencana menggabungkan Bank
Tabungan Negara (BTN) dengan Bank Negara Indonesia (BNI) atau
dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI). Dari ketiga bank tersebut, memang
hanya BTN yang belum melepas sahamnya kepada publik. Karena itu,
9

belum banyak informasi yang bisa digali dari pihak manajemen BTN.
Meski demikian, dapat dipastikan bahwa pola penggabungan alias merger
yang akan terjadi tentu tidak akan mengibarkan bendera BTN, lalu
menghilangkan nama bank yang lain. Sejauh yangterdengar, pariwisata.
Namun, sukses yang diraih ternyata tidak hanya untuk Bali sendiri.
Menurut catatan, pariwisata Indonesia menyumbang sekitar 5 miliar
dollar AS per tahun. Dari jumlah tersebut, Bali menyumbang 2 hingga 3
miliardollarAS.(Kompas,14Februari. Beberapa onggok tumpukan batu kali
dan tong-tong aspal masih berserakan di tepi jalan. Tanaman pinus
tumbuh melambai-lambai menjulang ke langit. Pohon-pohon besar
dengan diameter sampai dua meter masaih berdiri tegar. Gesekan daundaun hutan ketika angfinal, hari Sabtu (5/7) di London, Inggris. Setelah
sembilan tahun arena Wimbledon pernah didominasi Martina Navratilova,
kini muncul petenis baru yang merupakan reinkarnasi petenis
legendaris itu. (SG)
Latihan 2: Kembangkanlah kalimatkalimat topik
berikut ini menjadi paragraf-paragraf, dengan memperhatikan syara
kesatuan.
(a) Persaingan iklan niaga di telda jarak baris disebut paragraf
mengkhawairkan bagi konsumen.
(b) Kemunculan televisi swasta di Indonesia memacu pertumbuhan
dunia hiburan di tanah air.
(c) Banjir di beberapa kota di Jakarta pada umumnya disebabkan oleh
kebiasaan membuang sampah yang tidak pada tempatnya.
4.3 Kepaduan
Paragraf dikatakan padu apabila kalimat yang satu dengan kalimatkalimat yang lainnya secara logis dan secara gramatis berkaitan. Dengan
begitu, pembaca akan dapat mengikuti maksud penulis setapak demi
setapak dengan perpindahan dari satu kalimat ke kalimat berikutnya
secara runtut, tanpa ada lompatan berpikir (Keraf, 1979: 75; Mustakim,
1994: 116; Sugiyono, 1997: 18).
Pada prinsipnya, untuk membangun kepaduan paragraf diperlukan
perpindahan yang tepat, baik dari kalimat yang satu ke kalimat
berikutnya maupun dari paragraf yang satu ke paragraf berikutnya. Ada
beberapa sarana yang dapat digunakan untuk melakukan perpindahan

10

secara tepat, yaitu di antaranya (1) kata-kata kunci atau sinonim, (2) kata
ganti, dan (3) kata-kata transisi.

4.3.1 Kata-kata Kunci atau Sinonim


Cara ini biasanya dilakukan dengan mengulang kata-kata yang
dianggap penting atau menjadi pembicaraan; atau mengulang-ngulang
sinonim dari kata kunci tersebut. Jika topik pembicaraannya tentang
virus HIV, misalnya, beberapa sebutan lain untuk virus tersebut, seperti
virus penyebab AIDS, virus kematian, atau virus yang sulit
ditaklukkan dapat digunakan sebagai pembangun paragra
[10] Omzet penjualan telepon genggam (handphone) di pasar
gelap diperkirakan mencapai 370 juta dollar AS atau senilai RP 3,3 triliun
per tahun. Perkiraan itu didasarkan pada perhitungan nilai impor telepon
genggam resmi yang tercatat pada Badan Pusat Statistik dibandingkan
perkiraan volume penjualan telepon genggam di pasar domestik.
Sebagian besar telepon genggam di pasar diduga hasil impor ilegal.
(Kompas, 14 Februari 2005)
Pada paragraf di atas, telepon genggam dianggap sebagai kata
kunci. Oleh karena itu, unsur tersebut diulang pada setiap kalimat pada
paragraf tersebut.

4.3.2 Kata Ganti


Adalah suatu gejala universal bahwa dalam berbahasa, kata atau
kelompok kata yang mengacu kepada manusia, benda, atau hal tidak
akan digunakan berulang-ulang dalam sebuah konteks yang sama.
Pengulangan kata yang sama tanpa tujuan yang jelas akan menimbulkan
rasa yang kurang enak. Pengulangan hanya dilakukan jika kata itu
11

dipentingkan

atau

mendapat

penekanan.

Oleh

sebab

itu,

untuk

menghindarkan segi-segi yang negatif dari pengulangan itu, pemakai


bahasa menggunakan kata ganti (Keraf, 1979: 77). Perhatikan kedua
paragraf berikut ini.
[11] Adi dan Boy adalah dua sahabat yang akrab. Setiap hari Adi
dan Boy selalu kelihatan bersama-sama. Adilah yang selalu menjemput
Boy ke sekolah karena rumah Adi lebih jauh letaknya daripada rumah Boy.
Adi dan Boy juga selalu siap sedia menolong kawan-kawan Adi dan Boy
bila kawan-kawan Adi dan Boy mengalami kesusahan. Guru Adi dan Boy
merasa senang dan bangga melihat kelakuan Adi dan Boy yang demikian
itu. Watak dan kelakuan Adi dan Boy aselalu dijadikan suri tauladan bagi
murid-murid lainnya. Walaupun demikian, Adi dan Boy tidak pernah
menjadi sombong atau angkuh karena pujian yang sering Adi dan Boy
terima. (GK)
[12] Lima menit kemudian, truk dengan tangga dan selang tiba di
rumah sakit. Tangga diangkat ke atas jendela kamar Bopsy di lantai 3.
Empat belas orang pemadam kebakaran laki-laki dan dua orang
perempuan menaiki tangga itu, masuk ke kamar Bopsy. Dengan izin
ibunya, mereka memeluknya, mendekapnya, dan membisikkan
kepadanya betapa mereka mencintainya. (MK: 76)
Dapat Anda bandingkan kedua paragraf di atas. Paragraf [11] tidak
menggunakan kata ganti, sedangkan paragraf [12] menggunakannya.
Paragraf

yang

manakah

yang

memiliki

kepaduan

antarkalimat-

kalimatnya?

4.3.3 Kata Transisi


Kata transisi di sini digunakan untuk menyebut kata sambung atau
konjungsi, yang digunakan untuk menghubungkan bagian-bagian dalam
sebuah kalimat, kalimat-kalimat dalam sebuah paragraf, atau paragraf
yang satu dengan paragraf yang lain dalam sebuah tulisan. Melalui
sarana kata-kata transisi inilah penulis dapat memainkan argumen dan
penalarannya. Dikatakan demikian karena pemakaian kata transisi
12

tertentu akan menimbulkan pengertian tertentu pula meskipun kalimatkalimat yang dirangkaikannya sama (Sugiyono, 1997: 19). Perhatikan
kalimat-kalimat berikut ini.
-

Ia memelihara beberapa ekor ayam di rumahnya. Walaupun


demikian, rumahnya sangat kotor.
Ia memelihara beberapa ekor ayam di rumahnya. Akan tetapi,
rumahnya sangat kotor.
Ia memelihara beberapa ekor ayam di rumahnya. Sementara itu,
rumahnya sangat kotor.
Ia memelihara beberapa ekor ayam di rumahnya. Selain itu,
rumahnya sangat kotor.
Ia memelihara beberapa ekor ayam di rumahnya. Bahkan,
rumahnya sangat kotor.
Ia memelihara beberapa ekor ayam di rumahnya. Sebaliknya,
rumahnya sangat kotor.
Ia memelihara beberapa ekor ayam di rumahnya. Dengan
perkataan lain, rumahnya sangat kotor.
Ia memelihara beberapa ekor ayam di rumahnya. Setelah itu,
rumahnya sangat kotor.
Ia memelihara beberapa ekor ayam di rumahnya. Akibatnya,
rumahnya sangat kotor.
Ia memelihara beberapa ekor ayam di rumahnya. Dengan
demikian, rumahnya sangat kotor.
Ia memelihara beberapa ekor ayam di rumahnya. Oleh sebab itu,
rumahnya sangat kotor.

Walaupun banyak konjungsi yang dapat digunakan untuk merangkaikan


kalimat-kalimat pada contoh di atas, harus disadari bahwa ada konjungsikonjungsi

tertentu

yang

tidak

mungkin

digunakan

karena

logika

menolaknya.

13

PUSTAKA ACUAN
Arifin, E. Zaenal dan S. Amran Tasai. 1986. Cermat Berbahasa Indonesia `
untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: MSP.
Keraf, Gorys. 1979. Komposisi. Ende, Flores: Nusa Indah.
Mustakim. 1994. Membina Kemampuan Berbahasa: Panduan ke Arah
Kemahiran Berbahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Sugiyono. 1997. Hakikat Paragraf Bahasa Indonesia, Bahan Penyuluhan
Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa.

14

15

16

17

18

19

20

Anda mungkin juga menyukai