1. Pengertian Paragraf
Paragraf atau yang sering juga disebut alinea, secara visual
ditandai oleh jarak baris yang lebih merenggang, atau awal baris yang
menjorok ke dalam. Dalam istilah komposisi, paragraf yang secara visual
ditandai oleh jarak kelompok baris yang lebih renggang daripada jarak
baris disebut paragraf merenggang, sedangkan paragraf yang secara
visual ditandai oleh baris pertama yang menjorok ke dalam disebut
paragraf bertakuk (Sugiyono, 1997: 1).
Paragraf pada dasarnya merupakan satuan dasar tulisan, yang
lebih panjang dari kalimat, tetapi lebih pendek dari tulisan secara
keseluruhan. Millward dalam Sugiyono (1997:2) mendefinisikan paragraf
sebagai sekelompok kalimat yang mengembangkan satu gagasan.
Paragraf mencakupi satu kalimat topik yang memuat gagasan itu, diikuti
oleh kalimat tambahan yang memperluas, memperjelas, menganalisis,
atau menerangkan kalimat topik tadi.
Sehubungan dengan itu, dapat disimpulkan hal-hal berikut yang
berkaitan dengan paragraf.
(1) Paragraf harus mempunyai satu gagasan utama; gagasan utama
itu biasanya tertuang dalam kalimat topik.
(2) Selain gagasan utama, dalam paragraf juga terdapat beberapa
informasi yang tertuang dalam kalimat penjelas atau kalimat
pengembang.
(3) Secara
visual,
paragraf
ditandai
oleh
perenggangan
baris
yang
akan
dialami
oleh
seorang
manusia
--yang
suka
(1)
Tidak selamanya televisi berdampak negatif bagi anak.
Keunggulan televisi sebagai media elektronik dibandingkan dengan
media cetak --antara lain stimulus yang lebih intens dan melibatkan
beberapa indera sehingga lebih memukau-- bisa dimanfaatkan untuk
program yang dapat merangsang anak lebih kreatif. Hanya saja, terlalu
berlebihan atau keranjingan menonton televisi, tetap harus diwaspadai.
Perhatikanlah durasi anak menonton dan pilihkanlah program yang
sesuai. (Kompas, 14 Februari 2005)
(2)
Suryani (18) termasuk salah seorang tenaga kerja wanita
(TKW) di Kuala Lumpur yang mengalami penyiksaan dari majikannya.
TKW asal Pontianak, Kalimantan Barat itu, sejak April 2003 bekerja
sebagai PRT pada salah satu rumah di Petaling Jaya. Gaji yang dijanjikan
sebesar 400 ringgit per bulan. Namun, semuanya nihil. Selama 21 bulan
bekerja, Suryani tidak mendapatkan gaji sepeser pun. Bahkan, dia
dibatasi makan, hanya sekali dalam sehari. Jadi, persoalan yang mereka
hadapi umumnya sama, yakni disiksa majikan, diperkosa, dan gaji tidak
dibayar selama lebih dari setahun. (Kompas, 14 Februari 2005 dengan
perubahan)
(3)
Industri perbankan adalah industri yang menjual
kepercayaan. Tidak satu pihak pun bersedia menempatkan uangnya di
bank apabila tidak mempercayai bank tersebut. Menempatkan uang di
bank adalah sebuah tindakan yang memberi potensi keuntungan berupa
bunga sekaligus risiko kehilangan uang itu. (Kompas, 14 Februari 2005)
(4)
Nosologi adalah cabang ilmu kedokteran yang berkaitan
dengan bagaimana penyakit-penyakit digolong-golongkan, diberi nama,
dan diberi batasan. Meskipun kelihatannya sangat sederhana, sebenarnya
nosologi adalah masalah yang sangat penting dan sangat rumit. TBC
tulang dan TBC paru-paru, misalnya, selama bertahun-tahun harus diteliti
secara saksama hingga dapat dipastikan bahwa keduanya tergolong
penyakit yang sama. Demikian pula penyakit kanker yang ternyata
variasinya jauh lebih banyak. (SG)
4.2 Kesatuan
Paragraf yang baik harus terfokus pada satu gagasan. Dalam satu
paragraf, mungkin ada beberapa gagasan sederhana, tetapi semua
gagasan sederhana itu harus menjelaskan atau mendukung satu gagasan
utama. Gagasan sederhana itu biasanya dituangkan dalam bentuk
kalimat penjelas atau kalimat pengembang (Keraf, 1979: 67; Mustakim,
1994: 115; Sugiyono, 1997: 14).
Kesatuan dalam paragraf hanya akan terbentuk apabila informasiinformasi atau gagasan-gagasan dalam paragraf itu tetap dikendalikan
oleh gagasan utama. Untuk itu, penulis harus senantiasa ingat, apakah
gagasan utama paragraf itu dan apakah kalimat-kalimat yang ditulisnya
berhubungan erat dengan gagasan utama tadi.
Jika dalam sebuah paragraf terdapat gagasan yang tidak berkaitan
dengan gagasan utama, gagasan itu harus dikeluarkan dari paragraf
tersebut. Demikian juga jika dalam satu paragraf terdapat dua gagasan
utama atau lebih, paragraf tersebut harus dipecah, dan setiap gagasan
utama tadi dikembangkan dalam paragraf yang berbeda. Perhatikan
kedua paragraf berikut ini.
[8] Gangguan stres pascatrauma ini bisa sembuh. Namun, pada
sejumlah kecil penderita, gangguan bisa berlanjut dan menjadi kronis.
Dalam jangka panjang, gangguan ini dapat mengubah kepribadian
seseorang, seperti mudah putus asa, tidak percaya diri, merasa terpojok,
dan terasing. Perubahan kepribadian ini bisa muncul dua tahun setelah
kejadian. Pada anak-anak,
gangguan seperti
ini
sangat
mengganggu kosentrasi belajar. (Kompas, 14 Februari 2005)
[9] Mbah Marto tidak tahu banyak tentang desa kelahirannya. Ia
tidak tahu mengapa desanya itu dinamai Desa Kedunggalar. Ia tidak tahu
mengapa Sangkanurip, salah satu sungai yang ada di desa itu, kini
mengering. Ia juga tidak tahu mengapa nenek moyangnya dahulu sampai
8
di desa itu. Meski sudah uzur, Mbah Marto masih gesit dan
cekatan. Begitu bangun pagi, tanpa harus minum kopi dulu, ia sudah
memanggul pangkur menuju ke ladangnya. Ia terus mengayun
pangkurnya membongkar tanah liat yang sudah keras karena musim
kemarau yang panjang. (SG)
Gagasan utama paragraf [8] di atas adalah ganggguan stres
pascatrauma. Kalimat (1)-(4) paragraf tersebut membicarakan, atau
mendukung gagasan utama tadi. Namun, ketika kita membaca kalimat
(5) atau kalimat terakhir, terasa ada semacam perpindahan gagasan.
Kalimat terakhir sudah membicarakan hal yang lain, yaitu dampak
gangguan stres pada anak-anak. Dengan demikian, untuk menjaga
kesatuan, kalimat terakhir itu sebaiknya dikeluarkan dari paragraf
tersebut, dan bisa dikembangkan dalam paragraf berikutnya.
Sementara
itu,
kalau
diperhatikan
baik-baik,
paragraf
[9]
mengandung dua gagasan utama, yaitu (1) Mbah Marto tidak tahu
banyak tentang desa kelahirannya dan (2) Meski sudah uzur,
Mbah Marto masih gesit dan cekatan. Supaya memenuhi syarat
kesatuan, paragraf tersebut harus dipecah menjadi dua paragraf, dengan
kalimat Mbah Marto tidak tahu banyak tentang desa kelahirannya
sebagai gagasan utama paragraf pertama, dan Meski sudah uzur,
Mbah Marto masih gesit dan cekatan sebagai gagasan utama
paragraf kedua.
Latihan 1: Tentukan apakah paragraf berikut ini memenuhi syarat
kesatuan atau tidak. Jika tidak, perbaikilah paragraf ini dengan
memperhatikan syarat kesatuan.
(1) Akhir-akhir ini merebak berita seputar rencana menggabungkan Bank
Tabungan Negara (BTN) dengan Bank Negara Indonesia (BNI) atau
dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI). Dari ketiga bank tersebut, memang
hanya BTN yang belum melepas sahamnya kepada publik. Karena itu,
9
belum banyak informasi yang bisa digali dari pihak manajemen BTN.
Meski demikian, dapat dipastikan bahwa pola penggabungan alias merger
yang akan terjadi tentu tidak akan mengibarkan bendera BTN, lalu
menghilangkan nama bank yang lain. Sejauh yangterdengar, pariwisata.
Namun, sukses yang diraih ternyata tidak hanya untuk Bali sendiri.
Menurut catatan, pariwisata Indonesia menyumbang sekitar 5 miliar
dollar AS per tahun. Dari jumlah tersebut, Bali menyumbang 2 hingga 3
miliardollarAS.(Kompas,14Februari. Beberapa onggok tumpukan batu kali
dan tong-tong aspal masih berserakan di tepi jalan. Tanaman pinus
tumbuh melambai-lambai menjulang ke langit. Pohon-pohon besar
dengan diameter sampai dua meter masaih berdiri tegar. Gesekan daundaun hutan ketika angfinal, hari Sabtu (5/7) di London, Inggris. Setelah
sembilan tahun arena Wimbledon pernah didominasi Martina Navratilova,
kini muncul petenis baru yang merupakan reinkarnasi petenis
legendaris itu. (SG)
Latihan 2: Kembangkanlah kalimatkalimat topik
berikut ini menjadi paragraf-paragraf, dengan memperhatikan syara
kesatuan.
(a) Persaingan iklan niaga di telda jarak baris disebut paragraf
mengkhawairkan bagi konsumen.
(b) Kemunculan televisi swasta di Indonesia memacu pertumbuhan
dunia hiburan di tanah air.
(c) Banjir di beberapa kota di Jakarta pada umumnya disebabkan oleh
kebiasaan membuang sampah yang tidak pada tempatnya.
4.3 Kepaduan
Paragraf dikatakan padu apabila kalimat yang satu dengan kalimatkalimat yang lainnya secara logis dan secara gramatis berkaitan. Dengan
begitu, pembaca akan dapat mengikuti maksud penulis setapak demi
setapak dengan perpindahan dari satu kalimat ke kalimat berikutnya
secara runtut, tanpa ada lompatan berpikir (Keraf, 1979: 75; Mustakim,
1994: 116; Sugiyono, 1997: 18).
Pada prinsipnya, untuk membangun kepaduan paragraf diperlukan
perpindahan yang tepat, baik dari kalimat yang satu ke kalimat
berikutnya maupun dari paragraf yang satu ke paragraf berikutnya. Ada
beberapa sarana yang dapat digunakan untuk melakukan perpindahan
10
secara tepat, yaitu di antaranya (1) kata-kata kunci atau sinonim, (2) kata
ganti, dan (3) kata-kata transisi.
dipentingkan
atau
mendapat
penekanan.
Oleh
sebab
itu,
untuk
yang
manakah
yang
memiliki
kepaduan
antarkalimat-
kalimatnya?
tertentu akan menimbulkan pengertian tertentu pula meskipun kalimatkalimat yang dirangkaikannya sama (Sugiyono, 1997: 19). Perhatikan
kalimat-kalimat berikut ini.
-
tertentu
yang
tidak
mungkin
digunakan
karena
logika
menolaknya.
13
PUSTAKA ACUAN
Arifin, E. Zaenal dan S. Amran Tasai. 1986. Cermat Berbahasa Indonesia `
untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: MSP.
Keraf, Gorys. 1979. Komposisi. Ende, Flores: Nusa Indah.
Mustakim. 1994. Membina Kemampuan Berbahasa: Panduan ke Arah
Kemahiran Berbahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Sugiyono. 1997. Hakikat Paragraf Bahasa Indonesia, Bahan Penyuluhan
Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa.
14
15
16
17
18
19
20