4. Penentuan titik nol lokasi bangunan Rambu Suar, akan ditentukan bersama antara pihak
Kontraktor dan Pemberi Tugas/Pengawas Pekerjaan.
PASAL 3
PEKERJAAN GALIAN
1. Kontraktor dapat memulai penggalian setelah mendapat persetujuan dari Pengawas
Pekerjaan / Pemberi Tugas, dan
sebelum penggalian dimulai, Kontraktor wajib
mengajukan usulan penggalian yang akan ditempuh minimal menyebutkan :
a. Urutan-urutan pekerjaan penggalian.
b. Metode atau schema penggalian.
c. Peralatan yang digunakan.
d. Jadwal waktu pelaksanaan..
e. Pembuangan galian..
f. Dan lain-lain yang berhubungan dengan pekerjaan galian..
2. Seluruh Pekerjaan Galian Pondasi harus digali hingga mencapai tanah keras
yang bentuknya dan kedalaman sebagaimana tercantum dalam Gambar Rencana serta
hasil Pekerjaan Galian harus mendapat persetujuan Pengawas Pekerjaan sebelum
melakukan penghamparan Pasir Urug dan Sirtu.
3. Jika dalam penggalian terdapat air yang menghambat pekerjaan, Kontraktor harus
melakukan usaha untuk mengeluarkan air tersebut dari galian dengan memakai pompa
hisap yang memadai untuk pekerjaan tersebut, dan bila terdapat tanah yang
longgar/tidak padat, maka tanah tersebut harus dikeluarkan dari lobang pondasi
sampai habis, kemudian ditimbun dengan pasir dan dipadatkan dengan penyiraman air
sampai pada permukaan galian yang dikehendaki.
4. Stabilitas dari permukaan selama galian semata-mata adalah tanggung jawab dari
Kontraktor yang harus memperbaiki semua kelongsoran-kelongsoran. Kontraktor harus
membuat penyangga-penyangga/penahan tanah yang diperlukan selama pekerjaan dan
galian tambahan atau urugan bila diperlukan.
5. Apabila diperlukan penggalian tegak harus dibuatkan konstruksi turap yang cukup kuat
untuk menahan tekanan tanah di belakang galian. Konstruksi-konstruksi turap tersebut
harus direncanakan dan dihitung oleh Kontraktor dan disetujui oleh Pengawas. Selama
pelaksanaan tanah di belakang galian tidak boleh longsor. Semua biaya turap dan
perkuatannya sudah termasuk beban biaya bangunan dalam kontrak.
Kontraktor tidak diperkenankan
Pengawas Pekerjaan
melakukan
penimbunan
PASAL 4
PEKERJAAN URUGAN
tanpa sepengetahuan
1. Seluruh bagian site yang direncanakan untuk perletakan bangunan harus ditimbun
dengan Pasir Urug dan Sirtu sampai ketinggian yang ditentukan dalam Gambar Bestek,
Seluruh Material untuk itu harus cukup baik, bebas dari sisa-sisa (rumput, akar-akar
dan kotoran lainnya).
2. Pasir Urug yang dipergunakan untuk pengurugan harus yang berkualitas baik dan
banyak mengandung butir-butiran pasir dan tidak mengandung akar tumbuh- tumbuhan,
sampah serta bahan-bahan lainnya.
3. Pengurugan/timbunan seluruh bekas galian pondasi dilakukan selapis demi selapis
dengan ketebalan lapisan maksimal 30 Cm serta pada tiap lapisan harus dipadatkan
dengan baik dan benar menggunakan alat pemadat mesin ringan (Stemper).
Tanah yang dipergunakan untuk timbunan harus benar-benar bersih, dalam arti tidak
tercampur dengan kotoran/sampah kayu, plastic, kertas zak semen, maupun biji-bijian.
PASAL 5
PEKERJAAN CETAKAN/BEKISTING
1. Konstruksi Bekisting harus cukup kokoh agar tidak terjadi perubahan-perubahan pada
waktu pengecoran maupun masa pengerasan.
2. Kontraktor harus mengajukan rencana konstruksi bekisting kepada Pengawas Pekerjaan
untuk diperiksa dan disetujui, ukuran penampang jadi dari beton tidak boleh lebih dari
1 % dari ukuran yang bersangkutan.
3. Sebelum pengecoran dimulai, bagian dalam dari bekisting harus bersih dan kering dari
air limbah dan pengeringan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga terjamin mutu
beton yang diharapkan.
4. Konstruksi Bekisting untuk Beton Pondasi Menara harus dibuat dari bahan
Triplek ukuran ketebalan 10 mm, agar hasil pengecoran mulus dan tidak banyak
terbuang air semen serta tidak terjadi lubang-lubang pada Permukaan Beton.
5. Finishing Beton Bertulang ( penggunaan adukan Semen Pasir ), sejauh mungkin
harus dihindari, perataan permukaan beton harus sesuai petunjuk Pengawas Pekerjaan.
Pembongkaran Bekisting Beton tidak boleh dilakukan sebelum tiba saatnya / waktu
pengecoran menurut PBI 1991, SK. SNI. T-5. 19.19.03. dipenuhi, dan pembongkaran
bekisting harus dilakukan dengan hati-hati tidak merusak beton yang sudah mengeras
dengan terlebih dahulu mendapatkan persetujuan Pengawasan Pekerjaan / Pemberi
Tugas.
PASAL 6
PEKERJAAN PEMBESIAN
Diameter Pengenal Besi Beton yang dipergunakan ukuran sesuai dengan Gambar Bestek.
1. Besi beton yang digunakan harus memenuhi kriteria mutu, besi dengan ukuran <12
mm digunakan U 24 dan besi dengan ukuran 12 mm digunakan U 32.
2. Bending Schedule dan Pergantian Besi.
Kontraktor harus mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah sesuai dengan apa
yang tertera pada Gambar Kerja. Sebelum dilakukan pemotongan besi beton, maka
Kontraktor harus membuat Bending Schedule (rencana pembengkokan tulangan)
untuk diajukan dan dimintakan persetujuan dari Pemberi Tugas/Pengawas Pekerjaan.
Dalam hal dimana berdasarkan pengalaman Kontraktor atau pendapatnya terdapat
kekeliruan atau kekurangan atau perlu penyempurnaan pembesian yang ada, maka:
a. Kontraktor dapat menambahkan ekstra besi dengan tidak mengurangi pembesian
yang tertera
dalam Gambar Kerja. Secepatnya hal ini diberitahukan pada
perencanaan konstruksi untuk informasi.
b. Jika hal tersebut diatas akan dimintakan oleh Kontraktor sebagai pekerjaan
lebih, maka penambahan tersebut hanya dapat dilakukan setelah ada persetujuan
tertulis dari perencanaan konstruksi.
c. Jika diusulkan perubahan dari jalan/arah pembesian maka perubahan tersebut
hanya dapat dilakukan degan persetujuan tertulis dari perencanaan konstruksi.
Jika Kontraktor tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai dengan
yang ditetapkan dalam Gambar Kerja, maka dapat dilakukan penukaran diameter besi
dengan diameter yang terdekat dengan catatan harus ada persetujuan tertulis dari
Pemberi Tugas/Pengawas Pekerjaan.
Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak boleh kurang
dari yang tertera dalam Gambar Kerja (dalam hal ini yang dimaksudkan adalah jumlah
luas).
Pergantian tersebut boleh mengakibatkan keruwetan pembesian ditempat tersebut atau
didaerah overlapping yang dapat menyulitkan pembetonan atau penyampaian
penggetar
3. Semua pembengkokan tulangan harus dilakukan sebelum penempatan pada
posisi rencana, tidak diperkenankan bila sudah ditempatkan, kecuali apabila hal itu
terpaksa dan telah mendapatkan persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.
4. Besi tulangan harus ditempatkan dengan teliti pada posisi sesuai rencana dan harus
dijaga jarak antara bekisting sebagaimana telah ditepatkan guna mendapatkan tebal
selimut beton yang cukup, untuk itu Kontraktor harus mempergunakan Dudukan dari
Balok-balok Beton yang mutunya harus minimal sama dengan Beton Bersangkutan.
5. Semua Besi tulangan harus diikat dengan baik dan benar serta kokoh sehingga
dijamin tidak bergeser pada waktu pengecoran.
baik
dengan
3. Selama pelaksanaan harus dibuat benda-benda uji menurut ketentuan yang disebut
pada pasal 4.7 dan 4.9 PBI 1971. Maka pemasukan bahan adukan + kedalam cetakan
benda uji dilakukan menurut PBI 1991, SK SNI T-15.1919.03
tanpa
menggunakan penggetar. Pada masa-masa pembetonan pendahuluan harus dibuat
minimum 1 benda uji per 1,5 M3 beton hingga diperoleh 20 benda uji yang pertama.
Selanjutnya harus dibuat 2 buah benda uji untuk setiap 5 M3 beton dengan minimum 2
buah benda uji setiap hari.
4. Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas yang dibuat. Laporan
tersebut harus dilengkapi dengan nilai karakteristik beton tersebut dan harus disetujui
oleh Pemberi Tugas/Pengawas. Laporan tersebut harus disertai sertifikat dari
laboratorium dan harus dibuat rangkap 5 (lima).
5. Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump, minimal 5 Cm dan maksimal 12 Cm.
Cara pengujian slump adalah sebagai berikut : Contoh beton diambil tepat
sebelum dituangkan ke dalam cetakan beton (bekisting). Cetakan beton
dibawahkan dan ditempatkan di atas kayu yang rata atau pelat beton. Cetakan diisi
sampai kurang lebih sepertiganya. Kemudian adukan tersebut diitusuk-tusuk 25 kali
dengan besi 15 mm panjang 30 Cm dengan ujung yang bulat (seperti peluru). Pengisian
dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan berikutnya. Setiap lapisan ditusuk-
tusuk 25 kali dan setiap tusukan harus yang dibawahnya setelah atasnya diratakan,
segera cetakan diangkat perlahan-lahan dan diukur penurunannya (nilai slumpnya).
6. Pengujian kubus percobaan harus dilakukan di laboratorium yang sesuai dan disetujui
Pemberi Tugas/Pengawas atas biaya Kontraktor.
7. Perawatan kubus percobaan tersebut adalah dalam pasir basah tapi tidak tergenang air,
selama 7 (tujuh) hari dan selanjutnya dalam udara terbuka.
8. Jika dianggap perlu, maka digunakan juga pembuatan kubus percobaan untuk umur 3,
7, 14, 21, 28 hari dengan ketentuan bahwa hasilnya tidak boleh kurang dari prosentase
kekuatan yang diminta pada 28 hari, untuk lebih jelasnya lihat tabel PBI 1991, SK
SNI T-15.1919.03. Angka kekuatan yang diminta, maka harus dilakukan pengujian
beton setempat dengan cara-cara seperti yang ditentukan dalam PBI 1991, SK
SNI T-15.1919.03
9. Finishing Beton Bertulang, sejauh mungkin dihindari dan perataan permukaan beton
harus sesuai petunjuk Pemberi Tugas / Pengawas Pekerjaan.
PASAL 8
PEKERJAAN COR BETON BERTULANG
1. Pekerjaan pengecoran beton bertulang K-225 campuran 1 : 2 : 3 harus dilaksanakan
sekaligus dan harus dihindarkan penghentian pengecoran kecuali bila sudah
diperhitungkan pada tempat-tempat yang aman dan sebelumnya sudah mendapatkan
persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.
2. Sebelum pengecoran dimulai, semua peralatan material serta tenaga yang diperlukan
sudah harus siap dan cukup untuk suatu pengecoran dengan rencana yang sebelumnya
disetujui Pengawas Pekerjaan.
3. Minimal 2 (dua) hari sebelum pengecoran dilakukan Kontraktor harus memberitahukan
kepada Pemberi Tugas/Pengawas Pekerjaan dan pengecoran baru dapat dilakukan
setelah mendapat izin tertulis dari Pemberi Tugas/Pengawas Pekerjaan.
Sebelum
memberikan persetujuan pengecoran Pemberi Tugas/Pengawas Pekerjaan wajib
memeriksa pembesian yang terpasang pada daerah yang akan di cor.
4. Sebelum pengecoran dimulai terlebih dahulu Kontraktor harus menempatkan Baut
Angker
dengan baik, benar dan sepenuhnya tertanam dalam beton, Kontraktor
bertanggung jawab untuk mengisi dan memadatkan adukan disekeliling baut angker
sedemikian rupa sehingga tidak ada rongga dan pastikan posisi tegak lurus.
5. Kontraktor harus menyediakan pipa PVC secukupnya untuk dipergunakan
sebagai saluran kabel yang menghubungkan Penangkal Petir ke batang pembumian
melalui beton pondasi dan menembus tanah disekitarnya, pemasangan pipa
dimaksudkan dilakukan selama pekerjaan cor beton, dan pipa harus selalu diberikan
penutup sampai tiba saatnya pemasangan kabel.
6. Untuk mendapatkan campuran beton yang baik dan merata, Kontraktor harus memakai
Mesin Molen / Beton pengadukan, mesin pengadukan beton harus cukup untuk
melayani volume pekerjaan yang direncanakan dan setiap campuran harus diaduk
sehingga merata / homogen yang waktu pengadukan minimal adalah 2 menit untuk
tiap kali pengadukan.
7. Penyampaian beton (adukan) dari mixer ketempat pengecoran harus dilakukan dengan
cara yang tidak berakibat terjadinya pemisahan komponen-komponen beton.
8. Bilamana perlu, Kontraktor diperkenankan untuk menggunakan Concrete Pump,
Gerobak-gerobak Dorong untuk mengangkut adukan ketempat yang dicor.
9. Segera setelah beton dituang kedalam bekisting, adukan harus diratakan keseluruh
bagian dan dipadatkan dengan menggunakan Vibrator.
10. Untuk penyambungan suatu pengecoran, pengecoran sebelumnya harus dibersihkan
permukaannya dan dibuat kasar dan disikat baja agar sempurna sambungannya serta
pada sambungan tersebut sebelumnya harus disiram dengan campuran 1 Pc : 0,5 air.
11. Selama pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri dan berjalan-jalan diatas
penulangan. Untuk dapat sampai ketempat-tempat yang sulit dicapai harus digunakan
papan-papan berkaki yang tidak membebani tulangan. Kaki-kaki tersebut harus sudah
dapat dicabut pada saat beton dicor.
12. Apabila cuaca meragukan, sedangkan Pengawas Pekerjaan tetap menghendaki agar
pengecoran tetap harus berlangsung, maka Kontraktor harus menyediakan alat
pelindung/terpal yang cukup untuk melindungi tempat yang sudah dicor.
13. Selama waktu pengerasan, beton harus dihindari dari pengeringan dan melindunginya
dengan menggenangkan air diatasnya atau ditutupi dengan karung-karung yang
senantiasa dibasahi dengan air, terus menerus selama paling tidak 7 (tujuh) hari setelah
pengecoran.
PASAL 9
PEKERJAAN KONSTRUKSI MENARA
Konstruksi Menara dan Komponen Lainnya terbuat dari
Baja Galvanis dengan
ketinggian 25 Meter, seluruh pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan-persyaratan
konstruksi baja.
1. Pembuatan Menara
a. Menara dibuat dan dirakit di Workshop / Bengkel ( pabrikasi ).
i. Menara yang dipasang terlebih dahulu harus dicat warna dengan cat marine paint
sebanyak 1 (satu) kali dan 2 ( dua ) kali setelah pemasangan. (warna akan ditentukan
oleh Pemberi Tugas ).
j. Pemasangan menara harus mengikuti petunjuk yang diberikan oleh Pengawas
k. Pekerjaan / Pemberi Tugas.
PASAL 10
PEKERJAAN PENGADAAN DAN PEMASANGAN LAMPU SUAR
1. Lampu Suar yang dipasang Jenis Simplex, Sumber Tenaga Solar Cell, Jarak
Tampak Minimal 12 Mil Laut. Pemasangan lampu suar harus mengikuti petunjuk dari
pabrik pembuatnya, dan memenuhi ketentuan yang berlaku, serta Kontraktor harus
mengikuti pula petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh Pemberi Tugas / Pengawas
Pekerjaan.
2. Sistem lampu suar yang dipergunakan diproduksi oleh pabrikan yang merupakan
Anggota IALA ( Internasional Association of Lighthousse Authority) yang mempunyai
agen resmi di Indonesia yang memberikan jaminan penuh dan dukungan teknis atas
produk lampu suar yang dipergunakan.
3. Produk produk yang digunakan harus merupakan produk khusus yang tepat untuk
penggunaan di lingkungan lalu lintas laut beriklim tropis ( marine use ).
4. Pemasangan Lampu berikut Instalasinya harus disaksikan oleh Pengawas Pekerjaan.
PASAL 12
PEKERJAAN PENGADAAN DAN PEMASANGAN PENANGKAL PETIR
1. Rambu Suar dilengkapi dengan seperangkat penangkal petir, yang dipasang dipuncak
menara dan dihubungkan dengan kabel pembuang yang dipasang pada bagian luar
menara, kabel dimaksudkan (masa / ground) lalu turun masuk melalui pipa PVC 1
inci yang sebelumnya telah disediakan pada dinding/besi menara menuju lubang
Pembumian. Pembumian penghantar sampai kedalaman sampai kedalaman 1 meter dari
muka air laut terendah atau muka air tanah.
Batang tembaga penangkal petir dipasang lebih tinggi dari lampu suar pada
bordes/relling atas, seluruh sistem penangkal petir harus memakai isolator terhadap
badan menara dan Pondasi Rambu Suar.
2. Pelaksanaan pemasangan maupun pembumian penangkal petir harus disaksikan oleh
Pengawas Pekerjaan / Pemberi Tugas.
PASAL 13
PEKERJAAN PENGADAAN DAN PEMASANGAN RADAR REPLEKTOR
Radar replektor dipasang pada sisi relling menara bagian atas sesuai petunjuk pengawas
pekerjaan. Apabila dipandang kurang jelas radar replektornya, kontraktor diwajibkan untuk
menambah/membuat tambahan radar replektor yang baru dari bahan aluminium jenis
thihedral sebanyak yang diperlukan.
PASAL 14
PENGADAAN/PEMASANGAN SOLAR MODUL DAN BATTERAY
1. Pemasangan Solar Module pada rambu suar harus dilengkapi dengan frame dan bracket
yang sesuai dengan ukuran modul yang digunakan dan terbuat dari bahan besi
galvanis atau bahan metal anti karat lainnya.
2. Solar Module yang digunakan memiliki design lifetime 20 tahun dan harus dilengkapi
dengan bird spike atau bird roller untuk mencegah gangguan burung yang dapat
menyebabkan kotornya permukaan cell surya.
3. Baterai yang digunakan harus deep cycle battery yang memiliki karakteristik yang
cocok digunakan untuk sistem tenaga surya dengan design lifetime minimal 4 tahun.
4. Penentuan kapasitas baterai yang dipergunakan harus memperhitungkan kebutuhan
daya sesuai dengan periode lampu yang digunakan atau dengan duty cycle
(perbandingan periode cerlang dan gelap) minimal 50 %, autonomy days 5 hari
maximum discharge current 80 %.
5. Sistem sumber tenaga harus dilengkapi dengan change regulator dengan kapasitas
(Ampere) minimum sebesar kapasitas tenaga yang digunakan oleh
sistem lampu
suar yang dipergunakan.
PASAL 15
PEKERJAAN PENGECATAN MENARA
1. Sebelum Besi Menara dipasang / dirakit, Kontraktor harus melakukan pengecatan
dengan Cat Merine Paint warna sesuai kebutuhan sekurang-kurangnya 2 x dan
sekurang-kurangnya 1 x setelah Menara terpasang.
2. Apabila ada komponen menara yang mengalami kerusakan galvanis Kontraktor harus
mengupayakan galvanis ulang.