Makalah Tugas Toksikologi
Makalah Tugas Toksikologi
NAPZA
(Narkotika Psikotropika dan Zat Aditif lain)
Disusun oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
Alfian Hadri
Chita Asparingga
Hasti Putri Hapsari
Mega Pujiana Wati
Novita Ayu
A102.09.004
A102.09.011
A102.09.020
A102.09.030
A102.09.036
BAB VI
NAPZA
dan
tidak
mempunyai
potensi
ditujukan
sangat
untuk
tinggi
terapi
serta
menimbulkan
yang
berkhasiat
pengobatan
digunakan
yang
hanya
dapat
digunakan
untuk
sindroma
ketergantungan.
Contoh:
pentobarbital,
Flunitrazepam .
4. Psikotropika golongan IV
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas
digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan
sindrom ketergantungan. ( Contoh : diazepam, bromazepam,
Fenobarbital,
klonazepam,
klordiazepoxide,
nitrazepam,
dan
alkohol
sering
menjadi
pintu
masuk
Gambar 2. Marijuana
disebut juga sebagai obat depresan karena dapat mempengaruhi sistem saraf
dengan cara membuat lambat sistem saraf. Marijuana dianggap narkoba
yang aman dibandingkan dengan putaw atau shabu, hingga sebagian besar
pecandu narkoba mulai mengonsumsi narkoba dengan mencoba marijuana.
Jika menggunakan marijuana, maka pikiran akan menjadi lambat, dan
membuat seseorang terlihat bodoh. Marijuana dapat mempengaruhi
konsentrasi dan ingatan, meningkatkan denyut nadi, keseimbangan dan
koordinasi tubuh yang buruk, ketakutan dan rasa panik, depresi,
kebingungan dan halusinasi.
(tergantung dari kanal kalsium dan kanal natrium) dan secara tidak langsung
menghambat kanal kalsium tipe A melalui penghambatan adenilat siklase.
THC mengikat dan mengaktivasi G-protein yang juga mengaktifkan kanal
kalium dan jalur sinyal MAP kinase. Efek kumulatif dari jalur ini adalah
perasaan euforia.
THC juga bekerja agonis pada reseptor CB2 yang bekerja dalam supresi
sel-sel imun sehingga aktivitas THC pada reseptor ini dapat menyebabkan
penurunan kemampuan sel imun (imunosupressan). Penggunaan THC atau
paparan langsung (inhalasi, gas, asap, serbuk kering, residu bakaran abu,
dan sebagainya) dapat menurunkan kemampuan sistem imun terutama pada
individu yang memiliki kelainan pada sistem imunnya.
Didalam tubuh manusia terdapat senyawa alami yang memiliki efek
mirip dengan THC yaitu endokannabinoid yang alaminya dilepaskan oleh
tubuh dalam rangsang respon emosi alamiah seperti keadaan senang atau
tenang dikarenakan sebab tertentu yang jelas. Sepeti tertawa dan rasa senang
karena suatu humor atau lawakan, atau euforia pada saat keadaan yang sangat
menyenangkan seperti sebuah kejutan atau hal-hal yang dapat memberikan
perasaan senang lainnya.
Penggunaan marijuana dalam waktu jangka panjang dapat mengurangi
kemampuan
reseptor-reseptor
kannabinoid
untuk
mengenali
senyawa
endokannabinoid tubuh karena kerja agonis THC pada sistem saraf pusat
sehingga menurunkan respon yang dihasilkan oleh senyawa endokannabinoid.
Hal ini dapat menyebabkan penurunan respon emosi atau presepsi emosi yang
salah pada penggunan kronik.
5.7 Kadar Toksik
THC adalah salah satu komponen dari marijuana yang beersifat racun
terhadap hewan uji. Efek toksik dari marijuana terutama pada sistem
saraf. Penyebab kematian hewan uji biasanya disebabkan oleh apnea atau
henti jantung. Hewan uji yang lebih tinggi tingkatannya secara filogenetik
memiliki daya tahan yang lebih baik terhadap toksisitas akut dari THC.
Pada tikus, dosis LD50 THC adalah 40 mg/kg dengan rute intravena,
sementara dosis LD50 pada monyet dan anjing adalah 130 mg/kg.
Tidak ada penentuan dosis letal pada manusia secara pasti karena tidak
mungkin dilakukan percobaan terhadap manusia. Namun, berdasarkan
teori yang telah disebutkan, dosis letal pada manusia akan lebih tinggi
darpada dosis letal pada monyet. Sementara, dosis yang menyebabkan
toksisitas akut dari THC diperkirakan adalah 0,4mg/kg BB secara oral.
5.8 Ekskresi
Setelah THC mauk ke dalam tubuh maka akan mengalami metabolit
aktif dan inaktif, keduanya dapat ditemukan pada hati. Pada umumnya
ditemukan dalam bentuk 11-OH-delta-9-tetra-hidro-kannabinol. Metabolit
ini secara umum diekskresi melalui rute biliari-fecal dengan hanya sekitar
10% hingga 15% yang diekskresi melalui urin.
5.9 Manifestasi klinik gejala toksisitas akut dari pemakaian marijuana :
a. Peningkatan denyut jantung
b. Euforia disertai teler
c. Penurunan fokus
d. Gangguan psikomotorik dan koordinasi otot
e. Nafsu makan bertambah.
5.10
Gejala toksisitas kronik dari marijuana adalah sebagai
berikut :
a. Gejala psikosis
b. Gangguan kognitif
c. Gejala Withdrawal (putus obat)
d. Motilitas dan kualitas sperma menurun
e. Kanker mulut, paru-paru, dan tenggorokan.
f. Dorongan seksual menurun
5.11 Kasus
Ditemukan kasus baru penggunaan ganja sebagai bahan dasar
pembuatan brownies dan coklat. Hal ini ditemukan setelah ada laporan
beberapa warga yang mengaku tertidur lama setelah mengkonsumsi
brownies dan coklat tersebut.
MEKANISME FARMAKOKINETIK :
1. Delta-9-tetra-hidro-kannabinol adalah senyawa psychedelic bahan alam
yang sangat larut di dalam lemak (lipofil) ,sehingga dengan pemberian
pada rute oral dapat terabsorpsi baik pada saluran cerna terutama pada
lambung.
2. Waktu onset terjadi hampir selama satu jam sebelum mencapai peredaran
darah otak dan konsentrasi aktif didalam plasma terjadi selama dua hingga
empat jam.
3. Absorpsi pada rute inhalasi lebih cepat dibandingkan rute oral.
4. Pada jalur inhalasi dan intravena,THC
Daftar Pustaka
Barile, Frank A. 2010. Clinical Toxicology Principles and Mechanism. Informa
Helathcare. New York : CRC Press. (hal 194-198)
Hawari, D. 2002. Penyalahguunaan dan Ketergantungan NAPZA. Jakarta : Balai
Penerbit FK UI
Indah Lestari, Sulastri. 2013. Strategi Badan Narkotika Nasional Kota Samarinda
Dalam Menanggulangi Penggunaan Narkoba Di Kelurahan Sungai
Pinang Dalam Kota Samarinda. Ejournal Ilmu Pemerintahan Vol. 1, No. 2
(ISSN 2338-3651).
Wachyudi, Adi. ___.Narkoba Dan Permasalahannya. Jateng : Widyaiswara
Madya Badan Diklat Jateng. URL :
http://badandiklat.jatengprov.go.id/uploaded/karilwi/Narkoba%20dan
%20Permasalahannya%20%20Ir%20Adi%20Wachyudi%20MSi
%20%28WI%20Bandiklat%20Jateng%29.pdf diakses tanggal 25/04/2015
pukul 14.30 WIB