Komunitas Bulu Babi (Echonoidea) Di Pulau Cingkuak, Pulau
Komunitas Bulu Babi (Echonoidea) Di Pulau Cingkuak, Pulau
PENDAHULUAN
Bulu babi (Sea Urchin) merupakan salah
satu potensi sumberdaya perikanan yang
mempunyai manfaat besar bagi kehidupan
manusia. Masyarakat Jepang sangat
mengemari produk bulu babi terutama telur
atau gonadnya. Telur bulu babi terasa
lembut dan lezat serta mempunyai nilai gizi
yang tinggi. Produk ini dikenal dengan
uni mempunyai harga jual yang sangat
mahal. Untuk satu kilogram uni harganya
berkisar antara 50 sampai 500 US dolar,
yang dinilai dari kualitas telur, terutama
warna dan tektur. Bulu babi tidak hanya
disukai oleh masyarakat Jepang, juga
dikonsumsi oleh masyarakat yang tinggal di
Indra Junaidi Zakaria: Komunitas Bulu Babi (Echonoidea) di Pulau Cingkuak, Pulau
Sikuai dan Pulau Setan Sumatera Barat
No
1
2
Jenis
E. deadema
E. calamaris
Jumlah (Individu)
191
110
301
K (ind/m2)
0,076
0,044
KR (%)
63,46
36,54
No
1
2
3
4
5
6
7
Jenis
D. setosum
E. deadema
E. calamaris
D. antillarum
D. savingii
E. mathaei
A. lixula
Jumlah (individu)
345
114
60
9
6
6
3
543
K (ind/m2)
0,138
0,046
0,024
0,004
0,002
0,002
0,001
KR (%)
63,54
21,00
11,05
1,66
1,10
1,10
0,55
K (ind/m2)
0,175
0,018
0,007
0,006
0,004
KR (%)
83,43
8,57
3,43
2,86
1,71
No
1
2
3
4
5
Jenis
D. setosum
D. antilallarum
E. deadema
E. calamaris
E. mathaei
Jumlah (individu)
438
45
18
15
9
525
Indra Junaidi Zakaria: Komunitas Bulu Babi (Echonoidea) di Pulau Cingkuak, Pulau
Sikuai dan Pulau Setan Sumatera Barat
No
Jenis
1
2
E. deadema
E. calamaris
K
(ind/m2)
0,076
0,044
Pi
- Pi ln Pi
0,635
0,366
0,289
0,398
H = 0,658
No
1
2
3
4
5
6
7
Jenis
D. setosum
E. deadema
E. calamaris
D.antillarum
D.savingii
E.mathaei
A. lixula
K (ind/m2)
0,138
0,046
0,024
0,004
0,002
0,002
0,001
Pi
0,635
0,210
0,111
0,017
0,011
0,011
0,009
- Pi ln Pi
0,288
0,328
0,244
0,070
0,050
0,050
0,031
H = 1,061
No
Jenis
1
2
3
4
5
D. setosum
D. antilallarum
E. deadema
E. calamaris
E. mathaei
K
(ind/m2)
0,175
0,018
0,007
0,006
0,004
Semakin
tinggi
nilai
indeks
keanekaragamannya, maka semakin tinggi
juga keanekaragaman suatu komunitas.
Indeks keanekaragaman bulu babi yang
ditemukan dapat dilihat pada Tabel 4,5 dan
6. Dari Tabel 4, menunjukan bahwa indeks
keanekaragaman bulu babi di Pulau
Cingkuak sebesar H= 0,658. Kemudian di
Pulau Sikuai, nilai indeks keanekaragaman
bulu babi adalah H= 1,061 (Tabel 5).
Selanjutnya di Pulau Setan nilai indek
keanekaragamannya yaitu H= 0.649 (Tabel
6). Dari ketiga lokasi ini menunjukan
bahwa nilai indeks keanekaragaman Pulau
Sikuai lebih tinggi dibandingkan dengan
dua lokasi lain. Namun demikian, walaupun
ada perbedaan dari harga nilai indek, ketiga
lokasi ini masuk kedalam kategori
keanekaragaman sedang. Hal ini sesuai
Pi
- Pi ln Pi
0,834
0,086
0,034
0,029
0,017
0,151
0,211
0,115
0,103
0,069
H = 0,649
0,278.
Sedangkan
keanekaragaman bulu babi di ketiga pulau
lokasi penelitian ini masuk ke dalam
kategori sedang. Penyebab kondisi ini
diduga terumbu karang d Pulau
Pasumpahan lebih bagus dibandingkan
Semirata 2013 FMIPA Unila |385
Indra Junaidi Zakaria: Komunitas Bulu Babi (Echonoidea) di Pulau Cingkuak, Pulau
Sikuai dan Pulau Setan Sumatera Barat
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian ini dapat diambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
Di Pulau Cingkuak, ditemukan bulu babi
sebanyak 301 individu dari dua jenis bulu
babi, yaitu: Echinotrix deadema (191
individu; 0,076 ind/m2; 63,46%) dan E.
calamaris (110 individu; 0,044 ind/m2;
36,54%), di Pulau Sikuai, 543 individu dari
tujuh jenis, yaitu: Diadema setosum (345
individu0; 138 ind/m2; 63,54%,), E.
deadema (114 individu; 0,046 ind/m2;
21,00%), E. calamaris (60 individu; 0,024
ind/m2; 11,05%), D. Antillarum (9 individu;
0,004 ind/m2; 1,66%), D. Savingii (6
individu;
0,002
ind/m2;
1,00%),
Echinometra mathaei (6 individu; 0,002
ind/m2; 1,00%) dan Arbacia lixula (3
individu; 0,001 ind/m2; 0,55%), di Pulau
Setan, 525 individu dari 5 jenis, dengan
perincian: D. Setosum (438 individu; 0,175
ind/m2; 83,43%,), D. antillarum (45
individu; 0,018 ind/m2; 8,57%), E. deadema
(18 individu; 0,007 ind/m2; 3,43%), E.
calamaris (15 individu; 0,006 ind/m2;
2,86%) dan E. mathaei (9 individu; 0,004
ind/m2; 1,7%.).
Tabel 7. Kondisi kualitas perairan pada daerah studi di Pulau Cingkuak, Pulau Sikuai dan Pulau
Setan
Parameter
Suhu
Kecerahan
Kedalaman
Substrat
Satuan
C
Meter
Meter
-
Salinitas
pH
Oksigen terlarut
(DO)
Karbondioksida
Bebas
BOD
Fosfat
Nitrat
Ppm
Ppm
Ppm
mg/l
mg/l
P. Cingkuak
28 30
> 10
0 12
Karang
berpasir
35
7.7 8.5
7.8 8.4
P. Sikuai
28 - 32
> 15
0 19
Karang
berpasir
35
7.0 8.2
7.2 8.0
P. Setan
29 32
> 8.5
0 8.5
Karang berpasir
sedikit berlumpur
34 35
7.6 8.0
7.0 8.0
Tidak
terseteksi
3.3 4.1
0.22
0.83
Tidak
terdeteksi
3.5 4.6
0.34
0.84
Tidak terdeteksi
4.0 4.2
0.46
0.87