Anda di halaman 1dari 10

EVAPORASI

A. Pengertian
Evaporasi adalah proses perubahan molekul di dalam keadaan cair (contohnya air) dengan
spontan menjadi gas (contohnya uap air). Prinsip dasar evaporator adalah untuk memisahkan
campuran berdasarkan perbedaan titik didih dengan air atau untuk memekatkan
larutan. Kondensor adalah alat yang berfungsi mengkondensasikan gas menggunakan cooling
water. Ejector adalah perealatan yang berfungsi membuat sistem menjadi vakum. Proses ini
adalah kebalikan dari kondensasi. Umumnya penguapan dapat dilihat dari lenyapnya cairan
secara berangsur-angsur ketika terpapar pada gas dengan volume signifikan.
Rata-rata molekul tidak memiliki energi yang cukup untuk lepas dari cairan. Bila tidak
cairan akan berubah menjadi uap dengan cepat. Ketika molekul-molekul saling bertumbukan
mereka saling bertukar energi dalam berbagai derajat, tergantung bagaimana mereka
bertumbukan. Terkadang transfer energi ini begitu berat sebelah, sehingga salah satu molekul
mendapatkan energi yang cukup buat menembus titik didih cairan. Bila ini terjadi di dekat
permukaan cairan molekul tersebut dapat terbang ke dalam gas dan "menguap".
Ada cairan yang kelihatannya tidak menguap pada suhu tertentu di dalam gas tertentu
(contohnya minyak makan pada suhu kamar). Cairan seperti ini memiliki molekul-molekul yang
cenderung tidak menghantar energi satu sama lain dalam pola yang cukup buat memberi satu
molekul "kecepatan lepas" - energi panas - yang diperlukan untuk berubah menjadi uap. Namun
cairan seperti ini sebenarnya menguap, hanya saja prosesnya jauh lebih lambat dan karena itu
lebih tak terlihat
Penguapan adalah bagian esensial dari siklus air. Energi surya menggerakkan penguapan air
dari samudera, danau, embun dan sumber air lainnya. Dalam hidrologi penguapan
dan transpirasi (yang melibatkan penguapan di dalam stomata tumbuhan) secara kolektif
diistilahkan sebagai evapotranspirasi.
Evaporator adalah sebuah alat yang berfungsi mengubah sebagian atau keseluruhan sebuah
pelarut dari sebuah larutan dari bentuk cair menjadi uap. Evaporator mempunyai dua prinsip
dasar, untuk menukar panas dan untuk memisahkan uap yang terbentuk dari cairan. Evaporator
umumnya terdiri dari tiga bagian, yaitu penukar panas, bagian evaporasi (tempat di mana cairan

mendidih lalu menguap), dan pemisah untuk memisahkan uap dari cairan lalu dimasukkan ke
dalam kondenser (untuk diembunkan/kondensasi) atau ke peralatan lainnya. Hasil dari
evaporator (produk yang diinginkan) biasanya dapat berupa padatan atau larutan berkonsentrasi.
Larutan yang sudah dievaporasi bisa saja terdiri dari beberapa komponen volatil (mudah
menguap). Evaporator biasanya digunakan dalam industri kimia dan industri makanan. Pada
industri kimia, contohnya garam diperoleh dari air asin jenuh (merupakan contoh dari proses
pemurnian) dalam evaporator.
Evaporator mengubah air menjadi uap, menyisakan residu mineral di dalam evaporator. Uap
dikondensasikan menjadi air yang sudah dihilangkan garamnya. Pada sistem pendinginan, efek
pendinginan diperoleh dari penyerapan panas oleh cairan pendingin yang menguap dengan cepat
(penguapan membutuhkan energi panas). Evaporator juga digunakan untuk memproduksi air
minum, memisahkannya dari air laut atau zat kontaminasi lain.
Evaporator dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
1. Submerged combustion evaporator adalah evaporator yang dipanaskan oleh api yang
menyala di bawah permukaan cairan, dimana gas yang panas bergelembung melewati
cairan.
2. Direct fired evaporator adalah evaporator dengan pengapian langsung dimana api dan
pembakaran gas dipisahkan dari cairan mendidih lewat dinding besi atau permukaan
untuk memanaskan.
3. Steam heated evaporator adalah evaporator dengan pemanasan stem dimana uap atau uap
lain yang dapat dikondensasi adalah sumber panas dimana uap terkondensasi di satu sisi
dari permukaan pemanas dan panas ditranmisi lewat dinding ke cairan yang mendidih.
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam evaporasi:
1. Suhu dan tekanan,
2. Viskositas cairan,
3. Adanya kerak.
Perubahan yang terjadi pada proses evaporasi:
1. Peningkatan viskositas,
2. Kehilangan aroma,
3. Pencoklatan,

4. Pembentukkan buih.
5. Kerusakan bahan.
6. Pembentukkan kerak.
B. Memeriksa Kondisi Evaporator Sebelum Dioperasikan
Memeriksa kondisi evaporator sebelum dioperasikan :
1. Evaporator sebelum dioperasikan harus diperiksa bagian-bagiannya agar kinerjanya
2.
3.
4.
5.

menjadi optimum.
Kondensor diperiksa fungsi kerjanya dengan cara membersihkan ruang kondensasi
Injeksi uap juga diperiksa apakah pengukur tekanan berfungsi dengan baik atau tidak.
Perangkap uap juga diperiksa jika terjadi kebocoran-keborocan.
Perangkap tetap dibersihkan dari debu dan kotoran.

C. Mengoperasikan Evaporator
Pelaksaan Proses Evaporasi
Evaporasi dilaksanakan dengan cara menguapkan sebagian dari pelarut pada titik didihnya,
sehingga diperoleh larutan zat cair pekat yang konsentrasinya lebih tinggi. Uap yang terbentuk
pada evaporasi biasanya hanya terdiri dari satu komponen, dan jika uapnya berupa campuran
umumnya tidak diadakan usaha untuk memisahkan komponenkomponennya. Dalam evaporasi
zat cair pekat merupakan produk yang dipentingkan, sedangkan uapnya biasanya
dikondensasikan dan dibuang. Disinilah letak perbedaan antara evaporasi dan distilasi.
Pelaporan Proses Evaporasi
Proses evaporasi dengan skala komersial di dalam industri kimia dilakukan dengan peralatan
yang namanya evaporator. Perlengkapan peralatan : Evaporator, kondensor, Injeksi uap,
perangkap uap, perangkap tetes Proses evaporasi didokumentasikan dalam lembar pelaporan
sesuai data :
1.
2.
3.
4.

Kerja kondensor
Kerja injeksi uap
Kerja perangkap uap
Kerja perangkap tetes

Contoh-contoh Operasi Evaporasi dalam Industri Kimia


1. Pemekatan larutan NaOH
2. Pemekatan larutan KNO3

3. Pemekatan larutan NaCL


4. Pemekatan larutan nira dan lain-lain.
D. Mengendalikan Evaporasi
Cara-cara mengendalikan proses evaporasi :
1. Dengan menjaga tekanan evaporator
2. Dengan menjaga temperature evaporator
Pada proses evaporasi di dalam evaporator harus dijaga antara lain yang sudah disebutkan di
atas. Jika tekanan lebih diperbesar lagi, maka konsentrasi umpan akan berkurang (air yang
menguap sedikit) yang mengakibatkan evaporator terbebani (overload) dan ada resiko
terbentuknya biuret. Namun, jika tekanan lebih rendah, maka temperatur juga ikut turun dan
mengakibatkan kristalisasi / pengkristalan.

E. Jenis Jenis Evaporator


1. Alat yang dipanaskan langsung dengan api

2. Alat yang mempunyai dinding rangkap untuk melewatkan bahan pemanas

3. Alat yang dipanaskan dengan uap dan permukaan pemanas berupa pipa

4. Evaporator jenis vakum dan rotary

5. Evaporator jenis ekspansi basah

6. Evaporator vertical tabung panjang

7. Evaporator dengan jenis kinerjanya

8. Jenis pipa panjang

Anda mungkin juga menyukai