PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pendidikan merupakan pondasi awal manusia untuk dapat berjalan dalam
kehidupan ini. Sejak awal manusia diciptakan, pendidikan telah menjadi bagian
dalam kehidupan untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan. Tujuan yang
hakiki
pendidikan
adalah
upaya
membangun
manusia
agar
dapat
seutuhnya.
Dalam
menjalani
kehidupan,
manusia
memerlukan
pelajaran
yang memerlukan ketajaman nalar karena banyak hal yang bersifat abstrak.
Sehingga hanya anak-anak yang berkategori cerdas yang bisa memahaminya,
sedangkan anak-anak berkategori biasa saja, yang cenderung lebih menyukai halhal yang bersifat kongkret, akan lambat memahami pelajaran ini. Akibatnya, nilai
yang diperoleh pada pelajaran matematika tidak bagus. Hal ini akan menambah
ketidaksukaan siswa, bahkan sampai pada tingkatan membencinya. Selain itu,
para guru mengajarkan materi matematika biasanya kurang menarik, sehingga
menambah terpuruknya minat siswa terhadap pelajaran ini.
Penyajian materi matematika yang dianggap membosankan, perlu kiranya
diantisipasi dengan mencari suatu alternatif pembelajaran matematika yang
disajikan secara inovatif, menarik, diminati, dan mampu memotivasi siswa,
sehingga nantinya diharapkan bisa meningkatkan prestasi belajar siswa.
Menyediakan suasana yang menyenangkan selama proses belajar
merupakan tugas setiap guru. Guru harus mampu membuat pembelajaran menjadi
menyenangkan dan mengesampingkan ancaman selama proses pembelajaran.
Salah satu cara untuk membuat pembelajaran menjadi menyenangkan adalah
dengan menggunakan komik sebagai media pembelajaran. Jika media yang
menyenangkan ini dipakai dalam proses pembelajaran, ia akan membawa suasana
menyenangkan selama proses pembelajaran berlangsung. Jika siswa mendapati
suasana yang menyenangkan dalam proses pembelajaran, mereka akan terlibat
total dalam proses pembelajaran itu. Keterlibatan secara total ini penting untuk
melahirkan hasil akhir yang sukses. Hal inilah yang menjadi dasar pemikiran
penulis, untuk menulis karya ilmiah dengan mengangkat judul Pemberdayaan
Komik Sebagai Media Pembelajaran Alternatif Dalam Meningkatkan Minat
Belajar Matematika Siswa Sekolah Dasar.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan
Manfaat Penulisan
Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin Medius yang secara harfiah berarti
tengah, perantara, atau pengantar. Makna umumnya adalah segala sesuatu yang
dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi.
Istilah media ini sangat popular dalam bidang komunikasi. Proses belajar
mengajar pada dasarnya juga merupakan proses komunikasi, sehingga media yang
digunakan dalam pembelajaran disebut media pembelajaran.
Media juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat
dipergunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian,
dan kemauan siswa, sehingga dapat terdorong terlibat dalam proses pembelajaran.
Gagne dan Reiser dalam media belajar (2008:15) mendefinisikan media sebagai
alat fisik dimana pesan-pesan instruksional dikomunikasi, jadi seorang instruktur,
buku cetak, petunjuk filem atau tape rekorder dan lain-lain. Semua jenis
komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar
dianggap sebagai media.
Media pembelajaran banyak jenis dan macamnya. Dari yang paling
sederhana dan murah hingga yang canggih dan mahal. Ada yang dapat dibuat
sendiri oleh guru dan ada yang diproduksi pabrik.
Ada pun jenis-jenis media dalam pembelajaran, yaitu:
1.
Media grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan, diagram, kartun, poster,
2.
dan komik.
Media tiga dimensi yaitu media dalam bentuk model padat, model
3.
pembelajaran
mempunyai
karena
peranan
disamping
yang
sangat
memberikan
penting
pengalaman
dalam
belajar
proses
yang
menyenangkan juga dapat meningkatkan minat belajar bagi siswa yang dengan
sendirinya tentu akan meningkatkan hasil belajar mereka. Peranan media tersebut
dijelaskan sebagai berikut:
a.
b.
pelajaran.
Alat untuk mengangkat atau menimbulkan persoalan untuk dikaji lebih
c.
2.2
tatanan gambar dan balon kata yang berurutan. Sedangkan menurut Scott
McCloud dalam bukunya Understending Comic, komik didefenisikan sebagai
gambar yang menginformasikan atau menghasilkan respon estetik pada yang
melihatnya.
Komik adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak
bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita.
Biasanya, komik dicetak di atas kertas dan dilengkapi dengan teks biasa atau yang
ditempatkan dalam balon kata. Komik dapat diterbitkan dalam berbagai bentuk,
mulai dari strip yang dimuat dalam koran atau majalah, hingga berbentuk buku
tersendiri. Buku komik menyediakan ceritera-ceritera yang sederhana, mudah
ditangkap dan dipahami isinya, sehingga sangat digemari baik oleh anak-anak
maupun orang dewasa.
Menurut fungsinya, komik dibedakan atas komik komersial dan komik
pendidikan. Komik komersial jauh lebih diperlukan di pasaran, karena bersifat
personal, menyediakan humor yang kasar, dikemas dengan bahasa percakapan dan
bahasa pasaran, memiliki kesederhanaan jiwa dan moral, dan adanya
kecenderungan manusiawi universal terhadap pemujaan pahlawan. Sedangkan
komik pendidikan cerderung menyediakan isi yang bersifat informatif. Komik
pendidikan banyak diterbitkan oleh industri, dinas kesehatan, dan lembagalembaga non profit.
Keragaman komik memberikan kesan yang berbeda-beda terhadap
masyarakat. Ada sebagian orang tua dan bahkan guru menganggap komik sebagai
cerita anak yang sangat sederhana, miskin seni, dan bahasa. Seperti komik Crayon
Sinchan. Komik ini dianggap sebagai komik yang tidak pantas untuk anak-anak.
Sebetulnya di negeri asalnya Jepang komik Crayon Sinchan adalah porsi bacaan
orang dewasa. Akan tetapi karena ada film kartunnya (dan tokoh utamanya
seorang bocah) lantas diimpor begitu saja dan diterbitkan sebagai bacaan anak.
Setelah pendapat miring muncul ke masyarakat, barulah komik Sinchan ini diberi
label oleh penerbitnya untuk 15 tahun ke atas.
Disisi lain komik mempunyai bayak kelebihan jika digunakan sebagai
media dalam proses pembelajaran. Menurut Gene Yang (2003) ada lima
kelebihan komik sebagai media dalam proses pembelajaran.
1.
2.
3.
4.
5.
dapat digunakan sebagai media hiburan komik juga dapat dijadikan sebagai media
pembelajaran yang efektif karena mampu menarik minat belajar siswa. Komik
yang digunakan sebagai media pembelajaran tentunya melalui seleksi oleh guru,
komik yang dipilih harus bersifat mendidik, menimbulkan gairah belajar pada
anak-anak, komik yang lucu, dikenal oleh anak-anak, dan tentunya disesuaikan
dengan dunianya.
perhatian dan keaktifan yang disengaja yang akhirnya melahirkan rasa senang
dalam perubahan tingkah laku, baik berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Minat merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi usaha yang
dilakukan seseorang. Minat yang kuat akan menimbulkan usaha yang gigih serius
dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi tantangan. Jika seorang siswa
memiliki rasa ingin belajar, ia akan cepat dapat mengerti dan mengingatnya.
Minat mempunyai pengaruh yang besar dalam belajar karena bila bahan
pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa maka siswa tersebut
tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, sebab tidak ada daya tarik baginya.
Sedangkan bila bahan pelajaran itu menarik minat siswa, maka ia akan mudah
dipelajari dan disimpan karena adanya minat sehingga menambah kegiatan
belajar.
Dalam proses pembelajaran, siswa biasanya sangat kurang perhatian
terhadap materi yang disajikan. Siswa lebih cenderung melakukan hal-hal yang
tidak bermanfaat dan terkadang membuat guru jengkel dan marah, misalnya
bermain-main dalam kelas, bercerita dengan teman pada saat proses pembelajaran
berlangsung, atau malah membaca buku yang tidak ada kaitannya dengan mata
pelajaran yang disajikan. Terkadang seorang siswa pada saat diberikan pelajaran
matematika justru mengalihkan perhatiannya pada komik yang sengaja dibawah
dari rumah untuk menghindari pelajaran matematika yang ditakutinya. Hal ini
dapat terjadi karena kurangnya minat siswa terhadap pelajaran matematika hanya
mempergunakan bahasa-bahasa angka.
Matematika adalah mata pelajaran yang paling sering memancing siswa
untuk membuat ulah dalam kelas, matematika selalu dianggap sebagai mata
pelajaran paling sulit dan menakutkan. Padahal matematika tidaklah sesulit
dengan yang dibayangkan seandainya semua guru bidang studi matematikan bisa
menyajikan pelajaran dengan menarik dan menyenangkan.
Banyak hal yang dapat ditempuh oleh seorang guru dalam merubah
persepsi peserta didik bahwa pelajaran matematika adalah pelajaran yang sulit.
Salah satunya adalah dengan memanfaatkan komik sebagai media pembelajaran.
Komik yang sudah digemari oleh siswa sangat bagus jika dijadikan sebagai media
pembelajaran. Komik bisa membantu guru menyulap pelajaran matematika
menjadi pelajaran yang menarik bagi siswa. Anak-anak tidak perlu lagi dipaksa
untuk membacanya. Karena mereka sudah terlanjur menyukainya.
4.2
oleh banyak hal mempengaruhi minat belajar, sehingga ia dapat belajar dengan
baik atau sebaliknya gagal sama sekali. Demikian juga halnya dengan minat siswa
terhadap mata pelajaran Matematika, ada siswa yang minatnya tinggi dan ada juga
yang rendah. Hal tersebut akan sangat mempengaruhi aktivitas dan hasil
belajarnya dalam mata pelajaran Matematika.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa, secara
garis besar dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
4.2.1
Faktor Intern
4.2.1.1
4.2.1.2
Faktor psikologis
Faktor psikologis yaitu faktor yang berhubungan dengan kejiwaan
atau rohani yang berupa intelegensi, motivasi, perhatian, bakat
dan emosi. Faktor ini juga sangat berpengaruh terhadap pelajaran
matematika. Siswa yang terganggu psikologisnya tentu saja tidak
bisa mengikuti pelajaran matematika dengan baik.
gaya
mengajar
yang
menarik
agar
dapat
10
rangka
pembelajaran
matematika,
para
guru
seharusnya
menggunakan metode dan media yang konkrit agar murid tidak mengalamai
kebosanan dan kejenuhan, agar mata pelajaran ini menimbulkan rasa suka, dan
mampu dipahami oleh siswa.
Bacaan komik banyak digemari anak karena gambar dalam komik
menyajikan peristiwa dan latar belakang secara jelas, dinamis, dan hidup. Media
ini menekankan kepada unsur gambar yang bercerita.
11
diperlukan otak untuk memicu daya ingat yang timbul karena adanya gambargambar pada komik tersebut. DePorter, Reardon, dan Nourie menjelaskan,
Sebuah gambar lebih berarti daripada seribu kata. Jika Anda menggunakan alat
peraga atau media dalam situasi belajar, akan terjadi hal yang menakjubkan.
Pembelajaran dengan menggunakan media komik menjadi salah satu
alternatif yang dapat meningkatkan minat belajar bagi siswa yang akhirnya dapat
memberikan pengaruh positif terhadap pembelajaran matematika di Sekolah
Dasar. Komik ini menjadi pilihan karena adanya kecenderungan siswa lebih
menyenangi bacaan media hiburan seperti komik dibandingkan dengan
menggunakan waktu mereka untuk belajar atau mengerjakan tugas rumah.
Buku-buku pelajaran KTSP Sekolah Dasar saat ini sudah dilengkapi
gambar-gambar kartun, namun itu belum maksimal karena gambar-gambar yang
digunakan tidak terlalu populer bagi siswa. Apalagi dengan Lembar Kerja Siswa
(LKS), khususnya pelajaran matematika yang penuh dengan angka-angka yang
tidak mempunyai daya tarik bagi siswa. Matematika sebagai mata pelajaran eksak
memerlukan banyak latihan dan pengulangan untuk menguasainya. Sehingga mata
pelajaran ini tidak bisa lepas dari yang namanya LKS. LKS merupakan kumpulan
lembaran pedoman bagi siswa untuk melakukan sesuatu kegiatan yang telah
dirancang dan direncanakan secara sistematis untuk mencapai tujuan yang
diharapkan.
Akan tetapi, siswa sangat kurang yang berminat untuk mengerjakan soalsoal yang ada dalam LKS itu, sehingga perlu dimodifikasi dalam bentuk komik.
Penggunaan LKS berbentuk komik diharapkan dapat mewujudkan tujuan
pembelajaran matematika dalam kurikulum KTSP. Tujuan tersebut mengharapkan
siswa terampil memecahkan masalah dan mengkomunikasikan secara matematika.
Keterampilan mengkomunikasikan secara matematika merupakan salah satu
keterampilan yang harus dimiliki siswa selain keterampilan yang lain.
Ada beberapa hal yang harus menjadi perhatian oleh para guru dalam
mengembangkan LKS berbentuk komik. Pertama, karakteristik dari LKS
berbentuk komik yang dapat menarik perhatian dan minat, memperjelas ide, serta
sederhana
dalam
penyampaian
informasi.
12
Kedua,
adalah
keterampilan
13
Kesimpulan
Komik merupakan suatu media yang sangat disenangi oleh siswa sekolah
Saran
Pelajaran matematika perlu mendapatkan perhatian khusus agar tidak lagi
dianggap sulit oleh siswa.
5.2.2
Guru perlu mempersiapkan media belajar yang mampu menarik minat dan
mempermudah daya tangkap siswa terhadap pelajaran.
5.2.3
Siswa harus mampu memanfaatkan LKS komik dengan baik agar tujuan
pembelajaran bisa tercapai.
14
DAFTAR PUSTAKA
Ikhsan
Muhammad
(2006).
Buku
Terlarang
itu
Bernama
Komik.
Eko
(2009).
Komik
Sebagai
Media
Pembelajaran.
15