Anda di halaman 1dari 15

BAB 1.

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Pendidikan merupakan pondasi awal manusia untuk dapat berjalan dalam

kehidupan ini. Sejak awal manusia diciptakan, pendidikan telah menjadi bagian
dalam kehidupan untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan. Tujuan yang
hakiki

pendidikan

adalah

upaya

membangun

manusia

agar

dapat

mengembangkan dirinya secara berkelanjutan dan mandiri sebagai seorang


manusia

seutuhnya.

Dalam

menjalani

kehidupan,

manusia

memerlukan

pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang fleksibel, serta akomodatif terhadap


tantangan zaman. Manusia yang diharapkan dari hasil pendidikan yakni, mereka
yang dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikapnya tidak saja mampu
menghadapi masalah yang dialaminya, akan tetapi secara proaktif dapat
mengendalikan diri dan lingkungannya untuk mencapai tujuan hidupnya secara
mandiri dan bertanggung jawab.
Matematika merupakan pelajaran pokok yang harus diajarkan dalam
pendidikan formal tingkat dasar dan menengah karena dianggap pelajaran yang
esensial. Matematikan merupakan sebuah ilmu yang selalu berhubungan dengan
kehidupan dimana siswa berada. Kegiatan apapun yang siswa lakukan dalam
keseharian tentunya akan berhubungan dengan ilmu matematika, baik pada saat
siswa sedang bermain, membeli makanan, maupun sedang jalan-jalan.
Pengalaman yang terbentuk dalam diri siswa akan ilmu matematika sebenarnya
merupakan modal dasar yang baik untuk lebih meningkatkan

pelajaran

matematika di sekolah. Matematika merupakan ilmu yang bernilai guna.


Kebergunaan matematika lahir dari kenyataan bahwa matematika menjelma
sebagai alat komunikasi yang tangguh, singkat, padat, dan tidak memiliki
keberbedaan nilai ganda.
Saat ini pelajaran matematika masih merupakan pelajaran yang
menakutkan bagi banyak siswa, khususnya bagi anak Sekolah Dasar yang belum
sadar akan pentingnya ilmu pengetahuan. Matematika selalu menjadi bumerang
bagi siswa karena biasanya pelajaran ini hanya disajikan dalam bentuk tulisan

yang memerlukan ketajaman nalar karena banyak hal yang bersifat abstrak.
Sehingga hanya anak-anak yang berkategori cerdas yang bisa memahaminya,
sedangkan anak-anak berkategori biasa saja, yang cenderung lebih menyukai halhal yang bersifat kongkret, akan lambat memahami pelajaran ini. Akibatnya, nilai
yang diperoleh pada pelajaran matematika tidak bagus. Hal ini akan menambah
ketidaksukaan siswa, bahkan sampai pada tingkatan membencinya. Selain itu,
para guru mengajarkan materi matematika biasanya kurang menarik, sehingga
menambah terpuruknya minat siswa terhadap pelajaran ini.
Penyajian materi matematika yang dianggap membosankan, perlu kiranya
diantisipasi dengan mencari suatu alternatif pembelajaran matematika yang
disajikan secara inovatif, menarik, diminati, dan mampu memotivasi siswa,
sehingga nantinya diharapkan bisa meningkatkan prestasi belajar siswa.
Menyediakan suasana yang menyenangkan selama proses belajar
merupakan tugas setiap guru. Guru harus mampu membuat pembelajaran menjadi
menyenangkan dan mengesampingkan ancaman selama proses pembelajaran.
Salah satu cara untuk membuat pembelajaran menjadi menyenangkan adalah
dengan menggunakan komik sebagai media pembelajaran. Jika media yang
menyenangkan ini dipakai dalam proses pembelajaran, ia akan membawa suasana
menyenangkan selama proses pembelajaran berlangsung. Jika siswa mendapati
suasana yang menyenangkan dalam proses pembelajaran, mereka akan terlibat
total dalam proses pembelajaran itu. Keterlibatan secara total ini penting untuk
melahirkan hasil akhir yang sukses. Hal inilah yang menjadi dasar pemikiran
penulis, untuk menulis karya ilmiah dengan mengangkat judul Pemberdayaan
Komik Sebagai Media Pembelajaran Alternatif Dalam Meningkatkan Minat
Belajar Matematika Siswa Sekolah Dasar.
1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan

yaitu: Bagaimana memberdayakan komik sebagai media pembelajaran dalam


meningkatkan minat belajar matematika siswa Sekolah Dasar.

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah mengetahui cara
pemberdayaan komik sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan minat
belajar matematika siswa Sekolah Dasar.
1.4

Manfaat Penulisan

Adapun manfaat yang ingin dicapai dari penulisan ini adalah:


1.4.1 Manfaat Teoritis, yaitu:
1.4.1.1 Menambah wawasan dan pengetahuan penulis.
1.4.1.2 Mendapatkan gambaran umum tentang komik sebagai media
alternatif untuk meningkatkan minat belajar matematika bagi siswa
Sekolah Dasar
1.4.2

Manfaat Praktis, yaitu:


1.4.2.1 Bagi siswa: Memberikan pengalaman belajar baru yang
menyenangkan dan dapat menumbuhkan minat siswa untuk belajar
sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
1.4.2.2 Bagi guru: Dapat membantu dalam penyusunan atau penentuan
rencana pembelajaran dan sebagai pedoman guru dalam proses
pembelajaran.

BAB 2. KAJIAN PUSTAKA


2.1

Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin Medius yang secara harfiah berarti

tengah, perantara, atau pengantar. Makna umumnya adalah segala sesuatu yang
dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi.
Istilah media ini sangat popular dalam bidang komunikasi. Proses belajar
mengajar pada dasarnya juga merupakan proses komunikasi, sehingga media yang
digunakan dalam pembelajaran disebut media pembelajaran.
Media juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat
dipergunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian,
dan kemauan siswa, sehingga dapat terdorong terlibat dalam proses pembelajaran.
Gagne dan Reiser dalam media belajar (2008:15) mendefinisikan media sebagai
alat fisik dimana pesan-pesan instruksional dikomunikasi, jadi seorang instruktur,
buku cetak, petunjuk filem atau tape rekorder dan lain-lain. Semua jenis
komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar
dianggap sebagai media.
Media pembelajaran banyak jenis dan macamnya. Dari yang paling
sederhana dan murah hingga yang canggih dan mahal. Ada yang dapat dibuat
sendiri oleh guru dan ada yang diproduksi pabrik.
Ada pun jenis-jenis media dalam pembelajaran, yaitu:
1.
Media grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan, diagram, kartun, poster,
2.

dan komik.
Media tiga dimensi yaitu media dalam bentuk model padat, model

3.

penampang, model susun, dan model kerja.


Media proyeksi seperti slide, film stips, film, dan OHP
Media

pembelajaran

mempunyai
karena

peranan

disamping

yang

sangat

memberikan

penting

pengalaman

dalam
belajar

proses
yang

menyenangkan juga dapat meningkatkan minat belajar bagi siswa yang dengan
sendirinya tentu akan meningkatkan hasil belajar mereka. Peranan media tersebut
dijelaskan sebagai berikut:

a.

Alat untuk memperjelas bahan pengajaran pada saat guru menyampaikan

b.

pelajaran.
Alat untuk mengangkat atau menimbulkan persoalan untuk dikaji lebih

c.

lanjut dan dipecahkan oleh para siswa dalam proses belajarnya.


Sebagai sumber bagi, artinya media tersebut berisikan bahan-bahan yang

2.2

harus dipelajari para siswa baik individu maupun kelompok.


Komik
Menurut Eisner dalam bukunya Graphic Storytelling, komik adalah

tatanan gambar dan balon kata yang berurutan. Sedangkan menurut Scott
McCloud dalam bukunya Understending Comic, komik didefenisikan sebagai
gambar yang menginformasikan atau menghasilkan respon estetik pada yang
melihatnya.
Komik adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak
bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita.
Biasanya, komik dicetak di atas kertas dan dilengkapi dengan teks biasa atau yang
ditempatkan dalam balon kata. Komik dapat diterbitkan dalam berbagai bentuk,
mulai dari strip yang dimuat dalam koran atau majalah, hingga berbentuk buku
tersendiri. Buku komik menyediakan ceritera-ceritera yang sederhana, mudah
ditangkap dan dipahami isinya, sehingga sangat digemari baik oleh anak-anak
maupun orang dewasa.
Menurut fungsinya, komik dibedakan atas komik komersial dan komik
pendidikan. Komik komersial jauh lebih diperlukan di pasaran, karena bersifat
personal, menyediakan humor yang kasar, dikemas dengan bahasa percakapan dan
bahasa pasaran, memiliki kesederhanaan jiwa dan moral, dan adanya
kecenderungan manusiawi universal terhadap pemujaan pahlawan. Sedangkan
komik pendidikan cerderung menyediakan isi yang bersifat informatif. Komik
pendidikan banyak diterbitkan oleh industri, dinas kesehatan, dan lembagalembaga non profit.
Keragaman komik memberikan kesan yang berbeda-beda terhadap
masyarakat. Ada sebagian orang tua dan bahkan guru menganggap komik sebagai
cerita anak yang sangat sederhana, miskin seni, dan bahasa. Seperti komik Crayon
Sinchan. Komik ini dianggap sebagai komik yang tidak pantas untuk anak-anak.

Sebetulnya di negeri asalnya Jepang komik Crayon Sinchan adalah porsi bacaan
orang dewasa. Akan tetapi karena ada film kartunnya (dan tokoh utamanya
seorang bocah) lantas diimpor begitu saja dan diterbitkan sebagai bacaan anak.
Setelah pendapat miring muncul ke masyarakat, barulah komik Sinchan ini diberi
label oleh penerbitnya untuk 15 tahun ke atas.
Disisi lain komik mempunyai bayak kelebihan jika digunakan sebagai
media dalam proses pembelajaran. Menurut Gene Yang (2003) ada lima
kelebihan komik sebagai media dalam proses pembelajaran.
1.

Memotivasi. Komik mampu memberikan siswa memotivasi dalam


menyelesaikan tugas-tugasya.

2.

Visual. Komik terdiri dari gambargambar yang merupakan media visual.


kualitas gambar komik dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

3.

Permanen. Komik sebagai media pembelajaran dapat diulang-ulang oleh


siswa. Semakin banyak mengulang akan memberikan libih banyak
pengalaman belajar.

4.

Perantara. Komik bisa mengarahkan siswa untuk disiplin membaca


khususnya mereka yang tidak suka membaca atau yang memiliki

5.

kekhawatiran akan kesalahan.


Populer. Kita bisa mengatakan bahwa siswa kita saat ini berada dalam
budaya populer. Komik adalah bagian dari budaya populer. Ini akan
berpengaruh terhadap keberhasilan siswa dalam belajar.
Dari uraian tersebut di atas, kita dapat menarik kesimpulan bahwa selain

dapat digunakan sebagai media hiburan komik juga dapat dijadikan sebagai media
pembelajaran yang efektif karena mampu menarik minat belajar siswa. Komik
yang digunakan sebagai media pembelajaran tentunya melalui seleksi oleh guru,
komik yang dipilih harus bersifat mendidik, menimbulkan gairah belajar pada
anak-anak, komik yang lucu, dikenal oleh anak-anak, dan tentunya disesuaikan
dengan dunianya.

BAB 3. METODE PENULISAN


3.1

Diagram alir penulisan


Diagram alir penulisan ini adalah penelitian pustaka (library research),

yang bersifat deskriptif dengan memaparkan dan menggambarkan komik sebagai


media belajar alternative untuk meningkatkan minat belajar.
3.2

Data dan informasi yang diperlukan


Data dan informasi yang diperlukan dalam karya tulis ini adalah media

yang cocok untuk meningkatkan minat belajar siswa Sekolah Dasar.


3.3 Teknik Pengumpulan Data
Data-data yang yang ada dalam karya tulis ini diperoleh dari berbagai
literature untuk mendapat atau memperoleh dasar dan kerangkah teoritis mengenai
masalah yang dibahas atau mencari informasi yang erat hubungannya dengan
rumusan masalah. Seperti data dari internet, artikel, buku, majalah dan lain-lain.
3.4 Teknik Analisis Data
Penulisan ini diawali dengan pengumpulan data-data yang berkaitan
dengan media pembelajaran dan komik. Kemudian menggunakan data-data
tersebut untuk memperjelas permasalahan yang diangkat dalam rumusan masalah.

BAB 4. ANALISIS DAN SINTESIS


4.1

Minat Belajar Matematika Siswa Sekolah Dasar


Minat belajar adalah sesuatu keinginan atau kemauan yang disertai

perhatian dan keaktifan yang disengaja yang akhirnya melahirkan rasa senang
dalam perubahan tingkah laku, baik berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Minat merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi usaha yang
dilakukan seseorang. Minat yang kuat akan menimbulkan usaha yang gigih serius
dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi tantangan. Jika seorang siswa
memiliki rasa ingin belajar, ia akan cepat dapat mengerti dan mengingatnya.
Minat mempunyai pengaruh yang besar dalam belajar karena bila bahan
pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa maka siswa tersebut
tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, sebab tidak ada daya tarik baginya.
Sedangkan bila bahan pelajaran itu menarik minat siswa, maka ia akan mudah
dipelajari dan disimpan karena adanya minat sehingga menambah kegiatan
belajar.
Dalam proses pembelajaran, siswa biasanya sangat kurang perhatian
terhadap materi yang disajikan. Siswa lebih cenderung melakukan hal-hal yang
tidak bermanfaat dan terkadang membuat guru jengkel dan marah, misalnya
bermain-main dalam kelas, bercerita dengan teman pada saat proses pembelajaran
berlangsung, atau malah membaca buku yang tidak ada kaitannya dengan mata
pelajaran yang disajikan. Terkadang seorang siswa pada saat diberikan pelajaran
matematika justru mengalihkan perhatiannya pada komik yang sengaja dibawah
dari rumah untuk menghindari pelajaran matematika yang ditakutinya. Hal ini
dapat terjadi karena kurangnya minat siswa terhadap pelajaran matematika hanya
mempergunakan bahasa-bahasa angka.
Matematika adalah mata pelajaran yang paling sering memancing siswa
untuk membuat ulah dalam kelas, matematika selalu dianggap sebagai mata
pelajaran paling sulit dan menakutkan. Padahal matematika tidaklah sesulit
dengan yang dibayangkan seandainya semua guru bidang studi matematikan bisa
menyajikan pelajaran dengan menarik dan menyenangkan.

Banyak hal yang dapat ditempuh oleh seorang guru dalam merubah
persepsi peserta didik bahwa pelajaran matematika adalah pelajaran yang sulit.
Salah satunya adalah dengan memanfaatkan komik sebagai media pembelajaran.
Komik yang sudah digemari oleh siswa sangat bagus jika dijadikan sebagai media
pembelajaran. Komik bisa membantu guru menyulap pelajaran matematika
menjadi pelajaran yang menarik bagi siswa. Anak-anak tidak perlu lagi dipaksa
untuk membacanya. Karena mereka sudah terlanjur menyukainya.
4.2

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa dalam Mata


Pelajaran Matematika
Minat belajar tiap-tiap siswa tidak sama, ketidaksamaan itu disebabkan

oleh banyak hal mempengaruhi minat belajar, sehingga ia dapat belajar dengan
baik atau sebaliknya gagal sama sekali. Demikian juga halnya dengan minat siswa
terhadap mata pelajaran Matematika, ada siswa yang minatnya tinggi dan ada juga
yang rendah. Hal tersebut akan sangat mempengaruhi aktivitas dan hasil
belajarnya dalam mata pelajaran Matematika.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa, secara
garis besar dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
4.2.1

Faktor Intern
4.2.1.1

Kondisi fisik/jasmani siswa saat mengikuti pelajaran


Kondisi fisik atau jasmani siswa saat mengikuti pelajaran
matematika sangat berpengaruh terhadap minat dan aktivitas
belajarnya. Faktor kesehatan badan, seperti kesehatan yang
prima dan tidak dalam keadaan sakit atau lelah, akan sangat
membantu dalam memusatkan perhatian terhadap pelajaran.
Sebab pelajaran Matematika memerlukan kegiatan mental yang
tinggi, menuntut banyak perhatian dan pikiran jernih. Oleh
karena itu apa bila siswa mengalami kelelahan atau terganggu
kesehatannya, akan sulit memusatkan perhatiannya dan berpikir
jernih.

4.2.1.2

Faktor psikologis
Faktor psikologis yaitu faktor yang berhubungan dengan kejiwaan
atau rohani yang berupa intelegensi, motivasi, perhatian, bakat
dan emosi. Faktor ini juga sangat berpengaruh terhadap pelajaran
matematika. Siswa yang terganggu psikologisnya tentu saja tidak
bisa mengikuti pelajaran matematika dengan baik.

4.2.1.3 Pengalaman belajar Matematika di jenjang pendidikan


sebelumnya.
Pengalaman belajar sangat berkaitan dengan kemampuan awal
(entry behavior). Sebagaimana yang dikemukakan oleh Bloom,
kemampuan awal adalah pengetahuan, keterampilan dan
kompetensi, yang merupakan prasyarat yang dimiliki untuk dapat
mempelajari suatu pelajaran baru atau lebih lanjut.
4.2.2 Faktor Ekstern
4.2.2.1 Metode dan gaya mengajar guru Matematika
Metode dan gaya mengajar guru juga memberi pengaruh terhadap
minat siswa dalam belajar Matematika. Cara penyampaian
pelajaran yang kurang menarik menjadikan siswa kurang
berminat dan kurang bersemangat untuk mengikutinya. Oleh
karena itu, seorang guru harus bisa memilih media dan
menggunakan

gaya

mengajar

yang

menarik

agar

dapat

membangkitkan minat belajar siswa.


4.2.2.2 Tersedianya fasilitas dan alat penunjang pelajaran Matematika
Fasilitas dan alat dalam belajar memiliki peran penting dalam
memotivasi minat siswa pada suatu pelajaran. Tersedianya
fasilitas dan alat yang memadai dapat memancing minat siswa
pada mata pelajaran Matematika.
4.2.2.3 Penerapan Media Komik sebagai Media Alternatif untuk
Meningkatkan Minat Belajar Siswa
Dalam proses belajar mengajar seorang guru dituntut untuk
menyajikan pembelajaran secara menarik dan efektif. Selain

10

mahir dalam metode dan tekhnik-tekhnik mengajar, seorang guru


juga harus kreatif dalam memilih dan menggunakan media yang
sesuai dengan bahan ajar yang akan diajarkan. Penggunaan suatu
media dalam pelaksanaan pengajaran akan sangat membantu
kelancaran, efektifitas dan efesiensi pencapaian tujuan. Bahan
pelajaran yang dimanipulasi dalam bentuk media pengajaran akan
menjadikan si anak seolah-olah bermain, asyik dan merasa
senang. Hasil pembelajaran yang mereka peroleh akan benarbenar bermakna. Media merupakan salah satu komponen yang
tidak bisa diabaikan dalam system pengajaran yang sukses.
Hamalik mengatakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses
belajar mengajar, selain dapat membangkitkan keinginan dan motivasi untuk
belajar, media juga dapat membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap
siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pengajaran akan
sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi
pelajaran pada saat itu.
Dalam

rangka

pembelajaran

matematika,

para

guru

seharusnya

menggunakan metode dan media yang konkrit agar murid tidak mengalamai
kebosanan dan kejenuhan, agar mata pelajaran ini menimbulkan rasa suka, dan
mampu dipahami oleh siswa.
Bacaan komik banyak digemari anak karena gambar dalam komik
menyajikan peristiwa dan latar belakang secara jelas, dinamis, dan hidup. Media
ini menekankan kepada unsur gambar yang bercerita.

Hal inilah yang

memberikan inspirasi kepada kita untuk menggunakan media berbentuk komik


sebagai pedoman kegiatan belajar yang dirancang dan disusun secara sistematis
untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran.
Media komik merupakan bentuk media grafik dua dimensi, yaitu media
yang dipakai menyangkut indra penglihatan. Pesan akan disampaikan ke dalam
simbol-simbol komunikasi visual. Media ini akan memberikan pengaruh terhadap
perolehan kemampuan dari hasil belajar dan mampu menarik perhatian dan minat
belajar siswa. Komik mempunyai kemampuan untuk menyediakan asosiasi yang

11

diperlukan otak untuk memicu daya ingat yang timbul karena adanya gambargambar pada komik tersebut. DePorter, Reardon, dan Nourie menjelaskan,
Sebuah gambar lebih berarti daripada seribu kata. Jika Anda menggunakan alat
peraga atau media dalam situasi belajar, akan terjadi hal yang menakjubkan.
Pembelajaran dengan menggunakan media komik menjadi salah satu
alternatif yang dapat meningkatkan minat belajar bagi siswa yang akhirnya dapat
memberikan pengaruh positif terhadap pembelajaran matematika di Sekolah
Dasar. Komik ini menjadi pilihan karena adanya kecenderungan siswa lebih
menyenangi bacaan media hiburan seperti komik dibandingkan dengan
menggunakan waktu mereka untuk belajar atau mengerjakan tugas rumah.
Buku-buku pelajaran KTSP Sekolah Dasar saat ini sudah dilengkapi
gambar-gambar kartun, namun itu belum maksimal karena gambar-gambar yang
digunakan tidak terlalu populer bagi siswa. Apalagi dengan Lembar Kerja Siswa
(LKS), khususnya pelajaran matematika yang penuh dengan angka-angka yang
tidak mempunyai daya tarik bagi siswa. Matematika sebagai mata pelajaran eksak
memerlukan banyak latihan dan pengulangan untuk menguasainya. Sehingga mata
pelajaran ini tidak bisa lepas dari yang namanya LKS. LKS merupakan kumpulan
lembaran pedoman bagi siswa untuk melakukan sesuatu kegiatan yang telah
dirancang dan direncanakan secara sistematis untuk mencapai tujuan yang
diharapkan.
Akan tetapi, siswa sangat kurang yang berminat untuk mengerjakan soalsoal yang ada dalam LKS itu, sehingga perlu dimodifikasi dalam bentuk komik.
Penggunaan LKS berbentuk komik diharapkan dapat mewujudkan tujuan
pembelajaran matematika dalam kurikulum KTSP. Tujuan tersebut mengharapkan
siswa terampil memecahkan masalah dan mengkomunikasikan secara matematika.
Keterampilan mengkomunikasikan secara matematika merupakan salah satu
keterampilan yang harus dimiliki siswa selain keterampilan yang lain.
Ada beberapa hal yang harus menjadi perhatian oleh para guru dalam
mengembangkan LKS berbentuk komik. Pertama, karakteristik dari LKS
berbentuk komik yang dapat menarik perhatian dan minat, memperjelas ide, serta
sederhana

dalam

penyampaian

informasi.

12

Kedua,

adalah

keterampilan

mengkomunikasikan secara matematika yang dapat ditanamkan pada siswa. Dan


ketiga adalah umur murid yang menjadi sasaran dari media tersebut, komik yang
digunakan disini harus sesuai dengan tingkatan umur siswa.
Satu hal yang perlu diperhatikan disini yaitu, betapa pun baiknya sebuah
progran media, bila program itu tidak dimanfaatkan dengan baik tentu tidak akan
banyak gunanya. Karena itu yang perlu dirancang dengan baik bukan hanya
pembuatan media itu sendiri melainkan pemanfaatan media itu pun juga perlu
diatur dan dirancang sebaik-baiknya. LKS yang berbentuk komik haruslah selalu
menjadi perhatian bagi guru agar bisa betul-betul bisa memberikan manfaat bagi
siswa.

13

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1

Kesimpulan
Komik merupakan suatu media yang sangat disenangi oleh siswa sekolah

dasar. Pemberdayaan komik sebagai media pembelajaaran dalam LKS matematika


merupakan alternatif untuk meningkatkan minat belajar mereka terhadap pelajaran
matematika. Peningkatan minat belajar siswa terhadap pelajaran matematika akan
meningkatkan hasil belajar mereka.
5.2
5.2.1

Saran
Pelajaran matematika perlu mendapatkan perhatian khusus agar tidak lagi
dianggap sulit oleh siswa.

5.2.2

Guru perlu mempersiapkan media belajar yang mampu menarik minat dan
mempermudah daya tangkap siswa terhadap pelajaran.

5.2.3

Siswa harus mampu memanfaatkan LKS komik dengan baik agar tujuan
pembelajaran bisa tercapai.

14

DAFTAR PUSTAKA
Ikhsan

Muhammad

(2006).

Buku

Terlarang

itu

Bernama

Komik.

http://teknologipendidikan.wordpress.com. Dikutip pada 16 Desember 2009 jam


10.09 WITA.
Mustikasari Ardiani. (2009). Berbagai Jenis Media Pembelajaran. http://eduarticles.com. Dikutip pada 20 Desember 2009 jam 11.04 WITA.
Nanto Dwi. 2009. Komik : Disuka dan Dibenci. Majalah Guruku 09, Oktober.
Sadiman, Arief. 2003. Media pendidikan. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta
Sardi Aries Rizal. 2009. Kesulitan Siswa Sekolah Dasar Dalam Menyelesaikan
Soal Matematika. http://www.google.com. Dikutip pada 27 January 2010 jam
08.13
Wurianto

Eko

(2009).

Komik

Sebagai

Media

Pembelajaran.

http://guruindo.blogspot.com. Dikutip pada 16 Desember 2009 jam 09.32 WITA.

15

Anda mungkin juga menyukai