Abstract
Indonesia is the country's fifth-largest producer of cassava in the world. Each of
cassava can produce 10-15% of waste. This cassava peel waste can cause a buildup that
results in environmental destruction. Utilization of cassava peel waste is necessary to reduce
the impact of waste, one of them for the manufacture of alternative energy that is bioriket. In
this study, using the main ingredient cassava peel mixed with waste paper as an adhesive.
Carbonization temperature used is 400 C with a variation of the adhesive composition of
7%, 7.5%, 8%, 8.5%, 9%, 9.5%, and 10%. From the test results, the best briquette adhesive
composition is at 7% with the acquisition of the calorific value of 5888 cal / g. As well as on
the composition of 7%, the briquettes obtain water content, ash content and volatile matter
content is the lowest compared with other adhesive composition.
Keywords : alternative energy, biobriket, heat of combustion, cassava, waste paper
1. Pendahuluan
Permasalahan
energi
selalu
berkaitan
dengan
keberlangsungan
kehidupan manusia. Pertambahan jumlah
Indonesia
untuk
mensukseskan
pengembangan sumber energi alternatif
pengganti Bahan Bakar Minyak. Sumber
energi terbarukan (renewable) dibutuhkan
untuk penyediaan sumber energi secara
berkesinambungan (sustainable). Hal ini
akan lebih baik lagi apabila berasal dari
limbah, sehingga dapat menurunkan biaya
produksi dan mengurangi efek negatif
penumpukan limbah terhadap lingkungan.
Maka dari itu, diperlukan bahan
bakar alternatif yang murah dan ramah
lingkungan sebagai pengganti minyak
tanah untuk industri kecil dan rumah
tangga. Salah satunya energi alternatif
tersebut adalah penggunaan briket dari
limbah berupa kulit singkong.
Industri
produk
pengolahan
singkong dan pabrik tepung tapioka
merupakan salah satu industri yang banyak
terdapat di Indonesia. Dalam proses
pengolahan singkong, industri tersebut
menghasilkan
limbah
yang
jarang
dimanfaatkan orang, yaitu limbah kulit
singkong.
Menurut
data,
produksi
singkong di Indonesia sangat besar karena
Indonesia termasuk sebagai Negara kelima
terbesar di dunia yang menghasilkan
singkong (Deptan, 2005).
Dari uraian di atas, maka pada
kesempatan ini penulis akan melakukan
penelitian dengan judul Studi Pengaruh
Komposisi Perekat Limbah Kertas Dalam
Pembuatan Biobriket Limbah Kulit
Singkong.
2. Tinjauan Pustaka
2.1 Limbah Kulit Singkong
Ubi kayu merupakan tanaman yang
banyak terdapat di Indonesia. Ubi kayu
dikenal di Indonesia dengan nama lain
ketela pohon atau singkong. Ubi kayu
memiliki nama botani Manihot esculenta
Crantz tapi lebih dikenal dengan nama lain
Manihot utilissima. Tanaman ubi kayu
termasuk ke dalam kingdom Plantae, divisi
Spermatophyta, subdivisi Angiospermae,
kelas
Dicotyledonae,
famili
Euphorbiaceae, genus Manihot dengan
Komposisi (%)
14,5
66,7
5,7
5,7
5,2
0,85
1,4
33,692
Gambar
manual
2.
Pembuatan
briket
secara
Pembuatan
biobriket
dapat
menghasilkan produk biobriket dengan
berbagai hasil. Perbedaan ini terlihat dari jenis
bahan baku, kadar air bahan baku (Yaman et
al., 2001), kekuatan tekanan dalam
tahapan
karbonisasi
bahan
baku,
penggerusan, pencampuran bahan baku
dengan
perekat,
pencetakan
dan
pengeringan, sehingga diperoleh briket
yang mempunyai bentuk, ukuran fisik, dan
sifat kimia tertentu.
Pada perkembangannya, briket yang
dihasilkan harus sesuai dengan kebutuhan
konsumen. Briket yang dibuat harus bebas
dari zat kimia yang dapat mengganggu dan
membahayakan kesehatan. Disamping itu,
briket harus memiliki daya tahan yang kuat
agar dapat lebih ekonomis penggunaannya
serta tidak berasap dan ukuran yang sesuai
untuk penggunaannya.
Beberapa parameter kualitas briket
yang akan mempengaruhi pemanfaatannya
yaitu:
1) Kandungan Air
Standar acuan: ASTM D 3173 - 11
(Standard
Test
Method for Moisture
in
the
Analysis
Sample of Coal and
Coke)
Moisture yang terkandung dalam briket
dapat dinyatakan dalam dua macam:
a) Free moisture (uap air bebas)
Standar Mutu
Briket Arang
Kayu (SNI No.
1/6235/2000)
8
8
77
5000
2.6 Pembakaran
Pembakaran adalah suatu proses
reaksi kimia antara suatu bahan bakar
dengan suatu oksidan, disertai dengan
produksi panas yang kadang disertai
cahaya dalam bentuk pendar atau api.
Dalam suatu reaksi pembakaran lengkap,
suatu senyawa bereaksi dengan zat
pengoksidasi, dan produknya adalah
senyawa dari tiap elemen dalam bahan
bakar dengan zat pengoksidasi.
Dalam pembakaran, proses yang terjadi
adalah sebagai berikut:
C + 2
2 + Panas
H + 2
2 + Panas
S + 2
2 + Panas
2.7 Karbonisasi
Karbonisasi adalah dekomposisi
kimia bahan organik melalui proses
pemanasan tanpa atau sedikit oksigen atau
reagen lainnya, di mana material mentah
akan mengalami pemecahan struktur kimia
menjadi
fase
gas
yang
hanya
meninggalkan
karbon
sebagai
residu.(Anonim, 2010).
Karbonisasi biomassa atau yang
lebih dikenal dengan pengarangan adalah
suatu proses untuk menaikkan nilai kalor
biomassa dan dihasilkan pembakaran yang
bersih dengan sedikit asap. Hasil
karbonisasi adalah berupa arang yang
tersusun atas karbon dan berwarna hitam.
(Husada, 2008).
Singh dan Misra (2005) dalam
Kardianto (2009), karbonisasi merupakan
C + 2 + 2 N2
N2 + O2
1
Al + O2 + 2 N2
CO + NO
2NO
Al + NO
Fe + O2 + 2 N2
FeO + NO
C + 2 +
1
2
N2
CO + NO
1
12 gr C + 32 gr 2 + 3,76 ( 2 x 28) gr
N2
28 gr CO + 30 gr
NO
32
52,64
0,145 gr C + 82,76 gr 2 + 82,76 gr
N2
gr NO
28
82,76
30
gr CO + 82,76
N2 + O2
2NO
28
gr N2 + 32 gr O2
60 gr
NO
32
0,052 gr N2 + 538,46 gr O2
60
538,46
gr NO
0,052 gr N2 + 0,059 gr O2
0,111 gr NO
O2 + N2
2NO
32 gr O2 + (3,76 x 28) gr N2
60 gr NO
105,28
0,667 gr O2 + 48 gr N2
60
gr NO
0,667 gr O2 + 2,19 gr N2
1,25 gr NO
48
Al + O2 + 2 N2
Al + NO
1
26 gr Al + 32 gr O2 + 3,76 (2 x 28)
gr N2
42 gr Al + 30 gr NO
32
52,64
0,057 gr Al + 456,14 gr O2 + 456,14 gr
N2
42
30
456,14
gr Al + 456,14 gr NO
Fe + O2 + 2 N2
N2
3928,6
FeO + NO
1
55 gr Fe + 32 gr O2 + 3,76 (2 x 28)
gr N2
71 gr FeO + 30 gr NO
32
52,64
0,014 gr Fe + 3928,6 gr O2 + 3928,6 gr
71
Analisis Proximate
Komposisi
Perekat
CV
(Cal/gr)
7%
IM VM
(%) (%)
6,02 34,11
Ash
(%)
9,33
FC
(%)
50,54
7,5 %
6,13 34,21
9,49
50,17
5853
8%
6,18 34,25
9,54
50,03
5837
8,5 %
6,27 34,16
9,82
49,75
5787
9%
5662
9,5 %
5595
5888
30
gr FeO + 3928,6 gr NO
10,5
10
9,5
9
8,5
40
38
36
34
32
Komposisi Perekat
7%
7,50%
8%
8,50%
9%
9,50%
10%
% Karbon Padat
50,54
50,17
50,03
49,75
49,05
48,12
45,38
Dimana:
IM
= Kadar Air Lembab
Ash = Kadar Abu
VM = Kadar Zat Terbang
Berdasarkan data hasil analisa, maka
hubungan antara komposisi bahan perekat
dengan nilai kadar karbon padat (fixed
carbon) pada briket dapat dilihat pada
grafik berikut:
55
50
45
40
7% 7,50% 8% 8,50% 9% 9,50% 10%
Komposisi Perekat Limbah Kertas
2014.
International
Organization
for
Standardization.
http://www.iso.org/iso/catalog
ue_ics. Diakses pada tanggal
24 November 2014