ANAMNESIS
Nama : Nn. W
TL : 21 Januari 1993
Ruang
Kelas
: Poliklinik
:-
Nama
: Nn. W
Jenis Kelamin
: Perempuan
Tanggal lahir
: 21 Januari 1993
Umur
: 21 th
Pekerjaan
: Mahasiswa
Pendidikan
: PT
Alamat
Kunjungan RS
: 18/12/2014
Diagnosis
Keluhan Utama
: Nyeri kepala
Keluhan Tambahan
: Pasien mengeluhkan nyeri kepala. pada sebelah kanan dekat tulang telinga,
terasa seperti terikat. Kadang dirasakan otot leher menegang. Keluhan hilang timbul selama 5
menit. Merasa lebih nyaman bila ditekan. Kadang muncul demam dan mual, diobati dengan
paracetamol
3HSMRS
PEMERIKSAAN
Nama : Nn. W
Ruang
: Poliklinik
RM.01.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
TL : 21 Januari 1993
FISIK
PEMERIKSAAN UMUM
Kesan umum
: sedang
Kesadaran
: compos mentis
Tekanan Darah
: 125/75 mmHg
Nadi
: 80x/menit
Suhu badan
: afebris
Pernafasan
: 20 x/menit
Kelas
:-
PEMERIKSAAN FISIK :
KEPALA
Bentuk
: Normocephal
Mata
Telingga
Hidung
Mulut
LEHER
Bentuk
Trakea
THORAX
Bentuk dada
JANTUNG
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: batas jantung
Kanan atas
Kiri atas
: bunyi jantung I-II murni, murmur (-), gallop (-), irama derap (-)
RM.02.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
PARU-PARU
Kanan
Tampak simetris, retraksi subcostalis
Kiri
Tampaks simetris, retraksi subcostalis
(-),
Palpasi
gerak (-)
Ketinggalan gerak (-), deformitas (-)
gerak (-)
Ketinggalan gerak (-), deformitas (-)
Perkusi
Auskultasi
wheezing
inspiratory
Inspeksi
(-),
ekspirator
diperpanjang (-)
retraksi
supraclavicularis
inspirator
(-),
(-),
stridor
(-)
ABDOMEN
Inspeksi
Palpasi
: supel(+), defans muskular (-), massa (-), nyeri tekan epigastrium (-),
turgor cukup, hepar dan lien tidak teraba , hepatomegali (-)
EKSTREMITAS
Akral hangat (+/+), CRT < 2 detik, edema (-/-)
NEUROLOGIS
Kesadaran
Kepala
Leher
Nn. Craniales
Subjektif
Kanan
Kiri
Normal
Normal
RM.03.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
II. Optikus
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
(+)
(+)
Sela mata
Strabismus
(-)
(-)
Nystagmus
(-)
(-)
Exoftalmus
(-)
(-)
(+)
(+)
Pandangan double
(-)
(-)
Diameter pupil
3 mm
3 mm
(+)
(+)
IV. Troklearis
Gerakan mata (ke bawah-lateral)
V. Trigeminus
Membuka mulut
(+)
(+)
mengunyah
(+)
(+)
menggigit
(+)
(+)
seinsibilitas muka
VI. Abdusen
(+)
(+)
(+)
(+)
Mengerutkan dahi
(+)
(+)
Menutup mata
(+)
(+)
Memperlihatkan gigi
(+)
(+)
Sudut bibir
VIII. Vstibulokoklearis
(+)
(+)
(+)
(+)
RM.04.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
Refleks muntah
X. Vagus
Bicara
Menelan
XI. Assesorius
Mengangkat bahu
Memalingkan kepala
XII. Hipoglosus
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
Pergerakan lidah
(+)
(+)
Artikulasi
(+)
(+)
Motorik
Sensibilitas
Fungsi Vegetatif
: baik
Extremitas :
G
B B
B B
RF
+2 +2
5 5
5 5
RP
+2 +42
Cl -/-
- -
DIAGNOSIS BANDING
- Susp. Tension type headace
- Susp. Migraine
- Susp. Medication over-use headache
DIAGNOSIS
RM.05.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Cephalgia
Cephalgia merupakan nyeri dikepala. Cepha berarti kepala dan ischialgia artinya nyeri.
Cephalgia atau nyeri kepala termasuk keluhan yang umum dan dapat terjadi akibat banyak sebab.
Sakit kepala adalah rasa sakit atau tidak nyaman antara orbita dengankepala yang berasal dari
RM.06.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
terdiri dari batang otak terdiri atas otak tengah, pons, dan medulla, serebelum, otak
depan(forebrain) yang terdiri atas diensefalon dan serebrum. 1
Diensefalon terdiri dari hipotalamus dan talamus. Serebrum terdiri dari nukleus basal dan
korteks serebrum. Masing-masing bagian otak memiliki fungsi tersendiri. Batang otak berfungsi
sebagai berikut: asal dari sebagian besar saraf kranialis perifer pusat pengaturan kardiovaskuler,
respirasi dan pencernaan, pengaturan refleks otot yangterlibat dalam keseimbangan dan postur,
penerimaaan dan integrasi semuamasukan sinaps dari korda spinalis; keadaan terjaga dan
pengaktifan korteks serebrum, pusat tidur. 1
RM.07.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
Selain saraf trigeminus terdapat saraf kranial VII, IX, X yang innervasi meatus auditorius
eksterna dan membran timpani. Saraf kranial IX menginnervasi rongga telinga tengah, selain itu
saraf kranial IX dan X innervasi faring dan laring.Servikalis yang terlibat dalam sakit kepala
adalah C1, C2, dan C3. Ramusdorsalis dari C1 menginnervasi ototsuboccipital triangle obliquus superior,obliquus inferior dan rectus capitis posterior major dan minor. Ramus dorsalis
dari C2 memiliki cabang lateral yang masuk ke otot leher superfisial posterior, Longissimus
capitis dan splenius sedangkan cabang besarnya bagian medial menjadi greater occipital nerve. 1
Saraf ini mengelilingi pinggiran bagian bawah dariobliquus inferior ,dan balik ke bagian
atas serta ke bagian belakang melalui semispinalis capitis yang mana saraf ini di suplai dan
masuk ke kulit kepala melalui lengkungan yang dikelilingi oleh superior nuchal linedan the
aponeurosis of trapezius. Melalui oksiput, saraf ini akan bergabung dengan saraf lesser occipital
yang mana merupakancabang dari pleksus servikalis dan mencapai kulit kepala melalui
pinggiran posterior dari sternokleidomastoid. Ramus dorsalis dari C3 memberi cabang lateral
kelongissimus capitisdansplenius. Ramus ini membentuk 2 cabang medial. 1
Cabang superfisial medial adalah nervus oksipitalis ketiga yang mengelilingi sendi C2-3
zygapophysial bagian lateral dan posterior. Daerah sensitif terhadap nyeri kepala dapat dibagi
menjadi 2 bagian yaituintrakranial dan ekstrakranial. Intrakranial yaitu sinus venosus, vena
korteks serebrum, arteri basal, duramater bagian anterior, dan fossa tengah serta fossa posterior.
Ektrakranial yaitu pembuluh darah dan otot dari kulit kepala, bagian dariorbita, membran
mukosa dari rongga nasal dan paranasal, telinga tengah dan luar,gigi, dan gusi. Sedangkan
daerah yang tidak sensitif terhadap nyeri adalah parenkim otak, ventrikular ependima, dan
pleksus koroideus.
E. Patofisiologi Cephalgia
Nyeri (sakit) merupakan mekanisme protektif yang dapat terjadi setiap saat bila ada
jaringan manapun yang mengalami kerusakan, dan melalui nyeri inilah, seorang individu akan
bereaksi dengan cara menjauhi stimulus nyeri tersebut.4
Rasa nyeri dimulai dengan adanya perangsangan pada reseptor nyeri oleh stimulus nyeri.
Stimulus nyeri dapat dibagi tiga yaitu mekanik, termal, dan kimia. Mekanik, spasme otot
merupakan penyebab nyeri yang umum karena dapat mengakibatkan terhentinya aliran darah ke
jaringan (iskemia jaringan), meningkatkan metabolisme di jaringan dan juga perangsangan
langsung ke reseptor nyeri sensitif mekanik. 4
RM.09.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
Termal, rasa nyeri yang ditimbulkan oleh suhu yang tinggi tidak berkorelasi dengan jumlah
kerusakan yang telah terjadi melainkan berkorelasi dengan kecepatan kerusakan jaringan yang
timbul. Hal ini juga berlaku untuk penyebab nyeri lainnya yang bukan termal seperti infeksi,
iskemia jaringan, memar jaringan, dll. Pada suhu 45 0C, jaringanjaringan dalam tubuh akan
mengalami kerusakan yang didapati pada sebagian besar populasi.4
Kimia, ada beberapa zat kimia yang dapat merangsang nyeri seperti bradikinin, serotonin,
histamin, ion kalium, asam, asetilkolin, dan enzim proteolitik.Dua zat lainnya yang diidentifikasi
adalah prostaglandin dan substansi P yang bekerja dengan meningkatkan sensitivitas dari free
nerve endings. Prostaglandin dan substansi P tidak langsung merangsang nyeri tersebut. Dari
berbagai zat yang telah dikemukakan, bradikinin telah dikenal sebagai penyebab utama yang
menimbulkan nyeri yang hebat dibandingkan dengan zat lain. Kadar ion kalium yang meningkat
dan enzim proteolitik lokal yang meningkat sebanding dengan intensitas nyeri yang sirasakan
karena kedua zat ini dapat mengakibatkan membran plasma lebih permeabel terhadap ion.
Iskemia jaringan juga termasuk stimulus kimia karena pada keadaan iskemia terdapat
penumpukan asam laktat, bradikinin, dan enzim proteolitik.4
Semua jenis reseptor nyeri pada manusia merupakan free nerve endings. Reseptor nyeri
banyak tersebar pada lapisan superfisial kulit dan juga pada jaringan internal tertentu, seperti
periosteum, dinding arteri, permukaan sendi, falks, dan tentorium. Kebanyakan jaringan internal
lainnya hanya diinervasi oleh free nerve endings yang letaknya berjauhan sehingga nyeri pada
organ internal umumnya timbul akibat penjumlahan perangsangan berbagai nerve endings dan
dirasakan sebagai slow-chronic-aching type pain.
Nyeri dapat dibagi atas dua yaitu nyeri akut (fast pain) dan nyeri kronik (slow pain). Nyeri
akut, merupakan nyeri yang dirasakan dalam waktu 0,1 detik setelah stimulus diberikan. Nyeri
ini disebabkan oleh adanya stimulus mekanik dan termal. Signal nyeri ini ditransmisikan dari
saraf perifer menuju korda spinalis melalui serat A dengan kecepatan mencapai 6-30 m/detik.
Neurotransmitter
yang
mungkin
digunakan
adalah
glutamat
yang
juga
merupakan
neurotransmitter eksitatorik yang banyak digunakan pada CNS. Glutamat umumnya hanya
memiliki durasi kerja selama beberapa milidetik.4
Nyeri kronik, merupakan nyeri yang dirasakan dalam waktu lebih dari 1 detik setelah
stimulus diberikan. Nyeri ini dapat disebabkan oleh adanya stimulus mekanik, kimia dan termal
tetapi stimulus yang paling sering adalah stimulus kimia. Signal nyeri ini ditransmisikan dari
saraf perifer menuju korda spinalis melalui serat C dengan kecepatan mencapai 0,5-2 m/detik.
Neurotramitter yang mungkin digunakan adalah substansi P.4
RM.010.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
Meskipun semua reseptor nyeri adalah free nerve endings, jalur yang ditempuh dapat
dibagi menjadi dua pathway yaitu fast-sharp pain pathway dan slow- chronic pain pathway.
Setelah mencapai korda spinalis melalui dorsal spinalis, serat nyeri ini akan berakhir pada relay
neuron pada kornu dorsalis dan selanjutnya akan dibagi menjadi dua traktus yang selanjutnya
akan menuju ke otak. Traktus itu adalah neospinotalamikus untuk
paleospinotalamikus untuk slow pain.4
Traktus neospinotalamikus untuk
mentransmisikan nyeri akibat stimulus mekanik maupun termal akan berakhir pada lamina I
(lamina marginalis) dari kornu dorsalis dan mengeksitasi second-order neurons dari traktus
spinotalamikus. Neuron ini memiliki serabut saraf panjang yang menyilang menuju otak melalui
kolumn anterolateral. Serat dari neospinotalamikus akan berakhir pada, area retikular dari batang
otak (sebagian kecil), nukleus talamus bagian posterior (sebagian kecil), kompleks ventrobasal
(sebagian besar). Traktus lemniskus medial bagian kolumn dorsalis untuk sensasi taktil juga
berakhir pada daerah ventrobasal.Adanya sensori taktil dan nyeri yang diterima akan
memungkinkan otak untuk menyadari lokasi tepat dimana rangsangan tersebut diberikan.
Traktus paleospinotalamikus untuk slow pain, traktus ini selain mentransmisikan sinyal dai
serat C, traktus ini juga mentransmisikan sedikit sinyal dari serat A. traktus ini , saraf perifer
akan hampir seluruhnya berakhir pada lamina II dan III yang apabila keduanya digabungkan,
sering disebut dengan substansia gelatinosa.Kebanyakan sinyal kemudian akan melalui sebuah
ataubeberapa neuron pendek yangmenghubungkannya dengan area lamina V lalu kemudian
kebanyakan serabut saraf iniakan bergabung dengan serabut saraf dari fast-sharp pain pathway.
Setelah itu, neuronterakhir yang panjang akan menghubungkan sinyal ini ke otak pada jaras
antero lateral. Ujung dari traktus paleospinotalamikus kebanyakan berakhir padabatangotak dan
hanya sepersepuluh ataupun seperempat sinyal yang akanlangsungditeruskan ke talamus.
Kebanyakan sinyal akan berakhir pada salah satu tiga area yaitu nukleus retikularis dari medulla,
pons, dan mesensefalon, area tektum dari mesensefalon, regio abu-abu dari peraquaductus yang
mengelilingi aquaductus Silvii. Ketiga bagian ini penting untuk rasa tidak nyaman dari tipe
nyeri.Dari area batang otak ini, multipel serat pendek neuron akan meneruskan sinyal kearah atas
melalui intralaminar dan nukleus ventrolateral dari talamus dan ke area tertentu dari hipotalamus
dan bagian basal otak.
F. Klasifikasi Cephalgia
RM.011.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
otot-
otot
kepala
dan
tengkuk
(M.splenius
kapitis,
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
banyak mengenai pasien wanita yaitu sebesar 71% sedangkan pada pria sebanyak 56%.
Biasanya mengenai umur 20 40 tahun.7
d. Klasifikasi Tension Type Headache (TTH)
Klasifikasi TTH adalahTension Type Headache
episodik
dan
TensionType
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
akan menstimulasi perifer danaktivasi struktur persepsi nyeri supraspinal lalu modulasi
nyeri sentral. Depresi danansietas akan meningkatkan frekuensi TTH dengan
mempertahankan sensitisasisentral pada jalur transmisi nyeri, (8) aktifasi NOS ( Nitric
Oxide Synthetase) dan NO pada kornu dorsalis.Pada kasus dijumpai adanya stress yang
memicu sakit kepala. Ada beberapa teori yang menjelaskan hal tersebut yaitu (1) adanya
stress fisik (kelelahan)akan menyebabkan pernafasan hiperventilasi sehingga kadar CO2
dalam darah16menurun yang akan mengganggu keseimbangan asam basa dalam darah.
Hal ini akanmenyebabkan terjadinya alkalosis yang selanjutnya akan mengakibatkan
ion kalsiummasuk ke dalam sel dan menimbulkan kontraksi otot yang berlebihan
sehinggaterjadilah nyeri kepala. (2) stress mengaktifasi saraf simpatis sehingga terjadi
dilatasi pembuluh darah otak selanjutnya akan mengaktifasi nosiseptor lalu aktifasi
aferengamma trigeminus yang akan menghasilkan neuropeptida (substansi P).
Neuropeptida ini akan merangsang ganglion trigeminus (pons). (3) stress dapat dibagi
menjadi 3tahap yaitualarm reaction,stage of resistance, dan stage of exhausted.6
Alarm reactiondimana stress menyebabkan vasokontriksi perifer yang
akan
akan
mengakibatkan
penumpukan
asam
laktat
sehingga
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
temporomandibular.
g. Pemeriksaan Penunjang Tension Type Headache (TTH)
Tidak ada uji spesifik untuk mendiagnosis TTH dan pada saat dilakukan pemeriksaa
neurologik tidak ditemukan kelainan apapun. TTH biasanya tidak memerlukan
pemeriksaan darah, rontgen, CT scan kepala maupun MRI.
h. Diferensial Diagnosa Tension Type Headache (TTH)
Diferensial Diagnosa dari TTH adalah sakit kepala pada spondilo-artrosisdeformans,
sakit kepala pasca trauma kapitis, sakit kepala pasca punksi lumbal,migren klasik,
migren komplikata,cluster headache, sakit kepala pada arteritistemporalis, sakit kepala
pada desakan intrakranial, sakit kepala pada penyakitkardiovasikular, dan sakit kepala
pada anemia.
i. Terapi Tension Type Headache (TTH)
Relaksasi selalu dapat menyembuhkan TTH. Pasien harus dibimbing untuk mengetahui
arti dari relaksasi yang mana dapat termasuk bed rest ,massage, dan atau latihan
biofeedback. Pengobatan farmakologi adalah simpel analgesia dan ataumuclesrelaxants.
Ibuprofen dan naproxen sodium merupakan obat yang efektif untuk kebanyakan orang.
Jika pengobatan simpel analgesia(asetaminofen, aspirin,ibuprofen, dll.) gagal maka
dapat ditambah butalbital dan kafein (dalam bentuk kombinasi seperti Fiorinal) yang
akan menambah efektifitas pengobatan.
Menurut consensus IX PERDOSSI , terapi farmakologis pada TTH 10
I.1 Pada serangan akut tidak boleh lebih dari 2 minggu
1. Analgetik: Aspirin 1000 mg/hari, Acetaminofen 1000
660-750 mg/hari,
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2. Anti anxietas
Baik pada pengobatan kronis dan preventif terutama pada penderita dengan komorbid
anxietas. Golongan yang sering dipakai benzodiazepine dan butalbutal , namun obat ini
bersifat adikktif.
j. Prognosis dan Komplikasi Tension Type Headache (TTH)
TTH pada kondisi dapat menyebabkan nyeri yang menyakitkan tetapi tidak
membahayakan.Nyeri
ini
dapat
sembuh
dengan
perawatan
ataupun
dengan
menyelesaikan masalah yang menjadi latar belakangnya jika penyebab TTH berupa
pengaruh psikis. Nyeri kepala ini dapat sembuh dengan terapi obat berupa
analgesia.TTh biasanya mudah diobati sendiri. Progonis penyakit ini baik, dan dengan
penatalaksanaan yang baik maka >90% pasien dapat disembuhkan.Komplikasi TTH
adalah rebound headache yaitu nyeri kepala yang disebabkan oleh penggunaan obatobatan analgesia seperti aspirin, asetaminofen, dan lain-lain yang berlebihan.6
k. Pencegahan Tension Type Headache (TTH)
Pencegahan TTH adalah dengan mencegah terjadinya stress denganolahraga teratur,
istirahat yang cukup, relaksasi otot (massage, yoga, stretching),meditasi, dan
biofeedback.
Jika
penyebabnya
adalah
kecemasan
atau
depresi
makadapat
RM.016.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
KESIMPULAN
Cephalgia atau nyeri kepala termasuk keluhan yang umum dan dapat terjadi akibat
banyak sebab yang membuat pemeriksaan harus dilakukan dengan lengkap.
Tension type headache merupakan sensasi nyeri pada daerah kepala akibat kontraksi
terusmenerus
otot-
otot
kepala
dan
tengkuk
(M.splenius
kapitis,
DAFTAR PUSTAKA
1. Chawla J. Tension Type Headache: Differential Diagnoses & Workup. Diunduh dari :
http://emedicine.medscape.com/article/1142556-diagnosis.
2. Harsono. Kapita Selekta Neurologi. Ed. Ke-2. FKUGM : Yogyakarta, 2009.
3. ISH Classification ICHD II ( International Classification of Headache Disorders). Diunduh
dari http://hisclassification.org/_downloads/mixed/ICHD-IIR1final.doc
4. Lindsay, Kenneth W,dkk. Headache Neurology and Neurosurgery Illustrated. London:
Churchill Livingstone.2004.66-72.ISH Classification ICHD II ( International Classification
of Headache Disorders) available at : http://ihs-classification.org/_downloads/mixed/ICHDIIR1final.doc
5. Ropper, A. H., & Brown, R. H. (2005). Adams and Victor Principles of Neurology, Eight
Edition. New York : Mc Graw Hill.
6. Sjahrir Hasan, dkk. Konsensus Nasional IV Diagnostik dan penatalaksanaan Nyeri Kepala
2013. Surabaya : Airlangga University Press.2013
.
RM.017.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
Co-Assisten,
RM.018.