Anda di halaman 1dari 14

PERENCANAAN PENERAPAN SISTEM OUTSORCHING PADA SERE

DEPARTMENT SERTA PERMASALAHAN PENGEMBANGAN


SUMBER DAYA MANUSIA DI PT XYZ

DISUSUN OLEH:
IIS SUGIYANTO
TRI KARSADI YANTO

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2015

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Perkembangan perekonomian di Indonesia yang menuntut perusahaan
manufaktur untuk selalu mampu bersaing dalam persaingan global. Tuntutan
untuk menghasilkan produk yang berkualitas dan mutu yang selalu terjamin
membuat perusahaan harus berpikir keras untuk memiliki sumber daya manusia
yang berkualitas. Sumber daya manusia merupakan asset yang harus dijaga dan
dikembangkan dengan baik oleh perusahaan.
Persaingan yang semakin ketat menuntut perusahaan untuk lebih fleksibel
dalam merespon permintan pasar. Strategi outsourcing merupakan salah satu
bentuk fleksibilitas yang perlu dipertimbangkan. Berbagai manfaat dari strategi ini
membuat perkembangan outsourcing semakin meluas, tidak hanya pada jumlah
transaksi yang terjadi, melainkan juga aktivitas yang dilakukan. Adanya
keuntungan kebijakan serta merta diikuti dengan berbagai kekurangannya.
Banyaknya pemikiran yang beredar pada masyarakat bahwa system outsourcing
hanya akan merugikan karyawan, tidak adanya kejelasan akan masa depan
karyawan membuat karyawan selalu menentang kebijakan outsourcing yang
dilakukan perusahaan.
Dalam analisa mengenai studi kasus ini, peneliti berusaha untuk menganalisa
mengenai rencana penerapan strategi outsourcing pada Departemen SERE (Safety,
Environment & Real Estate) di PT XYZ serta menganalisa pengembangan sumber
daya manusia yang telah dilakukan pada PT XYZ

B. Rumusan Masalah
Secara rinci permasalahan yang ingin dikaji pada penelitian ini dirumuskan dalam
beberapa pertanyaan berikut:
1. Bagaimana perusahaan memperoleh manfaat dari strategi penerapan
outsourcing sumber daya manusia pada sere department di PT XYZ ?
2. Bagaimana karyawan memperoleh manfaat dari strategi penerapan
outsourcing sumber daya manusia pada sere department di PT XYZ ?
3. Seperti apa pengembangan sumber daya manusia yang dilakukan PT
XYZ?

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Definisi Outsourcing
Istilah outsourcing dari kata out dan source yang berarti sumber dari
luar, merupakan pendekatan manajemen yang memberikan kewenangan pada
sebuah agen luar (pihak ketiga) untuk bertanggung jawab terhadap proses atau
jasa yang sebelumnya dilakukan oleh perusahaan. Bisa juga didefinisikan sebagai
membeli barang atau jasa yang sebelumnya disediakan secara internal (Swink,
1999; Smith et al, 1996; Lankford and Parsa, 1999; Elmuti and Kathawala, 2000;
dalam Franceschini et al., 2003). Ada dua actor pokok dalam proses outsourcing,
yakni outsourced dan outsourcer. Yang pertama menunjuk pada perusahaan
yang menyerahkan pekerjaan, yang kedua merupakan perusahaan yang menerima
pekerjaan (Saunders and Gebelt, 1997 dalam Franceschini et al., 2003). Sebutan
berbeda digunakan oleh Harland et al. (2005) yakni outsourcer dan
outsourcee. Outsourcer menunjuk pada perusahaan yang mempunyai
wewenang dalam bisnis tersebut, dan outsourcee merupakan perusahaan yang
diberi wewenang mengelolanya.

B. Dasar teori outsourcing


Ada beberapa teori yang digunakan untuk menjelaskan outsourcing
(Rebernik and Barbara, 2006). Dasar konseptual yang paling banyak dipakai
adalah theory of transaction cost analysis Williamsons, 1975 (dalam McIvor,
2000) yang mengkombinasikan teori ekonomi dan teori manajemen untuk

menentukan tipe hubungan yang terbaik dalam rangka mengembangkan


perusahaan menghadapi perubahan pasar. Teori ini meletakkan dasar-dasar
pembelian dengan menggunakan suatu analisis terhadap factor-faktor yang
menentukan pemilihan internal atau eksternal perusahaan. Konsep analisis biaya
transaksi adalah bahwa sifat suatu transaksi menentukan pengelolaan yang efisien,
berorientasi pasar, secara hirarki, atau aliansi. Alternatif teori lain untuk
memahami batas perusahaan adalah resource-based view. Hal didasarkan pada
pemahaman bahwa perusahaan adalah keseluruhan asset yang unik dan
merupakan sumber yang dapat menciptakan keunggulan komtetitif. Sumbersumber internal merupakan pendorong utama dari profitabilitas dan keunggulan
strategi perusahaan (Barney, 1991). Teori yang ketiga adalah agency theory, yang
berkenaan dengan masalah yang timbul dari adanya saling hubungan antara
principal dan agen. Isu sentralnya adalah bagaimana mendapatkan agen
(karyawan, subkontraktor, manager) untuk melaksanakan kegiatan yang sesuai
dengan kepentingan principal (perusahaan, kontraktor dan pemilik)
ketika agen mempunyai suatu keunggulan informasi lebih dari principal dan
mempunyai kepentingan yang berbeda (Eisenhardt, 1987).

C. Tipe Outsourcing
Menurut Komang dan Agus (2008) tipe outsourcing dibedakan menjadi dua
kelompok yaitu Business Process Outsourcing dan Outsourcing Sumber Daya
Manusia.
1. Business Process Outsourcing (BPO), jika di Indonesia dikenal dengan
pemborongan pekerjaan. Outsourcing jenis ini mengacu pada hasil akhir yang

dikehendaki. Jika sebuah perusahaan manufaktur ingin mengalihkan penjualan


produknya pada perusahaan lain, maka pembayaran kompensasinya berupa
jumlah unit yang terjual.
2. Outsourcing Sumber Daya Manusia. Outsourcing ini mengacu pada kebutuhan
penyediaan dan pengelolaan sumber daya manusia. Untuk contoh di atas,
perusahaan manufaktur akan bekerja sama dengan perusahaan outsourcing
(vendor) yang memberikan jasa penyediaan dan pengelolaan tenaga penjual.
Kompensasi kepada vendor berupa management fee sesuai kesepakatan.

D. Manfaat dan resiko outsourcing


Banyak alasan dikemukakan dalam mengambil keputusan untuk melakukan
strategi outsourcing. Berbagai manfaat yang diperoleh merupakan hal yang sering
ditonjolkan, meski tentu saja banyak resiko yang harus dihadapi. Kremic et al.
(2006) telah melakukan studi literatur terhadap isi lebih dari 200 publikasi dan
hasilnya tidak berbeda dengan yang dikemukakan oleh Embleton dan Wright,
(1998) seperti berikut:
1. Penghematan biaya (cost saving). Bisa terjadi karena vendor lebih fokus
mengelola aktifitas yang dibutuhkan oleh outsourced. Rata-rata perusahaan
merealisasikan 9 persen penghematan biaya dan 15 persen peningkatan
kapasitas dan kualitas melalui outsourcing (Anonymous, 1996c dalam
Embleton dan Wright, 1998).
2. Penghematan waktu (time saving). Lebih dari sepertiga (37 persen)
perusahaan yang disurvei menyatakan bahwa penghematan waktu merupakan
pertimbangan utama.

3. Biaya tersembunyi (hidden cost). Banyak organisasi mempunyai biaya


tersembunyi yang tidak diketahui sampai dilakukannya strategi outsourcing.

4. Aktifitas inti (core activity). Jika perusahaan ingin fokus pada aktifitas inti,
maka pengurangan aktifitas yang lain untuk diserahkan kepada pihak luar
merupakan pilihan yang harus diambil.
5. Pemasukan kas (cash infusion). Karena ada aktifitas yang diserahkan pada
pihak luar, maka akan ada fasilitas atau aset yang dijual, sehingga memberikan
pemasukan uang kas.
6. Ketersediaan bakat (talent availability). Outsourcing menyediakan akses untuk
memperoleh sumberdaya yang berbakat yang tidak bisa disediakan
perusahaan.
7. Rekayasa ulang (re-engineering). Bekerjasama dengan vendor membuat
manajer berkesempatan mengevaluasi proses bisnis mereka.
8. Budaya korporat (corporate culture). Vendor mungkin mempunyai budaya
harmonis yang cocok dengan budaya perusahaan. Meskipun begitu untuk
melakukan perubahan perlu diperhatikan timbulnya pergolakan yang mungkin
terjadi.
9. Fleksibilitas yang lebih besar (greater flexibility). Melalui kerjasama dengan
vendor perusahaan lebih leluasa menerima permintaan pelanggan baik waktu
maupun jumlah, dan mengalokasikan sumberdaya yang dimiliki.
E. Pengertian Pengembangan Sumber Daya Manusia

Pengembangan sumber daya manusia adalah suatu upaya untuk


mengembangkan kualitas atau kemampuan sumber daya manusia melalui
proses perencanaan pendidikan, pelatihan dan pengelolaan tenaga atau
pegawai untuk mencapai suatu hasil optimal.
Armstrong (1997:507) menyatakan: Pengembangan sumber daya manusia
berkaitan dengan tersedianya kesempatan dan pengembangan belajar,
membuat

program-program

training

yang

meliputi

perencanaan,

penyelenggaraan, dan evaluasi atas program-program tersebut.


McLagan dan Suhadolnik (Wilson, 1999:10) mengatakan: Pengembangan
sumber daya manusia adalah pemanfaatan pelatihan dan pengembangan,
pengembangan karir, dan pengembangan organisasi, yang terintegrasi antara
satu dengan yang lain, untuk meningkatkan efektivitas individual dan
organisasi.
Jadi dapat disimpulkan Pengembangan sumber daya manusia adalah suatu
kegiatan yang terencana dan terintegrasi antara satu dengan yang lain, yang
diadakan oleh suatu organisasi dalam hal pelatihan dan pengembangan
pegawai untuk mencapai tujuan organisasi tersebut.
F. Tujuan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Tujuan pengembangan smber daya manusia mempunyai dua dimensi yaitu
dimensi individual dan dimensi institusional atau organisasional. Tujuan yang
berdimensi individual mengacu kepada sesuatu yang dicapai oleh seorang
pegawai. Tujuan berdimensi institusional mengacu kepada apa yang dapat
dicapai oleh institusi atau organisasi sebagai hasil dari program-program
pengembangan sumber daya manusia.

Secara umum tujuan pengembangan sumber daya manusia adalah untuk


memastikan bahwa organisasi mempunyai orang-orang yang berkualitas untuk
mencapai tujuan organisasi untuk meningkatkan kinerja dan pertumbuhan
(Armstrong, 1997:507).
Tujuan tersebut di atas dapat dicapai dengan memastikan bahwa setiap orang
dalam organisasi mempunyai pengetahuan dan keahlian dalam mencapai
tingkat kemampuan yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan mereka
secara efektif. Selain itu perlu pula diperhatikan bahwa dalam upaya
pengembangan sumber daya manusia ini, kinerja individual dan kelompok
adalah subjek untuk peningkatan yang berkelanjutan dan bahwa orang-orang
dalam

organisasi

dikembangkan

dalam

cara

yang

sesuai

untuk

memaksimalkan potensi serta promosi mereka.

BAB III
HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Perusahaan


PT XYZ di Indonesia telah beroperasi sejak tahun 1973, dimulai dengan
pembukaan Gerinoffice Merlin di Jakarta untuk memasarkan produk listrik
dengan merek, Merlin Gerin. Sekarang, perusahaan menawarkan berbagai produk
listrik, integrated solution dan layanan kepada pelanggan yang meliputi energi
dan infrastruktur. Penyediaan MV & LV distribusi listrik, controland otomasi
industri produk dan aksesoris pengkabelan. PT XYZ memiliki catatan terbukti

sebagai pemasok, dapat diandalkan kompeten dan mitra bagi pemerintah, sektor
swasta dan domestik selama bertahun-tahun dengan prestasi yang sangat baik
untuk proyek-proyek besar.
Adanya komitmen dari manajemen perusahaan yang jelas, membuktikan suatu
visi ke depan akan arah perusahaan. Komitmen tersebut dikatakan akan secara
konstan berusaha memelihara dan meningkatkan kepercayaan pelanggan
berdasarkan pada hubungan yang abadi dimana tujuan dari PT XYZ adalah untuk
menyediakan barang dan jasa yang memenuhi kebutuhan pelanggan sesuai dengan
kesepakatan kontrak sesuai dengan ketentuan dan perundangan yang berlaku,
berdasarkan pada suatu pendekatan kemajuan dan kebijakan perbaikan yang
berkesinambungan. Sedangkan selain itu misi yang akan dicapai adalah "dengan
posisi di daerah seperti potensi tinggi sebagai manajemen energi pintar dan pasar
negara berkembang, PT XYZ akan mempercepat penciptaan nilai secara abadi."

B. Pembahasan
1. Manfaat yang diperoleh perusahaan dari penerapan outsourcing sumber
daya manusia pada sere department
Kremic et al. (2006) telah melakukan studi literatur terhadap isi lebih dari 200
publikasi dan hasilnya tidak berbeda dengan yang dikemukakan oleh
Embleton dan Wright, (1998) seperti berikut:
a) Penghematan biaya (cost saving). Bisa terjadi karena vendor lebih fokus
mengelola

aktifitas

yang

dibutuhkan

oleh

outsourced.

Rata-rata

perusahaan merealisasikan 9 persen penghematan biaya dan 15 persen

peningkatan kapasitas dan kualitas melalui outsourcing (Anonymous,


1996c dalam Embleton dan Wright, 1998).
PT XYZ yang sedang gencar melakukan efisiensi, melalui perencanaan
penerapan program outsourcing pada sere departemen ini berharap dapat
memangkas beberapa cost yang harus dikeluarkan mulai dari perekrutan
karyawan, pengembangan karyawan hingga mungkin untuk uang
pesangon. Dengan adanya penerapan outsourcing, PT XYZ tidak perlu
mengeluarkan biaya lebih untuk perekrutan dimana perusahaan tersebut
cukup mempercayakan kepada vendor yang telah ditunjuk sebagai
penyedia jasa.
b) Penghematan waktu (time saving). Lebih dari sepertiga (37 persen)
perusahaan yang disurvei menyatakan bahwa penghematan waktu
merupakan pertimbangan utama.
Proses perekrutan yang kadang memakan waktu cukup lama berbanding
terbalik dengan kebutuhan karyawan yang bersifat urgent. PT XYZ akan
diuntungkan ketika menerapkan sistem outsourcing karena tidak akan
memerlukan waktu yang lama dalam proses perekrutan karyawan pada
department sere. Cukup berkomunikasi dengan vendor, maka karyawan
yang dibutuhkan akan segera didapatkan.
c) Aktifitas inti (core activity). Jika perusahaan ingin fokus pada aktifitas inti,
maka pengurangan aktifitas yang lain untuk diserahkan kepada pihak luar
merupakan pilihan yang harus diambil.
Kegiatan pada SERE department pada PT XYZ memang tidak berkaitan
dengan proses produksi secara langsung dan keberadaannya dianggap

10

tidak cukup vital. Sehingga atas dasar pertimbangan tersebut, untuk lebih
focus pada aktifitas inti perusahaan yang lebih mengutamakan pada hal
yang berhubungan langsung dengan proses produksi PT XYZ berencana
untuk menyerahkan sumber daya manusia yang ada pada departemen sere
sepenuhnya di sediakan oleh vendor penyedia jas outsourcing.
d) Fleksibilitas yang lebih besar (greater flexibility). Melalui kerjasama
dengan vendor perusahaan lebih leluasa menerima permintaan pelanggan
baik waktu maupun jumlah, dan mengalokasikan sumberdaya yang
dimiliki.
Turnover karyawan yang sulit untuk diprediksi, terkadang merugikan
perusahaan yang diharuskan mengeluarkan effort lebih dalam proses
perekrutan karyawan.

Dengan menggunakan vendor outsourcing, PT

XYZ diuntungkan karena tidak perlu dipusingkan dengan turnover


karyawan yang tinggi.

PT XYZ dapat meminta vendor untuk

menyediakan sumberdaya yang memiliki potensi sesuai.

2. Manfaat yang diperoleh karyawan memperoleh manfaat dari strategi


penerapan outsourcing sumber daya manusia pada sere department di PT
XYZ
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada karyawan yang
berpengalaman menjadi karyawan outsourcing, meskipun banyak keluhan,
namun mereka masih merasakan manfaat dari strategi tersebut. Dengan
system outsourcing ini mereka terbantu untuk cepat memperoleh pekerjaan
dalam kondisi yang sulit dewasa ini.

11

Sistem ini merupakan batu loncatan untuk memperoleh pekerjaan yang


diinginkan dan memberikan pengalaman yang berharga. Terutama untuk
karyawan outsourcing yang mempunyai masa kerja lebih lama (lebih dari satu
tahun) merasa tidak mempunyai beban yang berat untuk mengembalikan
sejumlah uang bila keluar dari pekerjaan ketika memperoleh pekerjaan yang
lebih baik. Memang dalam klausul kontrak menunjuk kewajiban pembayaran
sejumlah uang bila dalam waktu kontrak keluar dari pekerjaan, namun dalam
praktek tidak pernah dipermasalahkan. Bahkan ada yang merasa bahwa
system outsourcing sebenarnya bisa memotivasi karyawan untuk bekerja lebih
baik karena mereka mengharapkan untuk menjadi karyawan tetap dengan
bekerja sebaik-baiknya.

3. Pengembangan sumber daya manusia yang dilakukan PT XYZ.


Pengembangan sumber daya manusia yang dilakukan pada PT XYZ salah
satunya adalah program e-learning. Program tersebut menjadi salah satu
program yang digunakan sebagai target perusahaan dimana setiap karyawan
ditargetkan minimal berpartisipasi dalam program e-learning selama 5
jam/tahun.
PT XYZ bekerja sama dengan salah satu vendor penyedia jasa program elearning. Melalu program pengembangan ini, PT XYZ mengharapkan para
karyawannya tetap mampu melakukan pembelajaran guna mengembangkan
potensi dirinya.

12

Secara umum tujuan pengembangan sumber daya manusia adalah untuk


memastikan bahwa organisasi mempunyai orang-orang yang berkualitas untuk
mencapai tujuan organisasi untuk meningkatkan kinerja dan pertumbuhan
(Armstrong, 1997:507).
Namun pada kenyataan dilapangan, target waktu yang hanya 5jam/tahun
sangat kurang, banyak karyawan yang telah menyelesaikan waktu lebih dari 5
jam namun mereka tidak memperoleh apa-apa. Penerapan e-learning pada
kenyataannya tidak sesuai dengan tujuan meningkatkan potensi karyawan, elearning dilakukan hanya untuk mencapai target yang ditetapkan perusahaan
saja.

13

Anda mungkin juga menyukai